NovelToon NovelToon

Aku Sangat Membencimu Ayah

kepergian bunda

"Bunda .....,bangun Bunda jangan tinggal kan kami Bunda" Rio menjerit histeris dari kamar bunda kami .

Aku pun berlari kencang biar sampai ke dalam rumah dan ku letakkan saja bahan belanjaan tadi di atas meja dgn sembarangan.

"Rio....,ada apa ,Rio ..!,"aku menjerit memanggil nama rio yg terus menangis dan memeluk tubuh bunda kami yg sudah  tak bergerak lagi.

"Kak ayu ...bunda kak ,bunda sudah tak bergerak lagi ,"ratap Rio sambil menggoyangkan tubuh ibu kami .

Bagai di sambar petir aku pun terpaku di tempat ku berdiri.

"Tidak ,tidak mungkin kan Rio, ibu hanya tidur ajakan Yo," kata ku sambil berlutut dan memeluk Nina si bungsu kami .

"Tidak kak bunda ,bunda udah tak ada lagi,"kata Rio terbata bata

"Hu..hu..hu.." Rio menangis sejadi jadinya.

Dunia ku rasanya gelap seketika ,dan tulang - tulang di tubuhku mau lepas mendengar berita yg mengejutkan ku

"Ayah mana Rio ,ayah mana !," aku berteriak sama Rio sambil mengguncang tubuhnya.

"Aku tak tau kak ,pas Rio pulang ayah tak ada di rumah, hu...hu...hu.."kata Rio sambil menangis.

Aku pun menangis meraung di depan jenazah bunda ku ,"ya Allah kenapa cepat kau ambil bundaku huhu..huhu..,"ayu menangis di sesenggukan di samping jenazah bundanya.

Dengan tiba - tiba ayu berdiri .menghapus air matanya ",Rio tolong kau jaga Nina kakak mau mencari ayah dulu ",

Ayu pun berlari tanpa perduli jeritan Rio dan Nina

"Kakak ...,kak ayu ..kakak," jerit mereka berdua.

Tanpa perduli aku keluar dari rumah dengan perasaan hancur dan sedih menjadi satu.

"Aku harus menemui ayah ,ayah memang keterlaluan ,huhu..huhu..,"tangisku sambil berlari  mencari keberadaan ayah ku

****

Di rumah ku ,telah ramai para pelayat datang untuk mengantarkan bunda ke tempat peristirahatan nya yg terakhir,

Rumah petak yg tak terlalu besar itu udah penuh di datangi oleh para tetangga yg mau mengucapkan belasungkawa kepada keluarga kami.

Lantunan ayat suci dan tangisan Nina saling bersahutan mengiringi kepergian bunda ku menghadap NYA

Ku pacu langkahku setengah berlari mencari keberadaan ayah ku aku tak perduli dengan panggilan bang Dino yg terus mengikuti ku

"Ayu ...,ayu ..., tunggu ,kau mau kemana?," bang Dino terus memanggil dan mengejar ku.

Pemuda hitam manis yg memiliki lesung pipi itu terus mengejar ku sambil berteriak.

Aku tak memperdulikannya ,yg ada dalam pikiran ku   aku  harus menemui ayah

.

Tiba di persimpangan gang mataku terpaku melihat sepasang manusia sambil berpegangan tangan bercanda tawa tanpa menghiraukan orang sekitarnya.

"Ayah.....,ayah..," teriak ku

rasa di dalam dadanya tak sanggup ku pendam lagi ,ku keluarkan dengan menjerit memanggil ayahku sambil menangis meraung raung

"Hu...hu..hu...,pulang yah", kata ku sambil terisak

kakiku rasanya lemas tak sanggup menopang tubuhku,dan aku terduduk lemas di tanah menghadap ayahku.

"Ayu!..,apa-apaan kau ini bangun ayok bangun," ayah menarik tangan ku dengan kesal.

Tapi aku tak sanggup untuk berdiri dan ayah terus menarik ku

"Ayah ,bunda yah ,"aku terus menyebut nama bunda sambil menangis.

"Iy kenapa dengan bundamu dia masih tergolek kan di tempat tidur",kata ayah tanpa perasaan.

"Bunda udah tak ada yah ,ayok pulang yah".ayu  menangis sambil memohon kepada ayahnya supaya pulang.

"Yu ...,pulang yok kasian adik-adik adikmu menunggu dan jenazah bunda harus segera di mandikan,"bang Dino merayu supaya aku mau pulang.

Ku tepis tangan bang Dino yang hendak menarik ku pulang.

"Tidak bang aku harus bawa ayah pulang,"kata ku kesal sambil menatap marah kepada ayahku.

"Dino !bawa pulang si ayu buat ribut dan malu aja dia ,"bentak ayah sambil menunjukku.

"Ayah!! di mana hati nurani ayah ,bunda udah meninggal apa tidak ada terbersit dihati ayah untuk melihat bunda yang terakhir kali nya !," kata ku marah

aku terus menangis menumpahkan kekesalan di hatiku.

Hatiku sangat sakit dan kesal melihat ayah terus berpegangan tangan dengan tante Mira tanpa ada malunya.

Tante Mira adalah mantan ayah dahulu yg putus karena Tante Mira pindah ke kota mengikuti ku tugas ayahnya .

Dan mereka putus kontak  dan tidak bisa berkomunikasi lagi.

Di kota Tante Mira di jodohkan dengan anak teman ayahnya yg mempunyai toko pakaian anak-anak dan dewasa.

Dan ayah masih menetap dikampung dan bertemu dengan bunda kami yg sama -sama   bekerja sebagai buruh kasar di perusahan  makanan ringan.

********

"Kalau mati ,mati aja gitu aja kok repot ,buat susah aja ,"kata ayah tanpa ada perasaan sambil meninggalkan ku pergi.

"Ayah....,ayah...,"aku meraung memanggil ayah yg berlalu pergi dengan tante Mira.

"Bunda....,bunda....,maafkan ayu....hu...hu..,"

Aku terus menangis melihat kepergian ayah entah mau kemana perginya.

Pria berlesung pipi itu datang menghampiriku sambil berjongkok mengajakku pulang.

"Yu..,pulang yok kasian yg dirumah sudah menunggu mu ,"kata mas Dino sambil menuntun ku.

Hatiku hancur dan sedih melihat ayu terpuruk dalam kesedihan yg mendalam.

Gadis yg berkulit kuning Langsat itu sangat terpukul atas kepergian bunda nya dan tak keperdulian sang ayah.

Ingin aku menjaganya dengan segenap jiwaku tapi belum ada keberanian diri untuk mengatakannya.biarlah sementara ku pendam sendiri perasaan ini.

**********

"Yu.", bang Dino memanggil ku dengan lembut

"Kita pulang yuk," sekali lagi dia meminta ku pulang .

"Apa salah kalau aku membenci ayahku bang",

Kataku pada bang Dino.

"Yu...,yg sabar iy ini semua cobaan pasti kamu bisa menghadapi ini semua.,"

"Kamu wanita hebat dan kuat,ayahmu pasti pulang, mungkin ayahmu masih syok dan perlu nenangin diri.,"dengan sabar bang Dino menyemangatiku.

"Iya ,tapi bukan itu caranya bang dia menggandeng wanita lain ditengah bundaku baru meninggal dimana perasaannya bang_",kataku dengan emosi.

"Ssstt,udah sekarang kita pulang dulu iy kasian yg dirumah" ,bang Dino terus membujukku.

"Bang Dino duluan aja nanti aku nyusul."kata ku lesu.

"Tidak yuk,kita jalan bareng aja Abang takut kamu napa- Napa di jalan."kata nya lagi

Akhirnya kami melangkah pulang dengan perasaan hampa.

"Assalamualaikum,"ku langkahkan kaki ku mendekati tubuh yg sudah kaku dan tak bergerak lagi ,air mataku tak henti hentinya mengalir di pelupuk mataku.

"Waalaikum salam," sambut orang pelayat yg masih ada di rumahku.

_Yu .., kamu dari mana aja yg lain pada cariin kamu ,"tegur pakde Budi

Tapi aku hanya diam saja,tak sanggup untuk menjawab nya.

"Kak mana ayah kak",tanya Rio sambil menggoyang tanganku,aku hanya menggeleng dengan lesu.

"Memang keterlaluan si Agus ini  apa tidak tau dia kalau istrinya udah meninggal ,"geram pakde budi sambil mengepalkan tangannya.

Dan bude Rani pun mengelus pelan tangan suaminya untuk memberi kesabaran,

"Sabar mas mungkin aja si Agus lagi jalan pulang," kata bude Rani memberi pengertian pada suami nya.

"Halah emangnya kerjaan dia jauh dari rumah ! Tidak Kan ,"emosi pakde budi.

"Sudah -sudah malu didengar orang ,_bisik bude Rani ke pakde.

" Yu.,apakah almarhumah udah bisa kita mandikan kasian lama -lama di biarin," tegur mbok asih Bilal mayat di kampung kami.

" Iya mbok ,silahkan aja ,"ucapku dengan lesu.

kenangan bunda

Angin sore berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan bunga Kamboja di sekitaran pusara bunda.

Ku elus dengan lembut papan kayu atas nama wulandari dengan hati yg nelangsa.

"Bunda selamat jalan iy,bunda udah tidak ngerasain sakit lagi sekarang

Ayu akan jaga adik-adik dengan baik bunda yg tenang di sana iy ,"ucapku sambil mencium kepala kedua adikku.

Di sampingku masih setia bang Dino berdiri menemaniku.

"Ayu kita pulang ya,hari  sudah hampir gelap dan entar lagi akan ada penggajian di rumah untuk bunda kita pulang iy."kata Dino mengajak ku untuk pulang

Aku pun menuruti perkataan bang Dino dengan berat hati kami berempat melangkah meninggalkan pusara bunda sambil sesekali melihat nya ke belakang.

********

Setelah acara pengajian selesai semua orang telah pulang kerumahnya masing-masing.

Sepi,senyap dan hampa rumah yg kurasa .

Ku Sapu pandanganku ke penjuru rumah  mencari suara yg selalu memanggil ku ,tapi suara itu tak akan pernah kudengar lagi.

Ku buka pintu kamar bunda hanya tempat tidur usang yg hanya ku dapat ,air mataku pun tak dapat ku bendung bak air sungai mengalir dengan deras di pipiku.

Ku hapus air mataku ketika ada yg mengetok pintu rumah kami.

Tok,tok,tok

"Assalamualaikum yu ,ayu"

"Waalaikum salam , pakde mari masuk pakde",

Ku persilahkan pakde budi masuk  ke dalam rumah reyot ku.

"Ayah mu udah pulang yu, pakde mau ngomong sama dia,"tanya pakde sambil mata nya mengitari isi rumah ku.

"Belum pakde," kataku lesu .

"Kemana dia sebenarnya ,memang tak ada pikiran nya dia itu," geram pakde.

"Udahlah pakde biarkan aja," ucapku lesu

Pakde lalu melihat wajahku dengan  tatapan heran

"Tunggu - tunggu biarin aja maksudnya gimana ini," desak pakde Dengan wajah serius.

"Apa kamu tahu sesuatu yu tentang ayahmu,coba jelaskan sama pakde," desak pakde sambil menatap ku dengan tajam.

"A -e.. anu pakde tak ada apa- apa kok ," kata ku sambil ku remas ujung bajuku

Aku takut kalau Pakde tau kelakuan ayah dia akan mengamuk dan berakibat fatal pada kesehatan nya.

Pakde budi mempunyai riwayat sakit jantung yg udah mulai parah ,makanya aku tak berani menceritakan kelakuan ayah sama beliau.

Aku takut jantungnya akan kumat lagi dan aku yg salahkan oleh bude Rani ,

Karena memang bude Rani kurang menyukai keluarga kami ,karena dia beranggapan kami selalu menyusahkan suami nya aja  .

Pada hal bunda adalah adik pakde satu - satunya ,tapi bude Rani kurang menyukai bunda kami.

*******

"Ayu jawab Jagan a i u ,a i u aja apa yg kau ketahui tentang si Agus bapakmu itu ,"desak pakde sambil menggoyang tanganku.

"Tak ada pakde tak ada apa - apa kok benar,"kata ku berdusta.

"Bohong! Pasti kamu bohong sama pakde kan nak,pakde ini juga orang tuamu lho nak cerita kan aja apa yg jadi masalah mu pakde pasti dengarin semuanya ,"

"Iya lho pakde tak ada apa-apa,mungkin aja ayah ada keperluan lain makanya tak pulang waktu pemakaman bunda ,"bohongku sambil tersenyum samar.

"Oh Ya pakde mbak Dinda kapan selesai kuliahnya dan pulang lagi ke sini,"

Aku mengalihkan pembicaraan supaya pakde tak memikirkan masalah tadi lagi.

"Insya Allah bulan depan dia selesai dan pulang kemari lagi," kata pakde sambil tersenyum

"Wah senangnya ya pakde mbak Dinda udah mau jadi sarjana," jawabku.

"Amin ,doakan aja ya yu semoga di lancarkan ,"

"Amin pakde Amin ,"balasku sambil tersenyum.

"Oh Ya sampai lupa tadi pakde ke mari mau antar makanan ini ada nasi goreng pasti kalian belum makan kan.ni makan mana adik-adik mu panggil mereka makan dulu baru tidur ,"ujar pakde.

Ku ambil nasi goreng yg di bawa pakde dan membangunkan Rio dan Nina yg memang sudah tertidur karena kelelahan.

"Yu pakde pulang dulu iy ,udah malam nanti takut bude mu ke carian ."

"Iya pakde hati-hati dijalan dan sekali lagi makasih pakde ."kata ku sambil mengantar pakde ke depan pintu.

"Iy sama-sama ,macam sama siapa aja ",sahut pakde budi sambil tersenyum.

**********

Malam berganti dengan pagi yg sejuk ,matahari masih malu-malu mengintip di sela - sela dedaunan yg tertimpa hujan tadi malam.

Angin pagi berhembus sepoi-sepoi menyapu wajahku melalui jendela yg ku buka lebar-lebar.

Kurasakan angin membelai wajahku dengan lembut dan membawa kesedihanku pergi bersamanya.

Ku langkahkan kakiku mendekati kamar bunda

Dan membuka kamarnya

"Bunda udah bangun ,"panggil ku sambil membuka pintu kamarnya.

"Astagfirullah" aku beristighfar dalam hati aku tidak ingat kalau bunda ku sudah tidak ada ada lagi.

Tanpa komando air mataku bercucuran membasahi pipiku.

Ku melangkah masuk ke kamar bunda dan mengusap kasur tempat dia beristirahat sambil menyeka air mataku yg terus mengalir bak air sungai.

                ***********

       Flash back 

Kicau burung menyambut mentari di ufuk timur,semilir angin pagi berhembus sepoi-sepoi menyapu dedaunan yg tertimpa hujan tadi malam.

Kubuka jendela kamar ibu supaya hawa pagi masuk dan berganti dgn hawa pengap bau obat-obatan ibu,

"Bu,sarapan dulu dan jgn lupa minum obatnya",ku letakkan roti sepotong dan air hangat untuk ibu makan .

Wanita setengah baya itu membuka matanya dan menatap ku dgn mata berkaca -kaca.

"Ayu",suara lirihnya memanggil ku

"Iy Bun ada apa," sambil ku pegang tangan nya.

"Bunda minta maaf iy nak,"

"Untuk apa bunda minta maaf,bunda tak buat salah apa-apa kok sama ayu," kata ku sambil menatap wajah nya yang pucat akibat sakit yang di deritanya.

"Iy tapi bunda buat ayu susah buat ayu repot  ,bunda minta maaf iy nak," bunda berbicara sambil menangis

"Bunda ,bunda jangan bicara seperti itu Ayu tidak ada yg merasa di repot kan kok"

"Ayu ikhlas melakukan ini semuanya ,"

Sambil ku hapus air mata yg mengalir di kedua mata bundaku.

"Sekarang bunda sarapan dan minum obat dulu biar lekas sembuh." Kata ku menyemangati nya.

Kududukkan tubuh ringkih itu sambil meminumkan obatnya .

Setelah itu ku baringkan lagi tubuhnya di kasur yg sudah usang dan tak layak pakai lagi

Aku pun beranjak keluar sambil menutup pintu ,ku pandangi tubuh bundaku yg makin kurus di makan penyakit kanker yg menggerogoti tubuh nya.

"Kak makan kak", rengek Nina adikku yg berusia 5 tahun

",Nina lapar banget kak," sambil dia sambil memegang perut kecilnya.

"Entar iy dek kakak masak dulu iya," rayuku sambil melangkah ke dapur.

Ku buka kaleng penyimpanan beras dan kulihat isinya hanya tinggal 3 genggam ku saja.

"Ya Allah, tinggal segini berasnya gimana ini ya,"kata ku kebingungan.

"Ayah belum pulang lagi kasian kali si Nina udah kelaparan," monolog ku dalam hati.

"Assalamualaikum,"

" Waalaikum salam ,"sahutku dari dapur sambil menyambut ayah pulang

"Ayah baru pulang ,"sambung ku sambil mencium tangan nya.

"Hem.",sahut ayah.

"Yah ayu minta uang untuk beli beras dan telur , persediaan beras kita udah habis yah"

"Kasian Nina dari tadi malam belum makan" ujarku sambil menadahkan tangan ke arah ayah.

"Ayah lagi tak punya duit,orang tua baru pulang malah nanyain duit bukannya nyiapin sarapan malah duit yg di tanya," omel ayah .

"Tapi yah....,kataku terpotong

"Udah tak ada tapi-tapian ,utang aja dulu di kede Bu inem nanti kalau ada duit ayah bayar,"bentak ayah sambil merebahkan tubuhnya di tikar depan tv.

Mencari kerja

Dengan langkah lesu aku melangkah kan kakiku menuju kedai Bu inem yg tak berapa jauh dari rumahku.

Alhamdulillah kedai Bu inem masih sepi belum ada pembelinya yg datang ucapku dalam hati.

"Bu,Bu inem.."panggilku agak kuat karena dia tak kulihat di dalam kedainya.

"Yaaa,entar" teriak Bu inem dari dalam.

"Apa yu?mau bayar hutang ya",sahut Bu inem  sambil keluar dari dalam.rumahnya.

"Tidak Bu ,saya mau bon beras lagi 1 liter sama telur 4 butir aja "jawab ku sambil tertunduk.

"Owalah yuk...yuk yg kemarin aja belum bayar sedikitpun ini mau nambah lagi gimana ceritanya,"ucap Bu inem sambil melengos melihatku

"Iy Bu Nanti secepatnya saya bayar" ucapku.

"Iya tapi kapan saya pun perlu modal tuk diputar ,kalau begini terus bisa tutup warung saya "jelas Bu inem sambil melihatkan wajah kesalnya.

"Jadi Bu bisa saya ambil beras satu liter aja" melas ku.

"Maaf ya yuk tak bisa  nanti kalau udah di bayar baru bisa ibu kasi ",jelas Bu inem.

"Oh,ya udahlah Bu" ucapku sambil keluar dari kede Bu inem dgn hati yg kalut.

"Heem..,"sahut Bu inem.

"Duh gimana ini ,"rasanya ingin aku menjerit sekuat -kuat menggeluarkan uneg-uneg di kepalaku

Tak jauh dari kede Bu inem ada sepasang mata lelaki hitam manis memperhatikan aku dari sepeda motornya.

Lalu dia menghampiri ku sambil menjalankan pelan sepeda motornya.

"Yu..,"tegur bang Dino.

Iy pemuda itu bernama Dino setiawan pemuda yg baik dan sopan dan diam-diam menyukai ku.

Tapi aku sadar dengan kondisiku wanita miskin yg tak berpendidikan tinggi dari wanita penyakitan.

"Eh..iya bang Dino mau kemana ?"sahutku basi basi.

"Ini Abang mau berangkat kerja,tadi Abang lihat Ayu dari kede Bu inem tapi kok tak ada belanjaan nya" ujarnya sambil melihat ke arah tanganku.

Dengan wajah binggung akupun menjawab "iya bang tadi uangnya ketinggalan dirumah lupa ayu bawanya "bohongku.

"Owh..,gitu ",ujarnya.

"Iya bang" jawabku sambil senyum terpaksa.

Tak lama dia menggeluarkan dompet dan menggambil uang lembaran seratus ribu dan menyerahkan padaku.

"Yu..,pakai uang ini aja dulu dari pada bolak balik kerumah kan capek "ucap bang Dino sambil menyerahkan uang tersebut.

Dengan tersenyum akupun menolak dengan lembut kebaikannya.

"Maaf bang tak usah ,biar nanti ayu balik aja lagi ke kede Bu inem" jelasku.

"Udah tak apa yu ambil aja uang ini ,nanti waktu jumpa lagi bisa kamu kembalikan" jelasnya.

"Tak usah bang , makasih" ucapku.

"Oh Ya bang ayu duluan iya ,mau buru-buru"

.

Lalu aku melangkah meninggalkan bang Dino yg masih terpaku di atas sepeda motornya.

Ku tatap kepergian ayu dengan perasaan sedih,kudengar semua percakapan dia dengan Bu inem di kede tadi.

Tapi dia bersikeras tak mau menggambil uang yg ku berikan.

**********

     Dino setiawan 

Aku di pindah tugaskan oleh perusahaan ku di sebuah kota yg terlalu besar ,dan di kota itu juga tempat tanteku tinggal bersama kedua anaknya.

Suami tanteku sudah wafat 5 tahun yg lalu karena kecelakaan waktu pulang dari dinas luar kota.

Karena bertepatan aku ditugaskan di kota yg sama dgn tempat tinggal tanteku makanya aku tinggal di rumahnya.kata Tante sayang uang nya bagus di tabung.

Setelah beberapa hari aku tinggal di sana, tanpa sengaja aku melihat gadis manis berkulit kuning Langsat memakai baju merah keluar dari rumah Tante dgn tersenyum tipis menyapaku.

Tanpa ku pungkiri aku terpana dengan senyumannya itu,aku langsung menghampiri Tante susi di dapur yg lagi mempersiapkan makan malam untuk kami.

"Tan..,itu cewek yg keluar dari rumah kita tadi siapa "tanyaku.

"Yang mana din,"kata Tante sambil melanjutkan pekerjaannya.

"Itu lho Tan,yg pakai baju merah yg barusan aja keluar "

.

"Oh itu si ayu anaknya Bu Wulan ",sahut Tante.

"Ngapain dia kesini Tan ",tanyaku lagi.

"Antar baju setrikaan Tante,ibunya ambil upahan setrikaan jadi dia yg antar,"jelas Tante.

"Kenapa din,kok jadi kepo gitu" senyum Tante.

"Eh..,tak apa-apa Tan penasaran "aja ucapku asal.

Tante Ira pun geleng-geleng kepala sambil tersenyum meninggalkan ku.

Seiring berjalannya waktu aku penasaran dgn gadis manis nan lemah lembut bernama si ayu.

Setiap saat ku pantau dia dari kejauhan rasanya tak nampak dia 1 hari macam ada yg kurang dalam hidup ini.

Tapi aku takut mendekatinya ,aku takut dia tak nyaman dan menjauhi ku.

Biarlah ku pendam rasa ini sampai waktunya tiba nanti.

*"""**""****

        Ayu 

"Gimana ini ..,kasian si nina belum makan dari tadi malam gimana caraku mendapatkan uang."kata ku frustasi

"Akan ku coba ke rumah Bu Tuti aja dulu"

.

Tok..tok..,

"Assalamualaikum Bu ,Bu Tuti "panggil ku sambil mengetuk pintu,

"Waalaikum salam,"sahutnya dari dalam.

"Ada apa ya yuk ? Ada perlu apa sama ibu" ,tanya Bu Tuti.

"Bu ada kerjaan di rumah ibu entah nyuci ,setrika atau apalah itu bu saya butuh kerjaan untuk  hari ini aja dan butuh uang sekarang untuk beli beras Bu ",mohon ku.

"Aduh .., maaf ya yuk kayaknya saya belum butuh lah ,lagian saya pun belum ada uang untuk membayar mu,ibu mohon maaf ya yuk."

Kata Bu Tuti sambil menatap iba

"Iya Bu tak apa -apa,saya permisi dulu ya Bu."

Ku melangkah dari pintu ke pintu mencari pekerjaan

Aku berupaya supaya hari ini kami bisa makan , bagaimana pun caranya.

"Bismillah,semoga Bu Ani bisa membantuku ini yg terakhir." Kata ku menyemangati diri ku sendiri

"Assalamualaikum Bu ,Bu Ani "ucap ku memberi salam

"Waalaikum salam" sahutnya ,

"Ada apa yu" tanyanya.

"Bu ada tidak pekerjaan yg bisa ayu bantu nyuci atau setrika ayu butuh uang untuk beli beras Bu ,"ucapku mengiba .

"Ayu perlu beras ini ibu kasi aja ya ,"ucapnya .

"Tak usah Bu ",tolak ku halus .

"Ayu hanya perlu kerjaan Bu nanti gajinya bisa ayu belanjakan "ucapku memohon

"Ya udah kalau itu kemauan mu,itu ada cucian di keranjang kamu cuci nanti kalau udah selesai kamu saya kasi upah" ucap Bu Ani.

"Alhamdulillah .., "makasih Bu ucapku  sambil memegang tangan nya,

Dan tanpa buang waktu ku cuci pakaian yang di tunjuk oleh Bu Ani tadi.

Setelah selesai akupun melangkah pulang dan menuju ke warung untuk membeli nasi 1 bungkus untuk si Nina

Karena nunggu masak kelamaan kasian dia udah kelaparan dari tadi.

Dan sisanya uangnya ku belikan beras dan telur untuk nanti malam kami masak.

Dengan semangat ku langkahkan kaki ku pulang ke rumah dengan menenteng belanjaan dan membayangkan adikku Nina makan dengan lahap nya.

Sebelum sampai ke dalam kerumah ku dengar teriakan Rio dari dalam kamar bunda.

Aku pun bergegas lari dan masuk dalam perasaan kalut.

Bagaikan di hantam palu besar dada ku begitu sakit menyaksikan Rio menangis sambil memeluk tubuh ringkih yg terbaring  kaku di tempat tidur tanpa bergerak lagi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!