Cinta Gila

Dengan senyuman mengembang di wajahnya, Bagas membukakan pintu depan untuk anaknya.

Namun tanpa di duga, Gaga malah membuka pintu belakang dan langsung masuk diikuti Tiara.

"Oh..., kamu nau duduk di situ sayang, biasanya kan di sini di samping Papa", ucap Bagas melirik ke arah Gaga yang sudah duduk berdampingan dengan Tiara.

"Nggak ah Pa, biar Tante saja yang duduk di depan", ucap Gaga polos.

'Anak pinter kamu, tahu saja keinginan papanya',batin Bagas bicara, ia terlihat senang dengan ucapan anaknya itu .

"Silahkan...!", ucap Bagas sambil tersenyum melirik ke arah Maura yang masih mematung.

"Oh..., biar di belakang saja menemani anak-anak Mas", ucap Maura, ia menolak dengan sopan.

"Ih..., ini tempatmu Maura, biar anak-anak di belakang saja, ayolah, keburu siang!", ucap Bagas lagi.

Sepertinya Maura tidak ada pilihan selain menurut. Saat dirinya memasuki mobil, aroma tubuh Bagas jelas sekali menusuk hidungnya. Dan aroma itu kontan membangkitkan getaran rasa yang sejak lama ia paksa tenggelamkan di dalam relung hati terdalamnya.

Saat duduk di kursi pun, debaran jantungnya berdegup kencang, apalagi saat Bagas masuk dan duduk didepan kemudi.

"Pa, aku ingin beli es krim ", ucap Gaga.

"Iya...", ucap Bagas, sebelum ia injak gas.

"Atau , mau nggak kalau kita sekalian mampir dulu ke story land, biar disana kamu bisa beli es krim juga", tawari Bagas.

"Iya Pa, mau...mau...mau...", ucap Gaga sumringah.

"Kamu mau juga kan Tiara...?", Bagas melirik ke arah Tiara.

"Ah....nggak, kita langsung pulang saja Mas", sambar Maura cepat.

"Is..., aku tanya Tiara, bukan mamahnya", senyum Bagas.

"Kamu mau kan nak?", ulangi Bagas, ia kembali melirik ke arah Tiara.

Tiara melirik ke arah ibunya sambil mengangguk perlahan, pertanda ia setuju.

"Tuh kan..., ayolah Maura, sebentar kok, anakmu juga mau tuh", senyum Bagas lagi, ia merasa senang karena saat ini bisa menghabiskan lebih lama bersama Maura.

"Tiara....", Maura melirik ke arah Tiara yang menunduk .

"Kasihan anakmu Maura, ayolah ikut, mumpung ada waktu", kembali Bagas membujuk.

"Iya..., tapi janji jangan lama-lama ya, ingat!, saat Ayah pulang, kita harus sudah berada di rumah lagi", akhirnya Maura setuju juga, ia pun kasihan pada Tiara, maklum sejak suaminya sibuk, ia jarang membawa Tiara main.

"Nah...gitu dong, selagi ada waktu",

"Selagi ada aku", senyum Bagas, sekilas ia menatap Maura yang kini duduk disampingnya.

Rasanya ingin sekali memeluk tubuh Maura, Bagas ingin menumpahkan rasa rindunya kepada cinta sejatinya itu.

Sekejap suasana hening, dan mobil pun menepi ke sebuah swalayan.

Tanpa di komando, Tiara dan Gaga langsung keluar dari mobil dan berlari menuju Story Land.

"Aduh..., Gaga...", teriak Bagas. Ia pun segera menyusul diikuti Mutia.

"Sayang..., sayang..., hati-hati..., nggak usah lari segala, nanti jatuh, Mamimu bisa marahin Papa", gerutu Bagas.

"Pa...Pa..., mana kartunya dong!", pinta Gaga, ia tampak sudah tidak sabar.

"Ini..., pake bersama Tiara, ya",

"Oke Pa...", ucap Gaga yang langsung menyambar kartu dari tangan papanya, dan ia pun mengajak Tiara, anehnya Gaga dan Tiara langsung akrab, mereka anteng bermain berdua.

"Anak-anak sudah asik bermain, sekarang giliran kita", kekeh Bagas, ia kembali melirik ke arah Maura yang sedang memindai semua orang yang berada di sana.

Maura takut ada orang yang mengenalinya, ia takut orang itu banyak bicara, ia takut suaminya tahu kalau ia pergi bersama Bagas.

"Nih...", tanpa di duga Bagas menyodorkan satu cup jus mangga, minuman favoritnya. Hanya Bagas yang tahu itu.

"Oh..., terima kasih, masih ingat saja kalau aku suka ini", senyum Maura.

"Waktu boleh berlalu, usia boleh bertambah, status boleh berubah, tapi aku masih tetap seperti dulu Maura, mencintaimu dengan tulus",

Maura menunduk, wajahnya memanas. Hatinya bergetar mendengar pengakuan Bagas tersebut.

"Semua gal tentang dirimu, selalu aku ingat Maura, terutama saat kita berkemah Pramuka dulu", ucap Bagas.

"Degh....", jantung Maura seakan berhenti berdetak, ingatannya berkelana pada kejadian saat malam di acara kemah Pramuka.

Malam itu entah setan apa yang merasuki Bagas dan Maura, mereka berdua melakukan hal yang sangat intim.

Saat semuanya terlelap tidur, Bagas dan Maura berduaan di balik semak. Suasana dingin makin mendorong hasrat keduanya untuk makin merapatkan tubuh mereka.

Setelah itu, timbullah keinginan-keinginan lain yang lebih intim, sampai mereka terlena dan terbuai. Hingga akhirnya mereka terkulai saling berpelukan erat.

"I love you Maura, aku akan bertanggung jawab untuk semua ini, kamu jangan takut", ucap Bagas, ia berbisik di telinga Maura yang berada dalam kungkungannya.

Maura sempat menitikkan air mata , ia menyesal karena ia sudah gagal mempertahankan mahkotanya.

Namun semua ini ia lakukan karena cinta, bukan karena paksaan dari Bagas. Maura harus menerima semua akibatnya.

Maura memejamkan matanya, ia kini sungguh merasa malu terhadap Bagas.

"Tolong..., jangan ungkit lagi soal itu", ucap Maura lirih.

"Itu sudah berlalu", ucapnya lagi.

"Tak semudah itu Maura, aku tidak bisa melupakan kejadian itu, itu adalah kenangan terindahku bersamamu",

"Justru aku ingin mengulangi kisah dulu lagi", aku Bagas.

"Hus..., ngomong apa kamu Mas, itu tidak mungkin lagi, kita sudah ada pasangan masing-masing saat ini, itu mustahil terjadi", Maura kembali menunduk.

"Kenapa tidak bisa Maura?, selama masih ada cinta diantara kita , semua masih bisa diulangi, kita lakukan secara sembunyi-sembunyi saja",

"Aduh Mas..., bicaramu makin ngaco saja, tidak semudah itu Mas..., berat bagi aku untuk melakukannya",

"Akan ada banyak lubang dan kendala di depan nanti Mas, aku takut",

"Kenapa takut?", tatap Bagas.

"Takut Mas..., karena jalan yang akan kita tempuh ini salah, pasti akan banyak jurang menghadang",

"Kita lewati jurang itu dengan hati-hati sayang, selama kita pandai menyembunyikan, suamimu dan istriku tidak akan tahu",

"Kita lakukan di luar sayang, kita cari tempat untuk melepas rindu, kita cari hotel saja biar nyaman, oke kan?",

"Mas...Mas..., kamu tambah ngaco saja, pakai cari Hotel segala, apa tidak takut kena razia?",

"Tidak akan Maura, kita lakukan di luar kota sayang, kamu cari waktu saja, kabari Mas", ucap Bagas ngotot.

"Kita pacaran diam-diam dibelakang pasangan kita, kita jalani saja dulu sayang ya, aku hanya minta satu hari saja dalam satu bulan kok", imbuh Bagas.

"Tidak Mas, aku tidak mau, itu dosa", bela Maula lagi.

"Ya, gimana lagi..., nikah tidak mungkin, maka kita selingkuh saja", keukeuh Bagas.

Maura kembali terdiam, mau nolak namun tidak bisa. Hati kecilnya bahagia, ia pun ingin kembali mengulang kisahnya bersama Bagas,

"Kamu ini tidak pantang menyerah Mas, dari tadi aku di cecar pertanyaaan itu, eh...Mas sudah tahu kayaknya.

Terpopuler

Comments

R 💤

R 💤

Astoge Bagas 🤣

2025-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!