Bara merasa tak bisa tidur malam ini, ia mencoba memejamkan matanya namun tetap saja tak bisa tidur. Ia berada ditengah rumah bersama dengan Alex dan Dika yang sudah masuk kedalam mimpinya. Jam sudah menunjukan pukul dua dini hari, iapun beranjak dari tempatnya ke kamar. Di lihatnya Nina yang terlelap dengan memeluk gulingnya.
"Maaf ya Nina." ucap Bara pelan. Entah kenapa dirinya minta maaf, ia berbaring di sebelah Nina. Wajah ayu gadis di hadapannya itu membuat Bara tertegun. Baru kali ini dirinya menatap Nina sedekat ini. Bara juga baru merasakan hal yang baru tidur dengan Nina, gadis yang sudah menjadi istrinya. Ia tak menduga bahwa jodohnya adalah Nina.
Tangannya bergerak mengusap lembut wajah Nina, hari ini pasti begitu berat untuknya. Harus kehilangan sosok cinta pertamanya, matanya masih terlihat sedikit membengkak. Bara mengusapnya pelan, tak tahu dengan apa yang dirinya lakukan apakah benar. Namun karena sudah terikat dengan janji suci ini dirinya tak bisa main-main. Bara mulai masuk kedalam mimpinya.
.
.
.
.
.
Suara adzan subuh berkumandang, Nina terbangun dari tidurnya. Ia melihat Pria yang tidur disebelahnya dengan meringkuk. Hampir saja ia berteriak dan membuat kegaduhan. Dirinya langsung teringat tentang pernikahannya dengan Bara. Di tatapnya dengan lekat pria yang masih terlelap itu, ia terpana melihat ketampanan nya. Ia tak menyangka akan memiliki suami yang begitu tampan seperti aktor korea.
"Om..." panggil Nina.
"Hmmm..." Nina merasa lucu melihat Bara yang menjawab panggilannya namun tak membuka matanya.
"Om..."
"Kenapa? Apa ini sudah pagi?"
"Subuh."
"Sudah adzan?"tanya nya lagi tanpa membuka matanya.
"Iya sudah Adzan subuh." barulah Bara membuka mata nya. Ia mengubah posisinya menjadi duduk, ia merenggangkan otot-otot nya yang terasa kaku. Tubuhnya terasa sakit dibeberapa bagian.
"Sakit ya?" tanya Nina.
"Sedikit."
"Yaudah sana siap-siap kita sholat." ucap Bara membuat Nina speechless. Pria setampan ini taat pada agama? Nina yang diam mendapatkan sentilan di keningnya.
"Malah bengong, nunggu apa?"
"Ishhh sakit tau. Ini KDRT pertama Om" ucap Nina dengan mengelus keningnya. Nina beranjak dan langsung pergi ke dapur. Tak hanya Nina, dirinya juga menyusul dan sebelum ke dapur ia membangunkan Dika dan Alex. Hanya Dika yang ikut sholat, karena Alex menganut keyakinan yang berbeda. Alex ikut bangun dan duduk di kursi teras rumah. Sedangkan Dika langsung ikut kebelakang untuk mengambil air Wudhu. Ternyata Yuda dan Ari sudah siap dengan sarungnya begitu juga dengan Mita.
"Kita sholat berjamaah ya Bu, Ditengah rumah aja." ucap Bara membuat Mita mengangguk. Satu persatu dari mereka siap. Mita menyiapkan arah sajadah untuk semuanya, ia juga menyiapkan sarung untuk Dika. Sementara untuk Bara sudah disiapkan oleh Nina. Mulailah mereka sholat bersama pada subuh itu, Bara menjadi imam kali ini.
Setelah Sholat selesai, Nia dan Mita membereskan perlengkapan sholat itu. Dika duduk di teras seraya minum kopi dan merokok bersama dengan Alex. Yuda dan Ari siap-siap untuk berangkat ke sekolah. Nina menyiapkan sarapan dan Mita keluar menemui Dika, Bara, dan Alex.
"Mau kemana Bu?" tanya Bara.
"temani ibu kepasar le, biar nanti nggak perlu belanja tempat Bu Tini. Harganya juga lebih murah kalau di pasar."
"Biar Alex temani Bu." ucap Alex menawarkan diri.
"Pake mobil aja biar belanja banyak Lex. Kalau pake motor nanti susah bawanya." ucap Bara.
"Jalannya bisakan Bu buat mobil?" tanya Alex.
"Bisa Le." Alex mengangguk dan segera memanaskan mobilnya. Sementara Yanto baru saja keluar dari rumah bersama dengan Darmi karena mendengar suara mobil.
"Mau kemana Mit?" tanya Darmi.
"Mau kepasar mbak, mau belanja. Apa mbak mau ikut sekalian?" tanya Mita membuat Darmi berfikir.
"Yaudah tunggu ya biar mbak ikut." ucap Darmi.
"Dika Lo ikut aja, nanti Alex bingung nggak ada temen ngobrol." ucap Bara membuat Dika menyesap kopinya.
"Siap Bos." Pergilah Mita, Darmi, Alex dan Dika kepasar didesa itu. Jaraknya hanya lima belas menit jika dari rumahnya.
"Bar nanti temenin pakde ambil kayu bakar buat masak-masak." ucap Yanto yang memanasi motor.
"Iya pakde." jawab Bara.
Prangg....
"Mbak...." suara gaduh dan teriakan Ari membuat Bara langsung berlari masuk kedalam rumah. Ia ke dapur dan melihat air panas sudah membasahi lantai dan Nina posisinya duduk dilantai tak jauh dari sana. Suara itu dari kuali yang merebus air panas yang dibawa oleh Nina. Bara segera menghampiri Nina dan menggendongnya agar duduk dikursi panjang terbuat dari kayu yang ada didapur.
"Kamu nggak papa?" tanya Bara khawatir. Nina yang masih shock karena hal tadi hanya diam, ia baru sadar saat tangannya digenggam oleh Bara.
"Awhhh... " ringisnya. Ia melihat tangan pergelangan tangan Nina yang melepuh karena kuali itu.
"Astaghfirullah.... Kenapa kamu nggak panggil saya tadi, Lain kali jangan kaya gini. Bahaya Nina." omel Bara raut wajahnya terlihat begitu khawatir.
"Yuda apa ada salep?" tanya Bara.
"Pake odol mau mas?" tanya Yuda membuat Bara mengernyit.
"Odol?"
"Pasta gigi." jawab Nina membuat Bara menepuk jidatnya.
"Yang ada tangan kamu makin melepuh, saya lihat dulu di mobil. Kamu diem disini." ucap Bara yang langsung berdiri dan pergi keluar.
"Mbak nggak papa?" tanya Ari.
"Nggak papa, cuma luka dikit aja." ucap Nina seraya mengelus puncak kepala Ari. Bara yang diluar rumah pun ditanya oleh Yanto apa yang baru saja terjadi. Bara menjawab Kuali jatuh kelantai dan Nina luka sedikit. Untungnya ada salep untuk luka bakar dikotak obat yang ada didalam mobil Bara. Ia menggeleng kepalanya saat masuk dan melihat Nina, Yuda dan Ari sedang membereskan kekacauan didapur itu.
"Biar saya yang bereskan, Ari cepat siap-siap dan sarapan. Yuda juga sana, Biar mas yang bereskan itu." ucap Bara membuat mereka berhenti membereskan kecuali Nina yang masih mau mengangkat kuali itu.
"Duduk disini, bandel banget kalau dibilang." omel Bara, Ia berlutut dan mengolesi salep pada luka yang ada didekat pergelangan tangan Nina.
"Ibu pasti udah rebus itu dari sebelum sholat, jadi harus rebus lagi deh." ucap Nina membuat Bara menyentil keningnya lagi.
"Mangkanya jangan sok kuat, jelas-jelas saya ada didepan." ucap Bara kesal. Nina mengelus keningnya yang disentil oleh Bara tadi. Ia cemberut dengan hal itu.
"Siapin sarapan buat Yuda sama Ari, Saya yang bereskan itu." ucap Bara membuat Nina terpaksa mengangguk. Bara mengangkat kuali itu dan kembali meletakan nya diatas tungku yang terbuat dari tanah liat itu. Di Perapian atau dibagian tungku itu tidak ada lantainya, masih tanah biasa. Ia mengisi air kedalam kuali itu sesuai arahan Nina. Ia juga memasukan kembali kayu bakar kedalam tungku agar apinya kembali menyala. Sementara Nina mengepel lantai yang tadi ketumpahan air panas.
"Sarapan dulu." ucap Nina, Bara yang sudah selesai kini duduk dilantai bersama dengan Yuda, Ari dan Nina. Gadis itu mengambilkan nasi di piring dan mengambilkan beberapa lauk seperti ayam goreng dan sayur lodeh.
"Cukup nasinya?" tanya Nina. Bara mengangguk menandakan hal itu cukup. Mereka sarapan bersama pada pagi hari itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
dapurAFIK
Thor di tungguin lho lanjutan bara♥️Nina nya....
2024-11-20
0