Mahar

Tak ada lagi yang perlu dijelaskan agar mereka tidak salah paham. Semua orang didesa itu sudah tahu tentang Bara, kini yang ada dirumah hanya kerabat saja, ya masih ada pakde Yanto dan bude Darmi dirumah Nina.

"Nak Bara."

"Iya pakde"

"Bagaimana untuk mahar Nina?" tanya Yanto. Mita dan Nina terkejut mendengar hal itu, sementara Yuda dan Ari sudah terlelap dikamar mereka.

"Mas Yanto jangan gitu.." ucap Mita merasa tak enak.

"Saya udah siapkan pakde, tadi saya minta orang saya buat kesini mungkin sebentar lagi datang." ucap Bara.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam, nah itu pasti orangnya." ucap Bara yang langsung berdiri. Bara keluar dan melihat Alex sang tangan kanannya dengan Dika bawahan Alex.

"Maaf kami lama Tuan." ucap Alex merasa bersalah.

"Nggak papa, ayo masuk." Mereka berdua mengangguk dengan membawa koper yang berisikan pakaian Bara. ada beberapa parsel buah juga yang dibawa oleh Dika, dan banyak lainnya.

"Mohon maaf sekali Pakde, untuk mahar Bara sudah menyiapkan. Tapi Jika pakde menentukan maharnya akan Bara siapkan." ucap Bara dengan sopan.

"Kalau untuk itu tanya pada Ninanya langsung." ucap Yanto menatap Nina yang menunduk.

"Bagaimana Ndok? Bilang sama suamimu tentang maharmu." ucap Darmi.

"Kalau Nina nggak mau memberatkan om Bara Bude, pakde. Jangan terlalu rendah dan jangan terlalu tinggi." jawaban Nina membuat hati Bara menghangat.

"Bara sudah menyiapkan 50 juta Bu, pakde, bude.. Apa itu pantas?" tanya Bara merasa ragu.

"Ya Allah Le, itu besar sekali... justru ibu yang tanya apa itu nggak kebesaran?" tanya Mita. Yanto dan Darmi tercengang akan hal itu, begitu juga dengan Nina.

"Maaf Bu, Bara nggak terlalu tahu soal Mahar. Tadi juga sempat menelfon teman dulu memberikan mahar berapa untuk istrinya, jawabannya 500juta. Sebenarnya Bara juga mau melakukan nya cuma kalau harus mencairkan uang sebanyak itu sore tadi tidak bisa harus besoknya Bu, jadi Bara menyiapkan 50 saja karena asisten Bara hanya bisa menarik sejumlah itu di ATM umum." ucap Bara merasa tak enak. Mereka lebih tercengang lagi dibuatnya, Apa-apaan itu sudah seperti di film saja diberi mahar 500 juta.

"Le... Itu kebesaran, 50 juta saja kebesaran Le... Ibu dan Nina nggak memberatkan seikhlasnya Kamu aja." ucap Mita merasa hal itu terlalu besar.

"Bagaimana dengan 50juta Nina?" tanya Bara pada Nina.

"Apa itu nggak kebesaran Om?" tanya Nina seraya menatap Bara.

"Tentu saja nggak, Bahkan saya pikir itu terlalu sedikit untuk kamu yang berharga." Semua terharu mendengar hal itu, namun Nina tak terlalu menanggapi nya.

"Nina terima yang 50 juta aja om, Nina tau kalau om pasti mau merubah mahar Om jadi 500 juta juga." Bara terkekeh kecil, bagaimana gadis didepannya ini tahu dengan pikiran nya.

"Kamu cenayang kah?" tanya nya membuat suasana yang tadinya serius menjadi mencair, Yanto dan Darmi tertawa mendengar hal itu.

"Ini ada titipan dari Pak Daniel dan Bu Keira." ucap Alex menyerahkan amplop itu pada Mita. Sementara uang mahar yang asistennya siapkan berada diatas kecil yang dibawa oleh Alex.

"Apa ini Le?" tanya Mita pada Bara.

"Buka saja Bu." ucap Bara. Ia membukanya dan terkejut bukan main, uang sebanyak itu ada didalamnya. Uang itu berjumlah kan dua puluh juta. Mita menangis haru karena hal itu, Nina memeluk tubuh ibunya yang menangis. Ia begitu bersyukur memiliki bos baik hati seperti Keira dan Daniel.

"Ya Allah, banyak sekali... Banyak sekali ini Le."

"Mereka minta maaf nggak bisa ngasih langsung, tadi juga Daniel dan anaknya cuma sebentar Bu. Karena Keira baru saja melahirkan." ucap Bara membuat Yanto dan Darmi mengerti. Mereka turut senang dengan apa yang orang berikan pada keluarga adiknya itu.

"Simpan uang itu untuk kebutuhan ibu ya. Untuk tahlil sampai tujuh hari mendatang biar jadi urusan Bara." ucap Bara membuat Mita dan yang lain shock lagi.

"Nggak Le. Ini saja, uang ini yang akan digunakan untuk Tahlil Ayah. Sudah Le, biar ibu yang urus semua ini." ucap Mita menolak keras usulan Bara.

"Sudah Bara biarkan Ibu yang atur itu semua." ucap bude Darmi membantu Mita yang merasa tak enak sudah mendapatkan semua ini. Rejeki Nina yang mendapatkan mahar sebesar itu sudah membuat gebrakan di keluarga nya apa lagi nanti jika semua Bara yang siapkan. Ini di desa, bukan dikota jika ada yang berbeda sedikit saja akan menjadi bahan gunjingan.

"Baiklah kalau gitu, tapi kalau butuh apa-apa bilang Bara ya Bu." Mita mengangguk, ia tersenyum dan memeluk Bara. Ia begitu bersyukur mendapatkan Bara sebagai menantunya. Selain baik, bara juga tulus dalam melakukan sesuatu.

"Untuk Alex dan Dika sebaiknya kalian menginap saja, ini juga sudah malam. Bahaya kalau pulang ke kota malam-malam begini." saran Yanto. Mereka mengangguk patuh dengan saran itu, karena mereka juga lelah seharian bekerja.

"Tidur dirumah pakde saja gimana? Kamar Sania kosong itu." ucap Yanto menawarkan.

"Kami disini saja Pakde, sekalian ada hal yang harus kami bicarakan sama Bos." tolak Alex secara halus.

"Tapi kalau disini hanya beralaskan karpet saja Le, paling ibu kasih bantal sama selimut." ucap Mita tak enak.

"Nggak papa Bu, kami sudah terbiasa." jawab Alex agar tak menyinggung.

"Yaudah kalau gitu pakde sama Bude pamit pulang dulu ya. Mita kami pulang."

"Iya mas, mbak... Makasih" ucap Mita dengan lembut.

"Ibu istirahat gih, besok pasti harus masak-masak lagi." ucap Nina pada Mita, ia mengangguk karena memang dirinya juga lelah hari ini begitu terasa berat untuknya.

"Kamu juga istirahat. Le ibu tinggal tidur duluan nggak papa ya." ucap Mita tak enak.

"Iya Bu nggak papa. Kami izin mengobrol disini Bu." Mita mengangguk membuat Bara sedikit lega. Ia menyerahkan koper kecil itu pada Nina.

"Ini maharnya, simpen sana dikamar. Besok kita kebank, buat bikin rekening atas namamu. Sekarang kamu tidur sana." ucap Bara membuat Nina mengangguk. Nina langsung masuk kedalam kamar tanpa protes dan membawa koper kecil itu tentunya.

"Nggak nyangka kalau tuan udah nikah." ucap Alex membuatnya mendapatkan Plototan dari Bara, Dika yang melihat itu hanya bisa menahan tawa saja. Meskipun begitu Alex adalah asisten yang tengil jika bersama dengan Bara. Pria itu kerap kali menjahili Bara dengan pertanyaan atau ungkapan konyolnya.

"Emm... Anu... Om." Bara menoleh melihat Nina yang kembali keluar kamar.

"Kenapa?"

"Apa mau dibuatkan Kopi?" tanya Nina.

"Nggak" jawaban Bara.

"Mau" Jawaban Alex dan Dika. Nina terlihat bingung mendengar nya.

"Nggak perlu, biarin aja mereka." ucap Bara agar Nina segera istirahat.

"Biar Nina buatkan. Om mau kopi?"

"Saya nggak usah, mereka aja." Nina mengangguk dan langsung pergi ke dapur.

Terpopuler

Comments

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

otakku udah mikir sania sama si alex... 🤣🤣🤣😮

2024-11-17

0

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

takutnya orang tua bara gak setuju, kasihan nina nya....

2024-11-17

0

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

NNPAPALE🦈🦈🦈🦈

nina yg digituin aku yg meleleh ya allah.... nina kita tukeran suami ya... 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-11-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!