Setelah semua selesai, Bara juga sudah membantu Yanto menyiapkan kayu bakar untuk didapur. Mita juga sudah pulang dengan belanjaannya, Dika dan Alex izin siap-siap untuk kekantor. Begitu juga dengan Bara yang siap-siap untuk kekantor hari ini.
"Udah siap belum?" tanya Bara pada Nina. Karena hari ini dirinya akan membawa Nina ke kota, Nina akan membuka rekening untuk menyimpan uang maharnya. Ia merasa bahwa akan lebih aman jika disimpan di bank dari pada cash seperti ini.
"Udah kok, ayok." ucap Nina yang mengenakan rok bunga-bunga berwarna biru yang panjangnya selutut dan baju crop top berwarna putih. Rambut Nina hanya sebatas bahu saja, ia terlihat manis jika seperti ini.
"Kenapa?" tanya Nina.
"Kamu cantik." Nina terkejut dengan ucapan Bara. Kenapa pria itu begitu berani memuji dirinya. Bara menuju ke dapur untuk berpamitan dengan Mita dan Darmi.
"Bu Bara harus kekantor hari ini. Ada kerjaan mendadak, Maaf nggak bisa bantu banyak." ucap Bara membuat Mita menepuk lengannya pelan.
"Yowalah Le, nggak usah mikirin disini. Disini udah banyak yang bantu." ucap Mita membuat Bara tersenyum, para tetangga yang melihat Bara begitu takjub. Bara mencium tangan Mita.
"Bude, Bara pamit dulu." ucap Bara dan mencium tangan Darmi.
"Hati-hati dijalan ya, jangan Meleng." ucap Darmi membuat Bara mengangguk. Nina juga pamit karena mau ke bank untuk mengurus rekeningnya. Mereka pun berangkat ke kota bersama.
Hampir satu jam perjalanan mereka tempuh menuju kota. Nina mengatakan bahwa dirinya ingin mampir dulu ke toko kue baru setelah nya ke bank sendiri. Sementara Bara harus sampai dikantor dalam waktu dua puluh menit lagi.
"Kalau ada apa-apa hubungi saya."
"Iya Om."
"Hmm sebaiknya ubah panggilanmu pada Saya. supaya orang lain tidak salah mengartikan." ucap Bara yang kemudian terdiam saat Nina mencium punggung tangannya. Ia turun dari mobil Bara dan masuk kedalam toko roti, tak lupa membawa barang bawaan nya. Sementara dirinya langsung melajukan mobilnya menuju kantor.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.. Ninaaaaa" ucap Dini dengan senang. Ia memeluk Nina sesaat, senang sekali bisa melihat Nina.
"Kangen banget... Lo gimana? Kenapa masuk hari ini?" tanya Dini.
"Nggak masuk, cuma mampir doang. Mau ada yang diurus lagian aku udah izin sama Bu Keira sampai tujuh harian Ayah." Dini mengangguk mengerti.
"Eh Din kalau dibank gitu ngantri nggak ya?"
"Ngantri kalau udah siang, mending kesananya pagi ini biar dapet yang pertama." ucap Dini.
"Oh gitu ya."
"Mau buka rekening ya Nin? Tanya Dini. Nina mengangguk ia sudah mencari di internet untuk syaratnya.
"Yaudah deh aku berangkat kesana sekarang aja. Takutnya nanti antri."
"Yaudah sana. Nanti mampir lagi ya kalau bisa. Kanaya pasti siang langsung masuk."
"Insyaallah ya. Kamu semangat, maaf ya aku masih cuti."
"Nggak papa. Lo juga semangat." Nina tersenyum mendengar hal itu. Nina segera memesan ojek online dan pergi menuju bank yang tak jauh dari sana. Ia masuk dan segera diarahkan oleh satpam disana. Ia mengambil nomor antrian yang disama dirinya mendapat anterin Ke tiga belas.
"Harus nunggu deh." ucap Nina yang duduk dikursi tunggu itu. Ia membuka ponselnya dan mendapatkan pesan WhatsApp dari Bara.
Om Bara:
Kalau sudah selesai kekantor saya ya. Biar nanti pulang nya bareng saya kerumah Ibu.
📍 Located
Bara mengirimkan lokasi yang dimana jaraknya tak jauh dari Bank dirinya menunggu. Nina hanya membalas Oke pada Bara. Ia terus menunggu sampai siang, entah kenapa semakin siang semakin banyak orang. Dirinya sampai kesal sendiri karena baru urutan ke sembilan.
Sementara Bara melirik arlojinya yang sudah menunjukan pukul dua belas siang. Tak ada tanda-tanda Nina yang datang ke kantor.
"Panggil Dika agar keruangan saya." ucap Bara pada Rafa sekertaris nya.
"Baik pak." Daniel duduk dikursi kebesaran nya setelah rapat selesai. Tak lama pintu ruangannya terbuka dan melihat Dika membungkuk hormat sesaat.
"Bagaimana pak?" tanya Dika.
"Kamu susul deh Nina di bank, dari jam sembilan tadi nggak selesai-selesai." Bara mengirim lokasi GPS yang ada di ponsel Nina, Bara sudah atur semalaman.
"Baik Pak, saya akan segera kesana." Dika memang Standby di kantor Bara karena Alex yang harus mengurus sesuatu Jika ada hal yang mengharuskan dirinya keluar kota.
Nina sudah begitu bosan menunggu sampai dirinya merasa ngantuk. Suara seseorang menginterupsi membuat dirinya menoleh.
"Bu Nina.." ucap Dika yang melihat Nina tampak lelah.
"Loh Dika ya.... Kenapa disini?"
"Kenapa nggak serahin kartu yang dikasih pak Bara ke staff Bu?" tanya Dika yang kasihan melihat Nina pasti sudah lelah menunggu.
"Kartu ini kah?" tanya Nina pada Dika. Pria itu mengangguk karena itu kartu identitas Bara, dan jika Nina menggunakannya Staff akan langsung tahu dan membawanya ke ruangan VIP. Dika menatap Staff yang sedari tadi menatap nya.
"Ini istri Pak Bara, tolong segera diurus keperluan nya." ucap Dika membuat Staff terkejut.
"Maaf ibu kami tidak tahu, Mari silahkan ikut kami." ucap Staff itu merasa bersalah karena tidak tahu akan hal itu. Nina mengikuti staff itu bersama Dika yang ikut masuk keruangan tamu VIP itu.
"Silahkan di minum dulu Ibu." ucap Staffnya memberikan sebotol mineral padanya. Nina langsung mengatakan maksud dan tujuannya datang kemari. Semua persyaratan yang harus dipakai dirinya berikan pada staff itu.
Tak perlu waktu lama semuanya langsung selesai, Nina membatin sejak tadi kenapa dirinya harus susah-susah menunggu. Tinggal menyerahkan kartu milik Bara saja pasti akan langsung jadi, dirinya sungguh bodoh. Nina akhirnya selesai membuat rekening itu.
"Mari saya antar kekantor pak Bara Bu." Nina mengangguk dan mengikuti Dika masuk kedalam mobil. Dalam perjalanan dirinya hanya diam saja, ia merasa lelah dan ngantuk karena menunggu cukup lama tadi.
"Bu kalau masuk duluan nggak papa kan, saya mau parkirin mobil." Nina hanya mengangguk saja.
"Tanya saja ruangan pak bara di resepsionis."
"Oke. Makasih ya Dika."
"Sama-sama Bu." Nina keluar dari mobil dan bejalan masuk kedalam gedung bertingkat itu. Dirinya tak tahu berapa lantai gedung itu, ia masuk dengan senyum kikuk dan menghampiri resepsionis.
"Selamat siang mbak ada yang bisa dibantu?" tanya resepsionis itu ramah.
"Eee... Saya ruangan Pak Ba–
"Bara nya ada?" suara itu memotong ucapannya membuat dirinya menoleh menatap gadis dengan pakaian modis itu. Tubuhnya tinggi semampai, cantik sekali seperti model.
"Nona Cherry, Sudah lama tidak bertemu." Gadis itu tersenyum ramah membuat Nina hanya diam menatap nya.
"Pak Bara ada diruangan Nona. Beliau baru saja keluar dari ruang rapat." jelasnya. Gadis itu mengucapkan terimakasih dan langsung melengos pergi dari sana.
"Gila gila .. Cakep banget tunangan pak Bara." ucapnya membuat Nina diam membisu ditempat nya. Dua resepsionis itu saling membicarakan gadis yang disebut Cherry itu.
"Tunangan?" Batin Nina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
cherrybell apa anabele... 🤣🤣🤣🤣 pantesnya anabelle aja sih soalnya kayak boneka hantu 🤣🤣🤣
2024-11-21
0