Sherin adalah karyawan yang aneh

Jantung Sherin berdetak dengan sangat cepat. Kini ia duduk berhadapan dengan sang CEO yang ia pensari dari kemarin. Tubuhnya berkeringat, bahkan AC di ruangan mewah itu tidak dapat mendinginkan perasaan dan tubuh Sherin. Ia tidak berani memandang orang yang sedang duduk di hadapannya itu. Sekarang bukan rasa penasaran, tapi rasa takut. Sherin menundukan kepala dan duduk dengan sopan.

Ralvin duduk dengan santai sambil menatap layar laptopnya. Sherin merasa bahwa bosnya itu seperti tidak berniat bertemu dengan nya karena sedari tadi pria itu sibuk menatap layar laptopnya.

Beberapa menit kemudian, Ralvin menyingkirkan laptopnya ke sisi sebelah kanan tangannya. Kini ia duduk tegap lurus ke arah Sherin yang masih tertunduk. Sebelum berbicara ia menarik nafas terlebih dahulu.

"Namamu Sherin Fajriana kan?" suara Ralvin memecah keheningan. Sherin hanya menganggukan kepala.

"Umur 23 tahun, hmmm masih muda juga. Tinggal di jalan Cinaru Indah, blok 10, nomor 35. Nama ayah Wisnu Pratama, nama ibu Diah Saryani" lanjut Ralvin. Kini Ralvin menatap pada wajah Sherin.

Sherin menelan ludahnya, ia berpikir ternyata benar yang diceritakan novel-novel itu, bos muda yang tampan, kaya, mereka bisa mengumpulkan semua data diri orang yang mereka tidak sukai dalam waktu satu malam. Sherin yakin kalau Calvin pasti sudah mengadukan sikap ketusnya kepada adik kembarnya ini. Sekarang tamatlah sudah riwayatnya. Adik Calvin ini pasti tidak akan melepaskan dirinya begitu saja.

"Kamu kenal Calvin?" tanya Ralvin dengan tatapan yang dapat menembus jantung. Sherin kembali menelan ludah.

"Kenapa? Ayo jawab" Ralvin mendesak Sherin untuk menjawab.

Sherin langsung menyatukan dua telapak tangannya membentuk sebuah tanda memohon.

"Tolong Pak, saya gak bermaksud galak sama kakak Bapak. Tolong jangan sakitin keluarga saya, jangan incar saya, jangan siksa saya Pak. Ampun..." Sherin menunduk di bawah telapak tangannya yang terangkat di atas meja.

Ralvin mengangkat sebelah alisnya, "Maksudnya? Saya harus bebasin kamu gitu? Harus biarain kamu keluar dari perusahaan saya gitu aja?" tanya Ralvin.

Sherin langsung berdiri dan berjalan mendekati kursi Ralvin lalu bersimpuh di kakinya.

"Pak, Bapak udah cari tahu identitas keluarga saya, riwayat hidup saya. Tolong jangan sakiti saya dan keluarga saya. Saya bakal minta maaf sama Calvin. Saya gak akan marah-marah sama dia. Tapi tolong jangan ganggu hidup saya?" Sherin mulai menangis.

"Hei, apa-apaan kamu ini? Lebay deh" Ralvin mengangkat Sherin dengan lembut.

Dia membuat Sherin berdiri dihadapannya.

"Maksud kamu apa sih? Saya gak ngerti. Memangnya kamu kenal sama Calvin? Kamu ada masalah sama dia?" Ralvin malah bertanya kebingungan.

Sherin menengadah untuk melihat Ralvin yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

"Jadi Calvin gak ngadu sama Bapak?" tanya Sherin.

"Ngadu apa?" Ralvin balik bertanya.

"Kalau gak ngadu, dari mana Bapak tau identitas diri saya dan keluarga saya?" tanya Sherin yang membuat Ralvin bertambah bingung.

"Kamu ini kenapa sih? Ya saya tahu tentang kamu dari surat lamaran yang kamu kasih ke HDR. Kamu kasih lampiran tentang data diri lengkap kamu. Ada Photo copy KTP, kartu keluarga, ijazah, dan lain-lain. Karena kamu karyawan baru, saya mau mastiin kalau kamu memang layak kerja di kantor saya." jawab Ralvin.

Ralvin kembali duduk di kursinya, begitu juga dengan Sherin. Sherin mengelap air matanya. Sungguh malu ia menangis dan memohon seperti anak kecil di depan seorang pria.

"Saya minta maaf atas kelakuan saya ke Calvin. Saya pikir Bapak dendam sama saya terus mau ngehancurin hidup saya" kata Sherin yang masih tertunduk.

"Ingat ya, saya gak peduli urusan kamu sama Calvin. Yang saya mau kamu kerja yang bener, serba cepat, dan perfect. Kalau kerja kamu gak bener, saya potong gaji kamu" ancam Ralvin.

"Iya Pak, saya juga tau" kata Sherin.

"Kamu bagian penerjemah bahasa Mandarin kan? Nah, saya ada pekerjaan untuk kamu yang harus selesai sore ini juga. Besok saya ada rapat sama perusahaan China. Kamu terjemahin ini semua" kata Ralvin sambil menyodorkan beberapa lembar kertas yang menumpuk tebal.

"Banyak banget Pak, ini gak bisa selesai hari ini." Sherin protes.

"Gak boleh protes. Mau saya potong gaji nya?" Ralvin kembali mengancam.

"Iya iya Pak. Ya udah saya mau kerjain ini sekarang, permisi" Sherin berdiri lalu bergegas meninggalkan ruangan Ralvin.

Ralvin menggelengkan kepalanya, "Gadis itu gak ada takut-takutnya sama bos. Untung aku baik, kalau enggak, undah di tendang tuh dari kantor ini" kata Ralvin pada dirinya sendiri lalu kembali terfokus pada laptopnya.

* * * *

Hari sudah siang, waktunya makan siang sudah tiba. Filly, Dita dan Hendry mengajak Sherin untuk makan siang di kantin kantor. Tapi Sherin menolak karena harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh Ralvin tadi pagi. Perutnya memang sudah sangat lapar, tapi bagaimana lagi, jika tugasnya tidak selesai maka Ralvin akan memotong gajinya.

Setelah ketiga temannya pergi meninggalkan ruangan, Telepon duduk di mejanya berdering.

"Hmm kok ada yang nelepon ya? Aku sangka ini gak fungsi" kata Sherin sebelum ia menjawab telepon.

"Halo, ini dengan siapa ya?" Sherin menyapa dengan sopan.

"Ini saya, Ralvin. Gimana udah selesai belum?" kata Ralvin di seberang telepon.

"Ya ampun Pak, ini masih siang, saya baru nyelesaikan seperempatnya" jawab Sherin dengan malas dan juga kesal.

"Kamu berani pakai nada begitu ke atasan kamu? Mau saya potong gaji?" kata Ralvin yang tidak kalah kesal.

"Bapak sih sama kayak tukang bajaj itu, sama-sama nyebelin" kata Sherin malas.

"Maksud kamu Calvin?" tanya Ralvin dengan nada yang masih marah-marah.

"Iya, kalian sama-sama nyebelin. Apalagi Calvin kakak Bapak itu, selalu bikin saya kesal. Dan yang parahnya lagi dia sok ganteng dengan senyum terus" kata Sherin kesal mengingat tukang bajaj itu.

" Dengar ya, yang berhak ngatain dia itu cuma saya. Saya gak akan diam kalau ada yang ngatain dia" kata Ralvin marah-marah.

"Adik apaan Bapak ini? Masa gitu sama kakaknya sendiri. Lagian Bapak jangan marah-marah, nanti cepet tua. Saya mau lanjutin kerjaan nih, Bapak jangan ganggu ya" Sherin pun langsung menutup sambungan telepon.

Di ruangan CEO, Ralvin membanting ponselnya ke atas sofa. Ia menjambak rambutnya karena geram.

"Gadis itu!!....geram banget... Beraninya dia nutup telepon duluan. Baru kali ini aku nemu karyawan kayak dia" kata Ralvin sambil mengepalkan tangannya.

Ralvin sangat kesal pada Sherin. Selama ini tidak ada karyawan yang berani berbicara seperti itu padanya. Jangankan berbucara seperti yang Sherin lakukan, ketika Ralvin marah saja para karyawan sudah tertunduk takut. Ia bertanya-tanya kenapa pihak HDR bisa menerima gadis itu di perusahaan Citra Jaya. Karena sudah begitu kesal Ralvin pun menjadi frustasi karena tidak ada bahan pelampiasan.

"Sabar Ralvin...dia memang begitu" Ralvin berkata pada dirinya sendiri untuk menenangkan diri.

Terpopuler

Comments

Isma Aji

Isma Aji

oke lanjut

2021-12-15

0

nurlela

nurlela

hadir ka

2020-11-19

1

FitriYani🌞

FitriYani🌞

🤣🤣🤣🤣 asli seru...

2020-09-15

1

lihat semua
Episodes
1 Sopir bajaj yang membuat naik darah
2 Teman bule yang tampan
3 Bertemu dengan pria itu lagi
4 Melihat si bos untuk pertama kalinya
5 Sherin adalah karyawan yang aneh
6 Dikerjain si bos
7 Hari pembalasan
8 Ralvin adik kembarnya Bang Calvin?
9 Aku tahu cara menjinakkan karyawan aneh ini.
10 Ibu aku ingin disayang
11 Hari libur
12 Mimpi buruk
13 Perbedaan arti rasa malu dengan urat malu
14 Rekan bisnis yang Ralvin segani
15 Kerja sama dua perusahaan
16 Bisa gratis dengan satu kecupan
17 Ralvin pergi, sopir bajaj tidak terlihat
18 Australia
19 Ulang tahun Sherin
20 Hukuman yang mengejutkan
21 Ternyata bukan mimpi buruk
22 Bersama-sama kita cari identitas Sherin yang sebenarnya.
23 Sherin sakit
24 Di rumah sakit
25 Kontrakan Sherin
26 Orang tua angkat Sherin
27 Mati lampu
28 Mata-mata
29 Wisnu mencari Sherin
30 Siapa Wisnu?
31 Pemeriksaan Sherin
32 Aku bukan anak mamah dan papah?
33 Calvin si pahlawan
34 Kamarku jadi kamarmu
35 Hari pertama di rumah Calvin
36 Sherin naik jabatan
37 Ke Surabaya
38 Ketuk pintulah sebelum masuk!
39 Pak Bima
40 Sang peneror
41 Pulang ke Jakarta
42 Aku Calvin Rahelindra
43 Hanya ingin lebih dekat dengan mu
44 Berbaikan
45 Apartemen untuk Sherin
46 Ghani dan masalahnya
47 Pengobatan Jura
48 Penyesalan Jura
49 Orang yang menyelamatkan Sherin.
50 Jangan terlalu dekat dengan Hendry
51 Jura ke Bali
52 Mulai sekarang tinggal di rumahku
53 Kamar spesial untuk Sherin
54 Hari yang indah
55 Ralvin menarik
56 Sopir bajaj atau CEO?
57 Dia tunanganku
58 Marah
59 Dia penting bagiku
60 Dia bukan perebut
61 Aku mencintaimu
62 Sopir bajaj elite
63 Harus menikahi Jessika
64 Aku khawatir pada mu
65 Cerita masa lalu (1)
66 Cerita masa lalu (2)
67 Pengakuan dan perpisahan
68 Kabur dari pernikahan
69 Khilaf
70 Batalnya perjanjian
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Sopir bajaj yang membuat naik darah
2
Teman bule yang tampan
3
Bertemu dengan pria itu lagi
4
Melihat si bos untuk pertama kalinya
5
Sherin adalah karyawan yang aneh
6
Dikerjain si bos
7
Hari pembalasan
8
Ralvin adik kembarnya Bang Calvin?
9
Aku tahu cara menjinakkan karyawan aneh ini.
10
Ibu aku ingin disayang
11
Hari libur
12
Mimpi buruk
13
Perbedaan arti rasa malu dengan urat malu
14
Rekan bisnis yang Ralvin segani
15
Kerja sama dua perusahaan
16
Bisa gratis dengan satu kecupan
17
Ralvin pergi, sopir bajaj tidak terlihat
18
Australia
19
Ulang tahun Sherin
20
Hukuman yang mengejutkan
21
Ternyata bukan mimpi buruk
22
Bersama-sama kita cari identitas Sherin yang sebenarnya.
23
Sherin sakit
24
Di rumah sakit
25
Kontrakan Sherin
26
Orang tua angkat Sherin
27
Mati lampu
28
Mata-mata
29
Wisnu mencari Sherin
30
Siapa Wisnu?
31
Pemeriksaan Sherin
32
Aku bukan anak mamah dan papah?
33
Calvin si pahlawan
34
Kamarku jadi kamarmu
35
Hari pertama di rumah Calvin
36
Sherin naik jabatan
37
Ke Surabaya
38
Ketuk pintulah sebelum masuk!
39
Pak Bima
40
Sang peneror
41
Pulang ke Jakarta
42
Aku Calvin Rahelindra
43
Hanya ingin lebih dekat dengan mu
44
Berbaikan
45
Apartemen untuk Sherin
46
Ghani dan masalahnya
47
Pengobatan Jura
48
Penyesalan Jura
49
Orang yang menyelamatkan Sherin.
50
Jangan terlalu dekat dengan Hendry
51
Jura ke Bali
52
Mulai sekarang tinggal di rumahku
53
Kamar spesial untuk Sherin
54
Hari yang indah
55
Ralvin menarik
56
Sopir bajaj atau CEO?
57
Dia tunanganku
58
Marah
59
Dia penting bagiku
60
Dia bukan perebut
61
Aku mencintaimu
62
Sopir bajaj elite
63
Harus menikahi Jessika
64
Aku khawatir pada mu
65
Cerita masa lalu (1)
66
Cerita masa lalu (2)
67
Pengakuan dan perpisahan
68
Kabur dari pernikahan
69
Khilaf
70
Batalnya perjanjian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!