Amanda di bawa kerumah sakit. Sesampainya dirumah sakit Amanda langsung ditangani oleh tim medis. Sebelumnya pakaian Amanda diganti terlebih dahulu dengan baju pasien.
Dokter memeriksa kaki Amanda, tidak ada luka serius, hanya saja lecet akibat tertimpa motor. Agar benar-benar kaki Manda membaik, ia disarankan untuk rawat inap. Mungkin besok ia juga sudah diperbolehkan pulang.
"Makasih ya kak Julian" Ucap manda berterima kasih. Wajahnya tersipu saat Julian melihat kondisi kakinya.
Julian seketika melihat manda heran karena tahu namanya. Ia mengernyit heran. "Kamu tahu nama saya?" Tanya Julian ingin tahu.
Manda tersenyum menatap wajah Julian yang menurutnya semakin tampan. Sudah tiga tahun berlalu saat Julian membantunya menghadiri sekolahnya sebagai wali. Dan sekarang mereka bertemu lagi. Manda begitu sangat bahagia, sebab ia sudah menunggu momen ini tiga tahun lama nya. Ia sangat yakin jika mereka akan bertemu kembali dan ternyata harapannya benar-benar terkabul.
"Hey" Julian mengibaskan tangan nya di hadapan wajah Manda untuk menyadari Manda yang tersenyum sendiri.
"Eh, ya." Manda terhenyak kaget kemudian ia kembali tersenyum.
"Kamu belum jawab pertanyaan saya. Kamu mengenal saya?" Tanya Julian yang masih penasaran bagaimana wanita di depannya ini mengetahui namanya. Sedangkan ia merasa tidak mengenal Manda sama sekali.
"Kakak gak ingat sama aku?" Manda menunjuk dirinya sendiri. Ia merasa sedikit kecewa ternyata Julian tidak mengenalinya sama sekali.
Julian hanya menggeleng sebagai jawabannya. Karena memang dia tidak mengenal Manda.
Akhirnya Manda mengingatkan kejadian tiga tahun lalu, hari dimana menarik Julian meminta bantuannya untuk menjadi wali nya. Setelah mendengar penjelasan Manda, Julian baru ingat. Jika wanita di depannya saat ini adalah gadis yang pernah ia bantu waktu dulu.
"Kamu" Ucap Julian terhenti karena mengingat hadis kecil itu.
Julian memandang Amanda memperhatikan penampilan Amanda. Sangat jauh berbeda saat tiga tahun lalu. Dulu amanda terlihat kecil dan pendek. Meski sekarang Manda juga tidak terlalu tinggi sih, Tetapi wajah Manda sekarang jauh lebih dewasa. Juga terlihat sangat cantik. Jelas saja, dulu yang ia lihat adalah gadis berusia lima belas tahun dan sekarang Manda sudah menjadi seorang mahasiswi.
"Iya kak, kita bertemu lagi." Sahut Amanda girang. Ia sangat bahagia dan tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaannya saat Ini.
Julian menggeleng, kenapa bisa ia bertemu lagi dengan Manda. Perasaannya tiba-tiba saja menjadi tidak enak. Ia merasa jika Manda akan mempersulit nya lagi.
"Kenapa kamu bisa hujan-hujan_an dijalan?, kamu tahu, ulah kamu itu bisa menyebabkan orang-orang celaka. Untung saja bukan orang lain yang menabrak mu." Ucap Julian kesal.
"Tapi kan kakak gak kenapa-napa. Justru aku yang terluka." Sahut Manda.
Julian menghela nafas. Baru saja ia bertemu dengan manda, sudah membuat hati nya resah.
"Ya sudah, kamu istirahat lah, saya mau pulang." Ucap Julian sembari bangkit dari duduknya. Tapi Manda meraih tangan Julian hingga Julian berbalik menoleh pada Manda.
"Ada apa lagi?" Tanya Julian kesal.
"Jangan pulang kak, temani aku." Sahut Manda manja.
Julian memijit pelipisnya gusar. Mengapa dia mesti repot menemani Manda, kenal saja enggak. "Sorry, saya tidak bisa. Kamu kan punya keluarga, kenapa tidak hubungi keluarga mu." Sahut Julian sembari melepaskan tangan Manda dari lengannya. Ia kembali berbalik dan hendak melanjutkan langkahnya, namun terhenti lagi karena mendengar ucapan Amanda.
"Tapi kak, ponsel saya hilang." Sahut Manda. Ia kehilangan ponselnya. Mungkin saat Julian menabrak nya tadi.
Julian menarik nafas kasar kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku nya. Ia memberikan pada Manda. "Hubungi keluargamu." Ucap Julian datar.
Amanda langsung menghubungi mama nya dan mengatakan jika dia sedang dirumah sakit karena kecelakaan.
"Sudah." Ucap Manda sembari mengembalikan ponsel Julian.
Julian kembali melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Manda sendirian.
"Kak, bisakah kamu tetap disini sampai orangtuaku datang?" Pinta Manda namun Julian tidak menggubris, ia tetap berjalan dan keluar dari ruangan Manda.
Manda menatap pintu ruangannya dengan nanar, merasa sedih di abaikan oleh Julian.
Baru saja Manda hendak memejamkan matanya terdengar suara pintu di buka. Ia kembali membuka matanya dan melihat seseorang yang nampak panik dan tergesa masuk menghampirinya. Orang itu ternyata mama nya Amanda.
"Sayang, kamu gak papa?" Ucap mama Manda sembari menangkup wajah manda, serta meneliti seluruh tubuh Manda apa ada luka berat. Mama nya sangat khawatir mendengar kabar jika Manda mengalami kecelakaan.
"Manda gak papa ma, cuma lecet dikit aja di kaki." Sahut Manda tersenyum. Kemudian melirik arah pintu mencari seseorang. Ia mencari papa nya, apa hanya mama nya sendiri yang datang.
"Papa mana ma?" Tanya Manda kemudian.
"Papa mu terlalu lamban berjalan hingga mama tinggal." Sahut mama sembari duduk di kursi samping ranjang Manda. Ia merasa lega karena tidak terjadi hal serius dengan manda.
Manda tertawa mendengar jawaban mama nya. Mama yang begitu panik mendengar kabar Manda langsung berlari saat setelah sampai rumah sakit tanpa memperdulikan suaminya di belakang. Yang ada di pikirannya saat ini hanya ingin segera melihat Manda.
Ceklek
Suara pintu di buka. Sontak membuat mama dan Manda menoleh. Manda seketika tersenyum melihat siapa yang datang. "Papa" Panggilnya.
"Sayang, kamu gak papa nak?" Sama halnya dengan mama, sang papa juga panik dan cemas.
"Aku gak papa pa." Sahut Manda sembari memeluk sang papa. Terdengar helaan nafas lega dari sang papa.
Disisi lain Julian baru saja sampai kerumahnya. Baru saja ia membuka pintu langsung mendapati pemandangan sang mama sedang berjalan mondar-mandir khawatir. Sudah larut malam, tentu saja mama nya sedang menunggunya pulang dengan perasaan khawatir dan cemas. Padahal sebelumnya ia sudah memberitahu apa alasan ia pulang telat. Begitulah sang mama.
"Ma" Panggil Julian sembari berjalan menghampiri sang mama.
"Sayang." Mama Sania langsung menggenggam tangan Julian kemudian meneliti tubuh Julian mencari apakah ada luka pada sang anak. "Kamu gak papa kan nak?" Sambung mama Sania.
"Aku gak papa ma" Sahut Julian kemudian membawa mama Sania duduk. Ia menenangkan sang mama agar tidak khawatir. Julian menceritakan apa yang terjadi, hanya saja tidak serta Merta semua.
.
.
Bersambung.
Assalamualaikum semuanya🙏
Akhirnya kisah Julian dan Manda sudah bisa othor up ya, 🤗🤗 maaf karena udah buat para readers menunggu lama😁😁
stay tune terus ya kelanjutan nya🥰🙏
Sarangheo❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments