Suasana ramai dengan desain dan interior yang megah membuat semua mata yang memandang merasa takjub. Indah. Itulah yang mereka ucapkan. Sebuah pesta meriah sedang di selenggarakan malam ini di sebuah hotel terkemuka.
Sepasang suami istri paruh baya itu nampak sangat serasi yang juga masih sangat tampan dan cantik, meski usia mereka tidak muda lagi.
"Tante.." Seseorang memeluk sembari mengucapkan selamat. "Tante cantik banget malam ini." puji Almira pada Tante Sania.
Yang mengadakan acara pesta ini adalah Sania dan Danu. Mereka merayakan anniversary pernikahan mereka yang ke tiga puluh tahun.
"Kamu juga sangat cantik Al." Puji Sania pada almira sembari tersenyum bahagia. Almira hanya tersenyum mendengar pujian dari Tante Sania.
Selamat ya Tante, om." Sambung Almira mengucapkan selamat untuk pasangan itu.
Sania dan Danu tersenyum dan berterima kasih dengan ucapan selamat dan doa dari keponakan Almira dan Irfan.
"Mana cucu-cucu Tante?" Sania mencari keberadaan ke dua anak Almira. Almira dan Irfan sudah memiliki dua orang putra.
"Mereka ditinggal Tan." Irfan yang menjawab.
Sania merasa sedih, wajahnya berubah sendu. Danu yang melihat itu mengusap punggung Sania. Mereka sangat menyayangi kedua anak Irfan dan Almira.
Sangat disayangkan, padahal Sania dan Danu sudah kangen dengan kedua anak Irfan dan Almira, Meraka pasti senang banget jika kedua bocil itu ikut. Tapi apa boleh buat. Kedua anak Irfan dan Almira itu sangat aktif dan tidak bisa diam. Mereka akan bosan jika hadir ke acara besar dan ramai seperti ini. Otomatis mereka akan rewel dan nangis. Itu sebabnya Almira dan Irfan meninggalkan mereka dirumah yang di jaga oleh pengasuh mereka.
"Julian mana Tan?" Tanya Almira yang tidak melihat sahabat sekaligus sepupu suaminya itu. Ia mencari keberadaan Julian tapi tidak menemukan nya.
"Tante juga gak tahu, kemana tuh anak ya. Padahal tadi dia disini." Sahut Sania yang juga meneliti sekeliling.
Sania dan Danu pun beranjak melangkah dan menyambut tamu-tamu mereka. Banyak dari kalangan bisnis juga para dokter sahabat Danu yang hadir. Mereka mengucapkan selamat atas ulang tahun pernikahan mereka.
Almira menatap Sania dan Danu sambil tersenyum. Ia sangat bahagia, disaat ia dan suami tidak memiliki keluarga. Tante Sania dan Danu kini menggantikan sosok kedua orang tua bagi mereka. Mereka sangat menyayangi dan mencintai Sania dan Danu.
"Kenapa yang?" Tanya Irfan yang mengikuti arah pandang sang istri.
"Mereka sangat serasi ya mas. Cinta mereka begitu besar satu sama lain. Aku berharap kita bisa seperti om danu dan Tante Sania." Ucap Almira dengan mata berkaca-kaca.
Irfan memeluk sang istri dan mengucapkan kata-kata cinta pada sang istri. "Insyaallah, cinta kita juga akan terus bertambah, dan akan selalu bersama hingga maut memisahkan kita." Sahut Irfan.
Di saat semua sedang menikmati pesta, beda hal nya dengan Julian. Ia menyendiri di taman hotel. Ia sangat malas bergabung dalam pesta itu karena pasti ia akan jadi bahan pertanyaan kapan ia akan menikah. Dan tak sedikit dari mereka yang terang-terangan ingin menjodohkan putri mereka dengannya. Ia heran kenapa mereka begitu antusias untuk menjodohkan putri mereka dengannya. Apakah karena ia adalah anak dari Danu Dwi William hingga mereka semua berebut menginginkan nya? Apakah jika ia masih dalam status nya yang dulu orang-orang akan bersikap sama.
Lamunannya berhenti saat ponselnya berdering. Ia melihat nama Yang tertera ternyata Almira. Tanpa ragu ia langsung mengangkat panggilan itu.
"Ya Al." Sahut Julian saat panggilannya terhubung.
"Baiklah, gue kesana." Sambungnya kemudian mematikan sambungan teleponnya. Entah apa yang dikatakan Almira hingga ia bersedia untuk bergabung. Ia menyimpan kembali ponselnya di saku celananya. Kemudian melangkah kan kaki nya berjalan hendak menuju ruangan dimana dia dalam pesta kedua orangtuanya.
Bugh
"Aw" Rintih seseorang yang terjatuh akibat bertabrakan dengan Julian.
"Sorry, sorry." Ucap Julian mengulurkan tangannya hendak membantu wanita itu berdiri. Wanita itu mendongak menatap Julian. Kemudian ia juga mengulurkan tangannya.
Julian sempat terpesona saat melihat gadis itu. Gadis itu begitu cantik. Wajah nya yang mirip seperti cewek-cewek Korea, berkulit putih bersih dan imut.
"Kak Julian." Ucap wanita itu tersenyum gembira. Tentu saja Julian kaget mengapa gadis itu bisa mengenalinya. Dia kembali meneliti dan mengingat wajah gadis itu dan ternyata dia adalah gadis yang ia tabrak waktu itu.
"Kamu." ucap Julian kaget dan langsung menepis tangan Amanda tidak jadi membantu Amanda berdiri. Ia langsung bangkit dan melanjutkan langkahnya.
"Kak." Teriak Amanda memanggil Julian namun Julian tetap melangkah pergi meninggalkan nya sendirian.
"Dasar cowok aneh" Umpat nya sembari bangkit. "Tapi gue suka." Sambungnya tersenyum memandangi arah Julian pergi.
Amanda datang ke pesta bersama kedua orangtuanya. Awalnya ia malas untuk ikut namun kedua orangtuanya kekeh mengajaknya hingga mau tidak mau ia ikut. Dan merasa bosan ia keluar dan pergi ke taman. Tidak disangka ia bertemu dengan Julian yang membuat ia jadi bersemangat.
"Apa dia juga menghadiri pesta ini?" tanya nya dalam hati kemudian ia tersenyum. Entah apa yang ada dalam pikirannya hingga ia kembali menghadiri pesta tersebut. Ia datang dan mendapati kedua orangtuanya sedang bercengkrama dengan pasangan suami istri.
Amanda langsung menghampiri kedua orang tuanya karena mama nya memanggil dan memberi kode untuk datang.
"Ini dia putri ku Danu." Ucap sang papa memperkenalkan Amanda pada Danu.
"Selamat anniversary ya Tante om." Ucap amanda pada Sania dan Danu. Ia mendapat pujian dari Sania dan Danu yang membuat ia tersenyum malu.
"Putri mu sangat cantik Aleena, galih." Puji Sania pada Aleena dan galih.
Galih adalah sahabat dekat Danu, mereka bersahabat saat masa SMA hingga kuliah kedokteran. Mereka sama-sama seorang dokter, namun berbeda tinggal. Danu yang tinggal di Indonesia sedangkan galih tinggal di negara asal istrinya.
Istrinya Aleena adalah seorang wanita asal Korea, nama aslinya adalah Park can mi, ia menikah dengan galih dan mengganti nama serta agamanya. Ia memeluk agama suami yaitu muslim. Tak heran jika Amanda sangat cantik karena memiliki darah campuran Indonesia dan Korea. Selama ini Amanda tinggal dengan neneknya. Karena Amanda tidak mau tinggal di Korea. Berkali-kali mereka membujuk Amanda untuk tinggal di Korea namun ia enggan. Ia beralasan tidak mau meninggalkan nenek nya.
Galih dan Aleena sudah setahun ini tinggal di Indonesia saat sejak nenek Amanda meninggal dunia satu tahun lalu, hanya galih yang bolak balik Indonesia Korea untuk bekerja. Rencananya mereka akan membawa Amanda untuk kembali ke Korea. Toh nenek manda sudah meninggal jadi alasan apa yang ia sampaikan lagi.
"Oh ya, mana putra mu? kami tidak melihat nya." Timpal Aleena.
Sania dan Danu meneliti mencari keberadaan Julian, seketika wajah Sania tersenyum dan menunjuk ke arah putra nya.
"Disana. Julian." Panggil Sania.
Amanda membola mendengar nama Julian, ia mengikuti arah pandangan Sania serta kedua orang tua nya. Seketika bibirnya merekah tersenyum.
"Fiks inilah yang namanya jodoh" Gumamnya dalam hati tersenyum bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments