Part 5

Akupun tetap diam tak bergeming. Sampai akhirnya dia menelepon scurity untuk menyeretku keluar.

Tak selang beberapa saat, scurity pun datang. Namun ketika mereka hendak membawaku keluar, tiba-tiba saja Sinta menjadi pucat.

“Anda...?” ucap Sinta bingung dan terkejut...

“Ada apa ini?” Tanya pak Jodi kepada scurity

“Ini pak, kami di suruh oleh bu Sinta agar membawa perempuan ini keluar.” Jelas security

“Apa benar itu, Sinta?” tanya pak Jodi yang pura-pura tidak tahu tentang apa yang barusan terjadi. Karena sebenarnya dia sudah melihatnya di CCTV di ruangan mas Angga.

“Iya, pak. Saya memang sudah menyuruh scurity untuk membawa perempuan kampung ini keluar.” Jelas Sinta yang tidak merasa bersalah

“Lalu apakah kamu sudah bertanya dulu untuk apa dia ada di sini?” tanya pak Jodi datar

“Tadi dia bilang kalau dia di suruh datang ke sini oleh pak Direkturnya langsung.” Jawab Sinta

“Terus kamu percaya atau tidak dengan jawaban nona ini?” tanya pak Jodi lagi

“Tidak percaya, pak.” Jawab Sinta mantab

“Alasannya..??” tanya pak Jodi

“Ya mana mungkin saja, pak. Perempuan kampungan ini kenal dengan pak Angga. Secara dia ini terlihat seperti perempuan tidak benar.” Jawab Sinta yang sekali lagi tanpa merasa bersalah

“Baiklah.. dengarkan semuanya baik-baik apa yang akan saya katakan ini. Dia datang ke sini memang di undang oleh pak Direktur langsung. Tadinya dia ke sini sebagai tamu. Tapi berhubung sikap kamu yang seperti ini ke tamu pak Direktur, maka mulai saat ini, detik ini juga, posisi kamu sebagai sekretaris di copot. Kamu akan di pindahkan menjadi staf kantor biasa dibagian keuangan.” Jelas pak Jodi

“Tapi pak..” Ucap sinta terpotong

“Tidak ada tapi-tapian. Cepat kemasi semua barang-barangmu, lalu pindah melapor ke kepala divisi kamu yang baru.” Perintah pak Jodi

“Dan untuk posisi sekretaris Direktur yang baru akan di pegang oleh nona Kania. Apa kalian mengerti?” tanya pak Jodi tegas

“Mengerti, pak.” Jawab semua security

dan akhirnya kegaduhan kecilpun berakhir.

Mereka semua kembali ke tempat kerja mereka masing-masing. Namun tidak dengan Sinta. Dia masih saja berdiri di ruangan itu

“Ada apa lagi, Sinta?” tanya pak Jodi

“Pak, saya keberatan dengan keputusan ini. Saya tidak terima kalau posisi saya sebagai sekretaris diserahkan ke perempuan kampung ini. Apalagi dengan alasan bapak yang menurunkan jabatan saya seperti itu. Saya tidak terima.” Ucap Sinta tetap kekeh dengan pendiriannya

“Kamu bicara seperti ini, berarti kamu meragukan keputusan saya ini. Iya? Kalau kamu masih tetap ngotot seperti ini, lebih baik kamu saya keluarkan karena sudah tidak menuruti perintah atasan. Kamu mau seperti itu?” ucap pak Jodi tegas

Untuk beberapa saat, Sinta terdiam. Dia tidak tau harus bagaimana. Cita-citanya untuk mendekati pak Angga pun sirna. Tapi itu tidak mungkin terjadi kalau Sinta masih tetap bekerja di perusahaan itu.

“Iya baiklah, pak. Saya akan pindah.” Ucap Sinta

“Awas kamu perempuan kampung, tunggu pembalasan saya. Saya akan buat kamu tidak betah di kantor ini.” Ancam Sinta dalam hati sambil melangkah keluar ruangan

Setelah semuanya keluar, pak Jodi pun membawaku ke tempat kerjaku.

“Kania, ini tempat kerja kamu. Jika ada tidak kamu mengerti, kamu bisa tanyakan ke saya.” Jelas pak Jodi

“O ya, hampir saja saya lupa. Saya disuruh pak Angga untuk membawamu ke ruangannya.” Ucap pak Jodi sambil menepuk jidat

“Baik pak, terimakasih”

ucapku

Tak butuh waktu lama buat sampai di ruangan mas Angga. Karena memang pada dasarnya, aku duduk di depan ruangannya.

‘tok.. tok.. tok..’ suara pintu diketuk

“Masuk..” perintah mas Angga

Setelah mendengar ucapannya dari dalam, aku pun masuk

“Kania... Oh..” Ucap mas Angga sambil berlari dan memelukku.

“Mas.. Mas.. Jangan seperti anak kecil begini ah. Ini di kantor tahu. Nanti kalau tiba-tiba ada yang masuk, bagaimana?” Ucapku yang berusaha melepaskan diri dari pelukannya.

“Biarkan saja.” Jawab Mas Angga santai

“Mas Angga..!!” teriakku kesal lalu segera pergi keluar.

Mas Angga yang melihat sikapku itu hanya geleng-geleng saja.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Setelah ini, apakah Angga punya kesempatan untuk menyatakan perasaannya ke Kania? Lalu bagaiman dengan ancaman Sinta?

Tunggu kelanjutannya ya...😉

Tolong di comen dan di like supaya author bisa semangat melanjutkan ceritanya...🙏

Terpopuler

Comments

Sanny

Sanny

Sinta it bdanx aj yg sekolahin tapi mulut dan kelakuan x ndk pernah sekolahin the

2020-01-27

6

Rina Nikijuluw

Rina Nikijuluw

Bagus Thor

2020-01-23

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!