Part 2

Setengah jam lagi acara pesta penyambutan akan segera di mulai. Semuanya juga sudah berkumpul. Aku yang memang datang sedikit santai, akhirnya sampai di tempat pesta.

Namun ketika aku hendak masuk, aku di hadang oleh petugas penerima tamu.

“Nona, boleh minta kartu undangannya?” ucap petugas penerima tamu

“Saya tidak memiliki kartu undangan. Tapi keluarga saya ada di dalam. Anda bisa mengeceknya ke dalam.” Ucapku

“Baiklah, siapa nama keluarga nona?” tanya petugas

“Nama keluarga saya adalah Galih. Dan Direktur kalian yang baru, Pak Angga adalah keluarga saya.” Jelasku

“Apa? Tidak mungkin..!!” Ucap petugas tak percaya

Di saat kami sedang berdebat, lalu tiba-tiba saja seseorang mendatangi kami.

“Ada apa ini kok ribut-ribut?” tanya seorang perempuan yang tak lain adalah Sinta sang sekretaris Direktur.

“Ini mbak, katanya nona ini adalah saudaranya Direktur kita yang baru.” Jelas petugas

“Oh..masa’? gadis kampungan ini?” ucap sinta meremehkanku

“Maaf mba, tapi emang benar saya ini keluarganya pak Angga, Direktur kalian yang baru.” Jelasku yang masih dengan sabar menanggapi ucapannya

“Eh dengar ya gadis kampung.. kalau kamu ini keluarganya Direktur, maka saya adalah istrinya. Kamu dengar itu. Sudah sana pergi. Pengemis tidak di terima di sini.” Ucap sinta kasar

“Penjaga, bawa pengemis ini keluar, jangan biarkan dia masuk lagi ke perusahaan ini.” Perintahnya sok berkuasa

“Maaf nona, silahkan keluar.” Ucap penjaga

Akupun yang dari awal memang enggan untuk ikut acara, akhirnya menuruti kemauan sang sekretaris sombong itu.

******************************

Acara berlangsung khidmat. Banyak kolega dari perusahaan datang ke pesta itu dan banyak pula gadis dari anak pengusaha terkenal yang ingin berkenalan dengan mas Angga. Namun, semua di tolaknya dengan halus. Hal ini membuat sang ayah menjadi bingung...

“Nak, kenapa kamu menolak mereka? Mereka kan cantik, pintar, dan juga berasal dari keluarga terpandang.” Tanya Pak Galih, ayahnya mas Angga.

“Tidak Ayah, cintaku hanya untuk satu orang dan dia adalah Kania.” Jawab mas Angga mantap

Pak Galih pun tersenyum mendapati putranya yang tidak pernah goyah akan cintanya. Tapi pak Galih juga sedih, karena sampai sekarang aku belum tahu cerita yang sebenarnya

“Oh ya Yah, Kania sampai jam segini kenapa masih belum datang ya?! Padahal tadi dia bilang cuma ke toilet sebentar. Kenapa lama sekali. Apa toilet di perusahaan ini harus lewat jalan tol ya?” ucap mas Angga heran

“Hush kamu ini ada-ada saja. Mana ada toilet yang lewat jalan tol?! Kamu ngaco.” Ucap pak Galih

“Habisnya tuh anak lama sekali Tidak sampai-sampai. Lewat mana coba kalau tidak lewat tol.” Ucapku sewot

“Kamu ini ya. Biar begitu, kamu cinta matikan dengan dia?!” ledek pak Galih

“Iya juga sih. Terus tuh anak kemana?” tanyaku heran

“Coba kamu telepon dia lagi.” Perintah pak Galih dan mas Angga pun langsung mengambil HP nya

“tut...tut..tut..” bunyi nada sambung telepon

“Hallo...” Ucapku

“Dek, kamu dimana? Udah jam berapa ini. Kenapa masih belum nongol juga.” Ucap mas Angga emosi

“Mas...sabar mas. Dengerkan ceritaku dulu. Tapi mas janji, jangan marah.” Ucapku memastikan

“Iya..iya..” jawab Angga

“Begini mas, tadi aku sudah mau masuk ke dalam. Tapi aku di larang masuk karena tidak punya kartu undangan. Jadinya aku pulang deh. Sekarang aku sudah ada di rumah.” Jelasku

“O ya, kalau mas tidak percaya sama aku, takut aku mengada-ngada, mas bisa cek di CCTV perusahaan. Tapi ingat mas, jangan marah. Mereka hanya menjalankan tugas dan lagi pula memang ini yang aku mau. Aku dari awal memang ingin pulang.” Ucapku di ikuti tarikan nafas panjang dari mas Angga

“Baik, mas bakalan cek. Tapi mas tidak yakin bisa menahan emosi mas kalau ternyata mas sampai menemukan sesuatu yg di luar batas.” Ucap Angga mengancam

“Ya sudahlah, mas. Terserah apa kata mas saja.” Ucapku nyerah tapi tersenyum licik

“Rasakan pembalasanku. Suruh siapa begitu sombong di hadapanku” gumamku setelah menutup telepon

******************************

Tak butuh banyak bicara, akhirnya Angga pun mengecek CCTV dan seketika membuat wajahnya memerah. Pak Galih yang tahu dengan sifat anaknya ini, berusaha untuk meredam.

“Jangan... jangan sekarang. Sekarang bukan waktu yang tepat. Lebih baik kita lihat dulu apa maunya. Lagipula sekarang masih dalam suasana pesta. Tidak baik marah-marah. Tidak enak sama semuanya.” Ucap pak Galih

“Tapi yah, Kania, dia di sakiti seperti itu.” Ucap mas Angga dengan suara sedikit meninggi

“Iya ayah tahu. Tapi ayah punya ide, bagaimana kalau kamu ajak berunding saja dulu si Kania?” Ucap pak Galih

“Memangnya Kania mau yah?” tanyaku ragu

“Tentu saja mau. Masa’ kamu tidak bisa mengerti isyarat Kania ke kamu?” tanya Pak Galih

“Eh iya ya, yah. Benar juga. Ya sudah, nanti sampai di rumah akan aku rundingkan deh dengan Kania.” Jawabku sedikit mereda

“Nah begitu...ya sudah, kita lanjutkan yuk pestanya. Tidak enak meninggalkan mereka lama-lama.” Ucap pak Galih sambil merangkul anaknya, Angga.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Kira-kira apa rencana Angga dan juga Kania ya? Lalu bagaimana dengan Sinta? Tunggu kelanjutannya ya.😉

Jangan lupa di comen dan di like ya...🙏

Terpopuler

Comments

Nuraini

Nuraini

kyk nya seru nih

2020-10-11

2

noname

noname

🖤

2020-06-21

4

Valent Prayoga

Valent Prayoga

Singkat padat jelas
Good.
Semangat thor

2020-06-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!