Part 4

Ke esokan harinya Ayah, Bunda, dan mas Angga sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan sebelum ke kantor. Tapi tidak dengan Kania. Dia masih tidur. Karena dia merasa kalau hari ini dia sudah tidak sekolah lagi. Alias lulus. Dia ingin bermalas-malasan sebentar di atas tempat tidurnya.

“Nak, kamu sudah merundingkan masalah kemarin dengan adikmu?” tanya pak Galih ke mas Angga

“Sudah, yah.” Jawab Angga

“Terus dia mau bantu kamu?” tanya Pak Galih lagi

“Iya. Dia mau jadi sekretaris dadakan Angga, yah.” Jelas mas Angga dan pak Galih pun mengangguk-ngangguk

“Terus si Sinta mau kamu kemanakan?” tanya Pak Galih yang tiba-tiba sadar akan sekretarisnya itu.

“Mau aku pindahkan, yah. Jadi staf biasa.” Jawabku

“Apa tidak apa-apa seperti itu?” ucap bunda seketika yang dari tadi diam

“Iya tidak apa-apa, Bun. Ini masih lebih baik daripada harus di pecat. Mengingat apa yang dia sudah lakukan ke Kania kemarin” jawab mas Angga mantap

“Memang apa yang udah dia lakuin ke Kania kemarin?” tanya Bunda yang bingung karena kemarin dia tidak tahu apa yang sudah terjadi di acara pesta

“Tidak ada apa-apa, bun. Pokoknya bunda tenang saja. Angga akan tetap menjaga Kania kok.” Bujuk mas Angga.

“Ya sudah kalau kamu bilang begitu. Tolong jaga calon mantu ibu ya, Angga.” Pinta bunda yang dari awal memang menghendaki putra satu-satunya itu bisa menikah dengan Kania putri Almarhum sahabatnya itu.

“Siip bun. Tenang saja. Angga akan jaga Kania 24 jam.” Ucap mas Angga sambil mengacungkan jempol.

“O ya, yah, bun, Angga mau ke kamar Kania dulu sebelum berangkat ke kantor. Angga mau bangunin dia dan juga mengingatkan dia agar tidak lupa untuk datang ke kantor Angga nanti jam 10.” Ucap mas Angga sambil berdiri dari tempat duduknya

“Ya sudah sana.” Ucap bunda dan diikuti gelengan kepala ayah

******************************

“Kania, bangun dek.” Ucap Angga sambil menggoyang-goyangkan badanku.

“Hmm...apa sih, mas? sekarangkan aku tidak sekolah. Aku mau bermalas-malasan dulu di kamar.” Jawabku sambil terus tidur

“Kamu memang sudah tidak sekolah, tapi kamu kan mulai hari ini akan jadi sekretaris mas.” Ucap mas Angga mencoba mengingatkanku.

“Iya-iya mas. Aku bangun sekarang. Sudah sana mas berangkat kerja duluan. Nanti aku menyusul.” Pintaku

“Mas tidak akan berangkat kalau kamu belum mandi.” Ucap Mas Angga

“Haiz mas... mas... Maksa banget sih. Sepertinya mas tidak suka sekali sih lihat orang bahagia?” ucapku sewot sambil masuk ke dalam kamar mandi

“Biarkan saja.” Jawab mas Angga

Setelah beberapa saat, aku pun selesai mandi dan keluar dari kamar hendak sarapan. Mas Angga pun berangkat duluan.

******************************

Sesuai dengan rencana semula, begitu sesampainya aku di lobi, aku menghubungi mas Angga. Tak selang berapa lama, seseorang datang mengampiriku

“Permisi, dengan nona Kania?” tanya pak Jodi selaku kepala HRD dan juga menjadi satu-satunya orang yang tahu akan identitasku.

“Iya, pak. Itu nama saya. Bapak siapa ya?” tanyaku sopan

“Perkenalkan, nama saya Jodi. Saya ke sini atas perintah Pak Angga. Pak Angga juga sudah menceritakan semuanya. Jadi non tenang aja. Rahasia terjaga.” Jelas pak Jodi.

“Pak, tidak usah panggil non. Panggil saya Kania saja. Biar seperti karyawan yang lainnya.” Pintaku

“Baiklah, Kania. Sekarang kamu ikut dengan saya.” Perintah pak Jodi dan aku mengikutinya dari belakang.

***

“Kamu tunggu sebentar di sini ya, saya mau melapor ke pak Angga dulu?” ucap pak jodi sesaat setelah masuk kedalam ruangan HRD

“Iya, pak.” Jawabku singkat

Setelah beberapa saat, tiba-tiba ada seseorang yang masuk.

“Eh kamu? Kenapa kamu bisa masuk ke dalam dan juga bisa ada di sini?” tanya Sinta sinis

“Saya tadi pagi di suruh ke sini sama pak Direktur.” Jawabku jujur

“Alasan...!!! Dasar pembohong. Kemarin kamu bilang kalau kamu ini saudara Pak Direktur. Sekarang kamu bilang kalau kamu disuruh langsung oleh pak Direktur. Dasar kamu perempuan kampungan. Kamu kecil-kecil sudah belajar jadi penipu rupanya.” Cerocos Sinta

“Terserah kalau anda tidak percaya. Kita akan membuktikannya setelah pak Jodi datang.” ucapku santai

“Tidak usah tunggu. Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini dasar perempuan kampungan.” ucap Sinta yang lagi-lagi mengusirku

Aku pun tetap diam tak bergeming. Sampai akhirnya dia menelepon scurity untuk menyeretku keluar.

Tak selang beberapa saat, scurity pun datang. Namun ketika mereka hendak membawaku keluar, tiba-tiba saja Sinta menjadi pucat.

“Anda...?” ucap Sinta bingung dan terkejut...

.

.

.

.

.

Bersambung...

Kira-kira siapa ya yang datang dan bagaimana nasib kania jadinya?

Tunggu jawabannya di next episode..😉

Jangan lupa di comen dan di like ya🙏

Terpopuler

Comments

Heni Linda Oriflame

Heni Linda Oriflame

seru... 😍😍😍

2020-11-29

2

noname

noname

tua bangke

2020-06-21

5

Rafika Wulan

Rafika Wulan

panjangan dkt napa thor crta nya,biar bca nyaga kya iklan gth

2020-02-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!