" Cilla, kenapa sih. Lo berdua nggak lagi berantem kan? "
Mendengar perkataan Adel, Cilla hanya diam saja dan menghiraukan pertanyaan yang Adel berikan.
" Anterin Cilla pulang. Nanti gue traktir lo makan sepuasnya. "
" Gue? " Seru Angga
" Siapa lagi yang suka traktiran. "
" Anjir lo ya. Oke deh berangkat. "
Adel makin bingung, apa yang sedang terjad di sini? Adel pikir, Kevin bersikap baik karena ada sesuatu di balik ini semua.
Setibanya di parkiran, Adel bingung karena selama ini Kevin selalu membawa motor kesayangannya. Ini juga kali pertama Kevin membawa mobilnya ke sekolah.
" Tumben, setan apa yang merasuki seorang Kevin Yolan. "
" Silahkan masuk tuan putri. "
" Gue nggak mau masuk. Harusnya pacar lo, kenapa harus gue. Gue naik taxi aja deh. "
Kevin masih berada di posisi yang sama, membiarkan pintu mobil terbuka lebar agar Adel bisa masuk.
Adel membuang napasnya kasar, dan segera masuk.
Kevin segera menutup pintu dan berjalan memutar ke sisi pintu pengemudi. Dia menarik seulas senyum.
Kevin mengemudikan mobilnya menuju rumah Adel. Selama perjalanan, sesekali menoleh ke sebelahnya di mana Adel duduk.
Sejak tadi gadis itu terdiam sambil menatap ke luar jendela.
Kevin menghentikan mobilnya di parkiran kedai es krim langganannya. Mata Adel seketika berbinar, ia segera turun dari mobil dan pergi tanpa memperdulikan Kevin yang sibuk merapihkan penampilannya.
...----------------...
Bel sudah berbunyi sejak beberapa jam yang lalu, dengan langkah santai dia berjalan menuju kelasnya. Ada beberapa siswa yang masih di depan kelas menunggu guru datang, ada pula yang sudah duduk di bangkunya masing-masing.
Murid-murid yang masih nongkrong di depan kelas biasanya guru mereka berhalangan masuk atau sedang ada rapat dadakan.
Sejak dari tadi teman-teman Kevin menunggu di dalam kelas sembari asik bermain game, ada pula yang hanya membaca buku kosong.
" Dari mana? Nemuin pacar lagi, hehehe " Sindir Angga.
Kevin hanya berjalan melewati mereka dan terduduk lesu. Mereka semua terkejut serta panik luar biasa melihat wajah pucat Kevin dengan keringat yang bercucuran.
Angga buru-buru ngasal mengambil tisu dari teman cewek sekelasnya untuk mengelap keringat di wajah Kevin. Sedangkan Marvin, dia segera pergi ke ruang UKS untuk meminta obat.
" Lo enggak apa-apa vin. "
" Mmm, oke. "
" Oke dari mana, badan lo panas anjir. keringet dingin lagi gila kali lo. " Celoteh Angga sembari mengelap keringat yang masih bercucuran itu.
Mendengar kegaduhan itu, semua murid yang ada di kelas histeris dan berbondong-bondong menghampiri Kevin. Dan salah satu dari mereka segera berlari keluar kelas untuk menemui seseorang.
Ketua kelas memastikan bahwa Kevin baik-baik saja, dia juga membantu mengelap keringat di wajah Kevin. Namun seseorang menepis dan menghadang agar menjauh darinya.
" Jangan cari kesempatan dalam kesempitan. "
" E-eh. Gue cuman bantu aja. Lagian gue ketua kelas di sini, gue juga bertanggung jawab atas anggota kelas kita. " Jelasnya.
...----------------...
Seseorang berlarian dengan langkah cepat, sampai-sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya.
Bruk
Mereka berdua terjatuh bersamaan. Mereka saling meringis kesakitan.
" Kalau jalan pake mata. Punya mata kan lo. "
Dia membangunkan temannya secara hati-hati
" Lo nggak apa-apa kan? "
Gadis itu segera bangun dan merapihkan pakaiannya tanpa memperdulikan seseorang yang dia tabrak tadi. Segera gadis itu bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.
" Sialan lo. Woy minta maaf lo sekarang!! "
Cilla mendengus kesal karena gadis itu sama sekali tidak merasa bersalah telah menabrak Adel hingga jatuh kesakitan.
Berbeda dengan Adel, dia hanya diam dan menenangkan Cilla yang mengutuk gadis itu sejak tadi.
Meskipun perih, tetapi Adel masih bisa menahannya dan tidak memperlihatkannya kepada Cilla.
" Udah Cilla, nggak apa-apa. Kita harus segera ke perpus, murid yang lain udah nunggu. "
Dengan kesal Cilla menoleh ke arah Adel yang terlihat biasa saja saat seseorang telah menabraknya dan tidak meminta maaf kepadanya.
Dalam perjalanan menuju Perpustakaan, mereka tak sengaja melihat Marvin berlarian membawa obat dan sebotol air minum.
" Marvin. Ada apa, kenapa berlarian di jam pelajaran. Dan itu buat siapa? " Adel menghentikan Marvin yang sedang buru-buru.
" Kevin. Dia kayaknya sakit. "
" Apa? Kevin sakit. " Teriak Cilla penuh kekhawatiran.
Tanpa berpikir panjang, Cilla segera bergegas ke kelas untuk menemui Kevin. Sedangkan Adel, mencari seseorang untuk membantunya membawakan buku paket ke kelasnya.
Semua orang masih berkerumun melihat kondisi Kevin yang semakin memburuk. Mereka sama sekali tidak percaya bahwa Kevin tiba-tiba sakit di saat yang tidak tepat.
" Kevin !!! "
Seorang gadis yang menerobos masuk menyingkirkan orang-orang yang mengerumuni Kevin. Dia segera mengelus puncak rambut Kevin dengan hati-hati dan segera mengelap keringatnya.
Gadis itu sangat panik dan dia sama sekali tidak menyadari akan perilakunya yang tidak seperti biasanya.
Bahkan teman tongkrongannya saja tidak percaya apa yang mereka lihat ini.
" Cilla. Lo ngapain di sini. " Lirihnya.
" G-gue... ketemu Marvin tadi di jalan. "
Sekilas Kevin tersenyum tipis tanpa sepengetahuan orang lain, termasuk orang yang tepat di sebelahnya itu.
Marvin datang dengan membawa obat dan air minum, Cilla segera membantu Kevin untuk meminum obatnya.
Meski telah meminum obat dan menunggu beberapa menit, panas di tubuh Kevin masih belum saja turun.
Dengan sigap, Cilla segera menyuruh Angga untuk membawa Kevin pergi ke rumah sakit. Namun, seseorang menghentikannya.
" Biar gue aja. "
Deg... Deg...
Seketika langkahnya terhenti. Cilla mengurungkan niatnya untuk membawa Kevin pergi.
" Gue aja. Dia kan pacar gue. Biar gue yang urus. "
Liana, gadis manis itu bintangnya anak kelas IPS yang terkenal akan parasnya yang cantik. Hubungan mereka terungkap ketika kenaikan kelas berlangsung di saat pertengkaran hebat yang menimpa mereka berdua. Dan saat itu juga semua orang tau bahwa Liana adalah kekasihnya Kevin.
" Gue yang ambil alih ya. " Pintanya yang mendekat memapah Kevin.
Tidak hanya sendiri Angga segera membantu agar Liana tidak kesusahan memapah Kevin yang bertubuh lebih besar dari Liana.
...----------------...
Kevin membuka kedua matanya perlahan, merasa ada yang mengganggu tidurnya.
" Di mana Liana? "
Adel membuang napasnya kasar, di saat seperti ini dia masih saja menanyakan kekasihnya.
" Udah pulang. Dia bilang ada urusan di tempat les. "
Perlahan Kevin segera bangun dan menyandarkan punggungnya menatap kosong ke langit-langit. Adel hanya diam tanpa bersuara, dia tau betul apa sebenarnya terjadi pada kevin.
Suara ketukan pintu menghentikan obrolan mereka berdua .
" Gue udah bawa mobil, lo berdua mau pulang sekarang. "
Lelaki itu masih termenung di ambang pintu menunggu persetujuan mereka berdua. Sesekali matanya melirik dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tanpa menunggu lama, dia melangkah menuju sudut ruangan untuk membawa kursi roda.
" Buruan turun. Atau mau gue gendong? "
" Kalau nggak kuat ngomong aja. " Sambungnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Kery Uzumy
Buat merenungkan hidup.
2024-11-11
0