Sinar keemasan samar-samar mulai masuk di antara celah-celah jendela kamarnya. Menerobos masuk ke dalam kamar seorang gadis, yang masih bergelung di tempat tidur dengan selimut kesayangannya.
Suara ketukan pintu dari sang bibi, mengusik tidur lelap gadis itu.
" Non bangun. Sudah jam delapan lebih. "
Adel mengerjap perlahan membuka kedua matanya. Dia menggeliat merenggangkan kedua tangannya, mencoba menyesuaikan diri karena belum sepenuhnya terkumpul. " Mmm, iyaa bi udah bangun kok. "
Adel beranjak dari tempat tidur, berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai dengan aktivitas mandinya dan berganti pakaian, Adel beranjak turun untuk pergi sarapan.
Hari ini kedua orang tuanya pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis. Kedua orang tuanya jarang sekali berada di rumah dan meninggalkan Adel sendirian.
Kevin idiot :
" Lu pasti sendiri kan. Gue ke sana sekarang, pacar gue nggak ada kabar soalnya. Gue udah beli es krim Vanila kesukaan lo. "
Adelia :
" Nggak Perlu, gue ada banyak. Gue nggak nerima tamu dan jangan datang kemari. "
Kevin idiot :
" Gue bosen. Bentar lagi gue sampai. "
Belum sempat Adel sempat bicara, panggilannya telah terputus secara sepihak.
Adel menghela napasnya kasar. Meskipun dia menolak kedatangannya, Kevin pasti tetap akan datang untuk menemuinya.
Adel menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, menunggu seseorang yang telah menganggu hari liburnya yang damai.
Ting tong
" Hai bocah. "
Dia datang lebih awal dari waktu yang di perkirakan, dengan membawa sekantong kresek penuh es krim Vanila dan coklat kesukaannya.
" Apaan sih lo. " Adel merebut kantong kresek itu dan kembali duduk.
Kevin hanya terkekeh pelan, bagaimana bisa seorang Adelia akan menolak es krim dan coklat kesukaannya.
Adel menoleh ke kiri dan ke kanan " Lo sendirian? " tanyanya.
" Mmm.. Ada Angga. Dia lagi beli nasi goreng di depan. "
Malam telah tiba dan langit pun telah berganti menjadi gelap. Namun, mereka masih saja asik menonton film yang berlangsung sejak tadi siang hingga saat ini.
Hingga suara bi Inah membuyarkan semuanya.
" Non, di depan- " Adel memotong ucapan bi Inah dengan cepat.
" Ada paket yaa bi, bentar aku yang ambil. "
...----------------...
Bel istirahat telah berbunyi. Semua siswa dan siswi berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin, untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.
Adel berjalan ke arah toilet, dan menyuruh Cilla untuk pergi terlebih dulu. Dia ingin menyelesaikan urusan kamar mandinya yang sedari tadi dia tahan selama pelajaran berlangsung.
Setelah selesai dengan urusan kamar mandinya, Adel terlebih dahulu mencuci tangannya sekaligus bercermin merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan.
Dalam perjalanan menuju arah kantin, dia tidak sengaja mendengar seseorang yang tengah beradu argumen di halaman belakang sekolah.
Merasa penasaran, Adel berjalan mendekat dan bersembunyi di balik tembok yang memisahkan jarak di antara mereka.
Sepasang kekasih yang sedang bertengkar itu tengah mempermasalahkan percintaan di antara mereka. Dan lebih mengejutkan, mereka meributkan tentang Kevin yang selalu mengutamakan kepentingan Adel dibanding kekasihnya.
Hening beberapa saat. Hingga Kevin tiba-tiba berjalan mendekat, mengecup pipi kekasihnya itu.
' Duh sial!! Harusnya gue nggak penasaran dengan urusan percintaan mereka. Gue harus cabut. '
Adel berjalan dengan tergesa-gesa tanpa sepengetahuan mereka berdua. Dia pergi menuju ke kantin menemui Cilla yang sedari tadi telah menunggu kedatangannya.
" Buru-buru banget. Takut keburu masuk ya. " ejek Cilla.
Adel hanya mengangguk singkat dan menyantap makanan yang telah Cilla pesan untuknya.
" Oh ya, gimana kabarnya kak Bas? "
" Entahlah, gue nggak tahu. "
Cilla sedikit ragu untuk menanyakan hal yang mungkin akan menganggung Adel.
" A-Adel. Gimana soal pengirim misterius itu? "
Adel hanya menggelengkan kepala, dia juga tidak mengetahui siapa sebenarnya pengirim misterius itu.
" Apa lo sama sekali nggak curiga sama kak Bas. Lo tau sendiri kan dia suka banget sama lo dari kelas sepuluh. " ucap Cilla.
" Gue nggak yakin dia pelakunya. Belum ada bukti sama sekali kalau itu emang kiriman kak Baskara. "
Sementara dii rooftop, sudah ada Kevin yang tengah menyandarkan punggungnya di sandaran sofa yang sengaja disediakan untuknya dan teman-temanya. Ia sedang menunggu kedatangan Angga dan yang lainnya.
Kevin mengerutkan keningnya saat melihat kedatangan Cilla dari balik pintu.
" Ngapain di sini? Sana pergi, gua sibuk." titah Kevin.
Lelaki itu merogoh saku celana untuk mengambil rokoknya. " Kenapa? Buruan cabut. "
Cilla mengepalkan tangannya. " Gue ada urusan sama lo!! "
Kevin mengerutkan keningnya bingung. Dia menaruh kembali roko yang baru saja dia pegang dan berjalan mendekati Cilla yang masih senantiasa berada di ambang pintu.
" Ada apa? "
Plak
Tamparan yang Cilla layangkan mendarat tepat di pipi Kevin, yang membuatnya nyaris tersungkur.
" BRENGSEK!!! Manusia macam apa yang nggak tau masalah sepupu lo sendiri. Bahkan, lo sama sekali nggak curiga kalau Adel nyembunyiin sesuatu. "
" Dasar bego! " sambung Cilla yang pergi meninggalkan Kevin begitu saja.
Kevin tidak mengerti dengan apa yang barusan Cilla ucapkan. Sebenarnya, apa yang Adel sembunyikan darinya.
Angga dan teman-temanya telah datang sedari tadi. Mereka mendengar dan melihat apa yang barusan telah terjadi.
...----------------...
Berjam-jam proses belajar mengajar akhirnya selesai, bunyi bel pulang pun berbunyi. Semua murid antusias segera bergegas pulang untuk mengistirahatkan diri, setelah menghabiskan banyak tenaga dan pikiran.
Suara keributan memenuhi koridor di depan kelas XI IPA 2. Mereka sangat heboh hingga salah satu siswi berteriak histeris kegirangan melihat ketampanan cowok-cowok perwakilan kelas XI IPA 1 yang tiba-tiba saja berkunjung ke kelas mereka.
Meski telah mengetahui apa tujuan mereka datang kemari, yaitu tidak lain untuk menemui sepupunya Adelia.
" Adelia sayang. " Suara lembut dan hangat memanggil Adel yang tengah membereskan buku-bukunya.
Ini kali pertama Adel mendengar seorang Kevin Yolan, orang yang di kagumi seluruh siswi SMA 1 ANGKASA memanggil namanya dengan sebutan seperti itu.
Biasanya dia selalu memanggilnya dengan sebutan ' bocah ' nama panggilan yang selalu Kevin ucapkan pada Adel sejak kecil.
Kevin berjalan mendekat, mengelus puncak rambut Adel dengan sangat lembut.
" Lo sakit?"
Kevin segera menepis dengan lembut ketika Adel menyentuh keningnya, dan segera membereskan kembali buku-buku milik Adel ke dalam tas.
Melihat tingkah Kevin yang tidak seperti biasanya, membuat Adel bergidik ngeri.
Adel tidak henti-hentinya memperhatikan perubahan sikap yang Kevin berikan padanya. Biasanya mereka berdua selalu saja bertengkar, apalagi jika berada di rumah.
Namun meskipun Kevin selalu usil dan bertengkar dengan dirinya, dia sebenarnya sangat peduli serta baik padanya. Dia telah menganggap Adel sebagai adiknya sendiri, karena Adel satu-satunya anak dari keluarga ini.
Kedua kakaknya termasuk dirinya sendiri juga sangat menyayangi Adel. Mereka telah tumbuh bersama sejak kecil, karena Sofia adalah adik kandung dari papa Kevin.
Jarak kelahiran mereka berdua pun tidak jauh berbeda, hanya terpaut dua minggu lebih awal dari kelahiran Adel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
+sakuran+
Cerita yang bikin baper, deh!
2024-11-09
0