2. Kabut

Suara ketukan pintu dari sang bibi mengusik tidur Adel yang bergelung dengan selimutnya.

" Non bangun non, udah siang non. Sudah jam tujuh lebih. "

" Mmm, iyaa bi udah bangun kok. "

Adel turun ke ruang makan setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Hari ini kedua orang tua Adel pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis keluarganya.

Sudah menjadi hal wajar jika dia selalu sendirian di rumah. Adel tidak benar-benar sendiri di rumahnya, karena ada bibi Inah yang selalu menemaninya sejak dia kecil. Dengan hanya membaca buku atau menonton film kesukaannya dia sudah merasa lebih baik.

Kevin idiot :

Lu pasti sendiri, mau gue temenin nggak? Gue traktir deh. Lo mau es krim vanila nggak? "

Adelia :

Nggak usah gue ada banyak di rumah. Lo traktir aja pacar kesayangan lo jangan ganggu gue.

Kevin idiot :

Gue lagi marahan sama pacar gue. Nanti malem gue ajak lo main ya. "

Adel merasa kurang bersemangat untuk pergi ke luar rumah, apalagi nanti malam seseorang pasti akan memberikannya hadiah seperti biasa.

Adel menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, untuk bersantai dan menonton televisi menghilangkan rasa bosan.

Ting tong

" Hai bocah. "

Adel tersentak ketika mendengar panggilan keramat itu yang sering dia dengar dari sepupunya sendiri yang tidak lain Kevin si idiot itu. Entah itu sepupu kakak atau pacarnya, Kevin selalu usil dan sering mencari perhatian lebih.

Namun begitu, dia sangatlah baik bagaikan seorang kakak yang menjaga adiknya sepenuh hati.

" Ini es krim vanila kesukaan bocah kecil yang manis. "

Sekantong keresek penuh dengan es krim dan juga camilan enak.

" Apaan sih lo. " Adel merebut kantong keresek itu dan bergegas kembali duduk.

Kevin hanya terkekeh pelan, bagaimana bisa seorang Adelia akan menolak es krim kesukaannya yang selalu tersedia di dalam lemari pendingin.

Adel menoleh kiri kanan " Lo ke sini sendiri? " tanyanya.

" Ada Angga, dia lagi beli nasi goreng. Bentar lagi dia sampe. "

Malam hari tiba. Mereka masih asik dengan film yang berlangsung lama.

Hingga suara bi Inah membuyarkan semuanya.

" Non, di depan- " Adel memotong ucapan bi Inah dengan cepat.

" Ada paket yaa bi, bentar aku yang ambil. "

...----------------...

Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid berbondong - bondong keluar kelas.

Adel berjalan ke arah toilet, dan menyuruh Cilla untuk pergi dulu ke kantin karena dia ingin menyelesaikan urusan kamar mandinya yang sedari tadi dia tahan selama pelajaran berlangsung.

Tanpa menunggu lama, Adel keluar dari kamar mandi dan segera menuju kantin. Namun, dalam perjalanan ke kantin dia tidak sengaja mendengar seseorang yang sedang ribut di halaman belakang sekolah.

Dan sepasang kekasih yang sedang beradu argumen itu adalah Kevin dan Kekasihnya. Mereka benar-benar bertengkar hebat hingga memukul dada bidang milik Kevin.

" Gak usah macem-macem ya, Kevin! "

"Gue udah minta maaf sayang. "

Hening beberapa saat, ketika tiba-tiba Kevin berbisik dan mengecup pipi kekasihnya.

' Duh sial!! kenapa gue harus liat yang begituan lagi. Gue cabut, kasian Cilla nunggu lama. '

kini Adel bersama Cilla berada di kantin menikmati makanan yang di pesannya.

Jam istirahat berlangsung dengan tenang tanpa hambatan, meski sedikit ada drama yang tak terduga.

" Oh ya, gimana kabarnya kak Bas? "

" Dia udah mendingan. Mungkin minggu depan dia udah masuk sekolah. "

Cilla sedikit ragu untuk menanyakan hal yang mungkin akan menyinggung Adel.

" A-Adel. Gimana soal pelaku misterius itu? "

Adel hanya menggelengkan kepala, dia juga tidak bisa menyelidiki siapa orang di balik paket yang terus menerus datang ke rumahnya hingga saat ini.

" Apa lo sama sekali nggak curiga sama kak Bas. Lo tau sendiri kan dia suka banget sama lo dari kelas sepuluh. " tekan Cilla.

" Gue nggak yakin. Belum ada bukti sama sekali kalau itu emang kiriman kak Baskara. Kalaupun iya, ngapain juga dia pake nama anonim. "

Di Rofftop sudah ada Kevin yang sedang menyandarkan punggungnya di dinding. Ia sedang menunggu Angga membawa teman-temanya.

Kevin mengerutkan keningnya saat melihat Cilla datang di balik pintu.

" Lo ngapain di sini. Sana pergi gua sibuk ada urusan sama temen- temen gue. "

Lelaki itu menyedekap kedua lengannya " Kenapa? Buruan cabut. "

Cilla mengepalkan tangannya " Gue ada urusan! "

Kening Kevin berkerut dan berjalan mendekati Cilla yang berada di ambang pintu.

" Apa? "

Plak!

Sangat kencang tamparan yang Cilla layangkan hingga membuat Kevin nyaris tersungkur.

Tamparan penuh kebencian yang telah lama dia pendam selama ini kini memuncak begitu saja.

" BRENGSEK !! Manusia macam apa lo yang nggak tau masalah sepupu lo sendiri. Bahkan lo sama sekali nggak curiga kalau sepupu lo nyembunyiin sesuatu. "

" Emang gila lo. " Lanjut Cilla dengan amarah yang menggebu-gebu.

Kevin masih belum mengerti dengan perkataan Cilla. Sebab, belakangan ini Adel sama sekali terlihat biasa-biasa saja.

Angga dan teman-temanya telah datang sedari tadi, serta menyaksikan kejadian yang sangat cepat itu. Mereka segera memisahkan Cilla dan menghampiri Kevin.

" Maksud lo apa. "

Cilla beranjak pergi meninggalkan mereka semua tanpa berkata satu patah pun, yang menyisakan rasa penasaran tentang perkataan Cilla tadi.

...----------------...

Berjam-jam proses belajar mengajar, hingga suara bunyi bel pulang pun berbunyi. Semua murid antusias dan segera bergegas untuk pulang karena sudah lelah belajar. Tidak sampai di situ, sebagian murid masih harus mengikuti les ataupun mengerjakan tugas yang belum selesai.

Suara keributan memenuhi koridor depan kelas XI IPA 2. Mereka sangat heboh hingga salah satu siswi berteriak histeris kegirangan akibat melihat kegantengan segerombolan cowok-cowok XI IPA 1 yang tiba-tiba datang berkunjung ke kelas XI IPA 2.

Meski mereka semua tau tujuannya adalah untuk menemui seseorang yang ada sangkut pautnya dengan salah satu dari mereka.

" Adelia. " Suara lembut dan hangat memanggil Adel yang sedang memasukan buku-bukunya dan bersiap untuk pulang.

Ini kali pertama Adel mendengar seorang Kevin Yolan, orang yang di kagumi oleh seluruh siswi SMA 1 ANGKASA memanggil namanya seperti itu.

Biasanya dia hanya memanggil Adel dengan panggilan yang selalu dia ucapkan sedari kecil hingga tumbuh dewasa.

Kevin berjalan mendekat, mengelus puncak rambut Adel dengan sangat lembut.

" Lo sakit? Gue anter ke dokter ya. " Tanya Adel sembari mengecek kondisi dahi Kevin.

Kevin segera menepis dengan lembut dan membereskan buku-buku yang sedari tadi Adel beres kan. Adel bergidik ngeri, melihat perlakuan yang tiba-tiba seperti ini.

Ini bukan hal biasa, karena sejak kecil dulu Kevin selalu perhatian dan selalu khawatir pada Adel. Dia menganggap bahwa Adel adalah adik imut kesayangannya. Dan setelah beranjak dewasa, Kevin selalu usil namun diam-diam dia selalu membantu ketika Adel dalam kesusahan.

...****************...

Terpopuler

Comments

+sakuran+

+sakuran+

Cerita yang bikin baper, deh!

2024-11-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!