Maybe Unforgettable
Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Namun murid kelas XI IPA 2 masih duduk di tempatnya masing-masing. Guru mereka tidak dapat mengikuti pelajaran, karena ada urusan mendesak yang mengharuskan dia pulang terlebih dahulu.
Bu Sinta meminta ketua kelas agar membagi kelompok sama rata, yang masing-masing dalam satu kelompok terdiri dari dua pasang laki-laki dan dua pasang perempuan.
Banyak perdebatan di antara para murid dalam pembagian kelompok, sehingga memicu keributan dan beradu argumen.
Demi menghentikan perdebatan semakin panjang, ketua kelas akhirnya memutuskan untuk membagi kelompok dengan cara, semua murid hanya memilih salah satu gulungan kertas yang telah berisikan nomor setiap urutan kelompok. Dengan cara ini, semuanya akan berjalan lancar tanpa lagi perdebatan antar kelas XI IPA 2.
" Baiklah jika sudah, silahkan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. "
Semuanya berjalan begitu lancar, hingga salah satu murid mendadak kembali protes.
" Apa-apaan!! Ini pasti curang. Kenapa bisa kalian satu kelompok. Ini curang, tidak adil. "
" Ulang sekarang juga! Pasti kalian berbuat curang untuk bisa satu kelompok kan. " sambungnya dengan nada yang cukup tinggi.
Brak
Sontak semua murid mengarah ke sumber suara tersebut, begitu juga dengan gadis yang sejak tadi disampingnya.
" Cukup!! Terima nggak terima, keputusan sudah bulat. Lo pikir nggak capek apa ngurusin ini semua. Semuanya bubar, silahkan pulang dan beristirahat. "
Semuanya tidak ada yang berani membantah, mereka mengangguk mengerti dan bergegas pulang.
Meskipun bel sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun seorang lelaki tampan masih setia menunggu kedatangan sepupunya itu di parkiran untuk pulang bersama dengannya.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di rumah gadis itu, akhirnya mereka tiba dengan selamat.
" Besok gue nggak jemput lo pulang. Gue ada janji sama pacar gue. " ucapnya.
" Terserah, gue bisa naik taksi. Udah sana pulang. "
" Yeh awas aja kalau lo nelpon gue sambil ngerengek kek bocah. "
Gadis itu hanya mengangguk keci lsambil berusaha membuka pengait helmnya.
" Ck, kebiasaan. " lelaki itu menghela napas kasar melihat kelakuan sepupunya itu.
" Mm, makasih abang ganteng!! Yang ganteng seperti idol korea. Udah kan, puas? "
" Yehh, dasar lu bocah. "
Setelah perdebatan kecil, gadis itu berjalan memasuki rumahnya yang cukup besar dan megah.
" Mami di mana, udah pulang kan? " tanyanya.
" Iya, udah non. Nyonya ada di taman belakang. "
Dengan langkah cepat namun terkesan santai, Gadis itu segera menuju ke taman belakang menemui ibunya.
Bunga-bunga yang bermekaran menghiasi indahnya taman. Berbagai macam bunga cantik tertanam di taman ini, yang tertata rapi sedemikian rupa.
Gadis itu berlarian kecil memeluk ibunya. " Mami aku pulang. "
" Sayang, putriku tercinta. "
Setelah satu minggu tak bertemu, akhirnya ibu dan anak itu saling bertukar cerita melepas kerinduan. Namun belum lama mereka mengobrol bersama, bi Inah datang dan menghampiri mereka.
Tok...tok..tok
" Nona, ada paket di luar. "
Deg
' Lagi? Dia enggak bosen apa selalu aja ngirim sesuatu yang tidak berguna tiap harinya. Semenjak dua minggu terakhir dia selalu mengirimkan paket yang entah apa isi di dalamnya. Lalu, siapa dia sebenarnya? '
Tidak ada yang tahu pasti siapa si pegirim paket itu yang sebenarnya.
...----------------...
Kevin berjalan menuju ke kelas Adel. Bel istirahat telah berbunyi beberapa saat yang lalu. Sesampainya di depan pintu kelas Adel, Kevin melihat ke arah bangku Adel mendapati gadis itu tengah merapikan buku-bukunya.
" Bocah!! Hey bocah! " Teriak Kevin yang berada di ambang pintu menghampiri Adel.
" Hey bocah. Gue panggil kenapa nggak nyaut sih. "
" Jidat lo yang bocah. Lo ngapain coba panggil Adel dengan sebutan bocah. " sentak Cilla.
" E-eh, Cilla. Jangan marah-marah dong, orang yang di panggilnya aja diem tuh. Kenapa lo yang marah sih nanti ilang loh cantiknya. "
Cilla mendorong tubuh Kevin hingga menubruk dinding yang berada di belakangnya.
" Berisik ya lo, mau gue pukul muka lo yang sok kegantengan itu hah? "
Kevin terkekeh pelan, dia bersandar di dinding dengan lengan yang dimasukan ke dalam saku celananya.
" Aduh takut banget. Mmm, gimana kalau lo cium gue aja. Lumayan loh gue yang ajak lo duluan. " goda Kevin memicu kemarahan sang ketua kelas.
Dengan wajah yang sudah merah padam, Cilla bergegas pergi meninggalkan mereka berdua. Dan tidak lupa dengan ucapan manis yang selalu Cilla berikan.
" BRENGSEK LO !!! "
Sementara itu, di salah satu ruangan yang sangat besar, di penuhi bingkai foto seorang gadis cantik yang menggantung sejajar di dinding kamarnya. Serta berbagai berbagai ukuran bingkai foto berjajar begitu rapi di atas meja tempat tidurnya.
' Sangat cantik. Minggu depan akan ada hadiah yang lebih bagus dari sebelumnya. '
Selepas pulang sekolah, Adel dan teman-teman satu kelompoknya pergi ke sebuah toko buku yang terletak tidak jauh dari sekolahnya. Dalam tugas kelompok, mereka berempat harus membeli salah satu buku yang telah ditugaskan sebelumnya.
" Gimana ini, bukunya nggak ada. Harus cari kemana lagi ini ini. Seminggu lagi harus selesai dan segera dikumpulkan, tapi bukunya selalu nggak ada. "
Cilla benar-benar putus asa hingga perutnya sedikit berbunyi karena kelaparan.
" Sebaiknya kita makan siang dulu gimana? Di sebrang sana ada cafe yang baru di buka. "
" Boleh tuh, ide yang bagus. "
" Buruan gue laper. Heh dit, lo yang bayarin ya. Lo kan banyak uangnya hehehe " sambung Cilla menggoda Aditya wakil ketua kelas yang satu kelompok dengannya.
" Dih ogah. Lo aja sendiri, mending traktir pacar gue. Bayar uang sendiri-sendiri aja. "
Begitulah Cilla. Jika dia tidak bertengkar dengan Kevin, maka dia akan bertengkar dengan Aditya selaku wakil ketua kelas yang selalu merasa dirinya lebih baik di bandingkan dengan Cilla.
...---------------...
Drrt...Drrt...
...Kevin idiot : " Gue di depan, keluar sekarang. Nanti keburu pacar gue marah. "...
Adel memutar bola matanya malas melihat isi pesan Kevin yang menyuruhnya segera cepat keluar menemuinya.
" Sayang mau kemana? udah rapi aja nih. "
" Aku mau ke rumah Cilla dulu mah, ada tugas. Nggak lama kok paling jam setengah delapan malam udah pulang. " ucap Adel buru-buru.
" Sama siapa? Pacar kamu yang jemput? "
Sofia terkekeh geli dengan apa yang dia ucapkan tadi pada putri. Namun Adel hanya menghela napas dan menghiraukannya, berpamitan pada sofia.
" Iya sayang. Hati-hati di jalan. "
Sesampainya di tempat yang mereka tuju, mereka menghampiri teman-temanya yang telah lebih dulu sampai dari mereka berdua.
" Kalau aja lo berdua bukan satu keluarga, pasti kalian berdua udah jadian. Mana visual lo berdua cakep semua lagi. "
" Yang bener aja, lo nggak liat tuh mantan dia. " Tunjuk kevin.
Sontak Angga menutup mulutnya rapat-rapat dan segera masuk ke dalam.
" Cilla mana? udah dateng belum? "
" Dia lagi di jalan, bentar lagi sampe. " ucap Marvin.
" Kenapa nggak lo aja yang jemput sih Vin. Gue kan bisa naik ojek online. "
" Kejauhan. Lagian gue mau ke rumah pacar gue dulu sebentat, nanti gue balik lagi. "
Dengan kecepatan penuh, Kevin melajukan motornya pergi untuk menemui sang kekasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments