Ubud

Dave terlelap dalam tidur yang begitu dalam, hingga bunyi alarm yang menggelegar seolah menembus sunyi pagi membuatnya terjaga. Dengan mata yang masih setengah terpejam, ia bangkit dan dengan sigap mematikan alarm yang menusuk telinganya itu, kemudian meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Tangan tangkasnya meraih handuk dan melangkah ke kamar mandi. Dengan guyuran air yang menyejukkan, ia merasa segar kembali.

Selesai menjalani ritual pagi, ia melangkah keluar dari kamar mandi, berganti pakaian dan duduk di tepi ranjang. Ia memeriksa jadwal kerja hari itu dengan tekad yang baru; tak ada lagi rasa muak atau malas yang menghinggapi, hanya ada semangat untuk membuktikan diri pada orangtuanya dan klien bahwa ia memiliki kualitas kerja yang tak tertandingi.

Dengan langkah penuh kepastian, ia bangkit dan berjalan keluar apartemennya, laptop tergenggam erat. Namun, tepat di depan pintu, sesosok wanita dengan pakaian yang mencolok dan aura yang mempesona berdiri menghadapnya, matanya menatap tajam ke arah Dave itu.

"Pagi, Dave..." ucapan Jenny itu bergema dengan senyum penuh arti. Namun, Dave, dengan dinginnya, tidak merespons dan melangkah pergi meninggalkan Jenny di belakang.

Kesal, Jenny berlari dan menarik jas Dave dengan kasar, "Tunggu!" teriaknya.

“Berhenti melakukan kegilaan ini,sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran!" tegas Dave.

Jenny, dengan mata yang berlinang, mencoba mengadu, "Lakukan saja apa yang lo mau, bahkan jika kematian gue bisa membuat lo puas, maka bunuh gue, Dave!" Namun, tangis buatannya hanya membuat penampilannya terlihat mengenaskan, tidak berhasil membuat Dave tersentuh atau berbelas kasih.

Dengan rasa jengah yang memuncak, Dave dengan kasar melepaskan tangan Jenny yang memegang pergelangannya, dan tanpa menoleh ke belakang, ia pergi meninggalkan Jenny.

"Dave!!! Dave !!! Dengarkan aku, Dave!!! Gue cinta lo Dave!!!" Teriakan Jenny memecah kesunyian, namun Dave, dengan hati yang telah membatu, tak menghiraukan seruan hati Jenny. Langkahnya semakin menjauh, meninggalkan Jenny terduduk lemas di depan apartemennya.

Dave berjalan menaiki lift menuju lantai bawah tepat nya arah parkiran. Sesampai nya disana, ia pun segera membawa mobil nya pergi meninggalkan apartemen. Jenny sendiri begitu geram di tinggal begitu saja oleh Dave dan seperti sebelum nya, ia pun menendang pintu apartemen Dave namun sial nya kali ini tendangan nya terlalu keras.

"Aww!! Pekiknya seraya memegang ujung kaki kanan nya yang begitu sakit. Jenny pun berjalan tertatih meninggalkan apartemen Dave. Ia kemudian melajukan mobilnya menuju apartemen Leon. Dan seperti biasa tanpa permisi ia pun masuk begitu saja ke apartemen Leon, lantaran ia memegang salah satu kartu akses masuk apartemen sepupu nya itu. Sesampai nya di dalam telinga nya mendengar suara desahan dari kamar Leon. Jenny pun berjalan pelan kemudian mengintip kamar Leon yang sedikit terbuka. Dan lagi lagi Jenny hanya bisa menelam ludahnya kasar saat mendapati sepupunya itu tengan bermesraan dengan panas bersama seorang wanita. Jenny lantas berjalan keluar dengan kesal, mengingat bagaimana Leon memperlakukannya tempo hari.

***

Di salah satu hotel mewah bali, seorang wanita tengah duduk di sebuah resto mengaduk gelas kopi yang ada di depan nya. Mata nya menerawang pada lautan lepas yang terlihat begitu biru dihiasi lukisan alami langit yang indah. Siapa lagi ia jika bukan Veronica. Wanita yang tengah melarikan diri dan mencoba menenangkan hati nya, lantaran terus menerus mendapat kan gangguan dari laki laki yang telah merenggut mahkota nya. Veronica asik bermain dengan lamunan nya hingga tersadar saat ponselnya berdering. Sebuah panggilan masuk dari Tommy.

"Pagi Tom, apa ada sesuatu.” Tanya nya pada tommy dibalik telepon.

"Pagi Nic,.. kemarin ada dua laki laki yang datang nyariin lo.”

"Oh ya.”

"Iya.”

"Siapa.”

"Siapa lagi kalau bukan Dave dan Leon.”

"Dave datang ke bengkel juga?” Tanya Veronica seolah tak percaya dengan apa yang di dengar nya.

"Iya,..apa kalian punya masalah.”

"Lo bisa tanya tentang hal itu dengan yang bersangkutan Tom.”

"Dia bilang semua lantaran mobil nya yang tergores.”

"Oh baguslah.” Jawab Veronica yang merasa sedikit lega Dave menutupi tentang semua yang terjadi antara dia dan diri nya.

"Kok bagus? Tanya Tommy yang tak mengerti.

"Eee maksud gue,.. bagus karena dia berani nuntut.”

"Apa benar goresan mobil Dave gara gara lo.”

"Mmm gue gak sengaja.” Balas Veronica asal.

"Baiklah nanti kalau dia kesini gue akan nasehati dia.”

"Mmm oke thank you tom, tolong handle semua nya dulu oke.”

"Oke....tenang Nic, lo gak perlu khawatir.”

"Mmm baiklah bye bye.”

"Bye Nic.”

Veronica pun mengakhiri panggilan nya kemudian bergegas menghabis kan kopi nya setelah itu ia pergi untuk berkeliling ke ubud dengan mengendarai mobil sewaan. Sedang di kantor, Dave merasa begitu kesal ingin rasa nya ia memaki Jenny yang terus hadir dan mengganggu hidup nya, namun di sisi lain ia juga tak tega lantaran Dave dan Jenny adalah teman sejak mereka masih duduk di bangku sma, untuk kuliah sendiri Jenny pun ikut mendaftarkan diri dimanapun Dave mengambil study. itu sebab nya ia kembali satu kampus dengan Dave dan itu juga yang menjadi alasan di mana Jenny sengaja lantaran tak mau jauh dari Dave, sedang untuk Dave sendiri ia merasa begitu muak karena Jenny terus menerus mengekori kehidupan nya, ingin rasa nya bisa membuat Jenny benci dan pergi jauh dari diri nya. sedetik setelah itu pikiran Dave pun kemudian menerawang jauh membayang kan Veronica yang tengah pergi ke pulau dewata, rasa nya ia ingin segera menyusul Veronica kesana saat ini juga,namun ia sadar jika kini ia tak boleh main main lagi dengan pekerjaan nya, belum lagi mama nya yang terus mensupport Dave dalam membuktikan keseriusan nya mengambil alih perusahaan. Ia mesti bisa bersikap dewasa dan bertanggung jawab pada pilihan nya.

***

Tergoda oleh promosi paket sewa mobil dari hotel tempatnya menginap, Veronica tak bisa menahan diri untuk menyewa mobil dan menjelajahi keelokan pulau Dewata. Namun, perjalanan ini tak sekadar liburan, melainkan pelarian diri untuk menenangkan hati yang gundah. Dengan kepala penuh kepenatan, Veronica memilih Ubud sebagai destinasinya. Ubud, sebuah pusat seni yang menghidupkan kerajinan dan tarian tradisional Bali, telah menjadi tempat favorit bagi Veronica. Berkali-kali ia telah datang ke Ubud, namun daya tarik hamparan sawah dengan terasering yang mempesona, yang senantiasa memukau pandangan, membuatnya kembali lagi. Setiap detail alam di Ubud seolah menyembuhkan luka batinnya, memberikannya kedamaian di tengah keriuhan dunia.

Hari masih pagi ketika Veronica meninggalkan hotelnya yang ada di kawasan Legian Kuta untuk menuju ke kawasan wisata Ubud, Veronica sengaja memilih perjalanan pagi karena berharap jalanan masih belum terlalu padat, Veronica terlalu enggan jika harus kena macet di perjalanan, buat Veronica yang punya hobi otomotif, jalanan macet dan padat adalah suatu momok tersendiri, apalagi jika ditambah Veronica tidak menggunakan mobilnya sendiri, macet dan panas di dalam mobil rentalan bukan merupakan pilihan yang bagus untuknya saat ini.

Seperti yang Veronica perkirakan sebelumnya, jalanan masih cukup lengang ketika Veronica menyusuri jalanan ke arah kawasan wisata Ubud, di sepanjang perjalanan, Veronica tidak terlalu banyak bertemu dengan mobil sehingga Veronica bisa menikmati perjalanannya kali ini dengan lebih santai. sambil mengendarai mobil, Veronica bisa sambil menikmati pemandangan pedesaan yang masih sangat asri, hamparan sawah di kiri kanan jalanan membuatnya merasa begitu nyaman, beberapa saat setelah melewati hamparan sawah yang luas, mobil yang dikendarai Veronica memasuki sebuah Banjar atau yang biasa dikenal dengan istilah "desa" dimana di daerah tersebut terdapat begitu banyak ukiran patung yang terbuat dari batu di sepanjang jalan, kawasan tersebut terkenal sebagai salah satu Banjar ukiran tradisional, penduduk Banjar tersebut sengaja memajang hasil ukiran mereka di depan rumah yang juga merupakan bengkel ukiran miliknya masing masing dan berharap ada pengunjung yang akan berhenti dan membeli hasil karya mereka. Di saat musim liburan, daerah tersebut terkenal menjadi salah satu daerah yang cukup macet karena banyaknya mobil atau bus yang membawa wisatawan dan berhenti di pinggir jalan untuk melihat lihat dan bahkan membeli hasil kerajinan mereka.

Sebelum Veronica memutuskan untuk mengunjungi kawasan Ubud, Veronica telah memesan sebuah resort yang nantinya akan ditempatinya selama Veronica berada di Ubud, Veronica tidak terlalu kesulitan untuk memilih tempat menginap karena hotel yang ditempati sebelumnya yang ada di kawasan Kuta sudah mempunyai jaringan hotel dan villa di seluruh pulau Dewata sehingga para wisatawan yang menginap di sana akan sangatlah mudah mendapatkan penginapan lain di beberapa daerah wisata.

Hanya beberapa menit setelah melewati Banjar kerajinan ukiran batu, Veronica mengarahkan mobil yang dibawanya keluar dari jalan utama untuk melewati jalanan perkampungan menuju ke sebuah resort yang sudah dipesan sebelumnya, jarak dari jalan utama menuju ke resort tersebut ternyata cukup jauh, jalanan yang tidak terlalu besar membuat Veronica tidak dapat menjalankan kendaraan terlalu cepat, ia justru dengan sengaja menjalankan mobilnya perlahan lahan karena itu membuat Veronica menjadi lebih bisa menikmati pemandangan yang tersaji indah, mobil yang dibawa Veronica melewati Banjar lainnya yang ditandai dengan sebuah gapura dengan ukiran yang sangat indah, begitu masuk ke kawasan Banjar tersebut, Veronica bertemu dengan rombongan beberapa orang perempuan yang semuanya menggunakan pakaian Adat dan berjalan menyusuri jalanan Banjar, di atas kepala mereka tampak membawa sebuah bokor yang sudah di isi dengan berbagai macam buah buahan yang tampak ditata sedemikian rupa sehingga terlihat sangat indah dan rapi. Aroma di dalam mobil yang tadinya hanya aroma parfum biasa, dalam sesaat berubah menjadi aroma dupa yang tercium cukup kuat, hidung Veronica yang baru beberapa hari berada di Bali masih belum terlalu terbiasa dengan aroma tersebut namun dalam beberapa menit kemudian Veronica mulai merasakan bahwa aroma dupa yang masuk kedalam mobilnya tersebut lebih berasa seperti aroma sesuatu yang sudah cukup familiar di indra penciumannya.

Mobil yang dibawa Veronica masuk ke halaman sebuah resort, jalanan aspal berubah menjadi jalanan paving yang tampak sudah berlumut, di sela sela antara satu dan satu paving yang terpasang rapi tersebut ditumbuhi rumput dan terlihat sangat rapi, Veronica yang awalnya berpikir bahwa paving tersebut berlumut menjadi tidak yakin kalau itu adalah lumut, Veronica lebih percaya kalau itu adalah cat yang sengaja di sematkan agar paving tampak seperti sudah lama dipakai, begitu mobil yang dibawa Veronica berhenti di depan lobby resort, seorang pemuda dengan pakaian adat menghampiri nya dan membukakan pintu untuknya,

"Selamat datang di Beverly resort" ucap lelaki tersebut dengan ramahnya

"Terima kasih" ucap Veronica

Orang tersebut kemudian mengarahkan Veronica untuk masuk kedalam resort untuk kemudian menemui resepsionis yang sedang bertugas. Setelah menyelesaikan administrasi untuk menginap dengan resepsionis resort, pemuda yang sebelumnya sempat menyambutnya ketika turun dari mobil tampak menunjukkan jalan kepada Veronica ke arah kamar yang nantinya akan ditempati oleh Veronica, sambil berjalan dan membawakan bawaan Veronica, pemuda tersebut dengan ramahnya menjelaskan segala sesuatu mengenai resort tersebut termasuk dengan segala fasilitas yang ada dan yang akan Veronica dapatkan selama dia menginap disana.

"Ini kamar anda, selamat beristirahat" ucap pemuda tersebut sambil membukakan pintu kamar setelah mereka berdua sampai di depan kamar.

Setelah membukakan pintunya, pemuda tersebut berjalan masuk ke dalam kamar dan menaruh barang bawaan Veronica di dalam kamar, sesaat setelah menaruh barang, pemuda tersebut menyerahkan kartu akses kepada Veronica dan kemudian pamit untuk meninggalkan Veronica di dalam kamarnya.

Sesaat setelah pemuda tersebut meninggalkan kamar, Veronica mulai melihat lihat fasilitas yang ada di dalam kamar tersebut, setelah pintu masuk, di sebelah kanannya ada sebuah kamar mandi yang ternyata cukup besar, lurus dari pintu masuk, setelah kamar mandi, ada sebuah ranjang ukuran king size yang tampak begitu bersih dan rapi, menempel di dinding sebelah kanan tempat tidur ada sebuah lemari kayu yang cukup besar, berhadapan langsung dengan tempat tidur ada sebuah televisi layar datar yang menempel di dinding ruangan, di bawah televisi tersebut ada sebuah buffet kayu yang terpajang begitu elegan dengan warna yang sesuai. Di sebelah kiri ranjang, ada sebuah partisi yang hanya setinggi pinggang orang dewasa, partisi tersebut digunakan sebagai pembatas antara ranjang ada ruang santai yang cukup besar. Di ruang santai ada sebuah sofa panjang yang menghadap langsung ke dinding pintu kaca yang cukup besar,

Pemandangan di luar kamar kalau dilihat dari dinding kaca tersebut sungguh indah memukau, tampak disana ada sebuah kolam renang yang tidak terlalu besar dengan latar belakang pemandangan sawah yang membentang luas dengan bentuk terasering nya yang sangat menakjubkan, di belakang deretan pesawahan ada sebuah bukit kecil yang tampak seperti gundukan tanah yang ditumbuhi dengan pepohonan lebat, di puncak bukit tersebut tampak sebuah bangunan yang menjulang cukup tinggi yang kalau lebih diperhatikan lagi adalah sebuah bangunan pura tempat ibadah umat Hindu.

"Baiklah ini semua cukup membuat ku nyaman, jauh dari hiruk pikuk dan kebisingan kota, serta jauh dari gangguan Dave.” Ucap Veronica seraya membanting tubuhnya ke ranjang, baru saja ia ingin beristirahat lantaran badan nya yang lelah setelah menyetir mobil tiba tiba ponselnya berdering. Veronica mengernyitkan dahi nya, sebuah panggilan masuk dari nomor baru.

"Halo dengan siapa.” Tanya nya.

"Ada dua pilihan buat lo, pulang sendiri atau pulang gue jemput.” Ucap seorang laki laki di seberang telpon, seketika membuat Veronica naik darah lantaran ia begitu mengenali pemilik suara tersebut.

"Bahkan ketika gue pergi lo pun masih aja ngusik Gue!!! Balas nya dengan emosi.

"Okay kalau begitu tunggu gue jemput dan bawa pulang lo.” Tut tut... sambungan telepon berakhir.

"Dasar brengsek!" Veronica berteriak, emosinya meledak dan tangannya membuang ponsel itu ke atas kasur. Napasnya memburu dan matanya sembab merah karena marah. Dengan langkah terburu, dia melangkah keluar rumah, kemudian menceburkan dirinya ke dalam kolam yang dingin menyelimuti. Kedinginan air berhasil meredam api emosinya, yang disulut oleh sikap overprotektif sang Dave.

Mereka hanya terikat kesalahan di satu malam, tanpa janji atau pengertian lebih lanjut, namun Dave itu bertindak seakan-akan mereka terjerat hubungan yang mendalam. Dengan berenang, Veronica mencoba meredakan panas emosi yang menjalari seluruh tubuhnya. "Semoga air ini bisa menenangkan pikiranku," gumamnya lirih, sambil tubuhnya terus terombang-ambing oleh gelombang kecil di kolam tersebut.

Terpopuler

Comments

linno

linno

itu si Dave stlh dpt p3r 4w4n nya Nica jd obsesif ke Nica 😊😊

2024-11-20

0

lihat semua
Episodes
1 1.
2 2
3 3.
4 4.
5 5.Bar
6 Tentang Nica
7 7.Pinsan
8 Rs
9 Sepupu Gila
10 Profesional
11 Menahan Kunci Motor
12 Service Merry
13 Sirkuit
14 Adu skill
15 Aparteman
16 Lupa meeting
17 Elsa menemui Alan
18 muncul tiba tiba
19 Kabur
20 Ubud
21 Mencari Nica
22 Ancaman Dave
23 ***
24 Satu Ranjang
25 Kenakalan Jenny
26 Elsa
27 Yang Kedua Kali
28 ***
29 Tidak Menemukan Nic
30 SALZBURG
31 Dirahim mu ada Benihku
32 Club Malam & Merry
33 Ketakutan Veronica
34 Kecelakaan
35 Balasan Untuk Jenny
36 Sarapan Untuk Leon
37 Elsa ingin meggantikan posisi Nic
38 Trik Dave
39 Rindu Membutakan
40 Diskotik
41 Mual
42 Pingsan
43 Pagi yang memuakan
44 meeting
45 Pelarian
46 Oliver
47 Gempuran Dave
48 +++
49 Elsa mengetahui keberadaan Veronica
50 Milik Oliver
51 Positif
52 RS
53 Aroon
54 Siuman
55 Gadis Malang
56 Aparteman Hellen
57 Ranjang Hellen
58 Poom & Hellen adalah sahabat
59 Meninjau Lokasi Proyek
60 wajahnya mirip Veronica
61 Service Hellen
62 Aroon mengetahui semuanya
63 Perasaan apa ini?
64 Hari kedua Poom bekerja
65 Keluar Rumah Sakit
66 Ingin Pulang
67 Email untuk perusahaan Veronica
68 Beasiswa Untuk Hellen
69 Menghubungi Dave
70 Pelampiasan
71 Memutuskan untuk pulang
72 Penerbangan
73 Salam 5Jari untuk wajah Elsa
74 Mall
75 Kedatangan Veronica
76 Siasat Pom
77 Jebakan Jitu
78 Nasi Padang
79 Sesakit Ini Melihatmu Sakit
80 obrolan
81 Tidak percaya jatuh cinta
82 Seperti mimpi
83 Luapan Emosi Veronica
84 mengantar pulang
85 Kedatangan orang tua Dave
86 ***
87 Kemarahan Mahendra
88 kemarahan Dave
89 Antara benci dan cinta
90 Tanpa Restu
91 Wisuda
92 Dimana Anak Ku.
93 Demam
94 Next
95 Dukungan untuk sang anak
96 Hari terakhir bersama Leon
97 Kembali menemui Veronica
98 Mencari restu untuk putraku
99 Perjalanan
100 ***
101 Atau anak kita jadi dua
102 Meyakinkan sang istri
103 morning sickness
104 Luapan kerinduan
105 ***
106 Anggap Mereka Fans Berat Gue
107 Hellen
108 Will You Merry Me
Episodes

Updated 108 Episodes

1
1.
2
2
3
3.
4
4.
5
5.Bar
6
Tentang Nica
7
7.Pinsan
8
Rs
9
Sepupu Gila
10
Profesional
11
Menahan Kunci Motor
12
Service Merry
13
Sirkuit
14
Adu skill
15
Aparteman
16
Lupa meeting
17
Elsa menemui Alan
18
muncul tiba tiba
19
Kabur
20
Ubud
21
Mencari Nica
22
Ancaman Dave
23
***
24
Satu Ranjang
25
Kenakalan Jenny
26
Elsa
27
Yang Kedua Kali
28
***
29
Tidak Menemukan Nic
30
SALZBURG
31
Dirahim mu ada Benihku
32
Club Malam & Merry
33
Ketakutan Veronica
34
Kecelakaan
35
Balasan Untuk Jenny
36
Sarapan Untuk Leon
37
Elsa ingin meggantikan posisi Nic
38
Trik Dave
39
Rindu Membutakan
40
Diskotik
41
Mual
42
Pingsan
43
Pagi yang memuakan
44
meeting
45
Pelarian
46
Oliver
47
Gempuran Dave
48
+++
49
Elsa mengetahui keberadaan Veronica
50
Milik Oliver
51
Positif
52
RS
53
Aroon
54
Siuman
55
Gadis Malang
56
Aparteman Hellen
57
Ranjang Hellen
58
Poom & Hellen adalah sahabat
59
Meninjau Lokasi Proyek
60
wajahnya mirip Veronica
61
Service Hellen
62
Aroon mengetahui semuanya
63
Perasaan apa ini?
64
Hari kedua Poom bekerja
65
Keluar Rumah Sakit
66
Ingin Pulang
67
Email untuk perusahaan Veronica
68
Beasiswa Untuk Hellen
69
Menghubungi Dave
70
Pelampiasan
71
Memutuskan untuk pulang
72
Penerbangan
73
Salam 5Jari untuk wajah Elsa
74
Mall
75
Kedatangan Veronica
76
Siasat Pom
77
Jebakan Jitu
78
Nasi Padang
79
Sesakit Ini Melihatmu Sakit
80
obrolan
81
Tidak percaya jatuh cinta
82
Seperti mimpi
83
Luapan Emosi Veronica
84
mengantar pulang
85
Kedatangan orang tua Dave
86
***
87
Kemarahan Mahendra
88
kemarahan Dave
89
Antara benci dan cinta
90
Tanpa Restu
91
Wisuda
92
Dimana Anak Ku.
93
Demam
94
Next
95
Dukungan untuk sang anak
96
Hari terakhir bersama Leon
97
Kembali menemui Veronica
98
Mencari restu untuk putraku
99
Perjalanan
100
***
101
Atau anak kita jadi dua
102
Meyakinkan sang istri
103
morning sickness
104
Luapan kerinduan
105
***
106
Anggap Mereka Fans Berat Gue
107
Hellen
108
Will You Merry Me

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!