Episode 5

POV AYAH

Hari ini aku sedang libur bekerja, dan rutinitas yang ku lakukan sepulang shift malam adalah mengantarkan kedua anakku. Setelah mengantarkan Krisna terlebih dahulu ke sekolahnya, lalu aku bersiap untuk mengantarkan Puteri ke tempat kerjanya.

"Teh nanti ayah jemput seperti biasa ya!, hari ini kamu gak lembur kan?", tanyaku kepada Puteri.

"Iya yah, hari ini teteh gak lembur jadi pulang seperti biasa", Jawabnya.

"Yasudah kalo begitu sana kamu masuk ayah langsung pulang ya!", ucapku sambil menyodorkan tangan kanan kepadanya.

"Iya yah, hati-hati". Sambil mengecup puncak tanganku dan mengucapkan salam, lalu ia masuk menuju tempat kerjanya.

Singkat cerita aku sudah sampai dirumah, kemudian duduk didepan tv ditemani istri tercintaku, sambil menyeruput kopi hitam panas buatannya, dan kamipun mengobrol sambil menonton televisi.

"Yah, ayah gak ngantuk? Istirahat dulu gih, tadi kan baru pulang kerja langsung antar aa dan teteh” ucap istriku sambil memindahkan siaran televisi mencari siaran telenovela favoritnya.

“Nanti saja bu, ayah masih ingin santai-santai ngopi dulu!”

“Yah, ayah kenapa dari kemarin ibu lihat seperti sedang ada masalah?", tanya istriku lagi.

Aku menarik nafas panjang dan membuangnya kasar, lalu menjawab pertanyaannya. "Iya bu, gara-gara kejadian malam itu ayah membuat kesalahan yang mungkin hampir menjadi fatal", jawabku lirih sambil menyalakan sebatang rokok.

"Loh ada apa yah? cerita sama ibu jangan dipendam sendiri!", bujuknya kemudian.

Aku terdiam sejenak lalu akupun bercerita kepadanya.

Malam itu aku sedang kedatangan muat barang, dan tugasku adalah mengecek barang bawaan sesuai dengan surat jalan yang dilampirkan, jumlah barang yang dibawa supir pabrik kala itu sangat banyak dan aku beserta temanku hampir keteteran dengan pekerjaan itu, lalu kemudian tiba-tiba telpon berdering.

"Halo Ayah, teteh masih ditempat kerja, Rahman belum datang jemput, disini udah mulai sepi teteh takut yah, hiks hiks hiks", isaknya kala menelponku.

Dengan perasaan panik aku mencoba menenangkannya, "Teh, coba teteh liat dulu angkot terakhir masih ada atau engga, nanti teteh hubungi ayah lagi ya."

Hatiku begitu gusar kala memikirkan putriku disana, aku sudah tidak bisa fokus pada pekerjaanku, sampai kemudian Puteri meneleponku lagi.

"Alhamdulillah yah masih ada satu angkot, tapi disini gelap dan sepi gak ada penumpang lainnya", jawabnya gemetar saat bercerita kepadaku tentang kondisi di area tersebut, pasalnya angkot terakhir itu hanya diisi sopir dan satu penumpang pria dibelakang, sehingga akupun ikut merasa panik.

"Teh, teteh duduk didepan aja dekat supir, ayah akan izin dulu untuk jemput teteh, nanti teteh turun didepan gang saja, biar ayah yang antar teteh sampai rumah", bujukku untuk menenangkan Puteri, dan panggilan teleponpun terputus.

Setelah mematikan telepon, aku segera beranjak meminta izin kepada atasanku. TOK TOK TOK.. aku mengetuk pintu ruangan atasan dan setelah dipersilahkan masuk, akupun segera menyampaikan niatku datang ke ruangan itu.

"Selamat malam pak, saya mau minta izin sebentar untuk menjemput anak saya, ini keadaannya sangat urgent pak. Mohon izin bapak agar saya bisa segera pergi dan bisa sesegera mungkin kembali kesini untuk melanjutkan pekerjaan saya", terangku kepada atasan.

Atasanku hanya mengerutkan dahi kemudian berkata,"Saya tidak bisa izinkan pak Nura, bapak kan tahu disini sedang kurang orang ditambah lagi sedang ada muat barang, kalian berdua saja masih keteteran, apalagi sekarang bapak mau izin keluar, TIDAK BISA.. SAYA TIDAK IZINKAN!!", tegas atasanku.

"Saya mohon maaf pak, tapi saya harus segera pergi menjemput anak saya, sekalipun tidak anda izinkan, sekalipun bila saya ngotot pergi dari sini saya harus rela kehilangan pekerjaan saya, tapi saya lebih tidak rela jika terjadi sesuatu pada anak-anak saya. PERMISI", ucap ayahku sambil berlalu.

Awalnya atasanku tidak memberi izin mengingat sedang ada muat barang datang sehingga kekurangan orang. Tapi kemudian aku mengotot untuk pergi, karena bagiku tidak ada yang lebih penting dari anak-anakku, sekalipun harus ber-argumen dengan atasan. Bagiku, anak-anak adalah segalanya, dan aku akan melakukan apapun untuk menjaga dan melindungi mereka dengan sebaik-baiknya.

Aku segera meninggalkan tempat kerja, dan singkat cerita akhirnya akupun sampai di gang yang sudah ditentukan, dari kejauhan aku sudah melihat putri kesayanganku itu menunggu dengan cemas, karena didaerah sana terkenal banyak sekali pemabuk yang suka lalu lalang sekalipun terletak dipinggir jalan, tetapi bila sudah larut malam maka akan sangat terasa sepi, para pedagang kaki lima pun banyak yang sudah menutup dagangannya.

Aku dan Puteri sampai dirumah, aku lalu melanjutkan perjalanan kembali menuju tempat kerja. Setelah tiba ditempat kerja aku kembali bertemu dengan atasanku dan dimarahi habis-habisan olehnya. Aku tau konsekuensinya pasti dimarahi dan fatalnya harus kehilangan pekerjaan, tapi aku tidak peduli, bagiku anak-anak adalah prioritas, apalagi Puteri adalah seorang gadis dan aku akan lebih khawatir padanya.

"Lihat akibat kelalaian pak Nura, meninggalkan tanggung jawab pekerjaan begitu saja, kita mendapat masalah, surat jalan nya hilang, dan bagaimana kita bisa memproses ini" , Tegur atasan kepadaku.

Memang benar surat jalan itu aku yang memegangnya, sampai kemudian fokusku hilang, menyebabkan aku lalai dengan surat jalan itu, sudah dicari kemana-mana tetep tidak ketemu. Singkat cerita lagi, kabar baiknya adalah aku tidak dipecat, tetapi aku mendapat SP 1 dari tempat kerjaku.

"Bu, tolong jangan ceritakan hal ini pada teteh, dia baru saja putus dan patah hati, jangan sampai masalah ini menjadi pikirannya lagi, biarkan dia fokus dengan pekerjaannya sekarang", tegasku pada sang istri.

Istriku yang sedari tadi sudah mulai sewot mendengar ceritaku langsung terdiam kala aku mewanti-wantinya hal itu. Istriku memang kesal kepada Puteri dan terutama kepada Rahman. Puteri menjadi bucin sejak berpacaran dengan pria itu, bahkan dia sampai melupakan keluarganya hanya demi pria yg tidak tahu diri seperti Rahman.

Sebenarnya aku sudah tau siapa Rahman dan bagaimana hubungannya dengan Puteri, ya aku menginterogasi Wulan melalui telpon, ku tanyai Wulan habis-habisan mengenai siapa Rahman dan apa saja yang sudah Puteri ceritakan tentangnya pada Wulan.

Wulan yang awalnya tidak ingin cerita, mau tidak mau pun akhirnya luluh dan menceritakan semuanya, karena Wulan tau, begitu sayangnya aku kepada Puteri dan perlakuanku selama ini kepada Puteri, adalah bukti nyata seorang ayah kepada anak gadisnya.

Wulan yang tidak pernah merasakan kasih sayang seperti itu dari ayahnya, merasa terharu melihat perlakuanku terhadap putriku itu. Terlebih akupun memperlakukan Wulan beserta teman-temannya Puteri yang lain seperti putriku sendiri, makanya mereka tidak pernah ragu bahkan sampai memanggil Ayah juga kepadaku.

Bukan berarti Wulan tidak pernah menasehati Puteri, hanya saja Puteri yang sedang bucin tidak terlalu menganggap nasehat seniornya itu, jangankan Wulan, orang tuanya saja sekarang ia abaikan.

Hari menjelang siang akupun segera bangkit dari tempat duduk, bersiap menjemput putra kesayangan yaitu Krisna dari sekolah SMPnya. Dimataku mereka masih seperti anak kecil, selalu diantar jemput, bahkan mereka lebih dekat kepadaku dibandingkan kepada ibu mereka.

Sesibuk apapun aku, selelah apapun aku bekerja, aku selalu meluangkan waktu untuk anak-anak. Aku tidak pernah bosan mendengar cerita mereka, keluh kesah mereka, bahkan aku selalu membantu mereka mengerjakan PR.

Pukul 4 sore, aku bersiap untuk menjemput Puteri, dan seperti biasa, sebelum Puteri pulang, aku sudah standby menunggunya di depan. Tak terasa malampun tiba, bisa dibilang hari ini aku belum tidur seharian selepas shift malam kemarin. Setelah beres makan malam kamipun beristirahat karena waktu sudah menunjukan pukul 9 malam.

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Epidode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Epidode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!