Lelaki yang Membuat Rossea Jatuh Cinta

“Silahkan duduk, Nak Sura,” perintah Raden Bayu.

Sebelum duduk Sura Mandala menghaturkan hormat. Namun, Raden Bayu melarangnya karena tidak selayaknya orang yang pangkatnya lebih tinggi menghormat pada dirinya yang hanya seorang adipati.

“Tak usah menghormat seperti itu, aku tahu kau seorang senopati utama di Kesultanan Yogyakarta, bukan?”

Sura Mandala kaget dari mana pria itu tahu kalau dirinya senopati utama? Sedangkan belum mengatakan apa-apa tentang dirinya.

“Hem ... tak usah terkejut begitu,” kata Raden Bayu yang seolah tahu pikiran Sura Mandala.

Sura Mandala pun makin keheranan. Begitu luar biasa orang ini. Pantas saja Belanda sangat memburu orang seperti ini. Belanda sangat benci dengan orang yang tidak mau tunduk dan punya kesaktian. Itu tak mengherankan, karena dulu pernah terjadi juga pada leluhurnya, Pangeran Diponegoro.

“Sebentar, kau santai saja dulu di sini. Saya akan perintahkan dua pengawalmu untuk masuk juga. Kalian tentunya capek habis menempuh perjalanan jauh,” kata Raden Bayu.

“Maturnuwun gusti,” tanggap Sura Mandala.

Lalu Raden Bayu berjalan kembali ke luar. Di sana terdengar beliau memerintahkan dua prajuritnya untuk melakukan seperti yang dikatakannya. Sementara Sura Mandala menarik punggungnya bersandar di kursi rotan. Pikirannya merasa lebih tenang. Melepas penat dari perjalanan panjangnya.

Matanya berkeliling menjelajah setiap sisi ruang tamu. Rumah bergaya Eropa dengan cat yang didominasi warna putih. Ketika ia bergeser ke sisi kanan ada jendela yang cukup tinggi daripada ukuran jendela rumah-rumah jawa pada umumnya. Bingkai dan jeruji jendela itu bercat hitam berpadu putih pada tepian daun jendelanya.

Ruang tamu ini dipercantik dengan guci besar buatan Eropa di dua sudut. Sangat serasi dengan warna hijau lantai marmer yang bermotif bunga.

Puas Sura Mandala memandangi ruang tamu, suara terompah Raden Bayu kemudian terdengar makin mendekat, ia kembali dan duduk di hadapan Sura Mandala.

“Oya gimana kabar perjuangan rakyat Yogyakarta?” tanya Raden Bayu mengawali pembicaraan. Pertanyaan itu sedikit menyindir Belanda karena beberapa raja Yogyakarta dipaksa tunduk pada penjajah itu. Raden Bayu tahu Sri Sultan Hamengku Buwono VI mungkin susah untuk lepas dari pengaruh kuat pemerintah kolonial Belanda di Yogyakarta.

Tanpa dijawab pun, Raden Bayu sudah mengerti jawaban Sura Mandala dengan melihat raut muka anak muda itu yang menunjukkan kekecewaan pada kelicikan dan kecurangan penjajah itu.

“Sendiko gusti, dalem terus terang kecewa pada sistem pemerintahan Yogyakarta sekarang yang selalu dicampuri wong londo itu. Hampir semua bidang mereka turut campur.”

Raden Bayu manggut-manggut sambil mengelus dagunya yang tidak ada satu pun rambut jenggotnya. Beliau tersenyum simpul.

“Oya mana suratnya. Coba sini saya mau baca.”

“Oya saya sampai lupa,” Sura Mandala lalu langsung mengambil gulungan kertas surat dari wadahnya dan cepat-cepat disodorkan kepada sang adipati. “Monggoh, ini suratnya gusti.”

Adipati Raden Bayu menarik tali yang mengikat gulungan surat itu dan membacanya. Tanpa perlu waktu lama, beliau sudah tahu isi suratnya. Beliau diam dan memandangi Sura Mandala. Ada perubahan ekpresi di wajahnya.

Raden Bayu diam cukup lama. Sepertinya beliau sedang berpikir keras. Sebenarnya apa isi surat itu. Sampai-sampai sang adipati yang tadinya hangat mendadak jadi pendiam. Akh ... Sura Mandala penasaran. Tapi ia tidak boleh mencampuri urusan rajanya.

Setelah lama beliau diam, akhirnya bicara juga, “Sura Mandala, maukah kau membantuku?”

“Nyuwun sewu, bantuan apa gusti?”

“Sampaikan pada rajamu aku menolak tawaran rajamu,” tegas sang adipati.

“Baik gusti.”

“Kalau aku terima tawaran rajamu itu sama saja aku tunduk pada Belanda. Semoga dengan sikapku ini, rajamu akan sadar agar tak terus-terusan dicampuri Belanda,” lanjut Adipati Raden Bayu.

Perkataan adipati sungguh menggerakkan sanubari Sura Mandala, betapa ia ingin juga bergabung dengan beliau untuk mengalahkan Belanda yang sudah terlalu lama mencampuri urusan pemerintah Mataram sejak zaman Amangkurat I. Senopati muda itu melirik sang adipati, beliau tersenyum. Sura Mandala yakin, Raden Bayu juga tahu pikirannya.

...*****...

Sudah tiga hari, Sura Mandala dan pengawalnya di Madiun. Mereka dipelakukan sangat istimewa. Malam ini Adipati Raden Bayu menggelar hiburan rakyat sendra tari dan wayang kulit. Seluruh rakyatnya diundang sehingga acaranya sangat meriah.

Sura Mandala duduk di samping adipati sedangkan pengawalnya berdiri di belakang.

“Itu putriku,” bisik Raden Bayu sambil menunjuk wanita Eropa yang sedang menari.

Dalam hati Sura Mandala terkesima akan kecantikan putri adipati. Pintar benar adipati dalam memperbaiki keturunannya. Hasilnya wanita blasteran Belanda. Meskipun sebenarnya sudah banyak wanita Indo ada di negerinya.

“Maukah kau, aku kenalkan dengan putriku?” tanya Raden Bayu sambil menyenggol lengan tangan Sura Mandala yang seketika membuyarkan keterpanaannya. Celakanya Raden Bayu pasti tahu Sura Mandala sedang mengagumi kecantikan putrinya.

Sura Mandala cepat-cepat menyembunyikan rasa kagumnya dengan senyum dan pura-pura memasang raut muka tak tertarik.

“Jangan pura-pura begitu. Tenang saja dia belum punya kekasih.” Raden Bayu terus merayu.

Ketika musik berhenti dan Rossea mengakhiri lenggokan tubuhnya, ia menghampiri memenuhi panggilan ayahandanya yang telah memberikan isyarat dengan lambaian tangan.

Sura Mandala nampak gugup ketika putri adipati mendekat di hadapannya. Dalam hati, ia bergumam, “Aduh apa yang harus aku lakukan?”

“Yang harus kamu lakukan ya berkenalan dengan putriku,” celetuk Raden Bayu yang dibalas dengan lirikan Sura Mandala. Benar dugaannya, sang adipati bisa tahu isi hati orang.

Sura Mandala gugup. Rossea mengumbar senyum memperlihatkan gigi putihnya yang berjajar rapi. Kemudian ia mengulurkan tangannya. Makin salah tingkah Sura Mandala dengan keberanian sikap Rossea.

“Perkenalkan, namaku Rossea.”

Raden Bayu balas melirik. Terkekeh dalam hati melihat Sura Mandala yang berusaha menguasai diri dari kecanggungan.

“Sudah tidak apa-apa tak usah malu. Sambut saja tangan putriku,” goda Raden Bayu dengan menggerakan kedua alisnya. Matanya yang melebar benar-benar membuat Sura Mandala gusar.

Sura Mandala pun berusaha menguasai kekakuannya dengan menyambut tangan Rossea dan bersalaman.

“A-Aku Sura Mandala.”

Dalam hati Rossea juga tertawa geli. Baru kali ini ada pemuda yang sampai gugup berkenalan dengannya. Pria itu tidak seperti pria lain yang bersemangat ketika mendekati dirinya. Banyak juga pemuda Belanda yang memandang Rossea dengan tatapan penuh nafsu. Dasar pria-pria hidung belang.

“Kau bisa menari?” tanya Rossea yang dibalas dengan gelengan kepala Sura Mandala.

“Kalau tidak bisa menari, bagaimana kalau kau ajak Mas Mandala berkeliling kadipaten?” usul Raden Bayu.

Gagasan itu membuat Sura Mandala membelalakan mata. Pikirnya, kenapa bisa secepat ini? Apa seperti ini wanita Eropa bergaul dengan teman laki-laki?

“Boleh juga pendapat Romo,” Rossea seakan mendapat angin segar atas pendapat romonya. “Ayo, Mas Mandala kita jalan-jalan!”

“Ta-Tapi kita ‘kan ....” Sura Mandala gugup.

Rossea sebenarnya tahu apa yang hendak dikatakan Sura Mandala. Namun, ketika romo sendiri yang memerintahkan Rossea untuk kenal dengan seorang pemuda, berarti pemuda itu pemuda baik. Gadis itu yakin, semua yang romo berikan tentu yang terbaik untuk dirinya. Jadi, bukan berarti Rossea wanita murahan.

Lalu Sura Mandala pun akhirnya bersedia karena sepertinya ajakan Rossea itu tak bisa ditolak. Ia tahu kalau menolak pasti adipati sangat kecewa. Tak enak hati kalau sampai beliau kecewa.

Sura Mandala melirik dua pengawalnya seraya meminta pendapat, mereka juga kompak mengacungkan jempolnya mengisyaratkan dukungan pada pemimpinnya itu.

Sebenarnya Sura Mandala masih canggung. Namun, dia masih bisa menguasai diri. Berusaha agar tidak memalukan dirinya sendiri di hadapan wanita secantik Rossea. Tak bisa dipungkiri, walaupun gugup, senopati muda itu sangat senang bisa berjalan bersama wanita itu. Sepertinya, Sura Mandala pun mulai jatuh hati padanya.

Terpopuler

Comments

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라

Seruu thor dari awal cerita..
Semoga bertahan sampai akhir keseruan & penasarannya hehee

2021-01-17

0

Nany Manessa

Nany Manessa

lanjut💪

2021-01-16

0

Calvien Arby

Calvien Arby

waaah

2020-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!