Hari pernikahan

Aku di rias bagai seorang putri bergaun putih lengkap dengan perhiasan di kepalaku

ku tatap wajahku di balik cermin wajah yang dari awal hingga selsai tidak pernah tersenyum meskipun selalu ku paksaan untuk tersenyum.

"bagaimana manis bukankah kau menjadi semakin cantik dan suamimu pasti akan terpesona melihatmu" ujar laki laki setengah perempuan itu sambil melihat wajahku di cermin.

aku tetap diam saja tanpa memperdulikannya hingga terdengar suara langkah masuk kedalam kamarku dan membantuku untuk berjalan keluar menemui sekian banyak keluarga maupun teman teman ayah mereka semua seperti tidak memperdulikan hidupku aku sama sekali tidak merasa BAHAGIA dengan pesta pernikahan ini

langkah ku di hentikan di samping laki laki yang tidak ku cintai dia bisa tersenyum diatas awal kesengsaraan ku rasanya ingin tangan ini melayang di senyumnya itu tapi aku tak berdaya.

Dan..

aku benar benar telah menikah dengannya.

"boleh kah aku berbicara denganmu" ucapnya.

"aku tau kau tidak mencintaiku dan aku akan menunggumu sampai rasa itu hadir." lanjutnya namun aku tetap saja diam.

"baiklah kau pasti lelah bukan? istirahatlah di kasurmu aku akan menjagamu di kursi yang nyaman ini selamat malam sinta ku." ujarnya

Ku kira dia akan menuntut haknya namun ternyata tidak tapi menurutku itu lebih baik kurasa sampai kapanpun aku tidak akan mencintainya meskipun dia menungguku 1000 tahun lagi.

"bangun .bangun. sebentar lagi azan subuh bersiap siaplah dengan wudhu kita solat berjamaah " bisiknya lembut seraya kulihat wajahnya yang sudah basah dan akupun bangun mataku masih berat perlahan aku berjalan ke kamar mandi sambil mata yang tak jelas melihat karena begitu sangat mengantuk lalu kakiku tersendat entah apa yang menghalang langkahku dan terlihat jelas meja TV yang kurasa sebentar lagi menghantam kepalaku dan..

*Hap... ada menahan tubuhku

"hati hati.." ujarnya

mataku langsung seperti lampu yang terang menatapnya.. dan segera aku mengambil wudhu ku dan solat berada di balakangnya..

cahaya matahari terasa menembus rumah sepi ini hanya ada aku dan dia, aku bingung apa yang harus kulakukan rasa aku hanya ingin tidur dan tidur seluruh tubuhku lemas suhu tubuhku terasa panas ..

"kamu baik baik saja kan." ucapnya smbil menyentuh tubuhku untuk pertama kalinya

"astaga tubuhmu panas sekali, apa kmu sudah makan?? apa aku harus memberi tahu ibumu?" ucapnya cepat.

"jangan aku tidak apa apa pergilah mengerjakan urusanmu.." ucapku.

"tidak aku tidak mungkin meninggalkanmu.." ucapnya sambil berlalu pergi.

Kemudian dia kembali membawa sebuah baskom dan sebuah kain biru di tangannya

"kau mau apakan aku." ucapku.

"aku akan menyembuhkan mu ibuku pernah melalukan ini padaku saat aku panas sepertimu.." ujarnya yang membuatku tertawa sedikit lalu akupun tertidur

entah berapa kali dia mengompres kepalaku hingga aku merasa tubuhku membaik

aku terbangun

"bagaimana keadaanmu sekarang." ujarnya

"..iya aku sudah membaik" ucapku

"kau pasti dari kemarin tidak makan di tambah kau terlalu memikirkan pernikahan ini itulah yang membuatmu sakit.." ujarnya

"kamu pikir aku bisa bahagia denganmu aku tidak mencintaimu bahkan aku mngkin membencimu!" ucapku dengan nada marahku.

aku tau dia sedang berusaha mengambil hatiku agar aku mencintainya tapi semua itu akan sia sia aku tetap mencintai kekasihku dulu dia hanya orang asing bagiku bisa saja semua kebaikannya hanyalah sementara atau mungkin besok dia akan menunjukkan sifat aslinya.

"makanlah setelah itu tetaplah istirahat sin" ujarnya sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!