Saat ini perlombaan hanya diantara 3 peserta untuk menjawab 5 soal rebutan dari panitia.
Tersisa 1 pertanyaan terakhir, Riyan sudah menjawab 2 pertanyaan dengan benar. Dua lainnya masing - masing sudah mendapatkan satu.
Tetap saja Riyan lebih dulu menekan bel saat pertanyaan terakhir diberikan dan dengan jawaban yang benar, menjadikan dirinya pemenang mata pelajaran Fisika untuk tingkat Provinsi.
Nenek dan adiknya sangat senang melihatnya di TV, begitu juga teman-teman dan gurunya.
Tropi dan hadiah uang diberikan saat semua perlombaan berakhir, namun begitu keluar dari aula perlombaan, tiga orang polisi menangkap Riyan atas laporan penganiayaan oleh Aldo terhadap dirinya.
Cindy mencoba menahannya namun Riyan memberi isyarat untuk diam, sehingga dia mengurungkan niatnya.
Di kantor Polisi Riyan dimasukkan tahanan sementara dengan ukuran 2X3 meter untuk menunggu sidang.
Aldo menghampiri sel tahanan Riyan dengan kedua lengannya dibalut perban.
"sekarang kau tau berurusan dengan siapa?" Kata Aldo sombong dengan senyumannya
Riyan hanya tersenyum kepada Aldo dari balik jeruji besi.
"kenapa?apa sekarang kau jadi goblok sampai tidak bisa bicara?" kata Aldo
"kau memang selalu banyak omong ya" kata Riyan
"yasudah, selamat menikmati kamar barumu" lanjut Aldo meninggalkan Riyan sendirian di sel itu.
Beberapa saat kemudian Cindy berpapasan dengan Aldo. Melihat Aldo membuat Emosi Cindy menjadi naik dan ingin menghajarnya, namun karena di kantor polisi dan adanya para guru membuatnya menahan amarahnya.
Beberapa guru mendatangi Riyan ke selnya untuk melihatnya.
"Cindy sudah menceritakan semuanya kepada pak guru dan kepala sekolah, kau akan segera keluar dari sini" kata Pak Wira
"Saat ini Pak Kepala sekolah dan Cindy sedang berbicara dengan petugas polisi" tambah bu shinta
"semoga saja itu tidak percuma pak, bu. Lalu bagaimana dengan liganya?" tanya Riyan
"kemenangan mu dibatalkan karena kejadian ini, perwakilan Provinsi akan diserahkan pada juara kedua yaitu peserta dari SMAN Palangka 7" jelas pak Wira
"Begitu ya, maafkan Riyan Pak" kata Riyan
"Tidak apa, walau kau tidak maju ke tingkat Nasional, tapi semua tau kau yang paling cerdas" kata pak Wira
Kemudian Kepala Sekolah dan Cindy datang bergabung dengan mereka.
"bagaimana pak?" tanya bu Shinta
Pak kepala sekolah menggelengkan kepalanya dan berkata "mereka bilang kesaksian Cindy tidak kuat karena tanpa bukti, selain itu untuk menghadapi pengusaha kaya seperti Pak Tirta kita perlu bukti yang sangat kuat"
"Riyan, maaf" kata Cindy merasakan bersalah karena memulai semua ini.
"Tidak apa, Cindy apa kau bisa mengambil Handphone ku yang disita polisi? carilah di sana ada rekaman percakapanku dengan Aldo dan juga rekaman CCTV ruangan itu, gunakan sebagai bukti" kata Riyan
"Baik, akan ku cari dan menunjukkannya" Kata Cindy kemudian berlari kearah barang sitaan diikuti kepala sekolah
"Terima kasih kalian semua berusaha membantuku" kata Riyan
Cindy kembali membawa Handphone Riyan,, kali ini kegembiraan terpancar diwajahnya dan kepala sekolah.
"Bagaimana?" tanya pak Wira
"Bisa, menurut polisi ini bukti yang kuat dan bisa kita gunakan untuk membebaskan Riyan bahkan menuntut balik pengusaha itu" kata Kepala Sekolah
"benar, sekarang pihak polisi sedang membuat surat penangkapan, setelah itu selesai beberapa polisi akan menangkap Aldo" kata Cindy
"Jadi Riyan bisa dibebaskan sekarang kan" Kata Bu shinta
"Tidak bisa, luka ditubuh Aldo juga merupakan bukti penganiayaan dari Riyan, itu sebabnya harus melewati persidangan" kata Kepala Sekolah
"Bolehkah aku tau kapan persidangan ku akan dimulai?" tanya Riyan
"Itu katanya besok siang, dan mereka akan mencarikan jaksa pembela untukmu" jawab kepala sekolah
"Terima kasih" kata Riyan
Merekapun pamit meninggalkan Riyan karena sudah hampir malam. Saat Cindy mau pergi, Riyan menahan tangannya dan memintanya jangan melakukan apapun kepada Aldo namun Cindy diam saja.
"Hei..aku tau kau marah dengan Aldo tapi menghadapi penjahat kaya lebih susah dari pada menghadapi preman, kau harus tenang" kata Riyan
"aku hanya tidak mau kau berada disini" kata Cindy
"Jangan khawatir, bukankah bukti sudah jelas, sekarang tinggal menunggu persidangan besok, kau istirahatlah" kata Riyan
"iya" balas Cindy kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
*Rumah Pak Tirta*
Jam 7 malam Aldo dan teman-temannya pesta minuman keras merayakan kemenangan mereka berhasil menahan Riyan berkat laporan penganiayaan. Pak Tirta sedang tidak ada di rumah, sedang Ibunya Aldo sudah lama berpisah dengan Pak Tirta.
"Ayahmu kemana?" tanya temannya
"Tadi siang tiba-tiba berangkat ke jakarta, padahal dia bilang akan mengurus Riyan itu untukku, makanya kulaporkan saja si Riyan itu kepolisi" kata Aldo
"Bagaimana jika dia balas dendam kepada kita setelah bebas?" tanya teman Aldo.
"Jangan khawatir, aku sudah mengirim orang untuk mengurusnya dalam sel itu. Jangankan bebas, melihat matahari besok saja mungkin dia tidak bisa" kata Aldo
15 menit kemudian polisi datang kerumahnya membawa surat penangkapan, karena didapati disana banyak preman dan pesta Miras maka akhirnya semua dari mereka digiring ke kantor polisi.
*Kantor Polisi*
Setengah delapan malam Riyan melihat penjaga menerima telpon dan meninggalkan ruang tahanan. Dia merasa ada yang tidak beres.
Selang beberapa detik 3 orang pria berbadan besar dan kekar seperti pemain gulat profesional dengan otot besarnya datang bersama penjaga, dia membuka gembok dan memasukkan ketiga pria itu ke sel Riyan kemudian meninggalkannya.
"Aldo kirim salam buat kamu" kata salah seorang berbadan raksasa tersebut.
Riyan yang sebelumnya duduk kemudian berdiri ,
"Baiklah, mari mulai" kata Riyan
dan seluruh baju yang dipakainya berubah hitam seperti saat perkelahian dengan David.
15 menit kemudian penjaga datang lagi bermaksud untuk mengecek sel tahanan Riyan sekaligus patroli.
Di ruang tahanan Riyan terlihat semua penghuninya tergeletak seperti tidur di lantai tahanan itu.
"Cepat sekali mereka tertidur, padahal baru jam segini" kata Penjaga kemudian pergi melanjutkan patrolinya.
Belum sempat meninggalkan sel Riyan, terdengar keributan dari beberapa orang kearahnya. Ternyata beberapa orang dibawa menuju sel tahanan sementara.
"kami ini korban pak, kenapa ikut ditahan?" tanya Aldo berontak
"Kamu masuk dulu, tunggu saja besok hasil pengadilan" kata petugas polisi membawa Aldo ke sel tahanan diseberang Riyan
"bukannya dia yang melapor?kenapa ikut di tangkap?" tanya petugas patroli.
"Mereka juga salah, besok akan dipastikan hasilnya" jawab polisi yang lain
Setelah kedua polisi itu pergi, Aldo masih berteriak tidak terima kalau dia ditangkap.
"wah ada pendatang baru, akun kira siapa" Kata Riyan
"kau.... masih hidup" kata Aldo dengan kaget
"Memangnya kenapa?kau berharap orang kiriman mu ini membunuhku?" kata Riyan menginjak salah satu tubuh besar yang berada di lantai.
"mereka adalah para petarung MMA, mustahil Riyan bisa mengalahkan mereka bertiga, apa mereka dibius" pikir Aldo
"Aku mau tidur dulu, sebaiknya kau diam tidak usah ribut" kata Riyan
Aldo kesal rencananya menghabisi Riyan gagal, bahkan sekarang dia ditangkap dan ditambah lagi tidak bisa menghubungi ayahnya.
Keesokan harinya persidangan untuk Riyan dimulai, Riyan dibawa dan duduk ditengah ruangan sidang didepan para hakim.
Para Guru, kepala sekolah serta Cindy dan lainnya datang mengisi ruangan itu, termasuk pak Tirta dan anak buahnya. Setelah semua saksi dan bukti sampai dimeja Hakim, maka proses persidangan dimulai.
Hakim menanyakan alasan penganiayaan yang dilakukan Riyan dan menghadirkan semua korbannya, Riyan menjawab seadanya bahwa dia hanya membela diri dan ke sana untuk menyelamatkan temannya.
Namun Aldo dan yang lainnya yang juga di sana menyangkal telah menculik Cindy dan mengatakan Riyan menerobos kerumahnya dan menghajar mereka.
Sampai akhirnya jaksa pembela Riyan menunjukkan kepada Hakim Video rekaman CCTV dan percakapan di Ruang latihan itu.
Hasil keputusan sidang Riyan dibebaskan karena dianggap pembelaan diri dan pisau yang dijadikan senjata yang melukai mereka bukan berasal dari Riyan sehingga tidak ada rencana kesengajaan untuk melukai lawannya.
Sedang Aldo dan Teman-temannya ditahan selama 2 Tahun karena masih pelajar untuk tuduhan penculikan dan perencanaan pembunuhan, ditambah terlihat dalam rekaman, pisau ditodongkan ke leher Cindy, ditambah pesta minuman keras sewaktu ditangkap petugas.
Persidangan berakhir dan semua orang pergi meninggalkan ruangan itu.
"Akhirnya kau bebas, kita akan pulang ke Muriya besok pagi, jadi kau bisa istirahat dulu nanti" kata kepala sekolah.
"hei..nanti ceritakan padaku ya bagaimana kau mendapatkan rekaman itu" kata Cindy berbisik
"bagaimana caraku mengatakannya kalau itu perbuatan Alpha, rumah sebesar itu pasti ada CCTV untung aku sudah meminta Alpha memeriksa rumah itu sewaktu di halamannya dan meminta untuk menyalin video dari CCTV yang ada di tempat latihan itu" pikir Riyan
"nanti deh kalau ada waktu, hehehe" jawab Riyan
Mereka semua gembira meninggalkan pengadilan itu, dilain pihak pak Tirta berjalan ke mobilnya dengan sangat marah.
"anak itu bodoh sekali, sudah kubilang aku akan menanganinya tapi malah bertindak sendiri" Kata Pak Tirta dalam mobilnya
"saya sudah mengaturnya agar masa tahanannya dikurangi bos" kata seorang pengawal didalam mobil.
"Bagus, walau begitu dia adalah anakku, aku tidak bisa diam saja" kata Pak Tirta
"Apa perlu menugaskan Jhony?dia dan mike sekarang di Muriya kan" tanya pengawal itu
"Aku sudah menghubungi mereka dan menyuruh pergi ketempat David untuk bereskan soal Riyan ini dengan cara mereka" kata pak Tirta
"Apa itu tidak berlebihan bos? Bukankah Cara mereka terlalu sadis" kata pengawal tersebut
"Itu memang pantas. David bilang padaku kalau Riyan itu yang telah mengalahkannya, sekarang dia membuat anakku kehilangan kesempatan ikut olimpiade silat dan masuk penjara" kata pak Tirta
Keesokan harinya rombongan dari kota Muriya kembali pulang, karena keputusan pengguguran juara Riyan telah resmi maka Riyan tidak bisa melanjutkan liga olimpiade pelajar karena dinyatakan gugur.
Setelah 5 jam perjalanan, Bus rombongan berhenti di dinas pendidikan Kota. Mereka kembali ke rumah masing - masing dengan jemputan atau ojek online.
Cindy dijemput oleh ayahnya dan Riyan menaiki motornya yang sudah 7 hari berada di sana.
"Sekarang satu jam lagi pulang sekolah, dari sini ke sekolah Mila satu jam, kalau begitu sekalian jemput Mila saja, sepedanya diikat saja nanti kalau dia bawa" pikir Riyan
Dengan kencang dia menjalankan motornya untuk menjemput adiknya dan pulang, tidak sabar bertemu nenek dan adiknya.
Setibanya di gerbang sekolah Mila, Riyan menunggu adiknya untuk keluar, namun 15 menit berlalu masih belum terlihat. Riyan mencoba menelponnya namun tidak aktif.
"Alpha, dimana lokasi HP Mila"
[Saya tidak bisa menemukannya Tuan]
"kenapa begitu?" tanya Riyan
[Kemungkinan HP milik Mila Mati]
"baiklah, kalau begitu kutunggu saja sebentar lagi" kata Riyan
Tidak lama kemudian teman Mila keluar dari sekolah, Riyan menanyakan tentang Mila namun temannya mengatakan bahwa dia tidak hadir ke sekolah hari ini.
"tidak biasanya dia bolos" pikir Riyan
Riyan kembali menyalakan motornya dan menuju kerumah, sampai di sana dia kaget melihat kondisi rumahnya tersisa puing akibat terbakar.
Dia menanyakan tetangga apa yang terjadi, mereka mengatakan bahwa kemaren malam rumahnya terbakar, neneknya meninggal dan mayatnya di rumah sakit namun adiknya tidak ditemukan.
Riyan berjalan ketengah puing rumahnya, matanya mengarah pada benda besi kecil yang dikenalnya yaitu sebuah pin ular yang membentuk huruf K. Riyan meremas pin itu disertai dengan amarahnya.
Riyan pergi kerumah sakit untuk mengambil jenazah neneknya agar dimakamkan. Menurut dokter neneknya terlalu banyak menghisap asap kebakaran sehingga meninggal sewaktu sampai keluar rumah.
Sore itu Semua Teman-teman Riyan ikut hadir dipemakaman neneknya untuk memberinya semangat.
"kau harus sabar yah, kau kan kuat" ucap Cindy
"iya Cin, aku tidak apa" kata Riyan
"kau bisa tidur di tempatku" kata Andre
"terima kasih, tapi aku akan mencari kost untuk sementara waktu" kata Riyan
"Tapi kalau kau perlu sesuatu, kau bisa hubungi kami" kata Tony dan yang lainnya.
"Tentu saja" jawab Riyan
Sore itu setelah semua orang pergi dari pemakaman, Riyan menyalakan motornya dan melaju kencang ke penjara kota.
Sesampainya di sana dia menemui David yang dipenjara disitu. Diruangan khusus untuk menjenguk Narapidana, di sana Riyan dan David duduk berhadapan yang dibatasi oleh meja.
"Siapa pelakunya?" tanya Riyan dengan memperlihatkan Pin Ular itu di atas meja.
"Aku tidak tau" jawab David dengan angkuh menyandarkan tubuhnya di kursi
"Jangan main-main denganku!" ancam Riyan menatap David
"kau yang seharusnya jangan main-main dengan kami, Bocah" balas david sambil mendekatkan wajahnya ke Riyan
"jadi kau tidak mau bicara?" tanya Riyan
"silahkan paksa aku disini" tantang David mengangkat tangannya
Riyan pun berdiri untuk pergi meninggalkan David. Namun sebelum berpaling dia berkata
"Kali ini kalian memilih musuh yang salah, kau tidak tau kemampuanku sebenarnya" kemudian dia pergi meninggalkan ruangan itu.
Karena Muriya adalah Kota kecil sehingga penjara tempat David, Alex dan 7 anak buahnya yang ditangkap berada di sel yang sama. Mereka bersenang-senang di sel itu bermain gaplek atau remi sampai larut malam.
Disaat semua tertidur, "wuush" bayangan hitam melintas didepan sipir menerobos masuk ke tempat tahanan.
Dengan jurus sundang anginnya Riyan sudah berada di depan sel tahanan David dan komplotannya, Riyan berdiri dengan kostum hitam. Melihat semuanya tertidur, Riyan menggunakan material Nano untuk membuka gembok penjara itu perlahan.
Tanpa bersuara dia mengeluarkan dua buah suntikan bius dari kantongnya. Pertama disuntikkan ke leher David sambil menutup mulutnya agar tidak berteriak, dan yang kedua ditujukan kepada Alex.
Dengan kemampuan dan kekuatannya mengangkat kedua orang itu bukan masalah bagi Riyan. Setelah mengeluarkan mereka, sel kembali dikunci oleh Riyan.
Riyan membawa mereka berdua ke bangunan tua tempat dulu mereka menculik nenek dan adiknya.
Setelah mengikat keduanya di kursi masing - masing bekas mereka gunakan dulu, Riyan memukul keduanya hingga sadar.
"Kenapa aku disini?" kata Alex panik
" Ri...riyan" ucap David gugup
"Sudah kubilang kau tidak tau kemampuanku" kata Riyan
"Jadi...kalian akan memberi informasi yang aku butuhkan atau kita mulai permainan ini" Kata Riyan menciptakan pembentukan pisau dari kedua tangannya yang membuat kedua orang itu semakin ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Sang M
cook. the end aja. crita memble. gak ada pembantaian gak usah lanjut....
2023-08-30
0
lembayungsenja88
yg romantis sedikit napa thor, jgn datar saja, biar semakin seru gitu, semangaaat thor..
2022-01-21
0
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nny🌺N⃟ʲᵃᵃ🍁❣️
ayo2... hajarr dg sadis... eh..😁😁
2021-05-20
1