Bab # 5 Sasya masih marah

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara ketukan pintu kamar gue.Gue yang tengah asik video call dengan Boris kini harus terpaksa menutup saluran video call gue.

Tok... Tok... Tok...

"Iya sebentar!"Teriak gue dari dalam kamar sembari beranjak dari ranjang.

"CK,siapa sih ganggu banget."Desis gue kesal sembari mengikat rambut gue dengan gaya Cepol.

Klek,

Raut wajah gue berubah saat gue membuka pintu kamar.

"Abang,minta maaf ya.Tadi sudah kasar sama loe."Ucap Abang Akbar yang tengah berdiri di tengah-tengah pintu kamar gue.

"Hm,"Jawab ku dengan berdehem sembari menunduk.

Suasana menjadi hening ketika Abang Akbar sudah meminta maaf sama gue.

"Cuman itu doang?"Sahut Abang Akbar yang mencoba untuk membuka obrolan nya dan gue pun mengangguk kan kepala.

"Sorry bang,Sasya sedang sibuk."Kata gue sembari mau menutup pintu namun di tahan oleh Abang dengan tangan nya.

"Loe serius enggak marah kan sama gue?"Tanya Abang Akbar lagi dengan raut wajah serius nya.

Gue pun menarik nafas dalam-dalam mencoba untuk merileksasikan diri.

"Iya bang....."Jawab gue sembari mengulas senyum yang gue paksakan.

Jujur sebenarnya gue masih kesel dengan apa yang dilakukan oleh Abang gue.Gue tahu apa yang dia lakukan itu buat gue adalah demi kebaikan,tapi coba dia bisa mengontrol emosi nya pasti gue enggak akan marah juga sama dia.

"Ya udah,Sasya lagi sibuk."Ucap gue ketus berusaha untuk menutup pintu kamar namun lagi-lagi Abang Akbar menahan pintu nya.

"CK,apa lagi sih bang!"Teriak gue.

Akbar pun menjailin adik nya yaitu gue Sasya dengan menarik kenceng hidung gue.

"Wleeee!!!"Akbar menjulurkan lidah nya dan menutup pintu kamar gue dengan sarkas.

"Sial!"

Brakkkk!!

"Abang.........."Teriak gue sekeras mungkin.

"Ihhhh,,, dasar resek loe bang!"Gerutu gue dengan mulut mengerucut kedepan sembari memegangi hidung.

Drt... Drt... Drt...

Terdengar suara Phonsel gue yang berdering.Dengan buru-buru gue pun mengambil nya yang berada di ranjang.Ke dua bola mata gue membulat kaget dan gue juga merasa happy banget.

"Ehem,perasaan baru saja video call.Sekarang malah menelfon lagi."Gumam gue dengan senyum salting yang begitu bahagia.

Gue:Hallo,

Boris:Iya.

Gue:Mphhh kok tumben nelfon lagi?

Boris:Enggak boleh ya kalau gue nelfon?

Gue:Eh.B-bukan gitu m-maksud nya a...

Boris:Ada yang marah ya kalau gue sering nelfonin.

Gue:Bukan maksud gue....

Boris :Gue kangen loe!

Gue:A... Apa Boris gue enggak de.....

Tut.... Tut... Tut...

"Yah... Asem... Pakai habis segala baterai!"Cicit gue sembari mengutak-atik handphone.

"Ihhhhh ngeseliiiinnnnn...."Ucap gue sambil melempar hp ke ranjang.

"Wait... Wait... "

"Kangen...?Boris tadi bilang ke gue kalau dia kangen sama gue?"Monolog gue dengan keheranan.

"Awwww.... Boris... "Cicit gue sembari salting meluk guling kayak orang gila.

"Boris........"Teriak gue sekeras mungkin.

Brakkkk!!

"Sasya!"Teriak ibu sekeras mungkin.

"UPS!"Gue yang sembari menutup mulut.

Ibu teriak dan membuat gue terkejut di tambah Ayah dan Abang Akbar yang juga tengah mendobrak pintu kamar gue.

"Ada apa ini?"Tanya gue yang terkejut.

"Uhhhh... Pea!"Ujar Abang Akbar sembari menoyor kepala gue.

"Abang!"Protes gue kesal sembari betulin poni rambut gue yang berantakan.

"Akbar nak ...."Sela ibu sembari mengusap lengan Abang Akbar.

"Ada apa ini?Ada apa ini.Loe itu yang ada apa?Sampai teriak kencang mulut loe terdengar dari luar."Sahut Akbar dengan nada tinggi.

Ayah dan ibu pun saling menatap dan menggelengkan kepala.

"Sasya!Ada apa dengan kamu nak?Tadi,ayah,ibu dan Abang kamu mendengar kamu sedang teriak."Tanya Ayah dengan nada suara yang penuh kelembutan namun tegas.

"A-anu"Kata gue yang gagu sembari menggigit bibir bawah dan menggaruk kepala yang terasa tidak gatal.

"Anu apa?"Sahut Akbar dengan menatap Sasya ketus.

"CK,apa sih loe?"Sungut Sasya yang tidak mau mengalah.

"Eh.... Sudah.Kok malah berantem kalian berdua?"Lerai ibu.

"Sasya!Ayok lanjutkan cerita kamu nak."Imbuh ibu gue sembari mengusap punggung belakang gue.

"He... He... Aman kok bu ayah ."Gue yang menjawab tanpa dosa sembari garuk tengkuk yang enggak gatal.

"Resek loe!"Kata Abang Akbar dan gue cuman diam menunduk sembari menggigit bibir.

"Ayah ibu,Akbar berangkat kerja dulu."Pamit Abang gue Akbar sembari Salim takzim kepada ayah dan ibu.

"Assalamualaikum!"Ucap salam nya sembari melangkah kan kaki nya ke arah pintu kamar keluar.

"Waalaikum salam."Jawab kami serempak.

"Hati-hati ya nak."Imbuh ibu ketika Abang sudah menjauh dari kamar.

...****************...

Seperti biasa Akbar dan Tony berangkat kerja secara bersamaan menggunakan motor milik Tony dan kadang juga bergantian menggunakan motor Akbar.

Sepanjang perjalanan menuju ke tempat kerja,Akbar hanya diam dan fokus dengan kemudi stang motor nya.

Puk... Puk...

"Iss,apa sih Ton?"Gerutu Akbar ketika menepuk pundak Akbar yang duduk di belakang jok kemudi motor.

"Loe lihat bro,itu bukan nya Flo calon janda itu ya?"Kata Tony sembari menunjuk ke arah tempat parkiran motor.

Akbar pun mengedarkan pandangan nya ke arah tempat parkir tersebut lalu mematikanesin motor Tony.

Dia pun bergegas turun dari motor nya.

Bugh!

Bugh!

"Akbar!"Teriak Tony ketika melihat Akbar memukul laki-laki dewasa yang tak lain adalah suami Florist.

Tony yang datang menghampiri Akbar lalu menarik tangan Akbar yang akan memberikan pukulan lagi di perut suami Flo.

"Stop!Stop!"Lerai Tony.

"Banci loe!"Umpat Akbar ke arah suami Florist.

"Loe berani nya cuman sama perempuan.Suami macam apa loe?Main kasar sama perempuan!"Imbuh Akbar dengan nafas tersengal-sengal nya.

"Heh,loe siapa ikut campur dalam masalah rumah tangga gue?Karena gue masih suami nya dia!"

Akbar pun menoleh ke arah Florist dan Flo menatap ke arah Akbar mereka terlibat beradu tatap mata.

"Kita sudah resmi cerai Ibaz!"Sahut Flo.

"Dan ini surat keputusan dari pengadilan."Imbuh Flo sambil melempar copyan file.

"Mulai hari ini,tanggal ini,bulan ini,tahun ini dan detik ini juga,saya bukan lah isteri kamu lagi."Kata Flo kepada Ibaz mantan suami nya.

"Dan Via ikut bersama saya.Tolong jangan ganggu hidup kita,saya membolehkan kamu menjenguk Via karena hak asuh Via jatuh di tangan saya."Tegas Flo kepada Ibaz.

Ibaz pun meninju angin ketika Flo melangkah kan kaki menuju ke Night Club di susul oleh Akbar yang menekor di belakang Flo.

bersambung .....

Episodes
1 Bab 1.Sasya & Akbar
2 Bab 2 Night Club
3 Bab 3 :Apa itu pacaran?
4 Bab 4 : Abang yang Protektif
5 Bab # 5 Sasya masih marah
6 Bab # 6 Florist dan Akbar
7 Bab # 7 Florist & Akbar Part 2
8 Bab # 8 Seperti Obat Nyamuk
9 Bab 9 # Pacaran
10 Bab # 10 Akbar Sakit
11 Bab # 11 Gelisah
12 Bab # 12 Hangat
13 Bab # 13 Norin yang syik syak syok
14 Bab # 14 Patah hati nya Norin
15 Bab # 15 Menemui Boris
16 Bab # 16 Brondong Brutal
17 Bab # 17 Jangan berharap lebih
18 Bab # 18 Brondong sialan
19 Bab # 19 Cita-cita
20 Bab # 20 Tony kesal
21 Bab # 21 Satu Minggu
22 Bab # 22 Do Anything for you
23 Bab # 23 Do anything for you (Part 2)
24 Bab # 24 Amarah Akbar
25 Bab # 25 Wejangan untuk Syasa
26 Bab # 26 Sah
27 Bab # 27 Ber C-I-N-T-A
28 Bab # 28 Suasana pagi
29 Bab # 29 Nge charger dulu
30 Bab # 30 Nge Charger (Part 2)
31 Bab # 31 Taman kota
32 Bab # 32 Hujan di Taman Kota
33 Bab # 33 Langsung dari sumber nya
34 Bab # 34 Minta melamar janda
35 Bab # 35 Tamu Florist
36 Bab # 36 Menerima lamaran
37 Bab # 37 Top Up
38 Bab # 38 Ketahuan main selot
39 Bab # 39 Main dulu sebelum Show
40 Bab # 40 Di Pecat
41 Bab # 41 Positif
42 Bab # 42 Uang isteri uang suami
43 Bab # 43 Akbar & Florist Sah
44 Bab # 44 Bermain
45 Bab # 45 Minggat
46 Bab # 46 Kembali pulang
47 Bab # 47 Terpaksa solo
48 Bab # 48 Mas Ganteng
49 Bab # 49 Tawaran
50 Bab # 50 Saran dan bukan kritikan
51 Bab # 51 Nafkah dari Akbar
52 Bab # 52 Sakit perut
53 Bab # 53 Keributan
54 Bab # 54 Perdebatan
55 Bab # 55 Kabar baik
56 Bab # 56 Ronde
57 Bab # 57 Intervieuw
58 Bab # 58 Suami Orang
59 Bab # 59 Undangan Party
60 Bab # 60 Salah paham
61 Bab # 61 Test peck
62 Bab # 62 Tes peck II
63 Bab # 63 Belum rezeki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1.Sasya & Akbar
2
Bab 2 Night Club
3
Bab 3 :Apa itu pacaran?
4
Bab 4 : Abang yang Protektif
5
Bab # 5 Sasya masih marah
6
Bab # 6 Florist dan Akbar
7
Bab # 7 Florist & Akbar Part 2
8
Bab # 8 Seperti Obat Nyamuk
9
Bab 9 # Pacaran
10
Bab # 10 Akbar Sakit
11
Bab # 11 Gelisah
12
Bab # 12 Hangat
13
Bab # 13 Norin yang syik syak syok
14
Bab # 14 Patah hati nya Norin
15
Bab # 15 Menemui Boris
16
Bab # 16 Brondong Brutal
17
Bab # 17 Jangan berharap lebih
18
Bab # 18 Brondong sialan
19
Bab # 19 Cita-cita
20
Bab # 20 Tony kesal
21
Bab # 21 Satu Minggu
22
Bab # 22 Do Anything for you
23
Bab # 23 Do anything for you (Part 2)
24
Bab # 24 Amarah Akbar
25
Bab # 25 Wejangan untuk Syasa
26
Bab # 26 Sah
27
Bab # 27 Ber C-I-N-T-A
28
Bab # 28 Suasana pagi
29
Bab # 29 Nge charger dulu
30
Bab # 30 Nge Charger (Part 2)
31
Bab # 31 Taman kota
32
Bab # 32 Hujan di Taman Kota
33
Bab # 33 Langsung dari sumber nya
34
Bab # 34 Minta melamar janda
35
Bab # 35 Tamu Florist
36
Bab # 36 Menerima lamaran
37
Bab # 37 Top Up
38
Bab # 38 Ketahuan main selot
39
Bab # 39 Main dulu sebelum Show
40
Bab # 40 Di Pecat
41
Bab # 41 Positif
42
Bab # 42 Uang isteri uang suami
43
Bab # 43 Akbar & Florist Sah
44
Bab # 44 Bermain
45
Bab # 45 Minggat
46
Bab # 46 Kembali pulang
47
Bab # 47 Terpaksa solo
48
Bab # 48 Mas Ganteng
49
Bab # 49 Tawaran
50
Bab # 50 Saran dan bukan kritikan
51
Bab # 51 Nafkah dari Akbar
52
Bab # 52 Sakit perut
53
Bab # 53 Keributan
54
Bab # 54 Perdebatan
55
Bab # 55 Kabar baik
56
Bab # 56 Ronde
57
Bab # 57 Intervieuw
58
Bab # 58 Suami Orang
59
Bab # 59 Undangan Party
60
Bab # 60 Salah paham
61
Bab # 61 Test peck
62
Bab # 62 Tes peck II
63
Bab # 63 Belum rezeki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!