Bab 3 :Apa itu pacaran?

Tiba-tiba cowok sepantaran Abang gue nyamperin dan mengambil pecahan piring di bawah kaki gue.

"Arkkkk!"Jerit cowok itu ketika jari telunjuk nya mengeluarkan darah akibat tergores pecahan beling.

Gue yang melihat nya pun bergegas menarik tangan nya untuk duduk di bangku meja makan.

Ibu pun datang membawakan kotak P3K sementara Norin membantu membersihkan pecahan beling itu.

Dengan pelan-pelan gue membersihkan lukanya dan mengobati nya.Entah kenapa lama-lama gue dibuat salting sendiri oleh nya.

"Gue Boris!"Ucap nya sambil ngenalin diri nya sendiri kepada gue.

Dan gue pun hanya mengulas senyum saja sembari mem beres kan kotak P3K itu.

"Jangan lupa sampai di rumah di bersihkan lagi luka nya,agar tidak terinfeksi."Kata gue sembari beranjak berdiri.

"Sya!"Norin yang memanggil dan gue pun menoleh .

"Ayo balik!Jam makan siang sudah selesai."Seru Norin dari arah pintu keluar yang tadi sedang mengobrol dengan ibu.

Gue pun berjalan ke arah ibu dan Norin setelah gue memastikan kalau luka di jemari cowok itu sudah baik-baik saja.

"Ibu.Sasya sama Norin balik dulu ke kantor."Pamit gue ke ibu sembari Salim takzim.

"Tante,Norin izin juga ya.Terimakasih banyak Norin sudah diizin kan makan gratis."Sela Norin yang ikut Salim takzim kepada Ibu.

"Besok-besok bayar nya sama gue ya!"Seru gue dengan bola mata memutar.

"Iye-iye.Gue sadar diri kok."Jawab Norin dengan bibir mengerucut kedepan.

Ibu pun menggelengkan kepala dan menyubit lengan gue.

"Aduh ibu!"

"Enggak apa-apa Norin nak.Justru ibu malah senang kalau nak Norin makan di warung ibu."Ujar ibu gue sembari mengusap lengan Norin.

"Ya sudah.Ayo berangkat ke kantor."Titah ibu gue.

"Kami jalan dulu ya Bu."Pamit gue.

"Assalamualaikum."Salam gue dengan bersamaan ketika meninggalkan warung ibu.

"Waalaikum salam.Hati-hati nak."Jawab ibu gue.

"Tante,berapa semua total makanan Boris?"Tanya Boris kepada ibu Sasya.

"Dua puluh lima ribu nak."Jawab ibu Sasya.

"Ini ibu uang nya.Boris kasih uang pas."Kata Boris seraya memberikan uang kepada ibu Sasya.

"Alhamdulillah,terimakasih ya nak."Ucap ibu Sasya.

"Sama-sama Bu."Ucap Boris dan melangkah kan kaki nya ke arah keluar pintu.

Langkah Boris terhenti di depan pintu warung Sasya ketika dia melihat orang yang tidak asing bagi nya.

Cowok itu pun juga menatap tajam ke arah Boris ketika mereka saling berpapasan.

"Akbar.... Akbar..."

Cowok yang berpapasan dengan Boris itu adalah Akbar,kakak cowok nya Sasya.

Akbar pun menoleh ke arah sumber suara yang memanggil nya dan pergi meninggal kan Boris dengan tatapan buang muka.

Boris pun mengepal kan tangan kanan nya ketika dia baru menyadari cowok yang berpapasan dengan diri nya adalah cowok yang sama menghajar dia tadi malam di club.

"Brengsek!"Umpat Boris yang membatin.

Sebelum meninggalkan warung ibu Sasya,Boris menoleh ke arah belakang sebentar lalu dia memutuskan untuk melangkah kan kaki ke arah kantor nya.

Sementara itu,

Sasya dan Norin tengah asik bercerita di sela-sela perjalanan nya menuju ke arah kantor.

Mereka berdua pun berjalan dengan beriringan.

Cowok yang di maksud oleh Norin dalam cerita nya ketika saat mereka makan siang tadi adalah Boris.

Nama nya Boris.Usia kira-kira kurang lebih sama deh ya seperti seumuran dengan Abang gue yakni Abang Akbar.

Ganteng sih 😁😁 Kalau menurut gue.Tapi di balik face nya itu dia terlihat seperti cowok playboy bener enggak sih.Cerita gue sama Norin sembari beriringan jalan kaki menuju kantor.

"Sya,jangan melihat cowok itu dari cover nya.Justru banyak kok cowok yang alim banget tapi kelakuan dia diluar kamu tahu seperti apa?"Sahut Norin dengan menatap gue serius sembari melempari sebuah pertanyaan dan gue pun menggendikan kedua bahu gue pura-pura tidak tahu.

"Kayak bangke!"Jawab Norin sembari menyubit pinggang gue.

"Norin..........!"Teriak gue dan mengejar Norin yang berlari kecil masuk ke dalam kantor.

"Awas loe!"Umpat gue dengan melangkah kan kaki lebar buru-buru mengejar Norin.

Hosh... Hosh...

Nafas gue tersengal-sengal mengejar Norin.Sepertinya berat badan gue mulai nambah deh.Gue berhenti sejenak mengatur nafas sebelum melanjutkan langkah menuju kantor.

Huft......

Gue menghela nafas lega ketika memasuki ruangan ber AC.

"Selamat siang!"

Sapa seseorang dengan tiba-tiba di arah belakang gue.

Gue pun menoleh ke arah belakang.

"Si......."Kata gue terpotong.

"Loh?"Kata gue terkejut ketika melihat siapa yang datang dan menyapa gue.

"L..o...."Kata gue terpotong.

"Pak Boris!"

Tiba-tiba,

Pak Hengky bagian Procurment datang dan menjabat tangan dengan Boris.

"Selamat siang pak Hengky.Bagaimana kabar nya sehat?"Ujar Boris kepada pak Hengky.

Melihat keakraban kedua nya dan mereka masuk ke dalam ruang meeting,gue pun kembali duduk di meja operasional gue sebagai Receptionist customer service.

Ceklek,

Pak Hengky dan Boris cowok yang tadi makan siang di warung ibu gue pun keluar.

"Baik pak Hengky terimakasih banyak saya tunggu kabar terbaik nya dari bapak."Kata Boris.

"Sama-sama pak Boris.Secepat nya nanti saya akan menghubungi bapak.Kalau begitu saya tinggal ke dalam ya pak."Pamit pak Hengky.

"Baik pak.Silahkan."Balas Boris sembari berjabatan tangan dengan pak Hengky.

Pak Hengky pun masuk ke dalam.

Sementara gue melihat Boris yang tengah berdiri mengutak-atik handphone milik nya.

Tak lama kemudian,gue pun di samperin oleh Boris.

"Ehem....."Boris yang berdehem gue yang pura-pura sibuk🤭.

"Ehem ... Ehem..."Dia pun berdehem lagi.

"Eh,iya ada yang bisa di bantu pak Boris?"Kata gue yang menoleh ke arah nya.

"Panggil saja Boris."Kata nya.

"Ah,iya."Gue menjawab dengan mengangguk.

"Boleh minta tolong?"Ujar nya.

"Minta tolong?"Gue yang mengernyitkan dahi.

"Tolong apa ya?"Gue yang mengulang kalimat tanya nya.

"Boleh minta nomor handphone nya?"Beo Boris dan gue masih loading sembari mengernyitkan dahi.

"Boleh!"Jawab gue asal tanpa mempertimbangkan nya.

Akhir nya gue dan Boris pun saling tukar nomor handphone.

Entah kenapa apa yang terjadi dengan gue ya?Gue juga bingung kenapa nyaman sekali ketika chatingan dengan Boris😊

Oh maygod??Apa gue sedang jatuh cinta?Tapi masak iya🤔 Baru satu kali bertemu dengan dia masak gue langsung jatuh cinta?Aduh.....!!

Apa karena gue belum pernah kali ya rasanya pacaran?

Pacaran itu kayak apa sih?

Kata Abang Akbar jangan dek ya... Jangan pacaran!

Gue pun menelan saliva kasar ketika ingat pesan dari Abang Akbar.

Bersambung.......

Episodes
1 Bab 1.Sasya & Akbar
2 Bab 2 Night Club
3 Bab 3 :Apa itu pacaran?
4 Bab 4 : Abang yang Protektif
5 Bab # 5 Sasya masih marah
6 Bab # 6 Florist dan Akbar
7 Bab # 7 Florist & Akbar Part 2
8 Bab # 8 Seperti Obat Nyamuk
9 Bab 9 # Pacaran
10 Bab # 10 Akbar Sakit
11 Bab # 11 Gelisah
12 Bab # 12 Hangat
13 Bab # 13 Norin yang syik syak syok
14 Bab # 14 Patah hati nya Norin
15 Bab # 15 Menemui Boris
16 Bab # 16 Brondong Brutal
17 Bab # 17 Jangan berharap lebih
18 Bab # 18 Brondong sialan
19 Bab # 19 Cita-cita
20 Bab # 20 Tony kesal
21 Bab # 21 Satu Minggu
22 Bab # 22 Do Anything for you
23 Bab # 23 Do anything for you (Part 2)
24 Bab # 24 Amarah Akbar
25 Bab # 25 Wejangan untuk Syasa
26 Bab # 26 Sah
27 Bab # 27 Ber C-I-N-T-A
28 Bab # 28 Suasana pagi
29 Bab # 29 Nge charger dulu
30 Bab # 30 Nge Charger (Part 2)
31 Bab # 31 Taman kota
32 Bab # 32 Hujan di Taman Kota
33 Bab # 33 Langsung dari sumber nya
34 Bab # 34 Minta melamar janda
35 Bab # 35 Tamu Florist
36 Bab # 36 Menerima lamaran
37 Bab # 37 Top Up
38 Bab # 38 Ketahuan main selot
39 Bab # 39 Main dulu sebelum Show
40 Bab # 40 Di Pecat
41 Bab # 41 Positif
42 Bab # 42 Uang isteri uang suami
43 Bab # 43 Akbar & Florist Sah
44 Bab # 44 Bermain
45 Bab # 45 Minggat
46 Bab # 46 Kembali pulang
47 Bab # 47 Terpaksa solo
48 Bab # 48 Mas Ganteng
49 Bab # 49 Tawaran
50 Bab # 50 Saran dan bukan kritikan
51 Bab # 51 Nafkah dari Akbar
52 Bab # 52 Sakit perut
53 Bab # 53 Keributan
54 Bab # 54 Perdebatan
55 Bab # 55 Kabar baik
56 Bab # 56 Ronde
57 Bab # 57 Intervieuw
58 Bab # 58 Suami Orang
59 Bab # 59 Undangan Party
60 Bab # 60 Salah paham
61 Bab # 61 Test peck
62 Bab # 62 Tes peck II
63 Bab # 63 Belum rezeki
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1.Sasya & Akbar
2
Bab 2 Night Club
3
Bab 3 :Apa itu pacaran?
4
Bab 4 : Abang yang Protektif
5
Bab # 5 Sasya masih marah
6
Bab # 6 Florist dan Akbar
7
Bab # 7 Florist & Akbar Part 2
8
Bab # 8 Seperti Obat Nyamuk
9
Bab 9 # Pacaran
10
Bab # 10 Akbar Sakit
11
Bab # 11 Gelisah
12
Bab # 12 Hangat
13
Bab # 13 Norin yang syik syak syok
14
Bab # 14 Patah hati nya Norin
15
Bab # 15 Menemui Boris
16
Bab # 16 Brondong Brutal
17
Bab # 17 Jangan berharap lebih
18
Bab # 18 Brondong sialan
19
Bab # 19 Cita-cita
20
Bab # 20 Tony kesal
21
Bab # 21 Satu Minggu
22
Bab # 22 Do Anything for you
23
Bab # 23 Do anything for you (Part 2)
24
Bab # 24 Amarah Akbar
25
Bab # 25 Wejangan untuk Syasa
26
Bab # 26 Sah
27
Bab # 27 Ber C-I-N-T-A
28
Bab # 28 Suasana pagi
29
Bab # 29 Nge charger dulu
30
Bab # 30 Nge Charger (Part 2)
31
Bab # 31 Taman kota
32
Bab # 32 Hujan di Taman Kota
33
Bab # 33 Langsung dari sumber nya
34
Bab # 34 Minta melamar janda
35
Bab # 35 Tamu Florist
36
Bab # 36 Menerima lamaran
37
Bab # 37 Top Up
38
Bab # 38 Ketahuan main selot
39
Bab # 39 Main dulu sebelum Show
40
Bab # 40 Di Pecat
41
Bab # 41 Positif
42
Bab # 42 Uang isteri uang suami
43
Bab # 43 Akbar & Florist Sah
44
Bab # 44 Bermain
45
Bab # 45 Minggat
46
Bab # 46 Kembali pulang
47
Bab # 47 Terpaksa solo
48
Bab # 48 Mas Ganteng
49
Bab # 49 Tawaran
50
Bab # 50 Saran dan bukan kritikan
51
Bab # 51 Nafkah dari Akbar
52
Bab # 52 Sakit perut
53
Bab # 53 Keributan
54
Bab # 54 Perdebatan
55
Bab # 55 Kabar baik
56
Bab # 56 Ronde
57
Bab # 57 Intervieuw
58
Bab # 58 Suami Orang
59
Bab # 59 Undangan Party
60
Bab # 60 Salah paham
61
Bab # 61 Test peck
62
Bab # 62 Tes peck II
63
Bab # 63 Belum rezeki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!