A.G 》 Chapter 5

Suasana kelas begitu tegang. Semua murid duduk sambil menatap pada seorang guru yang kira-kira umurnya belum setengah abad itu.

Guru itu tak lain dan tak bukan adalah walikelas mereka.

Deg,,, deg,,, deg,,,

Murid-murid kelas XI IPS-1 duduk dengan wajah tegang mereka, hanya seorang Ferlian yang terlihat biasa saja. Bahkan senyuman masih menghiasi wajahnya.

Padahal saat ini walikelas mereka sedang berdiri dengan tatapan seriusnya didepan, sambil memegang hasil ujian tengah semester mereka. Yang menjadi alasan utama wajah mereka tegang seperti itu.

Tak ada suara apapun, kelas sungguh sunyi. Mereka semua sedang takut mendengar hasil ujian mereka. Tak terkecuali Avrilya.

"Okay anak-anak hasil ujian kalian sudah keluar." Ucap sang walikelas yang semakin membuat suasana tegang.

Avrilya meremas ujung roknya. Dia sangat gugup saat ini, sebab ini adalah hasil ujian pertamanya disekolah barunya.

"Ibu bangga sama kalian, karena kali ini kelas kita kembali disoroti. Bukan karena kenakalan tetapi karena prestasi kalian." Ucap walikelas dengan sedikit senyuman.

Wajah murid-murid kelas XI IPS-1 berubah cerah. Sebab mereka bisa menebak kalau nilai mereka semua bagus-bagus.

"Nilai rata-rata kelas kita sangat baik 88,7." Ucap Walikelas lagi dengan senyuman lebar.

"Dan seperti biasa, ketua kelas kita ini mendapat hasil sempurna lagi." Semua mata langsung tertuju pada ketua kelas XI IPS-1.

Ferlian tersenyum sambil menggaruk tengguknya yang tak gatal itu. Detik berikutnya Ferlian mendapat tepuk tangan dari teman-teman sekelasnya.

"Omaigat! Sahabat gue ini emang yang terbaik." Ucap Mando sambil mengacungkan jempol pada Ferlian.

"Congrats bro," Ucap Anes.

"Selamat Lian," Ucap Billy.

Ferlian tersenyum lagi, bukan karena semua pujian dari teman-temannya, tetapi karena senyum seseorang yang tertuju padanya.

Siapa lagi kalau bukan Avrilya, gadis itu tersenyum pada Ferlian. Meskipun cuman sedikit, tetapi Ferlian sangat bahagia melihat senyuman itu.

"Oh iya, Ibu sampai lupa. Ada satu murid yang nilainya juga sangat bagus." Ucap sang Walikelas yang sontak membuat semua murid kembali menatap padanya.

"Saya pasti kan Buk," Ucap Mando bangga.

"Bukan Armando," Sergah sang Walikelas, Mando hanya memberikan cengiran khasnya.

"Orang itu adalah murid baru kita, Avrilya." Ucap Ibu Walikelas. Avrilya terdiam seolah tak mempercayai apa yang baru saja dia dengar.

Disisi lain seseorang yang mendengar nama Avrilya disebut sontak berdecih tak suka. Orang itu langsung memberikan tatapan tajamnya pada Avrilya.

"Ibu yakin itu saya?" Tanya Avrilya memastikan.

"Iya, nilai kamu rata-ratanya tertinggi kedua dikelas setelah Ferlian." Jawab sang Walikelas. Avrilya bahagia, namun egonya yang cukup besar membuat gadis dingin itu menjadi kurang percaya diri.

Siapa sangka Avrilya juga tak kalah jenius dengan Ferlian. Gadis itu terlalu dingin dan tertutup, hingga orang-orang tak mampu melihat kelebihannya yang ikut tertutup dengan sikapnya.

"Gila lo berdua, best couple of the year." Puji Mando, dengan tatapan tak menyangka.

Ferlian langsung menyikut lengam sahabatnya itu. Karena sudah keceplosan membicarakan tentang dirinya dan Avrilya. Mando langsung memasang wajah tak berdosa.

Kejeniusan seorang Ferlian memang buakan sebuah rahasia lagi. Sebab hal itu sudah diketahui oleh seluruh sekolah. Karena sejak kelas X cowok itu sudah langganan mendapat nilai sempurna disetiap mata pelajaran.

Kejeniusannya membuat beberapa guru kadang heran sendiri. Coba kalian bayangkan nilai ulangan selalu sempurna, pertanyaan guru selalu dijawab dengan tepat. Dan lebih parahnya cowok ini dalam mengerjakan ujian tidak pernah kurang dari 30 menit.

Seperti dia langsung bisa menerka jawaban hanya dengan melihat lembar soal. Entah apa yang orang tuanya beri padanya waktu bayi, hingga dia jadi sejenius itu.

Karena kejeniusannya, dulu waktu pembagian jurusan Ferlian ditempatkan dikelas IPA. Namun cowok ini justru meminta pindah kelas, dengan alasan yang sungguh membuat gurunya heran dengan cara berpikirnya.

|Flasback ON|

"Kamu yakin ingin pindah kekelas IPS?" Ferlian menjawab iya dengan pasti ditambah dengan anggukan kepala juga.

"Kenapa? Nilai kamu bagus banget, apalagi nilai matematika kamu," Ucap sang guru. "Berikan saya alasan kenapa kamu ingin pindah kelas?"

Ferlian terdiam sejenak, beberapa detik kemudian barulah dia menjawab.

"Apa semua yang nilai matematikanya bagus harus masuk kelas IPA? Berarti semua yang nilai matematikanya kurang harus masuk IPS dong." Ferlian seperti sedang memberi soal pada gurunya.

"Kelas IPA atau IPS tak menjamin kesuksesan seseorang kelak Pak. Setiap orang akan sukses dibidang mereka masing-masing kalau mereka mau tekun. Alasan saya masuk IPS buat merubah stigma orang-orang yang selalu bilang anak IPA yang terbaik. Hanya karena nilai mereka bagus, bukan berarti mereka yang terbaik bukan." Jelas Ferlian. Pak guru hanya diam, mencerna kata-kata murid didepannya.

"Karena nilai itu tak menjamin kesuksesan seseorang. Bukan nilai yang saya cari Pak, tapi ilmunya." Guru itu langsung menepuk pundak Ferlian.

"Saya bangga sama kamu. Besok silahkan pindah ke kelas X IPS-1. Saya harap kamu bisa mempengaruhi teman-teman yang lainnya dengan cara berpikir kamu tadi." Ucap sang guru bangga, sambil menepuk pundak Ferlian.

|Flashback OFF|

Kembali kekelas yang tadinya sudah agak riuh dengan tepuk tangan. Semua pasang mata langsung tertuju pada Avrilya. Sang murid pindahan yang punya kelakuan bak ratu es dari antartika.

Dingin, kaku, dan sangat tertutup. Terkecuali pada Feby, gadis dingin itu tidak sepenuhnya dingin.

Saat semua menatapnya, yang ditatap justru memasang wajah cuek. Jauh didalam lubuk hatinya, gadis dingin itu sedang terluka egonya.

Itu semua karena nilainya bukan yang terbaik dikelas. Avrilya merasa kurang percaya diri. Sebab disekolah lamanya, dialah yang terbaik.

***

Bel istirahat berbunyi. Guru mata pelajaran pun sudah keluar kelas.

Ferlian lalu meju kedepan kelas. Saat cowok itu sudah berdiri didepan kelas, semua teman-temannya yang sedang asyik dengan urusan mereka sendiri-sendiri langsung menghentikan aktivitas mereka. Semua mata langsung tertuju padanya.

"Gue langsung aja yah, gak usah basa-basi. Ayok kekantin semuanya, gue traktir." Ucap Ferlian dengan senyum khasnya, yang disambut dengan tepuk tangan riuh dan tawa bahagia seluruh kelas.

"Gaskan kawan-kawan," Suara Anes menggema didalam kelas.

Semua murid pun langsung bergegas menuju kantin seperti yang diucapkan oleh ketua kelas mereka.

Feby langsung bergegas mengajak Avrilya untuk ikut. Namun gadis itu jadi heran sendiri.

"Ayok Ril ke kantin," Ajak Feby, Avrilya masih belum mengerti maksud dari traktiran ini.

"Kenapa Lian traktir kita semua Feb?" Tanya Avrilya dengan wajah bingungnya.

"Oh iya gue lupa, lo masih baru jadi gak tahu 'tradisi kelas ini'."

"Tradisi kelas?" Avrilya mengeryitkan dahi.

"Iya Ril, kelas ini punya tradisi unik. Kalau dikelas ada yang dapat nilai dibawah 50 tiap ulangan dia harus traktir sekelas. Tapi kalau dikelas gak ada yang nilainya dibawah 50, ketua kelas yang bakal traktir." Jelas Feby. Avrilya hanya mangut-mangut mengerti.

"Jadi setiap ketua kelas harus traktir dong?"

"Enggak Ril, bukan ketua kelas sih tapi Ferlian yang traktir." Ujar Feby. Avrilya langsung tersenyum mendengar penuturan sahabatnya itu.

"Sungguh tradisi yang sangat unik," Batin Avrilya.

"Tapi pernah gak ada yang dibawah 50?" Tanya Avilya penasaran.

"Ada kok Ril," Avrilya tertegun.

"Siapa?"

"Udah 2 orang pernah, Anes sama Bernard pernah diulangan matematika." Jawab Feby.

***

Suasana kantin begitu ramai. Ada yang sedang makan, sekedar duduk. Ada yang masih mengantri untuk membeli makan, ada juga yang sedang berjalan membawa pesanan makan mereka.

Avrilya duduk bersama Feby, tak lama Ferlian dan ketiga temannya datang menhampiri.

"Kita makan disini boleh kan?" Tanya Ferlian, lebih tepatnya meminta ijin pada pacarnya. Karena ia tahu hubungannya masih backstreet.

"Boleh," Jawab Avrilya singkat.

Ferlian terkejut bukan main, begitu juga dengan sahabat-sahabatnya. Cowok itu sangat bahagia.

Avrilya tersenyum sedikit kala Ferlian menyampaikan selamat padanya.

"Selamat Ve, aku bahagia banget." Ucap Ferlian dengan senyum tulusnya.

"Lo juga selamat Lian." Avrilya berbalik memberi selamat pada pacarnya itu.

"Makasih Ve," Ferlian tersenyum lagi. Avrilya jadi ikut mengembangkan senyuman.

"Ekhmm, masih ada orang yah disini." Sarkas Mando yang sedari tadi dia dan yang lainnya bak nyamuk yang menggangu. "Pindah tempat duduk aja kita biar gak ganggu."

"Apasih lo," Ferlian menyikut lengan Mando.

"Abis lo berdua kaya-" Ferlian melempar tatapan tajam yang sukses membuat Mando menghentikan ucapnnya.

"Gue gak jadi traktir mau?" Ancam Ferlian.

"Gak usah traktir Lian, jatahnya buat gue aja." Ucap Anes. Mando langsung menyikut Anes.

"Jangan jadi kompor," Ujar Mando. Membuat keributan lagi dengan sahabatnya Anes.

Semua yang disitu langsung serempak pindah ketempat duduk disebelah. Meninggalkan Mando dan Anes yang masih beradu pendapat.

Bersambung,,,

Hai Readers, maaf lama updatenya. Berhubung lombanya udah selesai kemarin, jadi bisa deh aku balik nulis rutin.

Aku balik nulis rutin, tapi kalian juga dukungannya rutin yah. Kasih semangat kalian buat aku.

Kim: Miss U Readers :*

Readers: Gak nanya!!

Kim: Aku kangen :*

Readers: Dibilang gak nanya juga!!

Kim: Bogoshipda :*

Readers: Fiks Authornya udah kehilangan kenormalan.

Kim: Aku padamu readers :*

Readers: Omaigat!!!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Salam Sayang

Kim Hye Seol

^-^

:"))

Terpopuler

Comments

younghoon wife

younghoon wife

cocok tuh sama2 smart

2020-11-06

1

BARA_SIANIDA⚔

BARA_SIANIDA⚔

semangat kak🤧💪ceritanya baguss😁,lanjutttt

2020-09-02

1

Sri Simamora

Sri Simamora

semangat thorrr

2020-09-01

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!