Malam sudah berlalu, pagi baru sudah datang. Beberapa orang sudah bangun pagi-pagi sekali, bukan pagi lagi tetapi dapat dikatakan subuh. Itu semua untuk menjemput rejeki.
Jangan sampai kesiangan, jika tidak rejeki kalian akan dipatuk ayam. Hal tersebut tertanam bak stigma bagi beberapa orang.
Tak terkeculai Ferlian. Dia pun sama. Pagi-pagi sekali cowok itu sudah bangun. Berdoa dipagi hari, lalu setelah itu dia mengambil ponsel.
Beginilah kelakuan anak-anak zaman sekarang. Ponsel sangatlah penting. Bangun pagi hal pertama yang dicari adalah ponsel mereka. Memotret wajah bantal, atau sekedar berkaca. Atau mungkin memeriksa chat penting, itu sudah jadi kebiasaan mereka, bisa dibilang rutinitas anak jaman sekarang.
Dengan senyum menawan Ferlian mengetik sesuatu pada ponselnya. Setelah itu cowok tampan itu meletakan kembali ponselnya diatas nakas. Lalu dengan senyum tipis yang terukir, dia memasuki kamar mandinya.
***
Avrilya baru terbangun setelah mendengar bunyi getar ponselnya. Sambil meraba-raba, gadis itu akhirnya berhasil menemukan ponsel yang ia taruh diatas nakas.
Avrilya memijat pelipis sekilas, lalu mengerjapkan mata beberapa kali. Mengumpulkan nyawa untuk bangun dan duduk.
Mata gadis dingin itu membulat ketika membaca pesan diponselnya. Sudut bibirnya pun terangkat membentuk sebuh senyuman.
Pagi kekasih hati, jangan lupa senyum yah. Ya, meskipun jarang banget senyum itu kamu tunjukin. Tapi senyum kamu tuh mood booster aku. Dari Pacar Rese
Avrilya hampir saja tertawa mengingat kembali bagaimana tatapannya pada pacarnya itu dulu. Bagaimana dia bisa suka sama gadis yang jarang senyum dan selalu menatapnya tajam? begitu pikir Avrilya.
Cinta memang aneh. Datang tanpa memberitahu dan tumbuh semakin dalam juga dalam kebisuan. Lalu pada akhirnya disambut karena takut kehilangan.
Ya, kadang rasa kehilangan adalah obat paling mujarab untuk menghadapi penyakit kurang peka. Karena dengan merasa kehilangan barulah seseorang akan sadar dan peka pada perasaannya sendiri.
Seperti itupun kisah cinta Ferlian dan Avrilya. Jika saja hari itu Mark tidak membuat ide konyol seperti itu, maka mungkin saat ini Ferlian masih harus berjuang membuat gadis itu sadar akan perasaannya.
***
Setelah memastikan semua perlengkapan sekolahnya sudah dimasukan kedalam tas, Avrilya langsung mengambil ponselnya. Memasukannya kedalam saku kemeja, sebelum gadis itu beranjak dari dalam kamarnya.
Dengan senyum secerah mentari pagi, Avrilya menuju meja makan. Disitu sudah ada kedua orang tuanya, serta sepupu tampannya.
Lyra sedang menyiapkan selembar roti untuk Pandu. Sementara Pandu sedang meminum susunya, Ethan duduk sambil membaca koran.
Lengkap sekali kebahagiaannya. Punya orang tua yang sangat menyayanginya, sepupu yang selalu menjaganya bak saudara kandung, punya pacar tampan serta penyayang seperti Ferlian, dan punya sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada baik suka maupun duka.
Tetapi dibalik semua kebahagiaannya itu, ada luka yang masih belum sembuh sepenuhnya.
***
Avrilya mendengus sebal. Sudah hampir sepuluh menit gadis itu menunggu Pandu didepan rumah. Entah apa saja yang sepupunya itu lakukan hingga belum juga keluar dari kamar mandi.
Gadis dingin itu langsung melempar tatapan kesal setelah Pandu keluar dari dalam rumah dengan sedikit cengiran khasnya.
"Dia pasti sengaja," Pikir Avrilya dalam hati.
"Pandu lo makan cuman buat setoran pagi apa?" Tanya Avrilya. Gadis itu masih kesal harus menunggu lama.
"Enggak lah," Jawab Pandu cepat.
"Lo tahu berapa lama gue disini nunggu?" Avrilya menaikan sebelah alis. Seperti seorang guru yang sedang memarahi murid yang terlambat.
"Kenapa gak tunggu didalam coba." Ucap Pandu cuek, cowok itu langsung menaiki kendaraan kesayangannya.
Avrilya kehabisan kata-kata. Benar juga apa yang dikatakan oleh Pandu. Mengapa dia tak menunggu didalam saja.
Setelah itu Avrilya langsung naik diatas motor Pandu. Belum juga duduk dengan baik, Pandu sudah mengeluarkan kalimat yang sukses membuat dirinya dihadiahi sebuah pukulan dipundaknya.
"Besok gue gak bisa anterin lo kesekolah Ril,"
"Denger dulu alasannya dong, jangan main pukul-pukul aja deh. Nyebelin banget sih." Kesal Pandu.
"Yaudah kenapa?"
"Astaga punya sepupu kok gini amat yah, gak ada rasa bersalahnya. Udah mukul gue juga, sama sekali gak minta maaf." Tukas Pandu dengan wajah kesalnya.
"Yaudah maaf," Ucap Avrilya singkat.
"Gitu dong. Jadi mulai besok kelas XII udah mulai bimbel lagi. Dan bakal mulai dari jam enam pagi. Jadi gue gak bisa jemput lo kesekolah." Ujar Pandu menjelaskan, Avrilya mangut-mangut mengerti. "Jadi besok suruh pacar lo jemput yah," Avrilya langsung mengelengkan kepala cepat.
"Gak usah, nanti gue minta dianter sama Papa kalo gak Mama aja." Tegas Avrilya. Gadis itu tak mau Pandu membuat kekacauan seperti kemarin, hingga dia terpaksa harus pulang diantar oleh Ferlian.
"Lho kenapa, kemarin kan lo juga pulang dianter sama Lian?"
"Itu karena ulah lo kemarin. Awas aja kalo sampai diulang lagi," Ancam gadis dingin itu dengan tatapan kesalnya. "Udah jangan dibahas lagi. Buruan berangkat, gue gak mau telat yah Du." Protes Avrilya setelah jarum panjang menyentuh angka lima.
"Iya ini juga mau jalan kok." Pandu langsung menyalakan mesin motornya. Setelah itu Pandu langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
***
Ferlian sedang duduk diatas motornya. Cowok itu datang kesekolah pagi-pagi sekali. Namun tak kunjung kekelasnya, saat ini dia masih diarea parkir SMA XY. Apalagi kalau bukan menunggu kekasih hati.
Tidak sendiri, dia ditemani oleh Billy. Jangan tanyakan dimana dua sahabatnya yang lain. Sebab pagi-pagi seperti ini, mereka pasti sedang mengisi bahan bakar dikantin (maksudnya sarapan dikantin).
Wajah Ferlian yang tadinya begitu cerah, jadi bertambah cerah kala seseorang yang dia nanti a.ka kekasih hatinya datang menghampiri. Ralat, bukan menghampiri. Tetapi motor Pandu memasuki area parkir.
Bagimana bisa Avrilya menghampiri Ferlian saat suasana parkiran begitu ramai seperti ini. Sedangkan mereka berdua saja masih backstreet.
Tapi semua itu tidak menjadi masalah bagi Ferlian. Dia masih menatap wajah dingin itu dengan penuh senyuman. Billy bahkan sampai menyenggol lengannya. Menyadarkan cowok itu agar lebih mengontrol diri.
"Lian kontrol," Ucap Billy mengingatkan. Ferlian langsung menahan senyumnya. Sedetik kemudian cowok itu mengambil ponselnya. Menelpon kekasih hati tentunya.
"Halo Ve," Ucap Ferlian ketika telepon tersambung.
Sementara disana, Avrilya yang sedang menjawab telepon Ferlian dibuat heran sendiri. Mengapa Ferlian harus menelpon saat jarak mereka saat ini hanya terpaut beberapa meter, begitu isi pikirannya.
"Halo Ve, kamu dengar aku gak sih?" Ucap Ferlian lagi, menyadarkan Avrilya dari lamunannya.
"Iya denger, kenapa?" Tanya gadis dingin itu.
"Kok sapaan aku gak dijawab sih?" Tanya Ferlian dengan wajah masamnya. Billy yang berada didekatnya sampai bingung. Baru saja sahabatnya itu tersenyum bahagia, sekarang sudah masam saja wajahnya.
"Halo juga," Jawab Avrilya kikuk, setelah melihat wajah masam pacarnya itu.
Seketika senyum lebar langsung terbit diwajah Ferlian. Sungguh Billy benar-bener dibuat pusing dengan kelakuan sahabatnya ini.
"Ini sebabnya gue mau jatuh cinta dulu. Bisa jadi orang gila kaya gini, senyum-senyum abis itu masam lagi mukanya." Ucap Billy sambil menepuk jidat.
"Ve, kamu jalan kekelas gih, aku ikutin dari belakang." Ucap Ferlian, Avrilya diam mendengarkan. "Tapi teleponnya jangan dimatiin, aku mau denger langkah kaki kamu kaya kemarin." Ucap Ferlian lagi, Billy semakin yakin sahabatnya ini sudah gila karena cinta.
"Okay, Lian sekarang bucin level parah. Masa jalan sambil denger langkah kaki ditelepon sih." Ujar Billy didalam hati.
"Okay," Jawab Avrilya singkat lalh mengikuti apa yang diminta oleh pacarnya itu.
Avrilya berjalan duluan sambil memegang ponsel ditangan. Sepuluh meter dibelakang ada Ferlian yang berjalan mengekorinya bersama Billy tentunya.
Bersambung,,,
Kim: Mo nanya nih readers. Boleh gak?
Readers: Apaan?
Kim: Kalian mau aku up pas senggang kaya gini, apa aku simpen sampe tanggal 31 biar langsung banyak chapter?
Readers: Gue sih B aja.
Kim: Kok malah B aja sih, yang lain gimana? Aku tunggu pendapat kalian di komentar deh. Nanya sama dia makin pusing.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Salam Sayang
Kim Hye Seol
^-^
:"))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Sri Simamora
вíngung thσr hєhєh
gímαnα вαík nчα lαh
2020-08-28
1
ZuVe
up to you lah kim😁
2020-08-28
2
"itha Arphinita ❤"
aku bingung gimana 😊😊😊
2020-08-28
1