Ferlian memasang wajah cemberut dengan wajah yang ditekuk, cowok itu memelas sambil memohon pada pacarnya.
"Kali ini aja Ve, plis biarin aku anterin kamu pulang," ujar Ferlian.
"Gak bisa Lian, sesuai kesepakatan kita berdua kan backstreet." Avrilya menolak lagi permintaan Ferlian untuk mengantarnya pulang.
Sungguh perdebatan yang aneh hanya karena masalah sepele. Si cowok ingin mengantar pulang si cewek, sedangkan si cewek sama sekali tak mau diantar oleh si cowok. Feby dan Pandu yang berada disitu pun bak nyamuk yang sedang memperhatikan keduanya beradu pendapat.
"Gak bakal ada yang lihat kok Ve, ini sekolah udah sepi. Mereka udah pada pulang." Ferlian masih membujuk pacarnya.
Kali ini cowok itu memasang wajah sedih, terlihat begitu dramatis ketika ditambah dengan cebikan bibir olehnya.
Namun bukan Avrilya namanya kalau tidak keras kepala. Gadis itu mencari alasan lain agar Ferlian tak bisa mengantarkannya pulang.
"Udah ah, gue gak mau titik." Avrilya hendak berlalu. Gadis itu sungguh sangat kesal menghadapi pacar rese seperti seorang Ferlian.
Namun Pandu langsung mencegat sepupunya itu, dengan menarik tangan Avrilya untuk kembali.
"Apaan sih Du!" ketus Avrilya, gadis itu tak suka ditarik-tarik seperti itu.
"Lian lo anterin dia pulang, gue gak mau anterin ini makhluk rese pulang." Pandu langsung menyerahkan Avrilya pada Ferlian. Setelah itu cowok itu langsung mengajak Feby pulang bersama.
"Feby naik, gue anterin lo pulang," ujar Pandu memerintah Feby. Gadis itu pun langsung menurut.
Akhirnya Feby dan Pandu pulang berdua meninggalkan Avrilya yang saat ini sedang digenggam oleh Ferlian.
***
"Ayok kita juga balik Ve," ajak Ferlian, menyadarkan Avrilya yang sedari tadi bingung sendiri.
"Dasar sepupu aneh, gak becus banget sih!" gerutu Avrilya sambil menendang, tanpa sadar gadis itu justru menendang kaki pacarnya, dan tepat menganai tulang kering Ferlian.
Alhasil sang pacar langsung meringis kesakitan. Sambil melompat memegangi tulang keringnya, Ferlian berteriak.
"Kamu kok KDRT sih Ve, masih pacaran kita lho." Avrilya jadi malu sendiri mendengar ucapan absurd pacar resenya ini. Terlebih pada saat Ferlian mengucapkan kata 'KDRT'. Ingin sekali gadis itu mencari lubang untuk menyembunyikan dirinya dan wajahnya yang sudah merah padam, agar tak kelihatan oleh Ferlian.
"Tau ah," ujar Avrilya seolah tak peduli pada penderitaan pacarnya. Padahal gadis itu juga khawatir.
Dan karena melompat-lompat seperti itu, Ferlian hampir saja jatuh. Untung saja Avrilya memegangnya. Gadis itu langsung membantu Ferlian duduk sebentar diatas motornya.
"Sakit banget yah?" tanya Avrilya setelah melihat Ferlian masih menggosok-gosong tulang keringnya. Ferlian hanya mengangguk lemah sambil tersenyum kecut.
"Sini gue lihat," Avrilya hendak berjongkok, namun Ferlian langsung memegang kedua tangan gadis itu. Memintanya untuk tetap berdiri.
Apa yang akan orang lain pikirkan jika melihat adegan ini, pasti mereka akan berpikir yang aneh-aneh, begitu pikir Ferlian. Itu sebabnya dia dengan cepat meminta pacarnya itu untuk berdiri.
"Gak papa kok Ve, udah agak mendingan," ujar Ferlian kemudian tersenyum lagi. Kali ini bukan senyuman kecut, namun senyuman tulus seperti biasanya.
"Beneran gak papa kan? Awas nanti lo gak bisa jalan lagi." Avrilya masih cemas, sedangkan Ferlian sangat bahagia mendapat perlakuan seperti itu.
"Gak papa kok, cukup kamu gosok-gosok gini aja pasti sembuh kok." Ferlian mengosok lagi tulang keringnya sambil mengedipkan sebelah mata, cowok itu sedang menjahili pacarnya. Avrilya sontak memukul lengan pacaranya itu.
"Awww,,,, makin parah entar kalo kamu kaya gini." Ferlian memasang wajah cemberut.
"Masih mending gue pukul disini, kalo gue tendang lagi gimana?" Avrilya menatap lagi tulang kering Ferlian.
"Ya TUHAN, punya pacar kok gini amat yah." Ferlian mendengus.
***
Setelah perdebatan panjang dengan sedikit bumbu 'KDRT', akhirnya Avrilya mau juga diantar pulang oleh Ferlian.
Dengan syarat tentunya, tidak mungkin bukan seorang Avrilya mau tuduk begitu saja. Pasti ada saja syarat yang diajukan oleh gadis itu.
"Okay lo anterin gue pulang, tapi dengan dua syarat." Ferlian jadi bingung sendiri, terlebih pada saat mendengar pacarnya menyebut dua syarat sekaligus.
"Syarat aja terus Ve, aku cuman bisanya nurut," lirih Ferlian dalam hati.
"Pertama, ini buat pertama dan terakhir kalinya lo anterin gue pulang. Kedua, cukup anterin sampe didepan kompleks aja."
"Okay, tapi aju juga ada syarat." Ferlian lalu berdiri sambil memegang bahu pacarnya. "Kamu harus angkat telepon aku pas dering pertama, dan harus bales chat aku cepet." Ferlian tersenyum sambil menatap kedua netra pacarnya itu.
"Gak ah Lian, syaratnya berat banget."
Avrilya mendengus sebal, sementara Ferlian tersenyum jail.
Cowok itu sebenarnya tahu pasti kalau syarat yang ia berikan akan ditolak mentah-mentah oleh pacarnya. Sebab pacarnya itu sangat tidak suka gaya berpacaran seperti itu.
Bagi Avrilya gaya berpacaran seperti itu terlalu alay. Apa harus memberi kabar setiap waktu? Sudah makan atau belum? Sudah sampai rumah atau belum? Apa saja yang dilakukan pasangan seharian? Semuanya itu pertanyaan klise yang dangat dibenci Avrilya.
Bukan hanya itu, bagi Avrilya sebuah hubungan tidak perlu diumar pada siapapun. Cukup saling menjaga hati saja sudah lebih dari cukup.
Tidak perlu memberitahu semua orang tentang sebuah status.
Hal inilah yang bertolak belakang dari seorang Ferlian, gaya berpacarannya bisa dikatakan masuk dalam kategori alay versi Avrilya. Bagaimana tidak, cowok itu tidak pernah absen menanyakan kabar pujaan hatinya.
Avrilya kadang kesal sendiri, jika tingkat kealayan Ferlian bertambah satu level. Dengan memanggilnya dengan sebutan sayang.
Bagi orang lain mungkin akan sangat senang tapi tidak dengan gadis dingin ini. Dia sangat anti dengan kata sayang.
Kembali pada kedua insan yang masih saling memberi syarat, Avrilya akhirnya setuju juga. Setelah penuh pertimbangan, gadis itu pikir tidak mungkin Ferlian akan membuatnya susah nanti.
Toh Ferlian adalah pacarnya, seharusnya dia juga sedikit memberikan kesempatan untuk Ferlian melakukan hal-hal umum seperti itu. Jadi tidak masalah baginya jika ia harus mengangakat telepon Ferlian ataupun harus membalas dengan cepat chat dari Ferlian.
Mungkin ini cara yang tepat biar dia bisa memperlakukan Ferlian layaknya seorang pacar, begitu pikirnya.
Namun tidak dengan Ferlian, cowok itu sudah punya rencana lain untuk membuat masa-masa pacarannya akan terasa lebih indah. Meskipun pacarnya seorang gadis dingin.
"Tapi kalo kamu gak tepatin janji gimana Ve?" Tanya Ferlian lagi, mengingatkan Avrilya kembali pada konsekuensi yang harus ia tanggung jika sekali saja gadis itu tak mengangkat telepon Ferlian pada dering pertama, ataupun membalas lama chat darinya.
"Iya gue kan udah janji. Gue gak bakal ingkar janji kok Lian." Ujar Avrilya.
"Gue pastiin gak bakal ingkar janji. Gue gak mau orang lain tahu status kita, sebelum temuin pelaku teror itu. Gue tahu kok orang itu gak suka liat kebersamaan kita Lian." Tekat Avrilya dalam hati.
"Gue tahu kok Ve, lo bukan tipe orang yang suka ingkar janji. Tapi kali ini aja gue mau lo ingkar janji. Biar kita gak usah backstreet kaya gini." Lirih Ferlian dalam hati.
Bersambung,,,
Hai semua, maaf baru bisa up.
Berapa banyak yang kangen nih sama LianLia? Absen dulu lah dikomentar.
Sekedar komen next atau semangat, biar aku tahu ada yang mau baca ini karya.
Wkwkwk, tapi aku gak maksa yah. Seikhlasnya aja, Yang ikhlas aku tunggu di komentar :)
.
.
.
Salam Sayang
Kim Hye Seol
^-^
:"))
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
younghoon wife
kimi fighting
2020-10-21
1
Aryan Lee
Lanjut kim!
2020-10-09
1
mdhhh_syh
semangat thor😘
2020-08-22
1