Di cafe, Sofia hanya duduk sambil menikmati cake yang dipesannya. Tiba-tiba muncul laki-laki tampan berhidung mancung duduk di depannya.
"Hai, disini kosong kan? boleh duduk sini nggak? kata pria itu sambil tersenyum dan menunjuk kursi di hadapan Sofia.
Sofia merasa bingung, karena menurutnya banyak kursi yang masih kosong tapi pria ini tiba-tiba ingin duduk di hadapannya. Pria itu membuyarkan lamunan Sofia "Hei, bisa nggak?". Tanya pria itu lagi.
Sofia yang tersadar, langsung mengiyakan pertanyaan pria itu. Sesaat setelah duduk, pria itu langsung memperkenalkan nama "Perkenalkan nama saya Rey Ardiansyah". Pria yang ternyata namanya Rey itu langsung mengulurkan tangan saat memperkenalkan nama. Sofia langsung menyambut uluran tangan Rey "Saya Sofia Angelista". Jawab Sofia sambil tersenyum.
"Iya tau kok" gumam Rey yang masih bisa di dengar Sofia.
"Tau dari mana? lo kenal gue?" tanya Sofia penasaran.
"Siapa sih yang nggak kenal Sofia Angelista, primadona di SMA dulu". Rey menjawab sambil tersenyum.
Sofia terkejut mendengar pernyataan Rey, ia baru sadar ternyata di hadapannya merupakan Rey, cowok usil yang dulu suka mendekatinya saat SMA, tapi Sofia selalu menghindar karena dia tidak menyukai cowok yang usil.
"Oh iya hey Rey, sorry ya gue lupa. Dulu lo kan yang suka usilin gue?" tanya Sofia penuh selidik.
"Hehe iya, tapi itu kan dulu. Atau kamu mau sekarang gue usilin juga? hahaha" tanya Rey sambil tertawa. Sofia yang mendengar itu langsung gelagapan "Eh nggak-nggak, gue pergi dulu ya gue ada jam kuliah nih soalnya". Jawab Sofia berbohong, padahal dia sendiri mau bolos tapi karena melihat teman SMA nya dulu akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kampus.
"Oke, kampus kamu yang di depan itu kan?" tanya Rey. Sofia pun mengangguk. Rey kemudian tersenyum "Baiklah sampai jumpa besok Sofia, sepertinya kita akan sering bertemu". Sofia merasa aneh dengan ucapan Rey, tetapi dia tidak memperdulikannya dan langsung kembali ke kampus.
Di kampus
Vernon memasuki kelas dengan aura menakutkan. Diliriknya seluruh mahasiswa. Dia tidak menemukan Sofia.
Dimana anak itu. Gumam Vernon di dalam hati. Ia pun mulai mengabsen satu per satu mahasiswa nya. Sampai di nama Sofia, tidak ada yang bersuara karena memang Sofia tidak hadir. Selesai jam kuliah, Vernon menyuruh Angel sahabat Sofia untuk memberitahukan Sofia agar menghadap ke ruangannya atau dia akan mengulang tahun depan. Angel bergidik ngeri melihat wajah dosen kesayangannya berubah menjadi menakutkan.
Akhirnya Sofia datang ke kelas setelah jam perkuliahan selesai. "Eh udah selesai kan si guru killer? untung aja gue nggak masuk. Malas banget gue ketemu dia". Sofia belum mengetahui kalau sebenernya dia dicari oleh Vernon.
Angel yang melihat itu merasa kasihan melihat sahabatnya yang tidak lama lagi akan benar-benar dimakan oleh guru killer itu. "Lo jangan senang dulu, tadi Pak Vernon nyuruh gue kasih tau lo, kalo lo harus menghadap ke ruangannya sekarang". Jawab Angel.
Mendengar hal itu Sofia kaget, menurutnya dia benar-benar akan dimakan hidup-hidup sama dosen yang satu itu. " Duh gimana nih? kenapa dia mau ketemu gue? pasti dia mau marah kan sama gue gara-gara nggak masuk kelas dia? duh gue nggak mau ketemu valak itu". Rengek Sofia, ia membayangkan bahwa Vernon lebih menakutkan daripada hantu valak yang di tontonnya.
"Salah lo sendiri, kenapa juga lo pergi di hari kedua dia ngajar. Udah sana ke ruangannya aja. Nanti dia tambah marah lo". Perkataan Angel membuat Sofia semakin merasa takut.
"Iya deh, tapi lo temenin gua di depan ruangannya ya jangan kemana-mana". Jawab Sofia sambil memelas. Angel pun mengiyakan.
Sesampainya di depan ruangan Vernon. Sofia menarik napas sangat dalam sebelum membuka pintu. Menurutnya, saat pintu ini terbuka mungkin neraka jahanam sudah berada tepat di depannya, karena dia harus melihat sosok iblis yang sangat menakutkan.
Setelah lama mengatur napasnya, akhirnya Sofia memberanikan diri mengetuk pintu dan membukanya. "Selamat siang pak, katanya bapak mencari saya ya?" tanya Sofia.
Vernon hanya melihat sekilas Sofia kemudian sibuk dengan berkas di tangannya. Sofia yang merasa bingung hanya di kacangin akhirnya mulai membuka suara lagi "Maaf pak, ada yang bapak mau katakan? kalau tidak, saya permisi pamit ya pak" tanya Sofia lagi dengan suara pelan.
"Oh maaf, saya kira nggak ada orang tadi" jawab Vernon dengan santai. Sofia yang mendengar itu langsung tidak mempercayai perkataan dosen killernya itu yang sangat menyebalkan.
"Nggak usah kaget gitu mukanya. Kamu tau kan kesalahan kamu apa? ini hari kedua saya mengajar di kelas mu tapi kamu sudah berani untuk bolos!" Jawab Vernon dengan tegas.
"Maaf pak, saya tadi lagi sakit jadi tidak masuk pak". Sofia menjawab dengan pelan, tentu saja dia berbohong menjawabnya.
"Alasan kamu. Sekarang ada hukuman untuk kamu karena berani tidak masuk kelas saya. Hukumannya kamu harus menulis surat pernyataan sebanyak 50 ribu kalimat di ruangan saya". Tegas Vernon.
"Pak kalimat itu banyak loh mendingan kalo kata ini kalimat loh pak, bisa-bisa keriting tangan saya nulisnya". Sofia memohon agar tidak diberikan tugas yang menyusahkan tentunya.
"Kamu bisa cicil setiap hari, intinya kamu harus menulis sebanyak 50 ribu kalimat di ruangan saya dan harus ada saya saat kamu menulis. Saya tidak mau kamu berbohong dan menyuruh orang lain untuk menulisnya. Mengerti?" tanya Vernon.
"Baik pak. Kalau begitu saya permisi dulu" jawab Sofia sambil tertunduk lesuh.
"Yang ikhlas jawabnya". Bentak Vernon. Sofia melihat hal itu langsung mencibir "gimana mau ikhlas kalau tugasnya kayak gitu". Sofia langsung meninggalkan ruangan setelah mengatakan hal itu.
Vernon yang mendengarnya tersenyum melihat sahabat sekaligus orang yang dicintainya merasa kesal. Seandainya kamu tidak sama dengan temanku yang lainnya yang hanya mengharapkan harta dan kepintaran, pasti aku sangat senang kamu ada disini Sofia. Gumam Vernon dengan pelan. Tentu saja tidak menutup kemungkinan dia masih sangat menyukai sahabatnya itu, akan tetapi karena kesalahpahamannya yang tidak dia ketahui membuatnya merasa kecewa dengan Sofia.
Setelah keluar dari ruangan Vernon. Sofia mendengus kesal memikirkan dia harus menulis 50 ribu kalimat. Menurutnya hukuman itu tidak masuk akal sama sekali. "Lo tau gak Angel, masa gue disuruh nulis 50 ribu kalimat dong. Terus harus ada dia lagi pas nulisnya. Gue kan malas ketemu dia tiap hari". Sofia berkata sambil menahan amarahnya.
Angel yang mendengar bahwa setiap hari Sofia akan bertemu dengan Vernon merasa iri "Bagus banget lo ketemu dia tiap hari, mau dong di hukum juga".
"Udah gila emang, otak lo itu penuh dengan perbucinan yang nggak berfaedah tau gak" sahut Sofia yang masih jengkel.
"Udah nggak usah marah-marah lagi, gimana kalau hari ini kita jalan-jalan ke mall? sekali-kali kita refreshing gitu untuk menghilangkan kesuntukan yang terfanah ini" ajak Angel bersemangat. Sofia pun setuju dengan ajakan sahabatnya dan mereka pun pergi ke mall untuk menghilangkan kesuntukan yang terfanah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Momy Victory 🏆👑🌹
kesuntukan yang terfanah ini....mungkin terfarah ya Thor? maaf ya mohon pencerahannya 🙏🏻
2021-06-21
0
Momy Victory 🏆👑🌹
Apakah Sofia gak terkejut sama dosennya? mungkin belum tahu namanya dosen killer? Vernon sahabat kecilnya?
2021-06-21
1
Pipit Sopiah
semangat aja walau di kasih tugas juga🤭
2021-02-21
0