Disekolah mereka berlantai tiga berbentuk bangunan leter U, Ayana selalu menjadi pusat perhatian para kaum Adam, bukan hanya murid-murid lelaki disekolah tetapi termasuk juga para guru lelaki yang jomblo.
Satu sekolah mengira kedekatan Ayana dan Farhan bukan hanya sekedar sahabat, karena mereka melihat perhatian Farhan pun sangat berbeda dengan Ayana. Tapi kebanyakan penghuni sekolah khususnya para kaum Adam tidak peduli akan status Ayana dengan Farhan, karena keyakinan mereka selama janur kuning belum melengkung mereka anggap Ayana masih milik bersama dan bisa direbutkan hatinya.
Tidak sedikit juga kaum Hawa yang tertarik dengan ketampanan dan kekayaan Farhan, namun mereka melihat dari cara Farhan dekat dengan Ayana, mereka tidak bisa berbuat banyak untuk bisa mengalihkan perhatian Farhan barang sejenak.
Ayana dan Marsa berjalan menuju kelasnya dari ruang guru dengan bergandengan tangan dan menundukan pandangan sebab dilorong kelas banyak kaum Adam yang berjejer menggoda Ayana ketika mereka berjalan melewati lorong kelas.
"Haaay!!! Yayang sama Incesnya Aris kalian darimana sih gandengan aja ?", kejut Farhan yang mengaggetkan mereka berdua dan memutuskan gandengan Ayana dengan Marsa, cara Farhan pun berjalan sambil merangkul pundak Ayana.
" Dari ruang guru Kak, Kak ngomong ngomong tangannya dong, yang ada nanti aku makin bantet gimana,,? ", gerutu Ayana karena merasa risih dengan rangkulan Farhan yang terbiasa seperti itu.
"tangan..tangan..tolong dikondisikan boy.. ", tambah sahutan Marsa sinis melihat Farhan seenaknya menyenderkan tangannya.
" ya elah,, orang udah kaya adik gw ini", timpal Farhan sekenanya walau dengan niat sebenarnya mencuri kesempatan agar para kaum Adam yang menyorot kearah Ayana melihat rangkulan itu.
"Tapi satu sekolah mengira kalian berdua ada hubungan selain sahabat tau kak, alias pacaran", sambung Marsa dengan berbisik agar hal itu tidak menjadi bahan gosip yang meledak walaupun gosip itu sudah beredar luas.
" Ya baguslah, aman buat Ayana, jadi ga diganggu cowok-cowok brengsek yang ganggu kamu ya Ay ?!", jawaban Farhan membuat Ayana menelan salivanya karena merasa Farhan yang protektif menjaga adik-adik kesayangannya ini.
" O Iya Kak Farhan, Abang gw lagi di Perpus sendirian tuh", timpal Marsa menunjuk ruang perpustakaan dengan mulutnya.
"Ok gw nyusul Aris dulu, bye.. ", jawab Farhan melangkah meninggal Ayana dan Marsa.
Saat di ruang perpustakaan Farhan tidak perlu mencari-cari lagi dimana sahabat terbaiknya itu duduk membaca, karena pasti ada ditempat duduk favoritnya.
" Ris, lu kok ga ajak-ajak gw sih kesini ? malah gw tau dari adik lu kalau lu disini", bisik Farhan pada Aris dengan menarik kursi tepat disebelah Aris.
Karena dalam perpustakaan sekolah mereka dilarang keras untuk ngobrol dengan suara yang dapat mengganggu pembaca yang lain.
"Tadi gw mau ajak elu, tapi lu pas bel bunyi malah langsung ngacir ke toilet", jawab Aris berbisik namun tetap santai fokus dengan bacaannya.
"Lu ketemu Marsa dimana?", tanya Aris berbisik dengan Farhan.
"Dijalan lorong, mereka habis dari ruang guru katanya", jawab bisik Farhan mencari cari halaman buku.
" Pantes muka lu beda, kliatan happy, habis ketemu doi kesayangan", ucap Aris meledek karena yang dimaksud doi kesayangan Farhan adalah Ayana, Farhan pun terdiam pura pura mencari halaman buku karena tak menyangka jika Aris tau isi hatinya.
Aris merupakan sahabat yang sangat mengenal Farhan, bahkan gerak gerik Farhan, Aris bisa membacanya dan merasakannya, seperti Farhan yang sudah sejak awal mulai jatuh hati dengan Ayana, Aris pun bisa merasakan dan mengetahuinya tanpa Farhan sendiri belum pernah mengucapkan isi hatinya pada Aris tentang Ayana.
"Lu hati-hati, disini Ayana jadi rebutan cowok diatas level elu, kalau elu betul-betul ga mau kehilangan kesempatan dan ga mau Ayana pulang sekolah ga dianter elu lagi, cepat cepat deh lu tembak Ayana, lu ungkapin perasaan lu ke doi", ucap Aris berbisik menasehati Farhan melirik lirik memastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka.
" Ga bisa Ris, gw tau jawaban Ayana, pasti dia bakal nolak gw, nanti yang ada hubungan kita jadi renggang", jawab Farhan berbisik langsung ditelinga Aris.
"Lho kok udah pesimis aja jawaban doi seperti itu?", jawab cepat Aris yang penasaran menatap sengit sahabatnya sampai lupa bahwa suaranya sudah sedikit mengganggu penghuni perpustakaan, tunggu sampai sekali lagi suara itu mengganggu mereka berdua akan diminta keluar ruangan karena diujung pintu sudah ditatap maut oleh penjaga perpusatakaan.
" Yaiyalah Ris, kita kan tau tiap cowok yang nembak doi siapa aja, bahkan diatas level gw pada ditolak semua sm doi", jawab Farhan berbisik tepat ditelinga Aris yang sudah tahu alasan Ayana, bahwa Ayana jelas-jelas menolak cinta semua laki-laki diatas level Farhan, karena Ayana kekeh dengan prinsipnya tidak mau berpacaran seperti teman-teman yang lainnya yang saling jatuh cinta, sebab Ayana ingin fokus belajar, dan keluarganya sudah melarang keras untuk anggota keluarganya yang masih sekolah tidak boleh berpacaran.
Ayana dari keluarga besar yang sederhana, Ayana dibesarkan oleh kakak-kakaknya yang menyayanginya, karena kedua orangtua Ayana sudah lama meninggal dunia sejak Ayana masih kecil.
Bel berbunyi tanda semua murid masuk ke kelas masing masing. Begitu juga Farhan dan Aris. Sambil berjalan keluar dari perpusatakaan menuju ke kelas, mereka masih membahas soal Ayana.
" Terus menurut lu gimana dong gw Ris ?", tanya Farhan karena merasa dilema harus berbuat apa terhadap Ayana, apakah harus mengutarakan isi hatinya atau cinta dalam diam.
" Kalau menurut gw sih mending lu ungkapin dulu, yang penting tuh Ayana tau kalau lu punya perasaan lebih sama Ayana", saut Aris melangkahkan kakinya sejajar dengan langkah kaki Farhan dilorong menuju kelas mereka.
" Ga berani gw Ris, gw tau Ayana, yang ada nanti dia bakal menjauh sama gw, biar keadaan kita lebih baik seperti ini Ris, biar Ayana ga perlu tau untuk saat ini kalau gw punya rasa cinta yang luar biasa buat dia", ungkapan Farhan dengan memejamkan mata menahan gejolak detak jantungnya dan sesaknya dada.
"Ya udah kalau begitu gw berharap lo harus siap Han kemungkinan suatu saat kalau lo patah hati setidaknya lo harus punya persiapan lha buat bentengin hati lo kalau lo patah hati", pilihan masukan yang diberikan Aris untuk Farhan agar sahabatnya itu tidak terlalu parah lukanya jika patah hati itu datang.
Langkah mereka sudah masuk di ambang pintu kelas dan mereka berdua segera menghentikan pembicaraan tentang Ayana.
Ayana sudah mengganggu dan mengusik pikiran Farhan, sehingga dijam pelajaran terakhir Farhan sudah mulai sulit konsentrasi. Beruntungnya Aris sahabatnya paham yang terjadi dengan Farhan, untuk saat ini pelajaran sedikit dibantu oleh Aris.
" Belajar belajar aja Han, cinta lo cukup sampai di pintu jangan dibawa ke dalam kelas ", protes Aris dengan tatapan melirik muak pada Farhan yang lebih banyak melamun karena sebenarnya ucapan Aris juga yang membuat sahabatnya seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments