Matahari mulai menunjukan cahaya panas siangnya dan waktu saatnya semua murid pulang sekolah, posisi bangunan sekolah yang tepat berada dipinggir jalan raya besar, sehingga saat jam pulang sekolah sering membuat arus kendaraan sedikit macet disebabkan keluar masuknya antar jemput, atau kendaraan umum yang berhenti menaiki penumpang.
Dalam keluarga, mereka saling mengenal dan tahu akan persahabatan mereka berempat. Persahabatan mereka didukung oleh keluarga masing-masing, sebab karena mereka yang kompak dan saling membantu serta menyayangi.
"Alhamdulillah sampai Ay, sana masuk rumah istirahat", ucap Farhan dengan hembusan nafas yang berat, dan melirik ke arah gerbang rumah Ayana menandakan jika Ayana telah diantar sampai rumah dengan selamat.
" Kak Farhan kenapa ? Ga biasanya diam aja daritadi ?", tanya Ayana sambil menyentuh dahi Farhan karena mengira Farhan tidak kurang sehat.
Deg
Nyaris detak jantung Farhan tidak karuan mendapatkan sentuhan Ayana yang lembuy tepat didahinya.
"Ga kenapa napa kok Ay, aku cuma ngantuk ", Farhan memberi penjelasan agar Ayana tidak merasakan tidak enak hati karena melihat Farhan lebih banyak diam karena memikirkan perkataan Aris pada saat di perpusatakaan.
" Aku takut kehilangan kamu Ay.. ", batin Farhan menatap kedua manik indah Ayana.
"Ya udah kalau begitu, Terimakasih ya kak, kakak ga mampir dulu istirahat?", tanya Ayana dengan tulus menawarkan Farhan istirahat dulu dirumahnya karena melihat keadaan Farhan yang seperti kurang sehat.
"Nanti aja next time Ay, kakak rasanya mau cepat sampai rumah", jawaban Farhan yang menolak halus tawaran Ayana dengan penatap penuh wajah Ayana.
" oke, tapi kakak hati-hati ya, kalau sudah sampai rumah kabari aku", ucap Ayana membuka pintu mobil dan melangkahkan kaki kirinya turun menginjak jalan beraspal dan begitu khawatir dengan Farhan karena terlihat sedang tidak biasa.
"pasti sayangku", jawab Farhan dengan senyum lemas tapi sempat-sempatnya masih meledek Ayana dengan sebutan sayangku.
" Sayang sayang.. Nanti kedengeran tetangga repot Kak ", gerutu Ayana menutup pintu mobil dengan menekuk bibirnya yang makin membuat Farhan semakin gemas, Farhan pun membalas dengan senyuman tipis.
Farhan melajukan kendaraannya dengan perlahan dan melihat dikaca spion sebelah kiri jika Ayana masih memperhatikan lajunya mobilnya sampai tak terlihat dipandangan Ayana. Farhan pun tersenyum bahagia karena Ayana seperti mengkhawatirkannya.
Esok harinya, karena hari libur, Farhan mengabarkan ke para sahabatnya kalau Farhan sedang demam tinggi, sehingga tidak bisa ikut serta dalam acara pelantikan peserta Paskibra yang baru di sekolah.
Dan para sahabatnya pun langsung datang kerumah Farhan, setelah mereka bertiga hadir dalam acara sekolah tersebut yang hanya memakan waktu sejam acara itu berlangsung.
Tidak sabar mereka ingin melihat dan menjenguk sahabat kesayangannya yang sedang sakit, dan tidak lupa Ayana menyempatkan membuatkan bubur ayam dengan memakai wadah rantang khusus untuk Farhan.
" Farhan,, ada anak-anak Bunda nih datang", panggil Bunda Farhan meledek Farhan dan sambil mengetuk kamar Farhan karena para sahabatnya datang dan sudah berada di depan kamar Farhan menunggu pintu kamar itu terbuka.
"Kak bukain kak, aku bawa bubur ayam nih, kata Bunda kakak belum mau makan", ucap Ayana menandakan kedatangannya dari khas suaranya.
Ada Aris dan Marsa dibelakang Ayana sambil melirik Bundanya Farhan yang punya sifat sangat ramah dan bersahabat kepada mereka.
" Nak, kamu ga lagi tidurkan? menantu Bunda bawa bubur ayam nih buat kamu", timpalan Bunda lagi yang senang juga bercanda dengan mereka, dan yang lainnya pun hanya menahan tawa dengan celotehan ledekan Bunda Farhan. Dan Ayana pun tidak ambil hati ucapan Bunda Farhan karena dianggap mereka sedang bercanda demi membujuk Farhan.
Tapi dibalik itu semua, Bunda memang bermimpi dan menginginkan kalau suatu saat Ayana menjadi menantunya nanti, sebab Bunda tau akan sifat dan prilaku baik Ayana yang memang katagori menantu ideal jika dijadikan menantu.
"Haah Bunda jangan aku yang jadi menantu Bunda,, nanti Bunda kewalahan,,hehehe !!", sahut Ayana yang tidak percaya diri disebut Bundanya dengan sebutan menantu orang terpandang dan kaya raya.
Kreek
" Berisik aja nih, ga liat apa ada orang sakit di disini", gerutu Farhan yang sambil membukakan pintu kamarnya, Bunda pun tertawa sambil meninggalkan mereka.
" Hihihi.. Maaf ya bunda ganggu ", tawa renyah bunda dengan ayunan langkah bunda meninggalkan mereka dengan melambaikan tangan pada mereka.
Suasana kamar yang luas dan nyaman, yang betul-betul menunjukan bahwa Farhan anak dari keluarga tajir. Di dalam kamar Farhan, banyak foto-foto mereka digantung, termasuk foto Ayana yang paling banyak.
"Makin banyak aja nih foto Ayana digantung", celetuk Aris saat melihat-lihat kamar Farhan yang sudah hampir sebulan tidak masuk ke kamar itu.
" Lu kesini mau lihat foto-foto apa liat gw.. ?", gerutu Farhan menjatuhkan tubuhnya ke pinggir ranjangnya yang empuk dan lembut.
"Dua-duanya boleh hahahaha", jawab Aris meledek dan tertawa keras berdiri melihat tatapan sengit.
" Udah ini berdua ga dimana-mana senangnya ribut, Kak Aris ga bisa banget Kak Farhan lagi sakit juga masih diajak debat presiden", protes Marsa dengan kelakuan Farhan dan Aris mencoba membungkam mulut kakak kandungnya yaitu Aris.
"Kak Farhan gimana sekarang, masih demam?", suara Ayana sambil menyentuh kening Farhan memastikan suhu tubuh Farhan.
Deg,
Lagi lagi Ayana membuat detak jantung Farhan tidak seirama seperti biasanya karena sentuhan lembutnya. Walaupun sentuhan Ayana itu merupakan kasih sayangnya yang dianggap seperti kakak dan adik yang saling meyayangi.
" ehem.. ehem.. Pas kamu datang langsung turun drastis demamnya Ay ", sindir Aris dengan senyum meledek Farhan.
" udah sembuh kok Ay pas kamu dateng ", jawab bahagia Farhan walau dengan senyum lemas namun masih bisa melirik sengit kearah Aris agar berhenti dengan suaranya yang senang meledeknya.
"Ceeh.. memang sebelumnya lu udah minum obat penurun demam kali lu Kak, gombal aja lu ke Ayana ", celetuk gemas Marsa pada Farhan merangkulkan tangannya kepundak Ayana.
Farhan kembali merebahkan tubuhnya ke ranjang empuknya dengan menarik selimut sampai menutupi atas dadanya. Dan para sahabatnya duduk dipinggir ranjang tersebut.
" Bisa sakit juga ya lu Han calon dokter?", ledek Aris lagi yang ingin suasana menghibur Farhan. Namun membuat Marsa dan Ayana jengkel karena hiburan tak tepat waktu disaat Farhan sedang butuh kedamaian.
"Anjir, yang udah dokter beneran aja masih bisa sakit Ris, lu kata dokter bukan manusia", jawaban Farhan tak kalah sengit.
" Kan dokter katanya malaikat Han ", ledek Aris lagi sambil memijit kedua kaki Farhan yang tertutup selimut.
"sudah-sudah kalian ini masih aja kaya Tom And Jarry", celetuk Marsa yang pusing dengar kakak kelasnya ini yang saling sahut bahan ledekan dan melirik ke Aris memberi kode untuk tidak bercanda dulu karena Farhan sedang sakit.
" Kak, aku buat bubur ayam, kata Bunda dari kemarin kakak susah makan apa-apa", ucap Ayana yang perhatian mendinginkan suasana diruangan yang sebenarnya sudah sejuk karena pendingin ruangan.
"Ayo kak buka mulutnya ya", tambah Ayana lagi yang berniat menyuapi Farhan setelah membuka wadah bubur ayamnya.
" Wuih langsung sehat ini kalau disuapin yayang", ledek Aris lagi lagi yang membuat wajah Ayana memerah, dan Farhan pun melirik ekspresi wajah Ayana yang memerah.
"Apa sih Kak Aris, usil aja, bilang aja Kak Aris iri pengen aku suapin juga", jawaban Ayana yang membuat Aris senyum-senyum malu karena tidak bisa lagi membalas cuitan Ayana.
Setelah mereka memastikan bahwa keadaan Farhan baik-baik saja walaupun masih terlihat pucat, mereka berpamitan untuk pulang. Tapi mereka dibuat heran oleh Farhan yang malah bersiap-siap juga.
" Lho..lho.. lu mau kemana Han?", tanya Aris pada Farhan yang terheran melihat Farhan malah ikut bersiap-siap.
"Mau antar Ayana pulang lha", jawab Farhan santai dan merasa khwatir jika Ayana pulang sendiri nanti diganggu pria brengsek dijalan.
" Ya Ampun kak, aku bisa pulang sendiri kok, kakak lagi sakit, lebih baik istirahat, jangan buat aku semakin merasa bersalah nantinya", ucap Ayana yang tidak habis pikir karena rasa peduli dan perhatiannya Farhan terhadapnya, tapi Ayana belum paham dan sadar sebesar apa sayang Farhan terhadapnya melebihi sayangnya dari sekedar sahabat.
" Ya elah udah Han, nanti gw antar Marsa dulu, baru nanti gw antar Ayana biar lu ga khawatir bini lu diganggu orang dijalan", ucap Aris yang tidak ingin membuat temannya cemas dan sadar Aris hanya membawa kendaraan motor yang hanya bisa memboncengi satu orang saja.
Sebab dimana pun Ayana berada pasti menjadi pusat perhatian para pria. Walau sedang berduaan dengan Farhan pun, para lelaki tak segan-segan dan berani melihat dan menatap wajah Ayana yang cantik seperti wajah wanita dari Timur Tengah.
JANGAN LUPA LIKE AND VOTING AUTHOR YA, AGAR AUTHOR SEMANGAT MELANJUTKAN CERITA. TERIMAKASIH.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments