Carla sedikit cemas dengan biaya rumah sakit yang mahal namun Aska kembali menenangkannya untuk tidak perlu cemas dengan uang.
Dia hanya mengingatkan Carla untuk fokus pada kesembuhannya dengan sedikit kesal membuat Carla hanya bisa diam sambil menuruti Aska.
Tujuan Aska melakukan itu juga demi kebaikannya.
Aska mengajak Carla Check Up secara menyeluruh untuk mengecek kondisi tubuh Carla.
Meskipun bukan Dokter, Aska mempunyai firasat jika Carla mengidap penyakit lain.
Awalnya, ajakan Aska di tolak namun tatapan Aska membuat Carla takut dan hanya mengangguk setuju.
Carla yang tidak mau terus di amuk langsung duduk di kursi roda yang sudah di sediakan sambil mengajak mereka ketempat yang di maksud.
Kaki Carla belum cukup kuat untuk berjalan sehingga menggunakan kursi roda.
Dokter Harlan yang lebih mengetahui Rumah Sakit segera menunjuk kemana arah yang mereka ambil untuk menuju tempat Rontgen.
Aska cukup cemas dengan kondisi Carla yang terlihat lemas dan pucat, dia meminta Harlan untuk mempercepat laporan kesehatan Carla.
Dia tidak ingin terjadi apa–apa pada Gadis itu karena terlambat di tangani seperti kejadian yang menimpa ibunya belasan tahun yang lalu.
Melihat keseriusan Aska, Dokter Harlan berjanji untuk segera memproses semua laporan kesehatan Carla malam mini.
Paling lama besok siang Aska sudah bisa menerima Laporan kesehatan Carla.
Tidak banyak obrolan saat mereka kembali ke ruang inap, Pemeriksaan yang lumayan lama membuat Carla keletihan di tamba kondisinya yang kurang fit membuatnya langsung tertidur.
Aska yang di landa rasa cemas tidak tega meninggalkan Carla sendiri di Rumah Sakit.
Malam itu dia menginap bersama Carla di Rumah Sakit. Semua pakaian sudah tersedia disana sehingga hanya perlu mandi dan mengganti pakaiannya.
Saat bangun, Carla kaget karena ada Aska disana sedang tertidur pulas di sofa.
Dia bergegas ke kamar mandi membasuh wajahnya. Ada rasa ganjil untuk tampil berantakan di depan Aska.
Saat keluar dari kamar mandi, sudah ada sarapan dan buah–buahan cukup banyak sudah tersedia di atas meja bersama sebungkus rokok yang masi utuh.
Entah siapa yang menaruhnya disana saat Carla di kamar mandi.
Carla juga melihat cermin juga beberapa alat rias disana, dengan Ragu Carla menggunakan riasan itu sambil bergumam
“ini sebenarnya rumah sakit atau kamar hotel sih, ada sofa, meja, computer juga tempat rias, kenapa gk sekalian tempat tidur”
Aska yang sudah terjaga ingin tertawa mendengar gumaman Carla, Dia seperti emak–emak rempong yang sedang mengumpat dan itu cukup menggemaskan buat Aska.
Carla menarik napas panjang saat melihat kearah Aska yang masih tertidur. Dia lekas membangunkan Aska untuk sarapan bersama.
Aska yang sejak tadi sudah bangun sengaja kaget sambil melihat kearah Carla, dia langsung terpesona dengan kecantikan Carla yang begitu natural.
Keduanya jadi salah tingkah karena tatapan Aska.
Carla mencairkan suasana dengan menyuruh Aska mandi agar bisa sarapan bersama.
Aska menuruti perintah Carla, dia juga berpesan jika Carla ingin mengganti pakaian tinggal ambil di lemari.
Semua yang di butuhkan sudah di tersedia di lemari dan tinggal di gunakan.
Carla yang penasaran mengecek isi lemari, Carla kaget karena semua sudah di sediakan disana termasuk pakaian dalam wanita dan ukurannya pas dengan tubuh Carla.
Saat hendak mencoba mengukur Pakaian dalam, Aska keluar dari kamar mandi membuatnya kaget hingga membuang pakaian yang ada di tangannya.
Aska hanya tersenyum melihat tingkah konyol Carla sambil bercermin.
Carla yang kesal melempar pakaian yang di pungut nya ke dalam lemari dan menghentakkan kakinya menuju sofa sambil menyiapkan sarapan untuk mereka berdua sambil bersungut-sungut.
Dia hanya menggunakan kimono dan belum berganti pakaian membuat Aska tidak bisa menahan tawanya.
"Buruan, aku lapar. Sejak kemarin aku belum makan." Kesal Carla
"Iya bawel. masih pagi juga, uda mara–mara. Awas tua entar." Goda Aska
"bodoh. Aku harus manggil bapak dengan sebutan apa ?" tanya Carla serius
"Aku bukan bapakmu. Emang aku setua itu ya, di panggil bapak." Heran Aska sambil kembali bercermin di balas anggukan Carla yang masih kesal dengan kejadian tadi
"Ganteng dan fresh kayak gini di bilang bapak. Namaku Aska, terserah kamu mau manggil apa, asal jangan bapak. Itu terkesan tua. Nama kamu ?"
"Carla. Baiklah, Aku memanggilmu Mas Aska aja ya"
"Itu lebih bagus, aku suka dengan itu." Ucap Aska dengan gugup. seumur hidupnya, belum pernah ada yang memanggilnya dengan sebutan Mas
"Ya udah. buruan mas, aku lapar." rengek Carla
"Iya Carla" ucap Aska duduk samping Carla
"Mau yang mana ? Biar Carla siapin" tanya Carla
Carla menyiapkan semua yang di tunjukan Aska. Carla juga mengambil makanan untuknya.
Aska yang masih bermain Smart phone di paksa Carla untuk segera sarapan. Dari kemarin belum makan membuat perutnya minta diisi.
"Terima kasih ya, udah menemaniku semalam. Biasanya jika sakit, aku selalu di temani ibu, Bela atau Gia."
"Iya, di habisin sarapannya. biar punya tenaga dan cepat sembuh."
"Hmmm….. Mas gak kerja ?" Tanya Carla sambil mengambil makanan untuknya
"Baru aja, tapi kamu ganggu" Sahut Aska menyimpan Smart Phone miliknya
"Emang iya ?" Tanya Carla dengan heran
"Tadi saat mengecek Smart Phone, itu aku sedang kerja. Tapi gak pa–pa, bisa di lanjutin sehabis sarapan."
"hehehe….. maaf. Mas gak ke kantor ?"
"Gak, hari ini aku kerja disini aja sambil menemani kamu."
"Awas ya kalau pergi, aku gk terbiasa di rumah sakit sendirian" Dibalas Aska dengan anggukan. Dia sudah fokus kembali ke layar Smart Phone miliknya.
Happy Reader, Guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Hiatus
smart phone di tulis huruf kecil ajh
2024-10-18
0