Perjalanan terasa begitu cepat, saat ini mereka telah sampai di Kerajaan Clinton. Para penjaga kerajaan terkejut dengan kedatangan Cius secara tiba-tiba ini. Mereka bergegas memberi kabar kepda Victor.
Sementara, Victor sendiri sedang sibuk mengurusi Frisillia yang tidak mau makan.
"Frisillia sayang, kamu makan dulu ya?" tanya Victor berusaha membujuk Frisillia dengan lembut.
"Tidak sudi, ***** makan saya lenyap bersamaan dengan terkurungnya saya di sini," jawab Frisillia memalingkan wajahnya.
"Kamu jangan seperti ini dong, kalau kamu sakit bagaimana? Sehari ini kamu belum makan," tutur Victor hendak menyuapinya.
"Yang sakit adalah saya sendiri, mengapa kamu harus peduli?" kekeh Frisillia yang memang keras kepala.
"Saya peduli karena saya mencintaimu, saya tidak mau melihat gadis yang saya cintai sampai sakit atau bahkan meninggal. Ayok jangan keras kepala," jelas Victor meletakkan piring makannya dan memeluk Frisillia.
Frisllia mendorong tubuh Victoria dan berkata, "Kalau saya meninggal tinggal dikubur bukan? Apa sulitnya? Dan apa itu cinta? Cinta atas dasar penyiksaan?"
Mendadak gadis itu memegangi perutnya dan terjatuh lemas. "Frisllia apa yang terjadi padamu! Kamu kenapa?" tanya Victor panik.
"Ti-tidak apa-apa," jawab Frisillia mulai mual.
"Saya mohon, kamu makan ya, kamu punya maag akut kan?" tatap Victor dengan lembut.
Bagaimana ini ya, kalau saya tidak makan, saya akan langsung meninggal sia-sia. Ini bukanlah apa yang saya mau, batin Frisillia mulai goyah. Namun gadis itu memang begitu keras kepala, dia tetap menolaknya. Akhirnya Victor langsung memasukkan makannya ke dalam mulut Frisillia. Tidak ada pilihan lain, dia menyantap makanan itu beberapa suapan.
Sementara itu di dapur kerajaan ....
"Lady Mawar? Terimalah hormat saya, kalau boleh tahu ada urusan apa Anda ke sini?" salam koki kerajaan menyambut Mawar.
"Saya ingin bertanya mengenai pelayan pembawa makanan untuk Nona Frisillia, apa dia ada di sini?" tanya Mawar sembari melihat sekeliling ruangan dapur.
"Maaf Lady, sepertinya pelayan itu tidak ada di sini," jawab koki kerajaan mulai bercucur air keringat.
"Baiklah." Mawar mulai mengeuarkan senjata api dari sakunya.
Koki yang semakin ketakutan itu, mencoba untuk menenangkan suasana hati Mawar, "Lady, apa ada hal lain yang dapat saya bantu?"
Mawar memasukkan kembali senjata apinya kemudian melirik koki tersebut. Dia mulai membisikkan apa yang orang itu harus lakukan. Setelah rencananya tersampaikan, gadis itu keluar dari dapur dan pergi melanjutkan mencari pelayan yang dia cari.
Tanpa menunda waktu, Mawar langsung pergi ke penghunian pelayan. Di mana, semua pelayan yang tidak sedang bertugas akan beristirahat di sana.
"Lihat-lihat itu Lady Mawar, kan?" heboh beberapa pelayan yang berada di sana.
"Saya kemari ada keperluan. Apa di sini ada seorang pelayan yang baru saja mengantarkan makanan untuk Nona Frisllia beberapa menit lalu?" tanya Mawar menatap semua pelayan di sana.
"Menjawab Lady Mawar, maafkan saya. Namun saya belum bertugas mengantarkan makanan pada siapa pun lagi, setelah pagi tadi. Jadi saya tidak tahu," jawab salah satu pelayan.
"Saya izin menjawab Lady Mawar, sepertinya saya melihat beberapa menit lalu beberapa pelayan sehabis bertugas pergi ke kamar nomor tiga puluh empat," jawab pelayan lainnya.
"Terima kasih informasinya," ucap Mawar meninggalkan tempat tersebut dan bergegas pergi.
"Apa kamu yakin?" tanya salah satu teman pelayan itu.
"Iya yakin tidak yakin, tetapi memang seingat saya mereka semua ke kamar tiga puluh empat," jawab pelayan itu.
"Habislah kamu." ledek pelayan-pelayan lain.
Belum jauh dari tempat itu, Mawar berteriak, "hadiah untuk Anda silahkan diambil nanti."
"Terima kasih banyak Lady Mawar" jawab pelayan itu senang.
Begitu sampai di kamar nomor tiga puluh empat, Mawar langsung mengetuk pintunya. "Ada orang di dalam?"
"Iya-iya tunggu sebentar," jawab pelayan itu membuka pintu. Dia terkejut begitu melihat yang berada di balik pintu adalah Mawar. "Lady Mawar? Sedang apa anda kemari?"
"Saya ada keperluan dengan Anda," terang Mawar menatap pelayan itu.
Pelayan itu mulai gugup, "ada keperluan apa Lady dengan saya?"
"Ceritakan pada saya, bagaimana Nona Frisillia mau menyantap makanannya?" tanya Mawar menyipitkan kedua matanya.
"Anu itu Lady Mawar" jawab pelayan itu binggung. "Awalnya yang mulia pangeran membujuk ratu Galaxilia untuk mau menyantap makanannya."
"Terus terus?" tanya Mawar penasaran.
"Awalnya ratu tetap menolaknya, namun perut beliau mulai keram. Tiba-tiba saja beliau mau menyantap makanannya," jawan pelayan itu yang sebenarnya gemetaran.
"Hanya itu?" tanya Mawar menatap kecewa.
"Benar, hanya itu saja, tidak akan informasi yang saya kurangi," jawab pelayan itu semakin gemetaran dengan tatapan kecewa Mawar. "Lady Mawar, adakah hal lain yang perlu saya bantu?"
"Tidak ada," jawab Mawar yang berjalan pergi meninggalkan tempat tersebut.
Mawar tidak tahu bahwa ada Vincentcius di ruang pertemuan, sedang menunggu. Begitu dia melihat pria itu, dirinya bergegas ke kamar Frisillia untuk memberitahu Victor.
"Kak, segera ke ruang pertemuan, ada tamu yang sedang menunggu," teriak Mawar dari luar kamar.
"Kamu tunggu di sini saja Frisillia, saya akan segera kembali," ucap Victor keluar ruangan dan menguncinya dari luar. "Ada apa dek?"
"Kak ada Raja Skylarheaven di bawah, saya rasa dia menunggu Anda," ujar Mawar melirik Victor.
"Ada urusan apa dia kemari?" tanya Victor.
"Cepatlah selesesaikan urusanmu dengannya, saya ada rencana lain setelahnya untukmu," jawab Mawar tersenyum jahat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Cleo
Mawar emang jahat'_'
2020-05-24
1
Ljua
Mawar jahat ya
2020-05-13
1
Rita
Seru
2020-05-07
1