Dalam perjalanan ke Galaxilia, entah mengapa detak jantung Cius tidak seperti biasanya. Dia merasakan ada sesuatu yang buruk sedang terjadi.
"Yang mulia, apakah Anda baik-baik saja? Wajah Anda terlihat begitu cemas?" tanya Sekretaris Jenny yang terus memperhatikan wajah Cius.
"Mungkin iya, mungkin juga tidak," jawab Cius mengalihkan pandangannya.
"Sepertinya akan lebih baik jika Yang mulia menenangkan diri terlebih dahulu. Apapun yang membuat Anda cemas saat ini, percayalah semua akan baik-baik saja," tutur Sekretaris Jenny dengan lembut, "sepertinya tak lama lagi kita akan segera sampai di pintu gerbang Kerajaan Galaxilia."
Wajah pria itu langsung berubah, mengeluarkan senyum smirknya. Mari kita lihat apa benar gadis itu ada dalam kerajaan, ucapnya dalam batin. Jenny yang melihat itu langsung terdiam tidak berani berkata apapun.
Setelah mendarat, pria itu bersama wanita di sampingnya memasuki Istana Kerajaan Galaxilia. Tidak lupa disambut beberapa prajurit serta Jenderal divisi kedua, yang tidak mengetahui situasi sebenarnya. Dikarenakan Jenderal tersebut baru saja pulang bertugas.
Ditengah perbincangan Xiana dan para menteri lainnya, dalam sidang Istana. Kedatangan Cius, berjalan menuju singgahsana di tengah rapat dan membuat seisi sidang tersebut terdiam.
"Raja Skylarheaven?" lontar Xiana terkejut, yang sontak berdiri dari singgahsana.
Xiana yang tiba-tiba berdiri membuat perhatian menteri-menteri ikut tertuju pada Cius.
Begitu berada di hadapan Xiana, Cius langsung memberi hormat padanya, diikuti Jenny dan Jenderal. "Salam Madam Xiana."
"Tidak perlu terlalu sungkan," ucap Xiana menggerakkan tangan.
Cius, Jenny, dan Jenderal langsung kembali ke posisi tegak. Kemudian Jenderal berjalan mundur kembali ke tempatnya selama rapat berlangsung, yaitu berapa selangkah di depan para menteri.
"Bukankah kalian harus mengenali siapa Raja baru kalian?" gertak Cius milirik para menteri yang diam-diam membicarakannya.
"Betul-betul sekali, ha-ha-ha," jawab Xiana mencoba mengembalikan situasi.
"Hormat saya Yang mulia, namun bukankah cukup lancang tiba-tiba mendatangi ruang sidang saat ruangan sedang dipakai?" tanya salah satu Tetua.
"Salam saya Yang mulia, saya menyetujui perkataan tetua Haju, ini terlalu lancang bahkan menyalahi aturan dalam negeri," sahut Penasihat kerajaan.
Para menteri turut membincangkan masalah kesopanan Cius ini. Namun pria itu hanya terdiam dan bejalan menuju tahkta singgahsana dan mendudukinya.
"Kalian semua keberatan?" ucap Cius menatap mereka sembari mengangkat salah satu kakinya.
"Mohon ampun Yang mulia, saya tidak berani," jawab Para menteri.
"Tetua dan penasihat, kalian keberatan juga?" ucap Cius sekalinya melirik mereka berdua secara bergantian.
"Penasihat tidak berani mengatakan apa pun lagi," jawab Penasihat kerajaan terdiam.
"Namun ini sudah sangat menyalahi a---!" tegas Tetua.
"Sudah-sudah, kita akhiri saja sidang kali ini," sela Xiana mencoba menenangkan Cius dan Tetua, "saya tahu kejadia ini tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Namun, Raja Skylarheaven pasti ada alasan yang mendesak sampai tiba-tiba datang ke ruang sidang seperti ini."
"Baiklah Yang mulia, kami pamit undur diri," ucap para anggota sidang. Ketika mereka akan meninggalkan ruang sidang, Cius menghentikan langkah mereka.
"Untuk masalah perekonomian Kerajaan Galaxilia akan segera saya atasi, bantuan dana dari Skylarheaven akan sampai minggu depan. Setelah saya menikah dengan Ratu kalian," jelas Cius.
Para menteri serta Tetua dan Penasihat kerajaan langsung berbalik badan. Mereka bersujud mengucapkan terima kasih pada Cius. Setelah itu mereka meninggalkan ruang sidang.
"Jadi Yang mulia Vincentcius, ada keperluan apa Anda ke sini?" tanya Xiana berbalik badan menatap Cius.
"Tidak ada, saya hanya ingin bertemu Frisillia," jawab Cius bangkit dari singgahsana. Bersamaan dengan itu, dia langsung meberi mengangkat alisnya, sebagai kode untuk sekretarisnya.
Menyadari kode itu, Jenny yang hendak berjalan untuk menjemput Frisillia terhentikan oleh Xiana.
"Berhenti!" perintah Xiana, "Anda tidak bisa begitu saja menyalahi tradisi di sini."
"Hmm." Cius berjalan mendekati Xiana, dengan tangan yang bersiap mengambil pistol dari sakunya.
"Betul!" lontar Cecilia berjalan mendekati mereka.
"Cillia?" sebut Xiana terkejut.
Gadis itu sampai di hadapan Cius dengan napas yang terengah-engah. "Apa yang dikatakan Ibunda tidak salah ini benar adanya!"
"Menyalahi tradisi bagaimana?" tanya Cius mengurungkan niatnya.
"Dalam tradisi Galaxillia memang pasangan pengantin yang akan menikah dilarang untuk saling berjumpa beberapa hari sebelum mereka akan melangsungkan pernikahan," jawab Xiana mengikuti rencana yang tadi sudah tersusun. Namun apa yang dikatakannya tersebut bukanlah kebohongan.
"Siapa pun yang menemui pasangannya sebelum resmi menikah, maka sepanjang pernikahannya akan dilanda kemalangan terusmenerus," sambung Cecilia.
"Sebesar apa pun masalah atau bahkan langit menentang sekali pun, saya tidak peduli, saya hanya ingin memastikan keadaan Frisillia!" tegas Cius.
"Saya tahu sebesar apa cintamu pada Frisillia, namun ...," ucap Xiana.
"Kakak diculik oleh pangeran Victor!" seru Cecilia menyela ucapan Xiana. Dia merasa tidak tahan lagi membayangkan Frisillia yang sekarang bersama Victor, dengan sifatnya seperti itu.
"Jenny, siapkan anggota pasukan militer AU! Kita adakan perang sekarang juga, apa pun yang terjadi!" seru Cius murka.
"Te-te ...." Jenny terkejut sampai tidak berani berkata apa pun.
"Hentikan, perang bukanlah solusinya, mohon Yang mulia pahami hal tersebut," saran Xiana mencoba menghentikan Cius.
"Kerajaan kecil seperti mereka, berani membuat hal lancang seperti ini ...," ucap Cius mencoba menahan emosi.
"Perang terlalu berisiko besar, dan bukanlah jalan keluar terbaik," sahut Leisya.
"Apa pun yang terjadi, kami siap membantu," lontar Grisya.
Mereka berdua berjalan mendekati mereka, dengan pakaian tentara. Jenny langsung menyadari bahwa yang berjalan bersamanya tadi adalah salah salah satu dari mereka.
"Grisya? Leisya? Kalian sudah kembali!" seru Cecilia.
"Yo! Tuan putri Cecilia .... Tadi Leisya mengabari terjadi kerusuhan di ruang sidang, ternyata benar," jawab Grisya mengangkat tangan menyapa Cecilia.
Begitu sampai di hadapan Xiana, Cius, dan Cecilia, mereka berdua bergegas memberi hormat. Kemudian bangkit berdiri.
"Jadi apa rencananya?"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Lidya
Dapat quote dari mana
2020-05-24
1
Cleo
Quote nya bagus:")
2020-05-24
1
Ljua
Questnya bagus ya
2020-05-13
1