Fakta Baru

"Lo nekat mandi???" Arc yang baru aja dateng abis beli makanan cuma bisa melongo ngeliat Val yang udah berganti pakaian dan rambutnya basah karena abis keramas.

"Gerah.." jawab Val cuek sambil mengambil rokok dari tangan Arc dan menghisapnya.

"Eh, lu lagi flu! Jangan ngerokok dulu.." Arc menyambar tangan Val dengan cepat dan merebut rokok itu dari tangannya.

"Ciuman aja boleh.. Apalagi cuma ngerokok.." bisik Val dengan mata hijaunya yang mendelik nakal ke arah Arc.

Arc menangkap pinggang Val dengan cepat dan memeluknya hingga tubuh mereka saling menempel. "Mau lagi?" tanya Arc sambil menatap bibir Val yang hari ini tampak lebih merah dari biasanya, mungkin karena efek flu.

"Ga ah.. Gue laper.." Val mendaratkan kecupan kecil di sudut bibir Arc dan melepaskan pelukan cowok itu.

Val langsung memburu plastik yang dibawa Arc tadi dan mengintip isinya. "Lo beli makanan apa?"

"Bubur ayam buat lo.. Ayam geprek buat gue.." jawab Arc sambil membuka satu persatu makanan yang dibelinya barusan. Sementara Val sedang mengambil piring dan peralatan makan di dapur.

"Level berapa?" teriak Val dari arah dapur. Maksudnya ayam geprek pesanan Arc pedasnya level berapa..

"Ga terlalu pedes.. Level 5 doang!" jawab Arc.

"Wow, jarang banget ada cowok suka makan pedes.. Argo aja ga suka pedes.. Assikk! Gue jadi ada temennya.." Val bertepuk tangan dengan riang membuat Arc lagi-lagi tertawa saking gemasnya melihat sikap Val.

"Gua bagi ayamnya!" Val menyerbu ayam geprek milik Arc yang tampak menggoda di mata dan lidahnya. Sambal yang merah menantang dengan biji cabai berlimpah membuat Val berulang kali menelan ludah.

"Eh, enak aja! Itu punya gue.. Punya lo ini.. Aaaaaa.." Arc menyambar dengan cepat piring berisi ayam geprek dari tangan Val, dan ia langsung menyendokkan bubur ayam ke bibir Val.

Val manyun tapi tetap menuruti perintah Arc. Ia membuka mulutnya dan terpaksa menerima suapan demi suapan bubur ayam dari tangan Arc yang dengan sukarela menyuapinya.

Di tangan Arc, akhirnya bubur ayam itu berhasil ludes dan berpindah ke perut Val. Arc tersenyum bangga dan mengelus kepala Val seperti anak kucing. "Good girl.." ujarnya bikin Val tertawa dan merasa konyol.

"Sekarang giliran gue makan.. Jangan ganggu!"

Arc mengambil piring berisi nasi dan ayam geprek yang sempat ia cuekin karena tadi sibuk menyuapi Val.

"Bagiii.. Sesuappp.." rayu Val dengan memasang mimik muka memelas.

Arc mendelik dan menjauhkan piringnya dari jangkauan Val. "Ga boleh! Lo lagi sakit!"

"Kalo flu itu obatnya makan pedes, tauk!" Val merengut membela diri. Sedangkan Arc sibuk mengunyah dan menyeka keringat yang mulai membasahi wajahnya. Keliatan sekali kalo Arc sangat menikmati sensasi pedas ayam geprek itu, bikin Val makin kepengen.

"Gue beli sendiri ah..." Val beringsut menjauh dari sisi Arc dan langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil dompet.

"Ehhh ehh ehhh... Jangan nekat lo! Di luar gerimis!" seru Arc cepat.

Val melongok ke luar jendela, dan bener aja gerimis baru turun tipis dan langit juga mulai mendung lagi.

"Ga apa-apa, kan ada payung! Weeeekk.." tukas Val sambil menjulurkan lidahnya ke arah Arc.

"Niy bocah dibilangin! Ya udah nihhh gue bagi aja.. Tapi jangan banyak-banyak, gue laper!" gerutu Arc bikin Val urung mengambil payung lalu secepat kilat duduk di samping Arc sambil membuka mulut lebar-lebar. "Aaaaaa.."

Arc mulai iseng. Dia mengambil sejumput besar sambal dan cabe setan utuh tanpa menyertakan nasi ataupun ayam di dalam suapannya. Dengan senyum jahil, Arc menyuapkan cabai itu ke dalam mulut Val.

Mulanya Val tampak menikmati sensasi pedas gurih di mulutnya, tapi beberapa detik kemudian Val melotot ke arah Arc..

"Gilak, lo ngasih gue cabe doang!!" Val berlari ke arah dapur untuk mengambil air minum. Dengan gelagapan, Val meneguk air minum bergelas-gelas karena ga kuat menahan pedas akibat mengunyah cabe setan utuh.

Arc tertawa puas sambil menghampiri Val ke dapur. Ia mencuci tangannya yang mulai terasa panas juga tanpa menghentikan tawanya.

"Enak?" tanyanya iseng bikin Val makin melotot dengan mata yang berkaca-kaca.

Arc mengambil alih gelas di tangan Val dan mulai meneguk sisa air di dalamnya.

"Ambil minum lo sendiri!" Val protes lalu menuangkan lagi air ke dalam gelas yang udah kosong itu.

Arc tersenyum, lagi-lagi iseng. "Sini gue obatin pedesnya!"

Dan tanpa basa basi lagi, ditambah dengan gerakan yang cepat tanpa aba-aba, Arc memutar tubuh Val dan langsung melumat bibir gadis itu.

Val terkejut tapi langsung merasakan bibirnya yang panas karena kepedesan terasa lebih hangat dan lama-lama semakin bertambah nikmat.

Ia balas melumat bibir Arc dengan sama ganasnya. Dan mereka semakin panas bercumbu, bertukar saliva dan sensasi rasa pedas yang membuat air mata mereka berdua mengalir.

"Ya ampun, Arc! Gue bisa gila kalo lo gini terus!" bisik Val sambil mengaitkan tangannya ke leher Arc.

Arc tertawa. "Gue udah gila dari tadi!"

"Jadi, sekarang kita selingkuh nih?" tanya Val penasaran.

"Lo maunya apa?" bisik Arc sambil menempelkan dahinya ke dahi Val yang masih terasa hangat karena demam.

"Gue bingung! Yang jelas gue ga mau jauh-jauh dari lo.. Tapi gue juga ga bisa putus dari Argo!"

"Ya udah, kita jalanin aja terus kayak gini.. Kita teman.. Teman yang saling menguntungkan dalam segala hal.."

Val mengangguk dan mengecup bibir Arc lagi. Arc membalas mengecup Val berkali-kali.

"Besok kalo gue kena flu, gantian lu ke rumah gue ya..." Arc berbisik di telinga Val.

"Terus kalo Regi dateng?" goda Val dengan mata hijaunya.

"Tunggu sampe Regi pulang.." bisik Arc, dan mereka berdua tertawa.

"Gue ngantuk, Arc..." Val masih menggelayut mesra di pelukan Arc.

"Ya udah.. Lo istirahat lagi yak.. Biar gue yang benahin rumah.."

Val mengangguk dan berjalan santai menuju kamarnya di samping dapur. Arc mengikuti Val dari belakang dan memastikan cewek itu beristirahat dengan nyaman.

Setelah Val terpejam, Arc beranjak keluar kamar lagi untuk membersihkan rumah Val. Entah kenapa dia sangat ingin melakukan hal itu.

Mencuci piring-piring kotor dan membuang sampah yang sudah penuh lalu membawanya keluar rumah. Dan saat itulah Arc melihat seorang wanita cantik berjalan menuju ke rumah ini.

Wanita itu memakai dress sexy yang menonjolkan lekukan tubuh dengan leher yang rendah. Tangannya menggenggam sebuah payung dan tampak seorang lelaki merangkul pinggangnya denan mesra.

"What? Itu papa??" gumam Arc hampir ga percaya dengan apa yang dilihatnya.

Papa menciumi pipi, leher dan bahu wanita itu dengan mesra di tengah gerimis yang turun semakin deras. Wanita itu tampak tersipu dan semakin menempelkan tubuh sexy-nya ke arah papa.

Arc berjingkat-jingkat masuk ke dalam rumah dan menutup pintu depan rumah Val dengan perlahan. Rumah Val terletak paling ujung di jalan setapak ini.. Berarti, wanita itu dan papa pasti akan menuju ke sini!

Arc masih ga percaya kalau papa berselingkuh dengan mama-nya Val yang menurut cerita Val berprofesi sebagai wanita panggilan! Bisa-bisanya papa!!!

Arc berlari menuju kamar Val sambil menenteng sepatunya dan buru-buru mengunci pintu kamar Val. Ia bermaksud bersembunyi di dalam kamar Val dan mencari tau lebih banyak tentang perselingkuhan yang terjadi antara papanya dan mama Val.

Val yang baru aja terlelap, mendadak terbangun karena terkejut dengan kedatangan Arc yang masuk ke dalam kamarnya dan tiba-tiba mengunci pintu.

"Heeii, mau ngapain sih lo?" pekik Val bingung.

Arc menempelkan telunjuknya ke bibir dan menyuruh Val diam.

Val jadi makin penasaran. Ia memaksakan diri bangun dari tempat tidurnya dan mendekati Arc. "Kenapa?" tanyanya masih dengan sikap bingung.

Arc terdiam sesaat menunggu sampai terdengar suara pintu depan rumah Val terbuka.

"Vaaal.. Are you hooome?" Suara seorang wanita terdengar sampai ke kamar Val.

Sekarang Val paham, mungkin Arc mau bersembunyi dari mama. Dia pasti ga mau mama memergokinya untuk sekarang. Val tersenyum melihat sikap Arc yang tampak seperti maling sedang bersembunyi dari kejaran warga.

"Itu cuma mama.. Ga apa-apa kali, dia ga akan nanya lo macem-macem!" ujar Val hendak membuka kunci pintu kamarnya.

Tapi Arc dengan sigap menepiskan tangan Val dari gagang pintu dan mendorong tubuh Val menjauh dari sana. Ia mendorong Val ke arah tempat tidur sampai Val terduduk di pinggirannya.

"Kenapa sih, Arc?" tanya Val bingung. Ia ga nyangka, Arc bisa se-pengecut ini padahal itu cuma mama!

"Please tetep di sini.. Gue tau itu nyokap lo! Bukannya gue ga mau ketemu dia.. Tapi, nyokap lo pulang bawa bokap gue!" bisik Arc bikin Val semakin bingung sampai mengerutkan dahinya.

Arc menatap Val. "Bokap gue ada di sini.. Dia selingkuh sama nyokap lo!" lanjut Arc lagi sambil masih berbisik.

"Haaaa??" Val membelalakkan matanya dan tanpa sadar membuka mulutnya lebar-lebar saking syoknya.

"Lo yakin?"

Arc mengangguk cepat.

Arc dan Val berdiam di dalam kamar, menunggu kalau mama sewaktu-waktu mengetuk pintu kamar Val dan memaksa untuk masuk. Val sudah memberi Arc instruksi agar ia segera bersembunyi di balik lemari kalau sampai itu terjadi.

Tapi setelah beberapa menit berlalu, tidak ada suara mama memanggil atau pun suara ketukan di pintu. Hening.

Di dalam kamar dan di luar kamar Val semuanya hening tak terdengar suara apapun. Val menempelkan telinganya di daun pintu kamarnya, tapi tetap tidak ada suara yang terdengar di luar sana.

Val berjingkat perlahan untuk membuka pintu kamarnya dan mengintip keluar kamar, ia penasaran dengan kebenaran yang diceritakan Arc barusan. Sementara Arc sudah bersiap hendak bersembunyi di balik lemari.

Val berhasil membuka pintu kamarnya tanpa bersuara, dan ia mendapati mama tidak ada di ruangan depan atau pun di dapur.

Val berjingkat menuju kamar mama yang pintunya sedikit terbuka. Arc mengikutinya dari belakang dengan jarak yang cukup jauh dari Val.

Val terpaku di depan pintu kamar mama yang sedikit terbuka. Di sana, di atas tempat tidurnya mama sedang bercumbu dan bermain panas dengan seorang pria tampan yang sepertinya sekilas memang mirip dengan Arc.

Val baru menyadari kalau ternyata Arc sudah berdiri di belakangnya dan ikut menyaksikan pergulatan birahi antara mama dan papanya.

Suara desahan dari mama dan Papa Arc serta irama tempat tidur yang berderit teratur terdengar memenuhi ruangan.

Saking menikmati suasana panas itu, mereka sampai tidak menyadari kalau Val dan Arc menyaksikan semua kejadian itu dengan jelas dan vulgar.

Val dan Arc sama-sama terpaku. Menelan ludah dan mulai merasakan canggung yang luar biasa.

Val yang lebih dulu tersadar dan langsung membalikkan badannya. Ia menarik tangan Arc untuk kembali masuk ke dalam kamarnya sebelum mama menyadari kehadiran mereka.

Arc menurut dengan perasaan yang masih terpukul. Langkahnya terasa berat dan gontai, jadi ia cuma pasrah ketika Val menggeretnya masuk kembali ke dalam kamar.

"Itu bokap lo?" tanya Val meyakinkan kalau Arc ga salah liat.

Arc mengangguk lesu. Hatinya hancur berantakan melihat papa yang berwibawa dan selalu jadi kebanggaannya harus berselingkuh dari mama. Wanita yang dianggap paling cantik, baik dan lembut oleh Arc.

Apalagi papa harus berselingkuh dengan mamanya Val di depan matanya sendiri. Arc benar-benar kacau. Entah apa yang akan terjadi ketika nanti ia bertemu papa di rumah.

"Sorry, Val.. Gue harus balik ke sekolah sekarang.." bisik Arc sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi Val.

"Arc, I'm so sorry..." ujar Val dengan suara tercekat dan mata hijaunya tiba-tiba berkaca-kaca. Entah kenapa Val jadi merasa bersalah pada Arc.

Arc menggeleng. "Lo ga salah... Ini ga ada hubungannya sama lo, kita tetep temenan dan gue ga akan ngebenci lo gara-gara ini!"

Val menatap dalam ke mata Arc. Ia benar-benar makin merasa bersalah ketika melihat keceriaan itu redup dari mata Arc. Di dalam hatinya, Val semakin membenci mamanya. Andai Val tau sejak awal kalau lelaki sok perhatian itu adalah papa nya Arc...

"Maafin gue.. Jangan terluka..." bisik Val yang tiba-tiba menangis.

Arc mengecup bibir Val lembut. "Ga akan, Val.. Gue baik-baik aja... Cepet sehat dan kembali sekolah.."

Val mengangguk pelan, sebelum akhirnya mengantar Arc keluar dari rumahnya dengan aman. Rupanya mama dan Papa Arc masih lanjut ke babak yang lebih seru, suara desahan mereka bahkan terdengar sampai ke teras depan.

Arc menelan ludah. Hatinya terluka. Tapi ia tidak menyesal sudah melihat langsung perselingkuhan papa di depan matanya. Ia jadi tau, kalo papa ternyata ga sebaik yang ia pikirkan selama ini. Arc menyadari kalau perlahan ia mulai membenci papa yang sudah tega mengkhianati mama. Padahal mama adalah sosok yang paling sempurna di mata Arc.

Tapi di lubuk hatinya yang terdalam, ia justru lebih mengasihani Val. Mungkin cewek itu sudah merasakan hatinya hancur berkeping-keping jauh sebelum hari ini. Selama bertahun-tahun Val harus melihat mamanya bergonta ganti pasangan dan berhubungan badan dengan vulgar di depan matanya.

Arc merasakan jantungnya berdegup kencang. Ia berjanji, mulai hari ini ia akan terus membuat Val bahagia. Arc berjanji, ia ga akan pernah membuat Val bersedih atau mengeluarkan air mata selama Val berada di dekatnya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!