Tantangan Nakal Arcsio

Masih di November 2016,

Hari ini rupanya ga se-menyenangkan kemarin. Hujan tipis-tipis turun sejak pagi. Angin berhembus lumayan kencang dan langit juga tampak muram keabu-abuan.

Val menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan beralaskan tangannya. Hari ini sungguh membosankan! Hujan seharian bikin mood jadi mager dan tentu aja dia ga bisa kemana-mana selain berdiam diri di dalam kelas.

Val bukan siswi yang biasa ngumpul dengan teman-teman yang lain. Val lebih suka menyendiri dibandingkan dengan ngumpul sambil cekikikan histeris menggosipkan oppa-oppa Korea.

Val bukan bagian dari mereka, yang punya hobi memuja foto para idola di majalah atau sosmed dan saling berisik berlagak paling sok kenal kepribadian para artis itu. Padahal tentu aja aslinya mereka ga pernah kenal, bahkan ketemu juga ga pernah, kan? Buang-buang waktu!

Val juga ga terlalu suka buku. Jadi dia bukan tipe yang suka berdiam diri berlama-lama sambil membaca buku. Tapi kalo udah terlalu jenuh dan berisik di kelas, Val cuma mampir ke perpus buat mencari ketenangan.

Namun setelah hari kemarin, Val mulai kerasan berlama-lama di sekolah. Akhirnya ia menemukan tempat persembunyian baru. Tempat itu bukan bangku pojokan di perpus atau semak-semak di belakang toilet yang baunya bikin mual. Val langsung merasa cocok dan nyaman dengan tempat itu.

Selain tempatnya yang emang aman dari jangkauan guru BK, alasan lainnya adalah karena pertemuannya dengan Arc.

Cowok itu punya pesona tersendiri yang sulit dijelaskan. Yang pasti semua tentang Arc meninggalkan kesan mendalam di hati Val.

Entah kenapa, di awal pertemuan mereka kemarin Val langsung bisa menceritakan soal mama kepada Arc. Padahal selama ini, ia selalu mengubur dalam-dalam cerita tentang mama yang dirasa aib baginya. Profesi mama itu memalukan, jadi Val selalu berusaha merahasiakan itu dari siapa pun.

Tapi bisa-bisanya ia dengan lancar berkata jujur dan blak-blakan pada Arc yang baru dikenalnya selama beberapa menit. Bahkan ia bisa dengan lugas mengatakan kepada Arc kalo ia tidak pernah tau siapa ayah biologisnya.

Bahkan Argo, cowok yang udah dipacari Val sejak kelas sebelas juga ga pernah tau profesi mama yang sebenarnya. Val selalu bilang kalo mama punya bisnis di luar kota, dan Argo percaya.

Bunyi bel istirahat pertama berbunyi. Seperti biasa Argo akan menghampiri Val di kelasnya dan mengajak ke kantin. Val menurut dan langsung menggelayut mesra di lengan Argo.

Saat Val dan Argo berjalan menuju kantin, ia melihat Arc juga berjalan ke arah yang sama. Arc juga tampak sedang menggandeng tangan seorang cewek cantik dan sesekali Arc tampak menoleh hangat ke arah cewek itu.

"Arc!!!" seru Val sambil melambaikan tangan ke arahnya. Arc menoleh ke arah Val, begitu juga Argo.

"Kamu kenal?" tanya Argo heran. Ia ga pernah tau kalo Val punya temen cowok di sekolah ini. Val kan pendiam dan ga suka bergaul terlalu dekat sama orang lain.

Arc menghentikan langkahnya dan menelan ludah ketika melihat Val kini sedang melambaikan tangan ke arahnya. Ingatannya langsung tertuju pada kejadian kemarin, waktu ia menghisap luka gores di paha Val yang... Ah sudahlah! Ada Regi di sini.. Arc ga mau berfantasi dengan cewek lain di depan Regi.

"Siapa dia?" tanya Regi yang sama bingungnya dengan Argo.

Arc menggaruk keningnya dengan kikuk. "Dia temen gue.. Temen main game. Namanya Val.." jawab Arc sekenanya.

Arc melihat Val menarik tangan cowok di dekatnya untuk menghampiri mereka.

"Ini cewek lo?" tanya Val cuek. Arc mengangguk antusias.

"Iya.. Kenalin ini Regi, anak kelas sepuluh B.." ujar Arc memperkenalkan Regi pada Val.

Ya ampun, masih imut kiyut!" seru Val menatap Regi dengan gemas. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba menjalar dihatinya. Kenapa perasaannya jadi sedikit kecewa ketika Arc mengenalkan cewek menggemaskan ini sebagai pacarnya.

"Gue Argo, cowoknya Val.. Kelas dua belas C.." Argo mengulurkan tangannya ke arah Arc dan disambut hangat dengan Arc yang balas mengulurkan tangannya.

"Kalian temenan?" tanya Argo tanpa basa basi.

"Kita kenal di game.." jawab Arc yang berbarengan dengan Val yang juga menjawab, "Arc pernah nolongin gue.."

Mereka berempat saling berpandangan canggung selama beberapa detik.

"Iya, gue sering nolongin dia waktu keabisan diamond!" lanjut Arc sambil tertawa garing. Yang lain ikutan ketawa.

"Ya udah, kita ke kantin barengan aja.." Seru Argo yang langsung menggandeng tangan Val sambil berjalan mendahului Arc dan Regi.

Siang itu Val dan Arc saling mengenalkan pasangan mereka masing-masing bahkan mereka juga makan bersama di kantin. Tapi entah kenapa ada perasaan aneh yang menggelayuti hati keduanya.

Val merasa ga rela kalo Arc ternyata udah punya pacar se-cute Regi. Sedangkan Arc juga punya perasaan yang sama gelisah nya dengan Val. Ia tau Argo, cowok itu emang populer di kalangan cewek-cewek SMU William. Tapi ia ga nyangka kalo Val adalah ceweknya Argo.

"Gimana luka lo?" tanya Arc sambil berbisik pada Val ketika Argo dan Regi sedang fokus memilih menu di papan display.

Val tersenyum. "Udah ga perih.." balasnya sambil berbisik juga.

Arc mengangguk. "Hujan terus hari ini, kita ga bisa ke sana.." bisiknya lagi.

Val mengangguk. "Udah asem banget nih mulut.."

Arc tersenyum mendengar jawaban Val.

"Dia ga tau lo suka ngerokok?" bisik Arc sambil menunjuk Argo dengan dagunya.

Val menggeleng. "Dia taunya gue anak baik.." ujarnya sambil tersenyum.

"Emang lo anak nakal?" tanya Arc lagi bikin Val kali ini menoleh dan menatap mata Arc dalam-dalam.

"Mungkin kalo sama lo, gue bisa jadi anak nakal.."

Arc menahan napas ketika melihat lidah Val menyapu pelan bibir bulatnya. Val seperti sengaja menggodanya. Arc balik menatap Val dengan pandangan yang menantang.

"Gue mau liat, lo bisa senakal apa.." bisik Arc membuat mata Val yang bulat semakin membulat ketika mendengar perkataan Arc.

"Lo mau liat nakal gue yang gimana?" tantang Val sambil tersenyum.

"Jangan mancing-mancing, soalnya gue suka nekat.." bisik Arc iseng.

Val tersenyum lagi. "Kita bisa jadi partner dalam hal apapun.." matanya balas menatap Arc dengan ga kalah iseng.

"Kakak-kakak udah deh ngomongin game-nya!" Tiba-tiba tangan Regi menggenggam tangan Arc dari arah belakang. Arc menelan kembali kata-katanya. Padahal ia baru aja mau menantang balik Val.

Arc suka tantangan yang diberikan Val padanya. Partner dalam hal apapun? Hmm, kedengeran nya ini bakalan seru!

Apalagi, selalu ada kesempatan buat mereka untuk mewujudkan tantangan itu.

"Kak, Regi nanti dijemput papa.. Jadi kita ga bisa pulang bareng deh.." Arc mengangguk.

Val menatap Arc diam-diam. Arc juga sama.

Argo juga hari ini ada rapat club kan?

Val tersenyum nakal sambil sembunyi-sembunyi menatap Arc. Entah kenapa Arc bisa mengerti kalo tatapan itu adalah peluang baginya untuk bisa mendekati Val sepulang sekolah nanti.

"Cafe 00?" bisik Arc pada Val ketika mereka berjalan menuju ke kelas masing-masing sehabis dari kantin tadi.

Val melirik ke arah Argo yang sibuk menyapa kenalan-kenalannya di sepanjang lorong menuju kelas dua belas.

Val tersenyum sambil mengangguk kecil. Jantungnya berdegup kencang sekaligus bersemangat, hari ini mungkin ga se-muram keliatannya. Mungkin hari ini akan jadi moment luar biasa untuk dirinya dan Arc.

Val jadi ga sabar menunggu bel tanda pulang sekolah berbunyi. Ia gelisah dan mendadak jadi banyak senyum.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!