Teman atau Lebih?

Arc memainkan kerikil dengan ujung sepatunya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku dan kepalanya menunduk menatap kerikil-kerikil yang beradu dengan sepatunya. Ia menunggu sampai hampir bosan.

Hujan masih turun dengan versi gerimis tipis tipis. Membuat suasana siang itu jadi syahdu. Beberapa orang yang melewati Arc tampak nekat menerobos gerimis dengan berlarian. Ada juga yang sengaja menikmati gerimis dengan berjalan pasrah di tengah rinai nya.

Sesekali Arc menoleh ke kiri, menunggu Val.

Cewek itu tadi jelas mendengar ucapannya kan? Kalo Arc bakal menunggunya di Cafe 00? Dan jelas ia menerima tawaran itu.

Tapi sampai hampir satu jam lamanya Arc menunggu di teras cafe itu, Val ga kunjung datang.

Arc mendesah pasrah. Menghirup rokok di tangannya sesekali dan menghembuskan asapnya ke depan, hingga putihnya berbaur dengan rintik gerimis di hadapannya.

Ia memutuskan untuk masuk ke dalam cafe setelah menikmati hisapan rokoknya yang terakhir dan melumatnya dengan ujung sepatu.

Arc menaiki satu persatu tangga cafe dan ketika hendak membuka pintu kayu di depannya, sebuah suara memanggilnya.

"Arc...!"

Arc menoleh dan menatap Val sedang berlari menembus hujan untuk menghampirinya.

Arc tersenyum tipis melihat Val yang berlari ke arahnya dengan baju seragam yang tampak basah, rupanya cewek itu nekat menerobos hujan demi bisa menepati janjinya dengan Arc.

Arc menelan ludah dan menahan napas ketika matanya menangkap kemeja seragam Val yang berwarna putih kini tampak transparan terkena hujan.

Pakaian dalam Val tampak jelas tercetak dan hari ini sepertinya dia memakai warna merah. Menyala mata Arc melihatnya!

Arc menggelengkan kepala dan terpaksa menunduk demi menghindari pemandangan yang bukan miliknya itu.

"Sorry, gue telat! Si Argo minta ditemenin latihan basket!" napas Val ngos-ngosan. Pipinya juga tampak kemerahan karena berlari.

Arc tersenyum sambil menggeleng. "Ga papa.. Untung gue orangnya sabar.." ujar Arc lagi sambil melepaskan sweater yang dipakainya lalu melemparkannya pada Val.

"Ganti baju lo sama ini.. Gue ga mau khilaf lagi!" seru Arc sambil menunjuk bagian dada Val dengan dagunya.

Val celingukan sebelum akhirnya menyadari maksud Arc. Ia menerima sweater pemberian Arc dan berjalan mengikuti Arc masuk ke dalam cafe.

Selama Arc menunggu Val berganti pakaian, ia mencari kursi yang nyaman untuk mereka mengobrol. Dan Arc memutuskan untuk duduk di pojokan yang jauh dari jendela. Ia tidak mau seseorang yang mereka kenal memergoki dirinya dan Val duduk berdua di cafe ini.

Val keluar dari toilet dengan pakaian yang sudah berganti sweater Arc. Rambutnya yang panjang tampak di kuncir ke atas. Cantik!

Arc lagi-lagi menelan ludah melihat kecantikan yang dimiliki Val dengan mata hijaunya yang selalu menyorot sempurna.

"Kok lo tau gue suka matcha?" tanya Val takjub melihat segelas matcha latte di meja.

Arc menatapnya sambil tersenyum. "Tadi di kantin lo pesen ini, dan lo harus tau kalo matcha latte di sini paling enak!"

Val menyeruput minuman itu dan langsung memasang ekspresi menggemaskan. "Arc! Ini super enakkkk!" serunya riang.

"Lo sering ke sini ya?" Val mengedarkan pandangannya ke sekeliling cafe yang saat ini lumayan ramai pengunjung. Cafe ini emang letaknya ga terlalu dekat dengan jalan utama. Tapi suasananya yang cozy bikin orang betah berlama-lama berdiam di sini.

"Gue lumayan kenal sama owner-nya.." jawab Arc cepat.

Val mengangguk-anggukan kepalanya sambil menyeruput kembali sedotan di depannya.

"Ini juga enak.. Cobain!" ujar Arc lagi sambil menyodorkan churros dengan saus coklatnya yang tampak menggiurkan.

Val menatap Arc dengan mata hijaunya. "Mau gue suapin?" tanya Arc iseng.

Val menggeleng dan langsung mencoba churros itu dengan antusias. Mata bulat Val membelalak saking lagi-lagi takjub dengan rasanya.

"Enaaaakkk.." ujarnya dengan ekspresi yang semakin menggemaskan.

Arc tertawa lalu menyodorkan tisu ke arah Val. "Belepotan tuh.."

"Umm... elapin!" balas Val sambil memajukan bibirnya ke arah Arc. Arc menahan napas saking groginya. Dasar cewek ini!

Arc mengelap lelehan cokelat yang belepotan di pinggiran bibir Val dengan hati-hati.

Val tersenyum jail dan terus mengulangi perbuatannya itu, membuat lelehan cokelat belepotan di mulutnya. Arc tersenyum tanpa rasa kesal sedikit pun. Cewek ini terlalu menggemaskan baginya.

Regi aja ga pernah bersikap se-cute ini di hadapannya. Regi selalu kalem dan lemah lembut. Bahkan selama mereka berpacaran, Arc segan untuk menyentuh Regi kecuali menggandeng tangannya.

Tapi cewek ini luar biasa berbeda dengan Regi. Dia bahkan selalu memancing Arc untuk bisa menyentuhnya. Bahkan gerak-geriknya seperti menantang Arc untuk berbuat lebih. Hmm...

"Lo udah lama jadian sama cewek lo itu?" tanya Val sambil menatap dalam ke mata Arc. Nah kan, lagi-lagi cewek ini bikin jantung Arc berdegup.

"Lumayan... Tapi belum ada setaun!" jawab Arc sambil menikmati minuman di hadapannya. "Kalo lo?"

"Gue sama Argo udah jadian dari kelas sebelas.. Dia kan temen SMP gue.. Awalnya gue suka nebeng dia pulang sampe halte bis, eh jadi keterusan jadian.." jawab Val masih dengan sikapnya yang ceria.

Arc mengangguk. "Dia tau lo ngerokok?"

"Ya ga lah! Gila!! Gue tuh cewek baek-baek di mata Argo dan keluarganya! Dia aja ga tau kalo gue suka jualin film b*kep.." jawab Val cepat sambil tertawa.

Arc berdehem. Bagian ini sebenernya yang bikin dia penasaran sejak kemarin. Apa semua cerita Val tentang keluarganya itu benar?

"Lo serius ga sih soal nyokap lo kemaren?" tanya Arc, kali ini dia beneran ga bisa menahan diri untuk bertanya langsung sama Val.

Val malah terdiam dan lagi-lagi mata bulat hijaunya mengunci iris mata Arc. Arc kembali salah tingkah.

"Kalo cerita gue bener, lo mau jauhin gue?" tanya Val serius. Tangannya saling bertaut dan diletakkan menopang dagunya, matanya masih tetap menatap Arc dalam-dalam.

Arc tersenyum sambil mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Kerjaan nyokap lo ga ada hubungannya sama gue.. Jadi buat apa gue ngejauhin lo cuma gara-gara itu?"

Val membulatkan matanya. "Serius?"

Arc mengangguk yakin.

"Jadi gue boleh buka-bukaan di depan lo?"

Arc tertawa kecil. "Boleh banget.."

"Thanks.. Gue kadang ga suka sendirian!" tukas Val dengan suaranya yang tiba-tiba terdengar sedih.

"Kan ada cowok lo.."

"Dia cuma sekedar status.."

"Sama.." balas Arc cepat.

"Maksud lo?" Val mengernyitkan dahi.

"Regi juga cuma sebatas status.." jawab Arc merasa konyol karena entah kenapa dia tiba-tiba ngomong kayak gitu. Padahal perasaannya tulus sama Regi. Arc jelas-jelas serius menyayangi Regi.

Val tertawa mendengar pengakuan Arc.

"Mmm.. Jadi mulai sekarang status kita apa?" mata hijau Val mendelik nakal.

Arc mengangkat bahu. "Mm.. Apalagi? Kita teman kan?"

Val manyun. Dan Arc justru tertawa melihat sikap Val itu.

"Lo maunya apa?" Arc pura-pura bodoh. Ia mulai merasa nyaman di dekat Val, meskipun ia tetap pada pendiriannya kalo Val bukanlah tipenya. Maksudnya tipe untuk dijadikan pacar beneran.

"Friend with benefits?" tanya Val membuat Arc lagi-lagi salah tingkah.

"What kind of benefits?" tantang Arc.

"All possible benefits!" jawab Val cepat.

Arc tertawa lagi, tapi suara tawanya terdengar canggung. Jujur, baru kali ini dia berhadapan dengan cewek yang blak-blakan kayak Val.

"OK.. tapi kita ga maen perasaan ya! Gue ga bisa ninggalin Regi.." bisik Arc.

Val mengangguk. "Gue juga ga mungkin putus sama Argo... Seenggaknya untuk sekarang!"

Arc setuju. Argo tampak seperti cowok yang baik dan pantas untuk mengimbangi Val.

"Oiya.. Gimana paha lo?"

"Udah ga apa-apa.. Mau liat?" Val lagi-lagi menantang Arc.

"Nanti lah.. Kalo gue lagi pengen banget!" bisik Arc sambil ketawa iseng.

"Gue malah lagi pengen banget sekarang gara-gara nyium bau sweater lo nih.."

Glek! Arc menelan ludah. Nih cewek beneran udah sinting kali ya.. Ga ada malu atau jaim-jaimnya!

"Maksud lo? Pengen apaan nih?" Arc menggaruk belakang kepalanya yang ga gatal, sementara tangan satunya sudah ada di dalam genggaman tangan Val.

Arc merasakan tangan Val yang halus dan dingin mengusap lembut jari-jarinya.

Arc merinding. Bulu kuduknya meremang karena sensasi geli yang ia rasakan di jari-jari dan pergelangan tangannya, Val sengaja memainkan jari-jarinya yang lentik di sana.

Kalau aja bukan di tempat umum, mungkin Arc udah lupa diri dan balas menyentuh Val dengan brutal.

"Gue pengen banget ngerokok! Mulut gue udah asem!" bisik Val bikin Arc terkesiap.

Sial! Nafsu gue dimain-mainin sama nih cewek!

Arc berdehem dan menghela napas untuk menyadarkan dirinya.

"Ya udah, nih.." Arc dengan cepat mengeluarkan dua batang rokok dari balik kaus kakinya.

Val menggeleng. "Satu aja.. Berdua!" ujarnya bikin Arc lagi-lagi cuma bisa menahan napas untuk menguasai dirinya.

"Kapan-kapan.. Gue mau ajak lo ke suatu tempat.." Arc menatap Val yang kini sedang menikmati hisapan pertama rokoknya.

"Kemana?"

"Ke tempat yang bisa menghargai kecantikan lo.." balas Arc. Matanya menelusuri wajah Val yang tersipu.

"Gue ga mau kalo dikenalin ke om-om! Gue ga kayak nyokap gue yaaa.." tukas Val kemudian.

Arc menggeleng. "Ga bakal.."

"Terus?"

"Nanti gue kasih tau kalo waktunya pas.."

"Lo mau jual gue ya?"

"Buat apaan?"

"Biar badan gue diliat dan dinikmati banyak orang, terus lo yang dapet duitnya?"

Arc tertawa. "Ga lah.. Gue ga bakal tega.."

Arc menatap Val dan menggenggam tangan Val dengan lembut. "Gue ga akan rela... Biar gue aja yang nikmatin, yang laen jangan.."

"Ish! Nakal!!" Val berseru sambil tertawa.

Arc ikut tertawa. Entah kenapa semakin lama berada di dekat cewek ini, perasaannya semakin rileks dan nyaman. Arc seperti bisa mengatakan hal apapun pada Val tanpa perlu takut cewek itu merasa tersinggung atau marah. Val selalu ceria dan itu membuat perasaan Arc juga ikut bahagia.

Jujur, Arc betah berlama-lama ada di dekat Val. Tapi di dalam hati ia masih galau untuk menganggap hubungannya dengan Val sebagai apa.

Mungkin nanti waktu yang bakal menjawabnya..

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!