Terjebak Cinta Sang Majikan

Terjebak Cinta Sang Majikan

01. Permulaan

Seorang gadis tengah memilih pakaian di almarinya lalu memasukkannya ke dalam tas besar. Ia menerka-nerka apakah ini akan cukup untuk ia pakai selama di ibu kota nanti.

"Nduk, kamu yakin mau pergi?" Tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam kamar gadis itu.

Ratih menghentikan aktivitasnya lalu meraih tangan ibunya, "Bu, aku yakin, sangat-sangat yakin kalau nanti aku akan sukses dan akan merubah kehidupan kita," jawab Ratih sambil tersenyum.

Jawaban sang putri tidak meluruhkan ekspresi khawatir dari wajahnya, "Tapi nduk, yang kamu tuju bukanlah tempat biasa, disana banyak kejahatan, bagaimana kalau–––"

"Bu, kok ibu bilang gitu," potong Ratih, "Ibu pernah bilang kalau di dunia ini ada dua jenis manusia yaitu manusia baik dan manusia jahat, jadi tidak semua orang disana itu orang jahat dan Ratih yakin kalau Ratih bekerja dengan orang baik, ibu mau kan do'ain Ratih?"

Aminah menggeleng, "Tanpa kamu minta pun, ibu pasti akan selalu mendo'akan kamu."

Ratih melepaskan genggamannya pada tangan Aminah, ia pun melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi, "Ratih sebenarnya sedikit khawatir kalau ibu di rumah sendirian," ucapnya sambil melipat pakaian.

Aminah mendekat dan membantu merapikan pakaian Ratih, "Ibu baik-baik saja, pokoknya nanti rajin kabarin ibu saat kamu senggang, biar ibu tahu kondisi kamu disana bagaimana."

"Iya bu, nanti Ratih akan menghubungi ibu lewat bu Nurul."

Bu Nurul adalah tetangga Ratih yang cukup dekat dengannya dan ibunya. Karena ibunya tidak memiliki handphone, Ratih pun sudah ijin ke bu Nurul agar menyampaikan pesannya selama ia mencari nafkah di ibu kota kepada ibunya. Dan begitupun masalah gaji, Ratih menitipkan di rekening bu Nurul untuk digunakan sang ibu sehari-hari. Untuk masalah lainnya akan ia tabung sendiri.

"Bu, nanti kalau juragan kesini buat nagih hutang, ibu bilang aja kalau Ratih masih berusaha, kalau juragan tidak mau pergi, panggil bu Nurul dan suaminya untuk membantu," ucap Ratih sambil menenteng tas besar miliknya.

Aminah mengangguk, "Iya Nduk."

"Ibu jangan sedih," ucap Ratih sambil memeluk ibunya.

Aminah pun tidak bisa menahan air matanya. Merelakan anak satu-satunya untuk bekerja di tempat yang jauh sungguh membuatnya tersiksa. Ia merasa dirinya bukanlah orang tua yang baik. Suaminya meninggalkan banyak hutang semasa hidupnya dan dirinya pun sekarang tidak berdaya untuk melunasi hutang sebanyak itu. Tubuhnya yang rentan sangat sulit digerakkan untuk mencari pekerjaan kasar yang menghasilkan banyak uang.

"Ibu jangan nangis, kalau ibu nangis Ratih jadi ikut sedih," ucap Ratih sambil menahan air matanya.

Aminah melepas pelukan mereka lalu menatap Ratih, "Maafkan ibu Nduk, sudah menjadi orangtua yang buruk buat kamu dan membuat kamu banyak berkorban."

Ratih menggeleng, "Tidak bu, Ibu adalah orangtua terbaik yang pernah ada, dan Ratih tidak merasa berkorban sama sekali."

Selang beberapa saat tukang ojek yang Ratih pesan sudah sampai dirumahnya, ia pun keluar rumah diantar ibunya.

"Yasudah Ratih berangkat dulu ya," ucap Ratih sambil memeluk ibunya lagi.

"Hati-hati Nduk."

Ratih mengangguk sambil berjalan ke halaman rumahnya. Ia berbalik lagi menatap ibunya yang berdiri di teras dan menatap rumah sederhana yang menjadi tempat tumbuh kembangnya selama ini. Ratih memantapkan hati dan raganya, inilah jalan yang ia pilih, maka dari itu ia harus berusaha. Melunasi hutang alm. Ayahnya dan merubah nasibnya di masa depan adalah prioritas utamanya saat ini.

Setelah menempuh perjalan selama kurang lebih 40 menit, Ratih pun sampai di agen PRT yang telah mencarikan pekerjaan untuknya. Dari sini ia akan diantar dengan travel bersama-sama dengan teman seperjuangannya yang juga ingin merubah nasib di ibu kota.

Bukan waktu yang sedikit untuk sampai, namun perlu waktu lebih dari satu hari untuk dapat menginjakkan kaki di tanah pusat negara itu. Travel yang Ratih tumpangi akhirnya sampai di kantor pusat agen PRT yang menaunginya. Setelah sampai Ratih menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Jadi seperti ini rasanya ada di ibu kota," lirih Ratih sambil menatap langit di atasnya.

Ratin pun masuk ke dalam kantor untuk mengurus beberapa berkas-berkas lalu menunggu jemputan dari majikannya. Ia duduk di kursi tunggu di kantor itu, ia sedang menerka-nerka bagaimana rupa majikannya. Apakah seorang pria tua bersama istrinya yang lebih dari satu? Ia berpikir seperti itu sebab di kampunya banyak juragan-juragan kaya yang punya banyak istri.

Tidak lama, Ratih melihat sebuah mobil sedan berwarna hitam yang berhenti di depan kantor itu. Lalu keluarlah seorang pria muda dari kursi kemudi sambil membawa beberapa berkas. Pria itu nampak berjalan ke resepsionis dan berbincang dengan petugas disana. Ratih nampak terkejut saat petugas itu menunjuk ke arahnya. Dan pria muda tadi pun berjalan ke arahnya. Ratih pun berdiri.

"Atas nama Nur Ratih?" Tanya pria itu sambil membaca biodata Ratih di berkas yang ia pegang.

"Iya pak, itu saya."

"Baiklah kamu tanda tangani kontra kerja ini," ucap pria itu sambil menyodorkan berkas dan bolpoin.

Ratih nampak gelagapan dan menerima berkas itu. Sebelum menanda tangani berkas itu, Ratih membaca satu persatu kalimat yang tertulis disana. Jangan sampai baru sehari di ibu kota ia sudah kena tipu, ia harus berhati-hati. Setelah semuanya tampak normal, ia pun menandatangani berkas itu. Kontrak kerja itu umum seperti pekerja rumah tangga pada umumnya, Ratih dikontrak selama dua tahun dan bisa diperbaharui menjelang masa kontraknya berakhir.

Saat membubuhkan tanda tangan, Ratih salah fokus dengan nama seseorang yang berada di seberang namanya. Ia yakin itu adalah nama sang majikan.

Nathaniel Ryker?

Di dalam hati Ratih bertanya-tanya bagaimana cara menyebut nama itu. Namanya sangat sulit untuk lidah kampung seperti dirinya. Dan nama itu, tidak mungkin kan dimiliki oleh seorang pria tua. Sepertinya majikannya memiliki darah campuran bila dilihat dari namanya.

"Ini berkasnya," ucap Ratih sambil menyerahkan berkas itu.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang."

Ratih pun berjalan mengikuti pria itu, karena merasa tidak nyaman akhirnya ia memilih duduk di kursi belakang. Ini sebuah perasaan baru bagi Ratih, naik mobil bagus dan menikmati pemandangan baru yang belum pernah ia rasakan. Ratih berjanji dalam hati, jika nanti ia sudah sukses, ia pasti akan mengajak ibunya untuk berjalan-jalan disini.

Akhirnya mobil yang Ratih tumpangi sampai di sebuah gerbang yang cukup mewah. Mobil itu nampak berhenti sebentar menunggu gerbang itu terbuka secara otomatis. Ratih pikir rumah majikannya dibelakang gerbang itu, ternyata salah, ia harus menempuh perjalanan melewati taman dan pohon-pohon yang cukup panjang baru bisa sampai rumah majikannya.

Ratih tidak berkedip saat menatap betapa megahnya rumah itu, sudah seperti kerajaan di cerita Disney. Ia merasa aneh ternyata ada rumah seluas ini di ibu kota.

"Silahkan masuk, tugas saya selesai," ucap pria itu lalu meninggalkan Ratih yang masih berdiri termenung di depan teras pintu utama rumah itu.

Ratih menyadarkan dirinya, ini bukanlah saat yang tepat untuk bersikap bodoh, ini adalah waktunya untuk bekerja. Ratih pun menaiki anak tangga di depannya dan berjalan ke arah pintu utama.

Ayo Ratih, kamu bisa!

Episodes
1 01. Permulaan
2 02. Mulai Bekerja
3 03. Kamar Tuan
4 04. Tuan Pulang
5 05. Pertemuan
6 06. Tekanan
7 07. Negosiasi
8 08. Tuan Menyebalkan
9 09. Menjalani Hukuman
10 10. Semakin Dekat
11 11. Ancaman
12 12. Sembunyi
13 13. Tempat Rahasia
14 14. Dia Berbahaya
15 15. Menikmati
16 16. Tanpanya
17 17. Kekhawatiran
18 18. Misi Rahasia
19 19. Terjawab
20 20. Ada yang datang
21 21. Terjadi Sesuatu
22 22. Ragu
23 23. Rasa ingin tahu
24 24. Kemarahan
25 25. Runtuh
26 26. Lebih tenang
27 27. Kejadian memalukan
28 28. Pagi yang aneh
29 29. Kebenaran baru
30 30. Isyarat rahasia
31 31. Rutinitas di balik gelisah
32 32. Tatap senyap
33 33. Dibawa pergi
34 34. Membujuknya
35 35. Tersulut emosi
36 36. Pengakuan
37 37. Yang sebenarnya
38 38. Ketahuan Juga
39 39. Tiba-tiba jadi asisten
40 40. Masuk ke wilayahnya
41 41. Satu Hari Bersamamu
42 42. Kembali ke rumah
43 43. Bayangan dan Perhatian
44 44. Rahasia yang terkurung
45 45. Sosok yang Kembali
46 46. Langkah yang Membawaku Padamu
47 47. Satu Persatu Terungkap
48 48. Jejak Kenangan
49 49. Bayangan Tersembunyi
50 50. Dibayar Lunas
51 51. Sulit Melanjutkan
52 52. Cerita Lama
53 53. Tanpa Ampun
54 54. Wajah Lain
55 55. Pelarian Diri
56 56. Dalam Dekapan
57 57. Rayuan Berbalut Duri
58 58. Kehangatan yang Kembali
59 59. Ruang Santai
60 60. Malam Berdarah
61 61. Permintaan Kecil
62 62. Pertemuan Tidak Terduga
63 63. Nama dari Masa Lalu
64 64. Sentuhan Cinta
65 65. Layanan Hati
66 66. Cukup Bersamamu
67 67. Di Bawah Langit yang Sama
68 68. Di Balik Sosoknya
69 69. Teka-Teki Tak Terjawab
70 70. Akhirnya Pulang
71 71. Dibicarakan Diam-Diam
72 72. Saksi Luka Lama
73 73. Mengintai Kebenaran
74 74. Malam yang Tak Termaafkan
75 75. Bukan Sekadar Pelayan
76 76. Saat Luka Bicara
77 77. Rencana Jahat
78 78. Permainan Dimulai
79 79. Tubuh yang tumbang
80 80. Topeng Telah Terbuka
81 81. Jejak Penyesalan
82 82. Permintaan Pahit
Episodes

Updated 82 Episodes

1
01. Permulaan
2
02. Mulai Bekerja
3
03. Kamar Tuan
4
04. Tuan Pulang
5
05. Pertemuan
6
06. Tekanan
7
07. Negosiasi
8
08. Tuan Menyebalkan
9
09. Menjalani Hukuman
10
10. Semakin Dekat
11
11. Ancaman
12
12. Sembunyi
13
13. Tempat Rahasia
14
14. Dia Berbahaya
15
15. Menikmati
16
16. Tanpanya
17
17. Kekhawatiran
18
18. Misi Rahasia
19
19. Terjawab
20
20. Ada yang datang
21
21. Terjadi Sesuatu
22
22. Ragu
23
23. Rasa ingin tahu
24
24. Kemarahan
25
25. Runtuh
26
26. Lebih tenang
27
27. Kejadian memalukan
28
28. Pagi yang aneh
29
29. Kebenaran baru
30
30. Isyarat rahasia
31
31. Rutinitas di balik gelisah
32
32. Tatap senyap
33
33. Dibawa pergi
34
34. Membujuknya
35
35. Tersulut emosi
36
36. Pengakuan
37
37. Yang sebenarnya
38
38. Ketahuan Juga
39
39. Tiba-tiba jadi asisten
40
40. Masuk ke wilayahnya
41
41. Satu Hari Bersamamu
42
42. Kembali ke rumah
43
43. Bayangan dan Perhatian
44
44. Rahasia yang terkurung
45
45. Sosok yang Kembali
46
46. Langkah yang Membawaku Padamu
47
47. Satu Persatu Terungkap
48
48. Jejak Kenangan
49
49. Bayangan Tersembunyi
50
50. Dibayar Lunas
51
51. Sulit Melanjutkan
52
52. Cerita Lama
53
53. Tanpa Ampun
54
54. Wajah Lain
55
55. Pelarian Diri
56
56. Dalam Dekapan
57
57. Rayuan Berbalut Duri
58
58. Kehangatan yang Kembali
59
59. Ruang Santai
60
60. Malam Berdarah
61
61. Permintaan Kecil
62
62. Pertemuan Tidak Terduga
63
63. Nama dari Masa Lalu
64
64. Sentuhan Cinta
65
65. Layanan Hati
66
66. Cukup Bersamamu
67
67. Di Bawah Langit yang Sama
68
68. Di Balik Sosoknya
69
69. Teka-Teki Tak Terjawab
70
70. Akhirnya Pulang
71
71. Dibicarakan Diam-Diam
72
72. Saksi Luka Lama
73
73. Mengintai Kebenaran
74
74. Malam yang Tak Termaafkan
75
75. Bukan Sekadar Pelayan
76
76. Saat Luka Bicara
77
77. Rencana Jahat
78
78. Permainan Dimulai
79
79. Tubuh yang tumbang
80
80. Topeng Telah Terbuka
81
81. Jejak Penyesalan
82
82. Permintaan Pahit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!