(Mengapa kepalaku sakit sekali?!)
"Kau baik-baik saja, Tuan Cameron?! Atau kau sedang kurang sehat?!"
Cameron lalu menatap Dyane yang begitu panik sambil terus menahan tubuh pria itu.
"Tidak.. Aku.. Baik-baik saja.." ucap Cameron sambil berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya.
Walau demikian, keseimbangan yang dia harapkan tersebut tak kunjung datang sehingga dia tetap membutuhkan bantuan Dyane untuk bisa berdiri tegak.
Cameron lantas menatap langsung ke dalam mata biru Dyane lekat-lekat.
Sempat terjebak dalam keindahan sorot mata menenangkan tersebut, Cameron lalu kembali ke dunia nyata setelah menampar wajahnya sendiri.
Plak!
"Tuan Cameron?! Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?! Mengapa kau menyakiti dirimu sendiri?!"
"Supaya aku tak semakin tenggelam ke dalam indahnya samudra."
"Hah?"
Kepala Cameron pun semakin terasa berat sehingga kini dia menyandarkan kepalanya itu ke bahu Dyane.
Di sisi lain, gadis cantik tersebut dapat mendengar napas berat Cameron sebelum sang kapten membisikkan sesuatu di telinganya.
Dia lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja tempat Cameron sebelumnya berada dan dapat melihat bahwa bahasa tubuh Gyolete sama seperti Cameron.
Dyane lantas melihat dua gelas yang isinya sudah kosong dan di samping gelas-gelas itu terdapat botol Trebbiano yang isinya sudah berkurang.
"Astaga, Tuan Cameron.. Jika kau tidak bisa minum, jangan memaksakan diri untuk menenggak minuman memabukkan itu!"
"Kau.. Tidak ada hubungannya dengan Tuan Alexander, bukan? Tolong katakan bahwa kau tak mengenalnya."
Dyane pun tak menjawab pertanyaan itu karena saat ini dia sedang disibukkan dengan menahan berat tubuh Cameron yang dua kali lebih besar darinya.
"Katakan, Dyane.."
"S-sebentar! Sebaiknya kita harus mencari tempat duduk untukmu terlebih dahulu sebelum kita berdua terguling bersama di atas lantai! Kau berat sekali, Tuan Cameron!"
"He..he..he.."
"Mengapa kau tertawa?! Ayo, cepat! Lihat! Di sana ada kursi kosong!"
Cameron pun hanya bisa menurut saat Dyane memapahnya menuju kursi kosong yang dimaksud oleh gadis cantik itu.
"Argh!"
Baru saja beberapa langkah mereka berjalan, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari seseorang di dalam bar yang membuat semua orang mencari darimana sumber dari suara tersebut.
Beberapa detik kemudian, terlihat seorang wanita berlari keluar dari kamar mandi dengan raut wajah ketakutan.
Saking takutnya, wanita itu bahkan menabrak semua orang yang dia lalui hingga seorang pelayan harus menangkap tubuhnya dan berusaha menenangkan wanita tersebut.
"Tenang, nyonya!"
"I-itu! Di sana! Argh! Huwa..!"
"Nyonya! Tolong kendalikan dirimu!"
"Ada yang mati!"
Deg!
Cameron yang mendengar hal itupun seketika mengangkat kepalanya yang tertunduk.
(Apa?!)
"Apa?! S-Siapa?! Dimana?!"
Wanita itupun menunjuk kamar mandi tempatnya keluar tadi dengan tangan yang gemetar hebat.
Pelayan tersebut kemudian menyerahkan sang wanita pada rekan kerja wanitanya lalu bersama dengan rekan kerjanya yang lain, dia lantas memeriksa kamar mandi itu.
Brug!
Entah apa yang dilihat oleh dua pelayan itu. Namun pastinya apa yang ada di dalam kamar mandi membuat keduanya sangat terkejut sehingga mereka jatuh terduduk di atas lantai dengan mata terbelalak.
Naluri Cameron sebagai seorang pasukan khusus pun muncul.
Dengan dibantu oleh Dyane, diapun melangkahkan kaki menuju kamar mandi Violetta dan segera menutup mata Dyane supaya gadis itu tak perlu melihat pemandangan mengerikan di dalam sana.
"Tuan Cameron.. Apa yang.."
"Jangan. Kau tak perlu melihat semua ini, Dyane."
Gadis cantik itupun menurut. Dia dengan patuh membiarkan Cameron memblokir pandangannya dengan telapak tangan sang kapten yang besar.
Walau begitu Dyane tak benar-benar menutup matanya sehingga dari sela-sela telapak tangan Cameron, dia bisa melihat genangan cairan berwarna merah di sekitar tubuh dari seseorang yang sudah tidak bergerak.
Sialnya lagi, mata dari gadis cantik itu juga menangkap sesuatu berbentuk lingkaran yang tergeletak di samping tubuh tersebut yang langsung membuatnya mencengkeram bahu Cameron tanpa sadar.
Hup!
Kapten pasukan khusus itupun segera memeluk Dyane yang gemetar sambil masih terus menutup matanya.
"Sstt.. Tak apa, Dyane.. Aku di sini.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments