"enggak mau tidur, pokoknya kalau kakak nggak cerita,"
Zara menantang, suaranya penuh semangat.
"lagian nih kak, Zara nanya karena kakak udah pengalaman lebih, jadi Zara bisa ambil langkah selanjutnya,"
Zara berusaha memprovokasi Alice untuk membuka rahasia yang selama ini disimpannya.
"gaya kamu, Ra, bilang mau ambil langkah selanjutnya. Emang umur kamu berapa, ha?"
"udah deh, kak, cerita aja!" Zara sudah kesal dengan kakaknya yang susah sekali terbuka, terutama soal ini.
"yaudah, kakak, cerita."
°°°
2015
Terdengar samar-samar obrolan anak kelas sebelah.
"eh, ganteng banget cowok pindahan di kelas 2B. Katanya dia murid unggulan dulu," seru Aulia.
"aelah, umur segini udah genit-genit aja, tuh Aulia," balas Windy pada Alice.
Windy adalah teman Alice, murid pintar yang lihai bermain pianika dan drum. Dia pernah mewakili sekolah di Olimpiade provinsi dan memenangi kejuaraan, menjadi kebanggaan para guru.
"kayak nggak tahu kelas sebelah aja, semua ceweknya pada genit-genit sama cowok," sahut Alice malas.
"yaudah, yok masuk kelas!"
Alice malas meladeni Windy jika sudah membahas cowok.
"itu murid barunya, Al!" teriak Windy, membuat perhatian seluruh kelas tertuju pada mereka.
Alice menghembuskan napas dengan pasrah dan melangkah menuju tempat duduknya.
"eh, ibu datang! ibu datang!" seru Rio di balik pintu kelas.
Rio terkenal sebagai penggembira di kelas, selalu berjaga-jaga untuk memastikan guru datang. Jika jam kosong, dia yang paling aktif.
Semua murid berlarian kembali ke tempat duduk masing-masing.
"ada apa ini ribut-ribut? Kalian nggak malu sama kelas lain?" Suara kelas seketika hening saat Ibu Asiah masuk.
Ibu Asiah adalah guru paling galak di sekolah, juga wali kelas Alice.
Dua jam berlalu, suara yang ditunggu-tunggu para murid akhirnya terdengar.
"Silakan istirahat. Yang belum selesai mengerjakan tugasnya, kerjakan di rumah," ucap Bu Asiah menutup pelajaran.
"ayo, Al, ke kantin!" ajak Windy sambil menggandeng tangan Alice.
"iya, iya, bentar, aku ambil uang dulu di tas."
Saat mencari uang, tiba-tiba gumpalan kertas mendarat tepat di kepala Alice.
"aduhhhh," ringis Alice sambil menggosok kepalanya. "siapa yang lempar, ha?"
Alice memperhatikan sekeliling, semua murid mengernyit heran.
Saat membuka gumpalan kertas tersebut, dia menemukan sebuah penghapus bertuliskan huruf "A".
"haai," sapa seseorang yang kini berdiri di depannya, mengulurkan tangan. "Nama kamu siapa?"
"aku Alvaro Pramoedya," jawabnya. Dia adalah murid baru pindahan yang sedang dibicarakan kelas sebelah.
"h-hah, aku Alice Claretta Diandra , panggil saja seenak kamu," sahut Alice terbata-bata.
"emm, oke, mau ke kantin bareng?" tanya Alvaro.
Baru saja Alvaro mengajak Alice, Heyden sudah menunggu untuk mengajak Alvaro keluar.
"Al, ayo ke kantin, nanti kehabisan makanan!" desak Hayden, membuat Alvaro memutar matanya malas.
Alice menggandeng tangan Windy pergi ke kantin, tanpa memperhatikan Alvaro yang masih berdiri kesal.
°°°
Sesampainya di kantin, Alice merasa malas makan karena keramaian.
"aku nggak jadi makan, Win. Ramai banget, nggak bakalan sempat," ucap Alice.
"tapi Al, kamu nggak lapar?" tanya Windy.
"udah enggak. Kamu makan nggak? Kalau nggak, ikut aku ke perpustakaan, mau pinjam buku."
"aku lapar, Al. Aku mau makan, ya? Nanti kalau kamu udah selesai, terus di kelas nggak ada aku, ke sini ya? Pliss!" Windy memohon dengan menangkupkan kedua tangannya.
"nggak ah, nanti kalau Ibu Asiah udah dateng, gimana? Nanti kita dihukum lagi. Gini aja, kalau nanti kamu belum selesai dan duluan, aku bilang sama Bu Asiah kalau kamu lagi di UKS."
Alice mencoba memberi saran agar mereka sama-sama aman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Apis
harus nya di kasih tulisan flashback kalo ceritanya mundur thor trs perhatikan tanda baca koma titik ya thor biar bacanya g ke ganggu salam kenal 😅😅
2024-10-21
0