Kenapa Jadi Begini

Kedua manik Hanita terpejam erat, wanita itu coba mengingat lagi kapan tepatnya semua ini bermula. Kehancuran rumah tangganya dan Satya

Ingatan dan pikiran Hanita terbang, melayang jauh ke masa beberapa tahun lalu. Sebelum Satya menjadi seperti sekarang ini.

4 Tahun Yang Lalu

.

"Hoho, makanlah yang banyak,sayang. Cucu Opa ini kenapa tubuhnya sangat kurus?" Ucapan tersebut berasal dari Tuan Besar Handoko Mahendra

Yang tak lain adalah Papi kandung dari Hanita, sekaligus Papi mertua dari Satya. Pemilik dan Ketua dari Mahendra Law Firm, salah satu firma hukum terbesar dan terbaik di Indonesia.

Handoko berucap dengan nada yang tenang, tapi siapapun tahu kalau itu adalah sebuah sindiran yang ditujukan untuk sang menantu. Saat ini, mereka semua tengah melakukan makan malam dikediaman Mahendra, terdiri dari Handoko dan Nyonya Adelia, Mami kandung Hanita. Serta Handika, yang merupakan Kakak kandung Hanita. Handika adalah seorang pengacara handal, yang sudah memiliki nama besar.

Satya yang merasa tersindir pun langsung meletakkan pisau dan garpu yang sejak tadi dia gunakan untuk memotong daging steak mahal di depannya. Jujur saja, suasana hati Satya memang sudah buruk sejak awal kedatangannya ke mansion ini. Dan sekarang pun, terasa kian memburuk rasanya. Satya juga sadar benar kenapa Handoko menyindirnya demikian. Tentu saja karena dirinya yang belakangan ini sangat sibuk mengurus perusahaan  dan jarang memperhatikan kedua anak kembarnya

Lelaki itu melirik sekelilingnya, Adelia dan Handika, kedua orang itu hanya menggeleng pelan.

Kini, perhatian Satya sepenuhnya tertuju pada sang istri, Hanita. Senyuman kecut terbingkai pada sudut bibir Satya kala ia melihat jelas sang istri yang tidak menunjukkan ekspresi apapun. Seolah tidak merasa terganggu sedikitpun pada perkataan Handoko barusan.

Hanita justru kembali memasukkan potongan kecil daging steak ke dalam mulutnya, lalu mengunyah makanan tersebut dengan sangat tenang.

Helaan nafas Satya terdengar berat, diliriknya sang putra sulung yang terlihat kurang nyaman dalam gendongan Handoko. Itu adalah Kenzie, anak pertama Satya dan Hanita. Yang lahir hanya 10 menit lebih awal dari adik lelakinya, yaitu Kenan. Mereka adalah anak kembar, dan sekarang usianya sudah 15 bulan.

Satya lalu menoleh pada Suster Elia yang merupakan pengasuh dari kedua putranya. ''Suster Elia, tolong bawa Kenzie ke mobil."

Suster Elia tidak langsung menjalankan perintah itu, dia lebih dulu mengamati Hanita dan Handoko.

''Kenapa buru-buru, Satya? Tidakkah kamu lihat? Kenzie masih senang bersama Papi" sergah Handoko

"Itu benar, biarkan Kenzie lebih lama disini." Adelia menimpali

Satya berdiri dan menatap kedua mertuanya dengan raut wajah datar, ''Saya rasa sudah waktunya untuk pulang ke mansion kami. Ini sudah malam, pun Kenan juga sendirian dikamar." Satya kemudian mengalihkan perhatiannya pada Hanita

''Kita pulang sekarang, Hanita. Kalau kamu masih lapar, minta saja kepala koki memasak di mansion nanti" tukas Satya

Hanita acuh tak acuh, wanita itu tetap meneruskan gerakan tangannya memotong daging steak. "Duduk dan nikmatilah makananmu, Sat. Tidak lama, daripada nanti mengganggu kepala koki. Lebih baik makan saja dulu, biarkan Kenzie bersama Papi."

''Pulang sekarang kataku, Hanita. Aku mengkhawatirkan Kenan yang kita tinggal sendirian di kamar" tegas Satya

"Kenan tidak sendirian, ada banyak pelayan yang menjaganya" sahut Hanita

Kedua tangan Satya mengepal erat, dia benci tiap kali Hanita membantahnya di depan Keluarga Mahendra. Suasana yang semula canggung kini terasa makin buruk. Suster Elia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya, hanya Handoko yang terlihat sangat tenang

"Han-" perkataan Satya terhenti

"Satya, tolong jangan memaksakan kehendakmu. Duduk dan habiskan saja makananmu, baru setelah itu ajak Hanita dan Kenzie pulang" ujar Handika yang akhirnya buka suara

Satya memejamkan kedua matanya dengan erat, lelaki itu melenggang pergi dari ruang makan. Dan tidak ada satupun yang menghentikannya

Hanita hanya melirik melalui ekor matanya saat punggung Satya kian menghilang di telan jarak pandang.

"Dia bisa pulang sendiri kalau mau. Kenapa harus memaksa Hanita dan Kenzie? Mami tidak habis pikir sama dia" celetuk Adelia

''Dia hanya tidak menyukai kita semua" sahut Handoko

Hanita meletakkan garpu dan pisau dengan kasar ke atas piringnya, raut wajahnya terlihat datar dan dingin. "Berapa kali kukatakan pada Papi dan Mami? Jangan pernah membuat suamiku merasa canggung apalagi tidak nyaman di mansion ini." Hanita memutar kepala ke arah Handoko, menatapnya dengan tajam

''Papi sengaja ingin menyindir Satya melalui Kenzie kan? Papi tidak malu? Papi ini sudah tua tapi menyindir menantu sendiri seperti seorang wanita tua yang sedang berjulid."

Hanita berdiri dari kursi yang sejak tadi dia duduki, dia memerintahkan Suster Elia untuk mengambil Kenzie dari Handoko.

Lalu segera menyusul Satya tanpa mengatakan sepatah katapun, hanya Suster Elia yang memberikan hormat pada Handoko dan Adelia.

Adelia mencebik kesal, tidak menyangka kalau sikap Hanita akan jauh berbeda saat Satya tidak ada bersamanya.

"Dasar aneh! Dia diam saja saat Satya disini, dan begitu lelaki itu pergi! Dia justru membelanya lalu menggurui kita semua" gerutu Adelia

Handika terkekeh mendengarnya, "Seperti itulah Hanita dan Satya,Mi. Cinta tapi gengsi, aneh sekali memang."

Handoko tetap diam, kedua mata elangnya menyorot tajam. Entah apa yang ada di dalam pikiran pria paru baya itu.

"Ah satu lagi, Mami." Handika mendadak teringat pada suatu hal

"Apa itu, Han?" Adelia penasaran

Handika justru terkekeh saat ia mengingat ini. Lelaki itu buru-buru menutup bibirnya, mencegah agar tidak tertawa atau hanya akan membuat Handoko kesal.

"Mami ingat? Seperti apa waktu Satya melamar Hanita?" Tanya Handika

Adelia mengangguk, tentu saja dia masih sangat mengingatnya dengan jelas. "Mami tidak bisa lupa saat Satya sengaja memajang foto Hanita pada seluruh papan reklame, dia memberi tulisan will you marry me." Sahut Adelia

"Bukan hanya itu, Satya bahkan mendatangkan langsung penyanyi favorit Hanita. Lalu melamarnya di iringi dengan lantunan lagu dari penyanyi itu" Handika menimpali

Adelia kembali menganggukkan kepalanya, momen dimana Satya melamar Hanita memang sebuah hal yang tidak akan pernah dilupakan oleh semua orang. Hari itu, Satya seolah mengumumkan pada seluruh dunia bahwa dia baru saja melamar wanita yang sangat dia cintai.

Mengingat semua itu hanya membuat Adelia bersedih. Karena kenyataannya, kehidupan Satya dan Hanita berubah 180° setelah mereka menikah. Tidak ada lagi cinta dan kasih sayang yang mereka tunjukkan satu sama lain

Menyadari kalau perasaan sang istri mulai berubah, Handoko pun memutuskan untuk mengakhiri sesi wisata masa lalu ini

"Sudahlah, Handika. Semua itu hanya masa lalu saja, tidak perlu mengingatnya lagi" tegas Handoko

Pria paru baya itu berdiri dan segera meninggalkan meja makan setelah mengatakan itu

Sementara itu di depan sana, Satya dan Hanita tengah bersiap untuk pulang ke mansion mereka.

Satya masuk duluan ke dalam mobil, raut wajah lelaki itu sudah terlihat sangat buruk. Jelas kalau ia tengah marah besar

Hanita mengamatinya dari luar, rasanya sangat malas pulang semobil bersama dengan Satya.

Suster Elia juga masih diluar, berdiri disamping Hanita. "Nyonya, kita masuk sekarang?"

"Masuklah, bawa Kenzie ke dalam" sahut Hanita

Suster Elia pun bergegas naik duluan, ia mengambil kursi di belakang bersama dengan Kenzie yang tengah dia gendong. Anak majikannya itu belum juga terlelap

Satya juga mengamati Hanita dari dalam, heran karena sang istri yang tak kunjung naik.

"Dasar wanita jahat, dia pasti tidak merasa bersalah meski sudah membiarkan suaminya dipermalukan. Aku muak padamu, Hanita" gumam Satya pelan

Hanita sebetulnya tahu kalau saat ini Satya pasti tengah mengumpatnya. Tapi wanita itu masa bodoh, dia menyusul naik ke atas mobil

Mengambil tempat di depan, disamping Satya. Hanita menutup pintu mobil dengan pelan agar tidak membuat Kenzie kaget

"Jalan" tukas Hanita

Episodes
1 Tak Berdaya
2 Menikmati Kesakitan
3 Kenapa Jadi Begini
4 Pertengkaran
5 Jangan Membuatku Membencimu
6 Satya dan Shanum
7 Ego dan Gengsi
8 Ajakan dari Satya
9 Ingkar
10 Aku Berbeda
11 Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12 Sakit Hati Hanita
13 Perhatian
14 Hanya Milikku
15 Hangat
16 Ketakutan Satya
17 Dan Lagi
18 Tega
19 Kehilangan
20 Duka
21 Membereskan Shanum
22 Dingin
23 Keguguran
24 Satya vs Hanita
25 Rumah Sakit
26 Tumor
27 Keinginan Hanita
28 Pelajaran
29 Hukumanmu Akan Dimulai
30 Kamu Gila, Hanita
31 Joker
32 Hanya Aku Yang Berhak
33 Papi Akan Mendukungmu
34 Hanita, Kamu Jahat!
35 Mengenaskan
36 Mainan Baruku
37 Dosis Pertama
38 Kedatangan Mertua
39 Terbuang
40 Renungkanlah Kesalahanmu
41 Kejutan
42 Di Rebut Paksa
43 Percaya Padaku
44 Dalam Masalah Besar
45 Hukum Tetap Hukum
46 Bebaskan Satya
47 Istrimu Itu Gila
48 Papi Menantangku?
49 Tidak Tahu Diri
50 Mengenang Dosa
51 Mengaku Sajalah
52 Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53 Sehancur Ini
54 Aku Belum Memaafkanmu
55 Pengganti Satya?
56 Satu Lagi Kesempatan
57 Saya Memang Gila
58 Mama Kangen Kenzie
59 Kedatangan Dokter Bagas
60 Aneh
61 Bosan
62 Pulang
63 Jangan Pedulikan Mereka
64 Keadaan Shanum
65 Cermin
66 Tidak Terima
67 Radioterapi
68 Kenan Pulang
69 Carilah Lelaki Lain
70 Pencerahan
71 Saya Mengagumi Kamu
72 Kamu Mencintaiku?
73 Jangan Menyentuh Milikku
74 Suami Jahat
75 Salad Spesial
76 Kau dan Aku Berbeda
77 Kedatangan Mama
78 Kamu Jahat Padaku
79 Selalu Kalah
80 Kepergian Shanum
81 Kecelakaan
82 Cinta Buta
83 Villa
84 Mengantarkan Pulang
85 Obat
86 Pingsan
87 Kecurigaan
88 Kemarahan Handoko
89 Rencana Kejutan
90 Apa Maksudnya Ini?
91 Mati-matian
92 Hancur Lebur
93 Aku Akan Menjagamu
94 Aku Ibu Yang Buruk
95 Kamu Tidak Akan Hancur
96 Apa Kurangku?
97 Saya Ingin Bangkit
98 Rindu Mama
99 Hanita Pulang
100 Mengundurkan Diri
101 Menghukum Papa
102 Demi Masa Depan
103 Sebentar Lagi
104 Saham
105 Bakti Terakhir
106 Menggantikan Satya
107 Hak Milik Kenan dan Kenzie
108 Gaun
109 Kau Pembunuh
110 Sama-sama Terluka
111 Menderitalah Dalam Penyesalan
112 Membereskan Shanum
113 Hukuman Untuk Shanum
114 Membuang Kamila?
115 Bawa Hanita
116 Direktur Utama
117 Terlambat Sudah
118 Kesakitan
119 Saya Sudah Lelah
120 Penyesalan Tanpa Ujung
121 Aku Bawa Pergi
122 Kamu Tidak Boleh Mati
123 Aktor Yang Hebat
124 Memburuk
125 Trauma
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Tak Berdaya
2
Menikmati Kesakitan
3
Kenapa Jadi Begini
4
Pertengkaran
5
Jangan Membuatku Membencimu
6
Satya dan Shanum
7
Ego dan Gengsi
8
Ajakan dari Satya
9
Ingkar
10
Aku Berbeda
11
Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12
Sakit Hati Hanita
13
Perhatian
14
Hanya Milikku
15
Hangat
16
Ketakutan Satya
17
Dan Lagi
18
Tega
19
Kehilangan
20
Duka
21
Membereskan Shanum
22
Dingin
23
Keguguran
24
Satya vs Hanita
25
Rumah Sakit
26
Tumor
27
Keinginan Hanita
28
Pelajaran
29
Hukumanmu Akan Dimulai
30
Kamu Gila, Hanita
31
Joker
32
Hanya Aku Yang Berhak
33
Papi Akan Mendukungmu
34
Hanita, Kamu Jahat!
35
Mengenaskan
36
Mainan Baruku
37
Dosis Pertama
38
Kedatangan Mertua
39
Terbuang
40
Renungkanlah Kesalahanmu
41
Kejutan
42
Di Rebut Paksa
43
Percaya Padaku
44
Dalam Masalah Besar
45
Hukum Tetap Hukum
46
Bebaskan Satya
47
Istrimu Itu Gila
48
Papi Menantangku?
49
Tidak Tahu Diri
50
Mengenang Dosa
51
Mengaku Sajalah
52
Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53
Sehancur Ini
54
Aku Belum Memaafkanmu
55
Pengganti Satya?
56
Satu Lagi Kesempatan
57
Saya Memang Gila
58
Mama Kangen Kenzie
59
Kedatangan Dokter Bagas
60
Aneh
61
Bosan
62
Pulang
63
Jangan Pedulikan Mereka
64
Keadaan Shanum
65
Cermin
66
Tidak Terima
67
Radioterapi
68
Kenan Pulang
69
Carilah Lelaki Lain
70
Pencerahan
71
Saya Mengagumi Kamu
72
Kamu Mencintaiku?
73
Jangan Menyentuh Milikku
74
Suami Jahat
75
Salad Spesial
76
Kau dan Aku Berbeda
77
Kedatangan Mama
78
Kamu Jahat Padaku
79
Selalu Kalah
80
Kepergian Shanum
81
Kecelakaan
82
Cinta Buta
83
Villa
84
Mengantarkan Pulang
85
Obat
86
Pingsan
87
Kecurigaan
88
Kemarahan Handoko
89
Rencana Kejutan
90
Apa Maksudnya Ini?
91
Mati-matian
92
Hancur Lebur
93
Aku Akan Menjagamu
94
Aku Ibu Yang Buruk
95
Kamu Tidak Akan Hancur
96
Apa Kurangku?
97
Saya Ingin Bangkit
98
Rindu Mama
99
Hanita Pulang
100
Mengundurkan Diri
101
Menghukum Papa
102
Demi Masa Depan
103
Sebentar Lagi
104
Saham
105
Bakti Terakhir
106
Menggantikan Satya
107
Hak Milik Kenan dan Kenzie
108
Gaun
109
Kau Pembunuh
110
Sama-sama Terluka
111
Menderitalah Dalam Penyesalan
112
Membereskan Shanum
113
Hukuman Untuk Shanum
114
Membuang Kamila?
115
Bawa Hanita
116
Direktur Utama
117
Terlambat Sudah
118
Kesakitan
119
Saya Sudah Lelah
120
Penyesalan Tanpa Ujung
121
Aku Bawa Pergi
122
Kamu Tidak Boleh Mati
123
Aktor Yang Hebat
124
Memburuk
125
Trauma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!