Jangan Membuatku Membencimu

Sementara itu, Satya memilih untuk masuk ke dalam kamar kedua anak kembarnya. Suster Elia masih disana, menjaga Kenzie yang rupanya belum terlelap

"Tuan Satya..." sapa Suster Elia ramah

Satya hanya membalas dengan anggukan pelan, ia mengambil tempat disamping ranjang kedua buah hatinya

"Kenzie kok belum tidur, sayang?" Tanya Satya lalu segera mengangkat tubuh sang putra

"Ppapa...Papa" sahut Kenzie

"Tuan Kecil sepertinya belum mengantuk,Tuan" sahut Suster Elia

Satya mengangguk paham, ia mengecupi pucuk kepala Kenzie dengan gemas. "Apa Kenan terbangun tadi? Dia menangis?"

"Tidak, Tuan. Menurut pelayan yang berjaga, Tuan Kecil Kenan terlelap sejak anda dan Nyonya Hanita pergi. Dia tidak terbangun sampai sekarang" sahut Sister Elia

Satya bisa menerima penjelasan Suster Elia dengan baik. Lelaki itu meminta agar Suster meninggalkan dia dan kedua anaknya, Satya mengaku kalau dia yang akan menunggui si kembar.

Lelaki itu juga mengusap lembut pipi gembul Kenan, putra bungsunya. "Tidur yang nyenyak , anak Papa. Papa akan menemani Kenzie dan Kenan malam ini." Bisiknya

Satya masih berusaha untuk menidurkan Kenzie, hingga akhirnya sang putra melalui terlelap dalam gendongan hangat Satya.

Senyuman hangat terbit diatas wajah tampan Satya, lelaki itu lalu mengecup lembut kening sang putra. "Papa mencintaimu,Nak. Jangan takut dan khawatir, Papa akan selalu berada disampingmu. Papa tidak akan meninggalkanmu."

Satya lalu meletakkan Kenzie kembali ke atas ranjangnya, tidak lupa menutupi tubuh kedua putranya menggunakan selimut

Setelah itu, Satya merubuhkan tubuh ke atas sofa yang berada disamping ranjang si kembar. Satya terlihat sangat lelah, ia menatap hampa langit-langit kamar. Tiba-tiba saja, Satya merasa terusik pada ucapan Hanita tadi. Tentang perlakuan yang istrinya itu terima dari Mama dan Kakak perempuan Satya.

"Kurasa, Mama tidak pernah berbuat buruk terhadap Nita. Justru Papi yang selalu merundungku."

Satya berdecak kesal, "Kenapa dia tidak bisa mengerti perasaanku sedikit saja? Aku hanya ingin dia lebih fokus pada kedua anak kami. Sesulit itukah?" Monolog Satya

Dua jam kemudian, Hanita keluar dari dalam kamar karena ia mencari keberadaan Satya. Jam dinding menunjukkan kalau sekarang adalah pukul 00.45 WIB

Hanita juga sudah menggunakan gaun tidurnya, suasana dalam mansion sudah sangat sepi. Para pelayan memang telah mengistirahatkan tubuh mereka

"Kemana dia?"

Hanita melangkah, dia tahu dimana Satya berada sekarang. Benar saja, dia menemukan sang suami yang sudah terlelap diatas sofa yang berada tepat dismaping ranjang bayi kembar mereka

Dengan pelan dan hati-hati, Hanita masuk mendekati Satya. Suhu terasa dingin tapi Satya tidak menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya. Hanita pun mengeluarkan selimut berukuran sedang dari dalam lemari lalu menutupi tubuh sang suami menggunakan itu

Dia diam sambil mengamati Satya dengan lekat. Hanya saat lelaki itu tertidur saja, Hanita bisa menatapnya sedekat ini dengan tenang. Tanpa teriakan atau pertengkaran apapun diantara mereka

Tangan kanan Hanita terulur, hendak mengusap wajah tampan sang suami yang sebetulnya sangat dia rindukan. Tapi tangan kirinya dengan cepat menghentikan gerakan itu

"Apa yang kamu lakukan, Hanita? Dia itu membencimu" gumam Hanita

Hanita memutuskan untuk beranjak, kini ia berdiri disamping ranjang kedua anak kembarnya. Menatap mereka dengan sorot mata yang berbinar

Mengusap wajah mereka satu persatu, kedua anak kembar itu sangat mirip dengan Satya, Papa mereka.

"Mama mencintai kalian" bisik Hanita

Wanita itu kembali menolehkan kepala ke arah Satya, Papa dari kedua anaknya. "Mama tidak akan melepaskan Papa demi kalian berdua, sayang. Jangan takut. Kalian tidak akan kehilangan keluarga yang utuh."

Hanita melipat kedua tangannya di depan dada, tatapannya terlihat dingin. "Tolong jangan membuatku membencimu,Sat. Kamu tahu, aku menakutkan saat membenci suatu hal." Gumam Hanita sepelan mungkin

***

Beberapa Hari Kemudian,

"Jadi, suami anda adalah sumber utama dari permasalahan yang saat ini anda rasakan?" Tanya Hanita pada wanita muda di depannya

Wanita muda itu mengangguk dengan lemah dan samar, "Itu benar sekali,Dokter. Kami bahkan bertengkar setiap saat, kami juga tidak pernah bertegur sapa selain berteriak marah satu sama lain." Adu wanita itu

"Bisa anda ceritakan? Apa penyebabnya? Pasti ada alasan, sampai dua orang yang semula saling mencintai jadi seperti itu" pinta Hanita

Wanita muda itu menghela nafas berat, kedua matanya mulai mengembun. "Pada intinya, tidak ada kecocokan diantara kami, Dokter. Saya dan suami, kami tidak ada yang mau mengalah. Entahlah saya bingung."

Hanita mengangguk-anggukkan kepala sebanyak 2 kali, dia mencatat keluhan pasien pada buku miliknya. Lalu kembali meminta wanita muda itu untuk menceritakan masalahnya dengan sedetail mungkin.

Wanita muda itu pun kembali menceritakan semuanya. Dia menangis dan dadanya sesak saat mengungkit dan mengungkapkan seluruh permasalahan rumah tangganya.

"Saya tidak tahan lagi,Dokter. Saya hampir saja bunuh diri beberapa hari lalu, untung saja bayi saya menangis dan berhasil menggagalkan tindakan bodoh saya itu."

Entah mengapa, tapi Hanita merasa tersentil. Cerita rumah tangga dari pasiennya ini ternyata sama persis dengan apa yang dia dan Satya hadapi sekarang.

"Saya sudah meresepkan obat ini, minumlah tiap kali anda merasa gusar. Selebihnya, cobalah untuk tenang tanpa bantuan obat. Demi kesehatan anda juga" pungkas Hanita

"Terimakasih,Dokter'' sahut wanita muda itu

Lalu dia pun pamit keluar, meninggalkan ruang praktet Hanita. Setelah kepergian pasiennya, Hanita langsung memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing.

Disaat yang bersamaan, Dokter Sean masuk ke dalam ruang kerja Hanita. Dokter lelaki itu terkekeh melihat sang sahabat

"Han, what's wrong with you?"

"Nothing'' sahut Hanita singkat

Dokter Sean menaik turunkan alisnya, "Biar kutebak, pasti kamu habis kedatangan pasien yang masalahnya sama denganmu,kan?"

Hanita berdecih sinis, tidak membantah juga tidak mengiyakan dan itu membuat Dokter Sean terkekeh dengan kencang.

"Hanita, malang sekali dirimu. Disaat kamu sendiri tidak baik-baik saja, tapi kamu harus mendengarkan permasalahan orang lain. Kurasa, kamu juga butuh obat" celetuk Dokter Sean

Hanita menghunuskan tatapan tajam, kesal atas perkataan Dokter Sean barusan. "Aku tidak butuh obat. Aku ini kuat, Sean. Kamu tahu itu"

"Ya, kamu benar. Kamu memang tidak butuh obat tapi Satya. Dia yang kamu butuhkan" ucap Dokter Sean

Hanita tersenyum kecut, memang benar kalau Satya adalah apa yang sangat dia butuhkan. Tapi yasudahlah, hubungan mereka tidak akan kembali seperti dulu

"He hates me'' gumam Hanita

"Who?"

"Satya, my husband"

"Kurasa, dia juga menyesal karena menikahiku" gumam Hanita

Dokter Sean bersimpati mendengarnya, ingin menghibur tapi dia tahu kalau Hanita tidak membutuhkan dihibur oleh siapapun itu.

"Bicaralah dari hati ke hati, Han. Jangan mengedepankan gengsimu itu" tukas Dokter Sean

"Percuma, kami sudah terlalu rusak. Aku mempertahankan Satya hanya demi kedua anakku. Aku tidak ingin jika ada anak lain yang berani memanggil Papa dari kedua anakku dengan sebutan Papa" tegas Hanita

Dokter Sean menghela nafas pasrah. Menasehati Hanita memang sangat sulit, wanita itu terlalu keras dan tegas pada pendirinnya

Mendadak, Dokter Sean teringat akan sesuatu. Dia lebih dulu menelisik raut wajah Hanita

"Han..."

"Em, bilang saja. Aku tidak akan menghajarmu" sahut Hanita

"Bagaimana jika ternyata Satya menemui wanita lain di belakangmu? Kamu akan membiarkannya dan tetap mempertahankan gengsimu itu?" Tanya Dokter Sean hati-hati

Hanita menghentikan gerakan tangannya yang semula sibuk mencatat sesuatu pada salah satu aplikasi dari ponsel miliknya. Hanita mengeadahkan kepala, menatap lekat sang sahabat

"Kamu pikir, aku akan membiarkannya?" Hanita balik bertanya, dan Dokter Sean menggelengkan kepala sebagai jawaban

Sudut bibir Hanita terangkat ke atas, membentuk smirk tipis yang terlihat sangat dingin.

"Aku mungkin bisa memaafkan apapun kesalahan Satya, kecuali satu. Yaitu perselingkuhan, aku tidak akan pernah memaafkannya" sahut Hanita

"Kamu akan menceraikannya?" Tanya Dokter Sean

Hanita mengangkat bahu ke atas, tubuhnya ia sandarkan pada kursi kebesarannya. "Bukankah sudah kukatakan? Kalau aku tidak akan melepaskan Satya, kemudian membiarkan anak lain memanggilnya dengan sebutan Papa. Itu hanya milik Kenzie dan Kenan."

"Lalu?" Heran Dokter Sean

"Entahlah. Tapi kurasa, aku akan menghukum Satya dengan cara lain. Cara yang tidak akan pernah dia bayangkan untuk seumur hidup." Sahut Hanita

Sorot matanya terlihat sangat tajam dan dingin. Sean sangat yakin kalau Hanita tidak main-main dengan ucapannya barusan

"Kamu memang gila,Hanita. Kurasa wajar kalau Satya menyesal karena menikahimu" celetuk Dokter Sean

Hanita masa bodoh, wanita itu justru membuka laci meja kerjanya. Mengeluarkan foto dirinya bersama Satya, yang di ambil saat Hanita mengandung si kembar.

"Berani kamu mengkhianatiku, maka aku akan memberimu pelajaran yang sangat berharga..." gumamnya

Malam harinya,

Satya turun dari atas mobil mewah miliknya yang sudah dia parkirkan pada parkiran dari salah satu griya tawang mewah, lalu lelaki itu bergegas masuk ke dalam.

Entah apa, tapi raut dan eskpresi wajah Satya terlihat sangat baik. Sepertinya lelaki itu tengah sangat bahagia

"Setelah pertengkaran dengan Nita, memang ini waktu yang tepat..." gumamnya seraya melangkahkan kaki masuk ke dalam lift

.

Tbc

• Gimana pendapat kalian? Kritik dan saran sangat aku butuhkan demi cerita yang lebih berkualitas. Silahkan memberi pendapat dan saran kalian 😁😁😁

Episodes
1 Tak Berdaya
2 Menikmati Kesakitan
3 Kenapa Jadi Begini
4 Pertengkaran
5 Jangan Membuatku Membencimu
6 Satya dan Shanum
7 Ego dan Gengsi
8 Ajakan dari Satya
9 Ingkar
10 Aku Berbeda
11 Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12 Sakit Hati Hanita
13 Perhatian
14 Hanya Milikku
15 Hangat
16 Ketakutan Satya
17 Dan Lagi
18 Tega
19 Kehilangan
20 Duka
21 Membereskan Shanum
22 Dingin
23 Keguguran
24 Satya vs Hanita
25 Rumah Sakit
26 Tumor
27 Keinginan Hanita
28 Pelajaran
29 Hukumanmu Akan Dimulai
30 Kamu Gila, Hanita
31 Joker
32 Hanya Aku Yang Berhak
33 Papi Akan Mendukungmu
34 Hanita, Kamu Jahat!
35 Mengenaskan
36 Mainan Baruku
37 Dosis Pertama
38 Kedatangan Mertua
39 Terbuang
40 Renungkanlah Kesalahanmu
41 Kejutan
42 Di Rebut Paksa
43 Percaya Padaku
44 Dalam Masalah Besar
45 Hukum Tetap Hukum
46 Bebaskan Satya
47 Istrimu Itu Gila
48 Papi Menantangku?
49 Tidak Tahu Diri
50 Mengenang Dosa
51 Mengaku Sajalah
52 Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53 Sehancur Ini
54 Aku Belum Memaafkanmu
55 Pengganti Satya?
56 Satu Lagi Kesempatan
57 Saya Memang Gila
58 Mama Kangen Kenzie
59 Kedatangan Dokter Bagas
60 Aneh
61 Bosan
62 Pulang
63 Jangan Pedulikan Mereka
64 Keadaan Shanum
65 Cermin
66 Tidak Terima
67 Radioterapi
68 Kenan Pulang
69 Carilah Lelaki Lain
70 Pencerahan
71 Saya Mengagumi Kamu
72 Kamu Mencintaiku?
73 Jangan Menyentuh Milikku
74 Suami Jahat
75 Salad Spesial
76 Kau dan Aku Berbeda
77 Kedatangan Mama
78 Kamu Jahat Padaku
79 Selalu Kalah
80 Kepergian Shanum
81 Kecelakaan
82 Cinta Buta
83 Villa
84 Mengantarkan Pulang
85 Obat
86 Pingsan
87 Kecurigaan
88 Kemarahan Handoko
89 Rencana Kejutan
90 Apa Maksudnya Ini?
91 Mati-matian
92 Hancur Lebur
93 Aku Akan Menjagamu
94 Aku Ibu Yang Buruk
95 Kamu Tidak Akan Hancur
96 Apa Kurangku?
97 Saya Ingin Bangkit
98 Rindu Mama
99 Hanita Pulang
100 Mengundurkan Diri
101 Menghukum Papa
102 Demi Masa Depan
103 Sebentar Lagi
104 Saham
105 Bakti Terakhir
106 Menggantikan Satya
107 Hak Milik Kenan dan Kenzie
108 Gaun
109 Kau Pembunuh
110 Sama-sama Terluka
111 Menderitalah Dalam Penyesalan
112 Membereskan Shanum
113 Hukuman Untuk Shanum
114 Membuang Kamila?
115 Bawa Hanita
116 Direktur Utama
117 Terlambat Sudah
118 Kesakitan
119 Saya Sudah Lelah
120 Penyesalan Tanpa Ujung
121 Aku Bawa Pergi
122 Kamu Tidak Boleh Mati
123 Aktor Yang Hebat
124 Memburuk
125 Trauma
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Tak Berdaya
2
Menikmati Kesakitan
3
Kenapa Jadi Begini
4
Pertengkaran
5
Jangan Membuatku Membencimu
6
Satya dan Shanum
7
Ego dan Gengsi
8
Ajakan dari Satya
9
Ingkar
10
Aku Berbeda
11
Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12
Sakit Hati Hanita
13
Perhatian
14
Hanya Milikku
15
Hangat
16
Ketakutan Satya
17
Dan Lagi
18
Tega
19
Kehilangan
20
Duka
21
Membereskan Shanum
22
Dingin
23
Keguguran
24
Satya vs Hanita
25
Rumah Sakit
26
Tumor
27
Keinginan Hanita
28
Pelajaran
29
Hukumanmu Akan Dimulai
30
Kamu Gila, Hanita
31
Joker
32
Hanya Aku Yang Berhak
33
Papi Akan Mendukungmu
34
Hanita, Kamu Jahat!
35
Mengenaskan
36
Mainan Baruku
37
Dosis Pertama
38
Kedatangan Mertua
39
Terbuang
40
Renungkanlah Kesalahanmu
41
Kejutan
42
Di Rebut Paksa
43
Percaya Padaku
44
Dalam Masalah Besar
45
Hukum Tetap Hukum
46
Bebaskan Satya
47
Istrimu Itu Gila
48
Papi Menantangku?
49
Tidak Tahu Diri
50
Mengenang Dosa
51
Mengaku Sajalah
52
Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53
Sehancur Ini
54
Aku Belum Memaafkanmu
55
Pengganti Satya?
56
Satu Lagi Kesempatan
57
Saya Memang Gila
58
Mama Kangen Kenzie
59
Kedatangan Dokter Bagas
60
Aneh
61
Bosan
62
Pulang
63
Jangan Pedulikan Mereka
64
Keadaan Shanum
65
Cermin
66
Tidak Terima
67
Radioterapi
68
Kenan Pulang
69
Carilah Lelaki Lain
70
Pencerahan
71
Saya Mengagumi Kamu
72
Kamu Mencintaiku?
73
Jangan Menyentuh Milikku
74
Suami Jahat
75
Salad Spesial
76
Kau dan Aku Berbeda
77
Kedatangan Mama
78
Kamu Jahat Padaku
79
Selalu Kalah
80
Kepergian Shanum
81
Kecelakaan
82
Cinta Buta
83
Villa
84
Mengantarkan Pulang
85
Obat
86
Pingsan
87
Kecurigaan
88
Kemarahan Handoko
89
Rencana Kejutan
90
Apa Maksudnya Ini?
91
Mati-matian
92
Hancur Lebur
93
Aku Akan Menjagamu
94
Aku Ibu Yang Buruk
95
Kamu Tidak Akan Hancur
96
Apa Kurangku?
97
Saya Ingin Bangkit
98
Rindu Mama
99
Hanita Pulang
100
Mengundurkan Diri
101
Menghukum Papa
102
Demi Masa Depan
103
Sebentar Lagi
104
Saham
105
Bakti Terakhir
106
Menggantikan Satya
107
Hak Milik Kenan dan Kenzie
108
Gaun
109
Kau Pembunuh
110
Sama-sama Terluka
111
Menderitalah Dalam Penyesalan
112
Membereskan Shanum
113
Hukuman Untuk Shanum
114
Membuang Kamila?
115
Bawa Hanita
116
Direktur Utama
117
Terlambat Sudah
118
Kesakitan
119
Saya Sudah Lelah
120
Penyesalan Tanpa Ujung
121
Aku Bawa Pergi
122
Kamu Tidak Boleh Mati
123
Aktor Yang Hebat
124
Memburuk
125
Trauma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!