Pertengkaran

Sepanjang jalan menuju kembali ke mansion, tidak ada satupun yang bersuara. Hanita fokus memainkan ponsel mahal miliknya. Dia tengah memeriksa jadwal seminar dan konsultasi yang esok hari akan dia pegang.

Sedang Satya? Lelaki itu memilih diam, emosinya sudah berada diatas ubun-ubun kepala. Tapi untuk saat ini, Satya harus bisa menahan dirinya. Sebab masih ada Kenzie bersama mereka disini

Satya tidak ingin jika sang putra harus mendengarkan luapan amarahnya terhadap Hanita. Satya juga enggan jika putra kecilnya harus menyaksikan dan mendengarkan perkelahian kedua orang tuanya.

Mungkin karena terlalu emosi, Satya tidak sadar kalau dia mengemudi dalam kecepatan yang cukup tinggi. Dan itu membuat Kenzie tidak tenang dalam gendongan Suster Elia

Hanita melirik melalui ekor matanya, wanita itu peka dan bisa menyadari apa yang tengah dirasakan sang putra.

Kembali tatapan Hanita ia fokuskan pada ponsel miliknya. "Turunkan kecepatanmu,Satya. Kamu membuat Kenzie tidak nyaman." Ujar Hanita

Hanita mengatakan semua itu tanpa menoleh apalagi menatap sang suami, jari jemarinya bahkan sibuk menari diatas ponsel mahal miliknya.

Satya enggan berkomentar apapun, tapi lelaki itu menuruti perkataan Hanita. Dia menurunkan laju kecepatan mobil mewah yang tengah ia kemudikan

Hingga akhirnya, mobil itu memasuki halaman luas dari mansion milik Satya dan Hanita

Satya buru-buru turun segera setelah mobil terparkir rapi. Hanita juga menyusul, wanita itu tidak mempedulikan Satya yang sudah lebih dulu berjalan masuk ke dalam mansion. Langkah tegap dan panjangnya sudah cukup menjelaskan semarah apa Satya sekarang

''Nyonya" sapa Suster Elia yang sukses mengambil alih perhatian Hanita

"Ya?" Sahutnya seraya memperhatikan Kenzie

"Saya permisi masuk duluan,Nyonya. Tuan Kecil sepertinya sudah mengantuk" pamit Suster Elia

Hanita mengangguk paham, dia mengizinkan Suster Elia membawa Kenzie masuk. Hanita juga sudah lebih dulu mengecup kening sang putra sebelum Suster Elia membawanya masuk

Senyuman manis tersungging diatas wajah cantik Hanita kala mengamati Kenzie namun sesaat kemudian senyum itu luntur. Dan berubah menjadi gurat kesedihan, Hanita baru ingat kalau Satya sudah menunggunya di dalam untuk meneruskan perkelahian mereka

Hanita menarik nafas panjang kemudian menghelanya dengan kasar. Wanita itu lebih dulu mempersiapkan dirinya, termasuk memasang kembali ekspresi datar diatas wajahnya.

Baru setelah itu, Hanita melangkah masuk ke dalam. Dia tidak ragu mendorong pintu kamar pribadi miliknya dan Satya, bisa dia lihat keberadaan sang suami yang tengah memunggunginya.

Satya melirik kedatangan Hanita, lelaki itu langsung melepaskan kancing pada kerah kemejanya lalu menoleh ke arah Hanita.

"Lain kali, tidak perlu mengajakku makan malam bersama keluargamu, Hanita." Tukas Satya to the point

"Jangan libatkan aku. Ingat itu"

"Kenapa? Bukankah sudah menjadi tugasmu untuk menemaniku datang ke mansion keluargaku?" Hanita sedikit melangkah ke depan Satya

"Aku melakukan hal yang sama untukmu kan? Aku datang tiap kali keluargamu mengajak kita makan malam ataupun sekedar berkunjung ke mansion mereka" sahut Hanita

Satya berdecak kesal, menunjukkan seringai tipisnya. "Kamu masih tanya kenapa? Kamu tidak lihat dan dengar bagaimana Papi mu yang hebat itu menyindirku? Pantaskah seperti itu? Terhadap menantunya sendiri?"

''Bahkan hal seperti ini bukanlah yang pertama! Aku bahkan sudah tidak bisa menghitungnya lagi, Hanita!" Sambung Satya

Satya kembali melepas satu kancing kemeja miliknya, nafas lelaki itu mulai terdengar naik turun karena dia yang tengah emosi berat.

"Ku tanya padamu,Hanita. Pernahkah keluargaku memperlakukanmu seperti itu? Pernahkah Papa dan Mama bahkan Kakakku menyindirmu seperti itu?! Jawab!" Sentak Satya

Hanita merasa terkesiap, namun wanita itu tidak menunjukkannya. Hanita justru tertawa dengan sangat kencang, seolah ia baru saja menertawakan perkataan Satya yang baginya terdengar sangat lucu. Tidak tahu saja seperti apa Mama dan Kakak perempuan Satya memperlakukan Hanita selama ini, di belakang semua orang.

Merasa diejek oleh sang istri membuat Satya bertambah emosi, lelaki itu mencengkram baju yang digunakan oleh Hanita

"Kamu sangat senang menertawakanku,Hanita? Kenapa? Apa itu menyenangkan untukmu?!" Geram Satya

"Kamu bersikap seperti anak kecil, Satya. Hanya karena sindiran kecil dari Papi, tapi kamu sudah bereaksi seperti ini? Bukankah sangat tidak dewasa?" Balas Hanita

Hanita melepaskan cengkraman Satya dari kerah bajunya. Satya mengerang emosi, lelaki itu meninju udara di sekelilingnya yang terasa sangat sesak

"Aaaakh! Brengsek! Kenapa aku bisa menikahimu, Hanita?!" Pekik Satya

"Bisa-bisanya" sahut Hanita pelan

Satya kembali mendekati sang istri, mendekatkan wajah dengannya. "Kamu dan keluargamu, kalian sama saja. Selalu meremehkanku, menganggap aku sebelah mata. Sehebat apa kalian? Hingga bisa memperlakukanku seperti itu?"

"Aku ini Satya Dewantara! Berani sekali kalian memperlakukanku seolah aku budak yang mengabdi pada kalian?!" Teriak Satya tepat di depan Hanita dengan nada yang naik hingga beberapa oktaf

Meski hatinya sudah berdesir hebat, tapi Hanita tetap mempertahankan egonya. Dia bahkan masih berekspresi datar

"Sudah puas? Puas kamu setelah memaki aku dan keluargaku?" Tanya Hanita

Satya tidak menjawab, ia hanya menatap tajam sang istri. Mata dan wajahnya memerah, nafasnya naik turun

Hanita mengibaskan rambutnya ke belakang, ''Sekarang giliranku, Tuan Satya Dewantara."

"Saat kamu terkena skandal korupsi dan penggelapan dana senilai triliunan. Saat kedua tanganmu itu bahkan sudah diborgol, dan kamu diseret masuk ke dalam gedung kejaksaan sebagai tersangka! Saat kamu bahkan sudah merasakan betapa dinginnya lantai penjara! Siapa?! Siapa yang berada digarda terdepan, bertindak secepat kilat! Lalu berusaha mengeluarkanmu! Membebaskanmu dari segala tuduhan itu!" Hanita berteriak marah

Hanita mencengkram balik kerah kemeja Satya, memaksa lelaki itu untuk menatapnya. Satya juga tidak memberikan perlawanan, dia menatap Hanita

"Itu adalah Papi dan Abangku! Merekalah yang sudah melepaskanmu lalu membebaskanmu dari segala tuduhan! Bahkan bukan sekali dua kali saja mereka membantumu,kan?! Sudah tidak terhitung berapa kali Papiku membereskan masalah yang kamu dan keluargamu buat!" Hanita mendorong tubuh Satya menjauh darinya

Yang mengerikan karena Hanita berteriak dan meluapkan amarahnya tanpa ekspresi yang seharusnya. Hanita tetap mempertahankan raut wajahnya yang datar. Hanya sorot matanya saja yang terlihat tajam

Sedang Satya? Lelaki itu melengos, tidak bisa berkata apapun tiap kali Hanita sudah mengungkit permasalahan itu.

Kini kedua sejoli itu diam, saling berhadapan dan tukar pandangan tanpa suara apapun.

Satya memalingkan wajahnya, ''Kamu selalu membahas itu,Hanita. Perlu kamu ingat, kalau Papi dan Abangmu hanya menjalankan tugas mereka sebagai pengacaraku. Diluar itu, mereka selalu berlaku buruk padaku kan?"

"Menyalahkanku untuk segalanya, termasuk perihal Kenzie. Padahal semua bukan salahku, kamu yang terlalu banyak aktivitas saat hamil, lalu melahirkan sebelum waktunya. Tapi aku yang kena imbasnya" tukas Satya

Satya merampas kasar ponsel miliknya yang tergeletak diatas nakas lalu ia hendak melangkah keluar dari dalam kamar yang terasa sangat panas ini

''Walau hanya sekali, pernahkah kamu bertanya padaku? Apakah Mama dan Kakakmu memperlakukanku dengan baik? Meski Papi seringkali menyudutkanmu, tapi Papi tidak pernah menjelekkanmu dibelakangmu,Satya" ucap Hanita sesaat sebelum Satya keluar

Satya menghentikan gerakan tangannya yang hendak mendorong pintu. "Dan walau hanya sekali, pernahkah kamu membelaku didepan Papi mu? Disaat Papi menyudutkanku, pernahkah kamu menghentikan itu? Kamu justru menikmatinya." Satya meneruskan kegiatannya, ia mendorong pintu lalu segera keluar

Tepat setelah suara pintu yang ditutup terdengar, tubuh Hanita langsung luruh ke atas lantai.

Perlahan tanpa dititah, kedua manik Hanita mulai mengembun dengan deras. Wanita itu meremas dadanya yang terasa sangat sesak

"Kamu salah, Sat. Aku selalu membelamu..."

"Mamamu, dia selalu memperlakukanku dengan buruk...'' lirihnya

Episodes
1 Tak Berdaya
2 Menikmati Kesakitan
3 Kenapa Jadi Begini
4 Pertengkaran
5 Jangan Membuatku Membencimu
6 Satya dan Shanum
7 Ego dan Gengsi
8 Ajakan dari Satya
9 Ingkar
10 Aku Berbeda
11 Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12 Sakit Hati Hanita
13 Perhatian
14 Hanya Milikku
15 Hangat
16 Ketakutan Satya
17 Dan Lagi
18 Tega
19 Kehilangan
20 Duka
21 Membereskan Shanum
22 Dingin
23 Keguguran
24 Satya vs Hanita
25 Rumah Sakit
26 Tumor
27 Keinginan Hanita
28 Pelajaran
29 Hukumanmu Akan Dimulai
30 Kamu Gila, Hanita
31 Joker
32 Hanya Aku Yang Berhak
33 Papi Akan Mendukungmu
34 Hanita, Kamu Jahat!
35 Mengenaskan
36 Mainan Baruku
37 Dosis Pertama
38 Kedatangan Mertua
39 Terbuang
40 Renungkanlah Kesalahanmu
41 Kejutan
42 Di Rebut Paksa
43 Percaya Padaku
44 Dalam Masalah Besar
45 Hukum Tetap Hukum
46 Bebaskan Satya
47 Istrimu Itu Gila
48 Papi Menantangku?
49 Tidak Tahu Diri
50 Mengenang Dosa
51 Mengaku Sajalah
52 Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53 Sehancur Ini
54 Aku Belum Memaafkanmu
55 Pengganti Satya?
56 Satu Lagi Kesempatan
57 Saya Memang Gila
58 Mama Kangen Kenzie
59 Kedatangan Dokter Bagas
60 Aneh
61 Bosan
62 Pulang
63 Jangan Pedulikan Mereka
64 Keadaan Shanum
65 Cermin
66 Tidak Terima
67 Radioterapi
68 Kenan Pulang
69 Carilah Lelaki Lain
70 Pencerahan
71 Saya Mengagumi Kamu
72 Kamu Mencintaiku?
73 Jangan Menyentuh Milikku
74 Suami Jahat
75 Salad Spesial
76 Kau dan Aku Berbeda
77 Kedatangan Mama
78 Kamu Jahat Padaku
79 Selalu Kalah
80 Kepergian Shanum
81 Kecelakaan
82 Cinta Buta
83 Villa
84 Mengantarkan Pulang
85 Obat
86 Pingsan
87 Kecurigaan
88 Kemarahan Handoko
89 Rencana Kejutan
90 Apa Maksudnya Ini?
91 Mati-matian
92 Hancur Lebur
93 Aku Akan Menjagamu
94 Aku Ibu Yang Buruk
95 Kamu Tidak Akan Hancur
96 Apa Kurangku?
97 Saya Ingin Bangkit
98 Rindu Mama
99 Hanita Pulang
100 Mengundurkan Diri
101 Menghukum Papa
102 Demi Masa Depan
103 Sebentar Lagi
104 Saham
105 Bakti Terakhir
106 Menggantikan Satya
107 Hak Milik Kenan dan Kenzie
108 Gaun
109 Kau Pembunuh
110 Sama-sama Terluka
111 Menderitalah Dalam Penyesalan
112 Membereskan Shanum
113 Hukuman Untuk Shanum
114 Membuang Kamila?
115 Bawa Hanita
116 Direktur Utama
117 Terlambat Sudah
118 Kesakitan
119 Saya Sudah Lelah
120 Penyesalan Tanpa Ujung
121 Aku Bawa Pergi
122 Kamu Tidak Boleh Mati
123 Aktor Yang Hebat
124 Memburuk
125 Trauma
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Tak Berdaya
2
Menikmati Kesakitan
3
Kenapa Jadi Begini
4
Pertengkaran
5
Jangan Membuatku Membencimu
6
Satya dan Shanum
7
Ego dan Gengsi
8
Ajakan dari Satya
9
Ingkar
10
Aku Berbeda
11
Kamu Menduakan Cintaku, Sat
12
Sakit Hati Hanita
13
Perhatian
14
Hanya Milikku
15
Hangat
16
Ketakutan Satya
17
Dan Lagi
18
Tega
19
Kehilangan
20
Duka
21
Membereskan Shanum
22
Dingin
23
Keguguran
24
Satya vs Hanita
25
Rumah Sakit
26
Tumor
27
Keinginan Hanita
28
Pelajaran
29
Hukumanmu Akan Dimulai
30
Kamu Gila, Hanita
31
Joker
32
Hanya Aku Yang Berhak
33
Papi Akan Mendukungmu
34
Hanita, Kamu Jahat!
35
Mengenaskan
36
Mainan Baruku
37
Dosis Pertama
38
Kedatangan Mertua
39
Terbuang
40
Renungkanlah Kesalahanmu
41
Kejutan
42
Di Rebut Paksa
43
Percaya Padaku
44
Dalam Masalah Besar
45
Hukum Tetap Hukum
46
Bebaskan Satya
47
Istrimu Itu Gila
48
Papi Menantangku?
49
Tidak Tahu Diri
50
Mengenang Dosa
51
Mengaku Sajalah
52
Apa Yang Mereka Perbuat Padamu?
53
Sehancur Ini
54
Aku Belum Memaafkanmu
55
Pengganti Satya?
56
Satu Lagi Kesempatan
57
Saya Memang Gila
58
Mama Kangen Kenzie
59
Kedatangan Dokter Bagas
60
Aneh
61
Bosan
62
Pulang
63
Jangan Pedulikan Mereka
64
Keadaan Shanum
65
Cermin
66
Tidak Terima
67
Radioterapi
68
Kenan Pulang
69
Carilah Lelaki Lain
70
Pencerahan
71
Saya Mengagumi Kamu
72
Kamu Mencintaiku?
73
Jangan Menyentuh Milikku
74
Suami Jahat
75
Salad Spesial
76
Kau dan Aku Berbeda
77
Kedatangan Mama
78
Kamu Jahat Padaku
79
Selalu Kalah
80
Kepergian Shanum
81
Kecelakaan
82
Cinta Buta
83
Villa
84
Mengantarkan Pulang
85
Obat
86
Pingsan
87
Kecurigaan
88
Kemarahan Handoko
89
Rencana Kejutan
90
Apa Maksudnya Ini?
91
Mati-matian
92
Hancur Lebur
93
Aku Akan Menjagamu
94
Aku Ibu Yang Buruk
95
Kamu Tidak Akan Hancur
96
Apa Kurangku?
97
Saya Ingin Bangkit
98
Rindu Mama
99
Hanita Pulang
100
Mengundurkan Diri
101
Menghukum Papa
102
Demi Masa Depan
103
Sebentar Lagi
104
Saham
105
Bakti Terakhir
106
Menggantikan Satya
107
Hak Milik Kenan dan Kenzie
108
Gaun
109
Kau Pembunuh
110
Sama-sama Terluka
111
Menderitalah Dalam Penyesalan
112
Membereskan Shanum
113
Hukuman Untuk Shanum
114
Membuang Kamila?
115
Bawa Hanita
116
Direktur Utama
117
Terlambat Sudah
118
Kesakitan
119
Saya Sudah Lelah
120
Penyesalan Tanpa Ujung
121
Aku Bawa Pergi
122
Kamu Tidak Boleh Mati
123
Aktor Yang Hebat
124
Memburuk
125
Trauma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!