Bagian 4 - mimpi

saat Ryoichi sudah keluar dari pelabuhan, dia melihat Naomi tiba sambil menggendong Akiko di pelukannya

Naomi berjalan sambil membawa Akiko, dia terlihat sangat kelelahan setelah berlari ke pelabuhan

Ketika melihat Ryoichi keluar dari pelabuhan, Naomi menghela nafas lega

"akhirnya aku bertemu denganmu..."

Ryoichi terkejut saat Naomi hanya berdua dengan Akiko

"Naomi? kupikir kamu ada di rumah?"

Naomi menghela nafas lalu tersenyum ke Ryoichi

"aku keluar untuk jalan-jalan sebentar. tapi aku sangat kelelahan sekarang..."

"dan kamu jalan-jalan sampai 11 km dari rumah?" Ryoichi menggelengkan kepalanya dengan tatapan khawatir ke Naomi

"aku hanya ingin keluar untuk menghirup udara segar saja. tapi aku tersesat, jadi aku terpaksa berlari ke pelabuhan." Naomi tertawa canggung saat Ryoichi bertanya

Ryoichi menghela nafasnya

"ah, sudahlah. sebaiknya kita pulang sekarang, pasti bibi Hisako khawatir karena dirimu menghilang."

Naomi mengangguk setuju

"benar juga. aku sudah membuat bibi khawatir."

Dia mulai berjalan kembali ke arah rumah dengan Ryoichi di sampingnya

*di rumah

bibi Hisako terlihat khawatir karna Naomi sempat menghilang

"kamu kemana saja Naomi? ku pikir kamu menghilang..." tanyanya dengan ekspresi khawatir

Naomi terlihat sangat lelah setelah sampai di rumah, dia terengah-engah saat berdiri di depan Hisako

"aku keluar untuk jalan-jalan, bibi. tapi aku tersesat di jalan." Naomi tersenyum canggung

"hadeh, kamu ini. untunglah kamu masih selamat karna bertemu dengan Ryoichi." Hisako menepuk pundak Naomi

Naomi hanya tersenyum lemah kepada Hisako

"aku sangat beruntung bisa bertemu dengan Ryoichi. dia yang menolongku."

"aku hanya kebetulan menemukan mu, ku pikir tadi kamu berada di rumah." Ryoichi tertawa kecil

Naomi hanya tertawa pelan saat Ryoichi tertawa "ya, aku hampir saja terjebak di tengah kota. untung saja aku berhasil keluar."

tiba tiba Akiko menangis karna baru bangun

Naomi pun langsung menenangkan Akiko, setelah itu dia pamit ke Hisako

"ah, Akiko sudah bangun. baiklah saya dan Ryoichi pamit undur diri ya." Naomi tersenyum ke bibi Hisako

"baiklah selamat tinggal." bibi Hisako masuk ke dalam rumahnya

Naomi menoleh ke Ryoichi

"kamu hanya diam dari tadi, kamu baik-baik saja?" tanya Naomi dengan khawatir

Ryoichi pun yang dari tadi hanya diam menoleh ke Naomi setelah dia memanggil nya

"eh? ah maaf, aku hanya sedang melamun. ayo kita masuk."

mereka bertiga masuk ke rumah

.

singkat cerita di malam hari...

semua orang sudah tidur, Naomi, Akiko, Ryoichi sudah tidur

di malam itu Ryoichi bermimpi

Ryoichi tertidur dengan posisi yang tidak nyaman, tapi tiba-tiba dia mulai bermimpi

Mimpi Ryoichi adalah mimpi yang paling ia benci. mimpi nya berisi sebuah kenangan selama perang dunia 2

di dalam mimpi Ryoichi melihat Yusuke, sahabat lamanya

Ryoichi berada di dalam medan perang saat melihat Yusuke

"Ryoichi... akhirnya kita bertemu lagi..."

"kau? kau masih hidup?" Ryoichi kebingungan

tiba tiba wajah Yusuke menjadi berdarah dan wajahnya sangat hancur, di belakang Yusuke adalah para rekan dan anak buah Ryoichi yang telah tewas saat perang

Ryoichi pun sadar kalau dia sedang mimpi buruk

Yusuke pun berkata dengan suara yang sangat mengerikan

"Ryoichi, datanglah kesini, hanya dirimu yang belum mati, kenapa kau masih hidup?"

mimpi buruk itu semakin gila

"kau membiarkan ku mati di tembak mati, kapten!" seorang anak buah menatap Ryoichi dengan wajah yang penuh luka dan darah

Ryoichi ingin berlari pergi, tapi tubuhnya seolah-olah di ikat dan tidak bisa bergerak

"aku... aku ingin bangun! aku ingin bangun!"

Ryoichi berteriak dengan sangat keras dalam mimpinya

dan Ryoichi terbangun

Ryoichi terbangun dengan napas yang terengah-engah

Dia melihat sekeliling, tapi dia tidak melihat apapun selain kegelapan

"hah... mimpi buruk..."

Naomi yang berada di sebelah kasur Lio juga terbangun

"ada apa?" tanya nya dengan khawatir

Ryoichi menoleh ke arah Naomi dengan wajah yang sangat pucat

"aku hanya... hanya saja mimpi buruk..."

Naomi pun membawa Ryoichi ke ruang tamu, Lampu di nyalakan, Ryoichi duduk dengan keringat yang mancur dari wajahnya

"mimpi buruk lagi?" memberikan segelas air agar Lio menjadi sedikit lebih tenang

Ryoichi menerima air yang diberikan Naomi, dan dia mulai meminumnya dengan sangat cepat, setelah itu dia memberikan gelas tadi ke Naomi lalu berkata dengan sangat kaku

"ya... aku sering mengalami mimpi buruk setiap malam. tapi mimpi yang ini sangat mengerikan..."

Ryoichi melanjutkan pembicaraannya setelah menoleh ke Naomi dengan tatapan yang sangat pucat

"mimpi... ya? *menghela nafas* baiklah. aku, bemimpi... atau mungkin? kau adalah mimpi?" Ryoichi menatap Naomi

Naomi terdiam saat Ryoichi bertanya seperti itu

"aku? aku mimpi?" Dia bingung dengan pertanyaan Ryoichi

tiba tiba Ryoichi mendekat ke Naomi lalu memegang pundak Naomi

"h-hei? katakan padaku. ini Jepang kan? aku sungguh kembali hidup-hidup bukan? Aku kembali hidup-hidup!"

Ryoichi mulai mendorong dan memeluk Naomi dengan suara yang panik sambil memegang pundak Naomi yang membuat Naomi terjatuh

"berhenti!" Naomi mendorong Ryoichi hingga Ryoichi terpental

Ryoichi menatap wajah Naomi yang menatap nya dengan tatapan yang ketakutan

Ryoichi melihat foto yang sempat di berikan oleh seseorang yang tak dia kenal, foto-foto para anak buahnya dan rekan-rekannya yang telah gugur

Ryoichi mulai meraba sekitarnya, dia memegang kepalanya dan Ryoichi kembali mengalami trauma. dia memegang wajahnya erat erat

"ya, aku tau. aku tau. aku tau..."

Ryoichi mulai panik saat melihat sesuatu yang membuatnya sangat terguncang

Dia mulai berbicara dengan sangat pelan, hampir tidak terdengar

"aku... aku ingat... aku ingat semua..."

Ryoichi mencakar dirinya dengan sangat keras

"i-ini ilusi? INI ILUSI??!!"

Naomi terkejut saat melihat Ryoichi mencakar dirinya sendiri dengan sangat keras, dia langsung menghampiri Ryoichi dan menahan tangannya

"Ryoichi, hentikan! hentikan itu! kamu akan melukai dirimu sendiri!"

Ryoichi pun menatap lantai dengan mata yang berkaca-kaca

Ryoichi menampar, mengcakar dan melakukan tindakan berbahaya kepada dirinya sendiri

"AKU TAK PANTAS HIDUP! AKU HANYALAH ORANG YANG MENINGGALKAN REKANNYA DEMI DIRIKU SENDIRI! ITU PASTI!" Ryoichi menangis keras

Naomi menjadi sangat khawatir melihat Ryoichi yang melakukan hal-hal yang sangat berbahaya kepada dirinya sendiri

"Ryoichi! hentikan! hentikan! kamu akan menyakiti dirimu sendiri! berhenti!" Naomi sangat panik karna Ryoichi terus melukai dirinya sendiri

Naomi mencoba menenangkan Ryoichi dan memeluknya dan juga menahan tangannya

Ryoichi mulai tenang saat Naomi mendekat dan memeluknya, dia juga berhenti melakukan tindakan yang berbahaya untuk dirinya sendiri

kondisi Ryoichi mulai kondusif. dengan pelan Naomi bertanya ke Ryoichi

"ceritakan apa yang terjadi?" tanya Naomi dengan pelan

"i-ini tak ada hubungannya dengamu." jawab nya dengan nada panik dan terlihat ketakutan

Naomi tahu kalau Ryoichi sedang menyembunyikan sesuatu

"sku ingin tahu, apa yang terjadi pada dirimu? aku ingin tahu, tapi aku tak ingin membuatmu lebih trauma lagi..."

Naomi melihat ekspresi Ryoichi yang seperti tertutup, Ryoichi tak menjawab dan hanya diam saat Naomi memberikan pertanyaan kepada dirinya

"kamu terlihat seperti sedang mengalami trauma. apa kamu ingin menceritakannya? apa yang begitu menyiksamu? "

Ryoichi diam sejenak sebelum akhirnya ia mulai menceritakan semua yang terjadi

"aku.. aku baru saja dari perang dunia kedua. saat aku kembali ke Jepang, aku tidak menemukan siapapun. semua orang mati. bahkan... bahkan orang yang paling penting untukku."

Dia terdiam lagi, terlihat sangat terpukul, tapi Ryoichi masih menyembunyikan sesuatu dari Naomi dan Naomi sadar itu, dan itu terlihat jelas dari wajahnya, pasti Ryoichi menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar

tapi Ryoichi tak mau bercerita dan dia masih terlihat ketakutan

Ryoichi pun menjauh dari Naomi

Naomi melihat ekspresi Ryoichi yang terlihat jelas sedang berbohong

Dia tahu kalau Ryoichi sedang menyembunyikan sesuatu yang sangat besar, tapi Ryoichi tidak mau terbuka

"kamu berbohong. aku tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu. tapi kenapa kamu begitu tertutup."

Ryoichi hanya diam saja dan berjalan mengambil minum

"kau membawaku, menyelamatkanku, dan sejak itu kita bersama. tapi kau tak mengizinkanku terlibat sedikit pun dalam kehidupanmu..."

Naomi berdiri menghampiri Ryoichi yang sedang diam

"jika kau menanggung baban, kuharap kau mau membaginya dengaku..."

Ryoichi menghela nafas saat mendengar ucapan Naomi

Ryoichi pun berjalan ke foto-foto yang selalu menghantuinya

"ini foto-foto... milik para rekan ku. mereka semua tewas.."

Naomi melihat foto itu, dia melihat seorang tentara muda yang menggendong seorang anak, seorang tentara dengan anak dan kekasihnya, seorang tentara dengan keluarganya, dan foto keluarga lainnya

Naomi melihat foto-foto itu, dia melihat setiap foto yang menunjukkan momen kebahagiaan mereka semua

Dia terdiam beberapa saat sebelum akhirnya berbicara

"mereka semua terlihat sangat baik... sangat bahagia..."

Ryoichi terdiam mendengar Naomi

Naomi berkata dengan sangat lembut ke Naomi

"dengarkan aku. semua orang yang selamat dari perang di maksudkan untuk hidup." mata Naomi berkaca-kaca

"BAGAIMANA KAU TAU?" Ryoichi berteriak keras ke Naomi

"Tentu aku tau! saat orang tuaku terbakar, mereka menyuruhku hidup. Jadi, apapun yang terjadi, aku tidak boleh mati! Itu membuatku terus maju."

Naomi terdiam saat Ryoichi berteriak padanya, tapi dia tidak terintimidasi olehnya

"aku tahu, aku tahu... aku tahu itu sulit. tapi kamu juga harus tetap hidup. kamu masih punya banyak hal untuk dilakoni. kamu belum waktunya mati."

Dia meraih tangan Ryoichi dengan lembut

Ryoichi tenang, dia pun menghela nafasnya

"jika... aku menceritakan ini, aku akan mati. tapi... kamu sudah... mendorong ku untuk bercerita, dulu, saat perang... aku adalah seorang pilot pesawat tempur. di pulau iwo jiwa... aku di tangkap sekutu, aku di bawa ke hawai.. dan di siksa disana untuk mendapatkan informasi, mereka mengancam diriku akan... membunuh tahanan lain di depan mataku, aku terus bungkam dan rekan rekan ku mati..." Ryoichi mulai berkata dengan serius

Naomi tercengang saat mendengar cerita Ryoichi

"mereka... mereka benar-benar melakukan hal yang begitu kejam padamu? mereka benar-benar membuatmu terus terjebak di dalam percobaan penyiksaan dan kamu tidak bisa melawan?"

Dia tampak sangat terpukul mendengar cerita Ryoichi

Ryoichi kembali menceritakan

"dan.. setiap malam... rekan rekan yang telah mati, datang ke dalam mimpiku. mereka berkata... "kenapa kau masih hidup?" "kemarilah" dan..." Ryoichi menceritakan kejadian yang jauh lebih jauh

Naomi sangat terkejut saat mendengar semua itu, dia mulai terisak-isak saat mendengar cerita Lio

*terdengar seperti menangis* "kenapa... kenapa kamu harus melalui semua itu? kenapa kamu harus menanggung semuanya sendirian?"

Ryoichi kembali menangis*

"tenangkan dirimu!" Naomi mengusap pundak Ryoichi dengan lembut agar Ryoichi menjadi tenang

dengan wajah yang habis menangis, Ryoichi mengangkat kepalanya, lalu kembali berkata

"aku tau, sebenarnya kau dan Akiko adalah mimpi terakhir orang yang telah mati.. sebenarnya aku telah mati membusuk di hawai, ITU SUDAH PASTI!" Ryoichi mencakar dirinya kembali dan kali ini berdarah

Naomi melihat wajah Ryoichi yang berdarah, dia panik melihat luka di tangan Ryoichi

*terdengar suara yang tercekat saat dia berteriak* "Ryoichi! hentikan! kamu masih hidup Ryoichi.. tidakkah kau menyadarinya?"

Naomi mencoba untuk terus menenangkan Ryoichi dengan cara terus megusap pundaknya

"tenang lah, aku ada disini.. berhentilah menangis. aku ada di samping mu untuk selalu mendukung mu..." Naomi berkata dengan sangat lembut dan mengusap kepala Ryoichi yang masih menangis, Ryoichi masih terlihat sangat terluka karna mengenang masa lalu yang tak ingin dia ingat

Ryoichi berhenti menangis saat tangan Naomi mengusap kepalanya, tapi dia masih saja terisak-isak

Dia mencengkram tangan Naomi, sangat erat, seolah-olah dia sangat takut untuk melepas tangan Naomi

Ryoichi semakin tenang, tubuh kecil namun hangat milik Naomi membuat Ryoichi menjadi tenang meskipun masih terisak-isak

"apa aku di butuhkan di dunia ini?"

dengan suara lembut dan halus, Naomi berkata*

"Meski dunia tak membutuhkan kita, Kita bisa hidup untuk seseorang yang membutuhkan kita... dan aku, Akiko... Adalah orang yang membutuhkan dirimu... Ryoichi."

Ryoichi terdiam saat mendengar ucapan Naomi, dia akhirnya berhenti menangis dan mulai mendengarkan kata-katanya

Dia mencengkeram tangan Naomi lebih erat, tapi dia tidak mengatakan apapun lagi

Akhirnya Ryoichi tertidur, Naomi tersenyum lega melihat Ryoichi sudah kembali tenang dan kini tertidur

"senang rasanya... Ryoichi, andai kamu tau... aku sangat mencintaimu.. semoga kamu sadar, lepaslah dari trauma mu dan kita akan bersama-sama merawat Akiko..." ujar Naomi dengan suara yang lembut dan senyuman yang manis

Ryoichi tertidur, wajahnya masih basah dan ada sedikit luka karna tadi Ryoichi mengcakar dan menampar dirinya sendiri

Naomi membawa Ryoichi ke kasur nya dengan cara merangkulnya

"tidurlah yang nyenyak, aku berdoa agar kamu lepas dari trauma mu itu..." Naomi mengusap kepala Ryoichi yang tidur

Ryoichi terus tertidur dengan sangat nyenyak, dia terlihat sangat damai saat tidur di pelukannya

Naomi terus mengusap kepala Ryoichi dengan lembut, berharap bahwa Ryoichi akan terbebas dari trauma nya

saat sedang mengusap kepala Ryoichi, tiba tiba Akiko terbangun

bayi Akiko menangis

Naomi terbangun saat mendengar suara Akiko yang menangis

"hmm? Akiko kenapa?" Dia menggendong Akiko dan mencoba untuk menenangkannya

Naomi tersenyum dan berkata dengan lembut ke bayi Akiko

"maaf ya, tadi ayah kamu ada sedikit masalah dan dirinya menangis, pasti kamu terganggu karna itu.." menyentuh hidung bayi Akiko

Akiko masih menangis, tapi dia perlahan mulai tenang saat tangan Naomi menyentuh hidungnya

Dia terdiam dan mulai memperhatikan wajah Naomi

bayi Akiko sedikit senyum saat melihat Naomi

"mamah!?" Akiko berkata dengan suara yang lucu dan polos

Naomi terkejut karna Akiko masih berumur 8 bulan dan seharusnya belum bisa berbicara

tapi, Naomi senang karna namanya adalah yang pertama di sebut oleh Akiko

Naomi terkejut saat mendengar nama dirinya keluar dari mulut Akiko, dia sangat terkejut, tapi juga sangat senang

"kamu bisa bicara?! kamu sudah bisa bicara!" Dia mulai mengelus kepala Akiko dengan lembut

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - tetaplah hidup
3 Bagian 2 - pekerjaan
4 Bagian 3 - Aman
5 Bagian 4 - mimpi
6 Bagian 5 - rasa
7 Bagian 6 - pernikahan
8 Bagian 7 - Cewek
9 Bagian 8 - Cewek II
10 Bagian 9 - Cewek III
11 Bagian 10 - keluarga
12 Bagian 11 - jangan di paksakan.. Ryoichi
13 Bagian 12 - Kamu sangat imut, tahu?
14 Bagian 13 - hari yang cerah bagi suami dan istri yang bucin
15 Bagian 14 - dapur
16 Bagian 15 - hal baru
17 Bagian 16 - renovasi rumah
18 Bagian 17 - masakan Naomi!
19 Bagian 18 - hari terakhir...
20 Bagian 19 - aku belum siap...
21 Bagian 20 - seseorang pasti membutuhkan kita
22 Bagian 21 - tanpa dia
23 Bagian 22 - ayah Akiko?
24 Bagian 23 - makam Ryoichi dan salju
25 Bagian 24 - salju pengampunan
26 Bagian 25 - sekolah
27 Bagian 26 - kerja keras
28 Bagian 27 - hati kecil yang berdebar
29 Bagian 28 - ketahuan!
30 Bagian 29 - setelah semak dan senyum
31 Bagian 30 - gambar diam-diam, dan acara amal
32 Bagian 31 - hujan dan tekad kecil
33 Bagian 32 - jejak hangat di jalan pulang
34 Bagian 33 - senyum di balik amal
35 Bagian 34 - hujan yang tak pernah usai
36 Bagian 35 - saat sosok ibu menjadi rentan
37 Bagian 36 - Bayang-bayang yang mengendap
38 Bagian 37 - payung untuk dua
39 Bagian 38 - surat rahasia
40 Bagian 39 - janji dan ujian
41 Bagian 40 - Hari yang Cerah di Musim Panas
42 Bagian 41 -Musim Panas Setelah Kelulusan
43 Bagian 42 - Liburan Musim Panas, Laut, dan Janji yang Tak Terucap
44 Bagian 43 - Di Atas Atap, Di Bawah Langit
45 Bagian 44 - Hari Pertama SMP
46 Bagian 45 - Saat Petir Menyelinap di Langit
47 Bagian 46 - Hari yang Sibuk di Pasar
48 Bagian 47 - Tinggi
49 Bagian 48 - Gambar dan Detak Jantung
50 Bagian 49 - Napas yang Tertahan
51 Bagian 50 - Dalam Pelukan yang Tak Mau Lepas
52 Bagian 51 - Tempat di Mana Aku Boleh Menangis
53 Bagian 52 - Karena Sekarang Aku Tidak Sendirian Lagi
54 Bagian 53 - Warisan Pesan Hati
55 Bagian 54 - Salju Terakhir Ibu...
56 Bagian 55 - Salju Tak Pernah Sama Lagi
57 Bagian 56 - Satu Bulan Tanpamu
58 Bagian 57 - Musim Baru, Hati Baru
59 Bagian 58 - Canggung di Antara kita
60 Bagian 59 - Diriku yang Asli, Hanya Untukmu
61 Bagian 60 - Salju, Panggung, dan Degup Jantung
62 Bagian 61 - Panggung Salju, dan...
63 Bagian 62 - Setelah Tirai Turun
64 Bagian 63 - Rumor yang menyebar
65 Bagian 64 - Sayur Segar dan Amarah yang Membusuk
66 Bagian 65 - Musim yang Menentukan
67 Bagian 66 - Langkah yang Sama
68 Bagian 67 - Hari yang Tak Akan Terulang
69 Bagian 68 - Hari Libur yang Patah
70 Bagian 69 - Di Antara Senja dan Rahasia
71 Bagian 70 - Malam yang Sunyi di Koganei
72 Bagian 71 - Kisah yang Terkubur dalam Senyap
73 Bagian 72 - Retakan di Balik Pintu Kayu
74 Bagian 73 - Pertemuan di Balik Kaca
75 Bagian 74 - Dosa di Bumi yang Terlupakan
76 Bagian 75 - Yang Tersisa Setelah Semua Berakhir
77 Bagian 76 - "Bolehkah Aku Menangis?"
78 Bagian 77 - Langkah Pertama di Pagi yang Baru
79 Bagian 78 - Riak dalam Hening
80 Bagian 79 - Senja di Taman
81 Bagian 80 - Hari Minggu dan Senyum yang Tak Disadari
82 Bagian 81 - Langit yang Tak Boleh Terbakar Lagi
83 Bagian 82 - Lebih Sulit dari Matematika, dan hujan
84 Bab 83 - Salju, Nilai, dan Janji Tahun Baru
85 Bagian 84 - Tahun Baru
86 Bagian 85 - Hari setelahnya
87 Bagian 86 - Janji Rahasia yang Tak Bertahan Lama
88 Bagian 87 - Bento Couple
89 Bagian 88 - Musim Semi dan Keputusan
90 Bagian 89 - Mesin Waktu Dua Roda
91 Bagian 90 - Kencan Pertama di Kota yang Sama
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - tetaplah hidup
3
Bagian 2 - pekerjaan
4
Bagian 3 - Aman
5
Bagian 4 - mimpi
6
Bagian 5 - rasa
7
Bagian 6 - pernikahan
8
Bagian 7 - Cewek
9
Bagian 8 - Cewek II
10
Bagian 9 - Cewek III
11
Bagian 10 - keluarga
12
Bagian 11 - jangan di paksakan.. Ryoichi
13
Bagian 12 - Kamu sangat imut, tahu?
14
Bagian 13 - hari yang cerah bagi suami dan istri yang bucin
15
Bagian 14 - dapur
16
Bagian 15 - hal baru
17
Bagian 16 - renovasi rumah
18
Bagian 17 - masakan Naomi!
19
Bagian 18 - hari terakhir...
20
Bagian 19 - aku belum siap...
21
Bagian 20 - seseorang pasti membutuhkan kita
22
Bagian 21 - tanpa dia
23
Bagian 22 - ayah Akiko?
24
Bagian 23 - makam Ryoichi dan salju
25
Bagian 24 - salju pengampunan
26
Bagian 25 - sekolah
27
Bagian 26 - kerja keras
28
Bagian 27 - hati kecil yang berdebar
29
Bagian 28 - ketahuan!
30
Bagian 29 - setelah semak dan senyum
31
Bagian 30 - gambar diam-diam, dan acara amal
32
Bagian 31 - hujan dan tekad kecil
33
Bagian 32 - jejak hangat di jalan pulang
34
Bagian 33 - senyum di balik amal
35
Bagian 34 - hujan yang tak pernah usai
36
Bagian 35 - saat sosok ibu menjadi rentan
37
Bagian 36 - Bayang-bayang yang mengendap
38
Bagian 37 - payung untuk dua
39
Bagian 38 - surat rahasia
40
Bagian 39 - janji dan ujian
41
Bagian 40 - Hari yang Cerah di Musim Panas
42
Bagian 41 -Musim Panas Setelah Kelulusan
43
Bagian 42 - Liburan Musim Panas, Laut, dan Janji yang Tak Terucap
44
Bagian 43 - Di Atas Atap, Di Bawah Langit
45
Bagian 44 - Hari Pertama SMP
46
Bagian 45 - Saat Petir Menyelinap di Langit
47
Bagian 46 - Hari yang Sibuk di Pasar
48
Bagian 47 - Tinggi
49
Bagian 48 - Gambar dan Detak Jantung
50
Bagian 49 - Napas yang Tertahan
51
Bagian 50 - Dalam Pelukan yang Tak Mau Lepas
52
Bagian 51 - Tempat di Mana Aku Boleh Menangis
53
Bagian 52 - Karena Sekarang Aku Tidak Sendirian Lagi
54
Bagian 53 - Warisan Pesan Hati
55
Bagian 54 - Salju Terakhir Ibu...
56
Bagian 55 - Salju Tak Pernah Sama Lagi
57
Bagian 56 - Satu Bulan Tanpamu
58
Bagian 57 - Musim Baru, Hati Baru
59
Bagian 58 - Canggung di Antara kita
60
Bagian 59 - Diriku yang Asli, Hanya Untukmu
61
Bagian 60 - Salju, Panggung, dan Degup Jantung
62
Bagian 61 - Panggung Salju, dan...
63
Bagian 62 - Setelah Tirai Turun
64
Bagian 63 - Rumor yang menyebar
65
Bagian 64 - Sayur Segar dan Amarah yang Membusuk
66
Bagian 65 - Musim yang Menentukan
67
Bagian 66 - Langkah yang Sama
68
Bagian 67 - Hari yang Tak Akan Terulang
69
Bagian 68 - Hari Libur yang Patah
70
Bagian 69 - Di Antara Senja dan Rahasia
71
Bagian 70 - Malam yang Sunyi di Koganei
72
Bagian 71 - Kisah yang Terkubur dalam Senyap
73
Bagian 72 - Retakan di Balik Pintu Kayu
74
Bagian 73 - Pertemuan di Balik Kaca
75
Bagian 74 - Dosa di Bumi yang Terlupakan
76
Bagian 75 - Yang Tersisa Setelah Semua Berakhir
77
Bagian 76 - "Bolehkah Aku Menangis?"
78
Bagian 77 - Langkah Pertama di Pagi yang Baru
79
Bagian 78 - Riak dalam Hening
80
Bagian 79 - Senja di Taman
81
Bagian 80 - Hari Minggu dan Senyum yang Tak Disadari
82
Bagian 81 - Langit yang Tak Boleh Terbakar Lagi
83
Bagian 82 - Lebih Sulit dari Matematika, dan hujan
84
Bab 83 - Salju, Nilai, dan Janji Tahun Baru
85
Bagian 84 - Tahun Baru
86
Bagian 85 - Hari setelahnya
87
Bagian 86 - Janji Rahasia yang Tak Bertahan Lama
88
Bagian 87 - Bento Couple
89
Bagian 88 - Musim Semi dan Keputusan
90
Bagian 89 - Mesin Waktu Dua Roda
91
Bagian 90 - Kencan Pertama di Kota yang Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!