Bagian 2 - pekerjaan

Ryoichi baru saja bangun di pagi hari

di hari itu Ryoichi terbangun dengan posisi tubuhnya yang tidur sambil duduk

saat melihat langit Ryoichi sadar kalau dia bangun terlalu pagi, setelah itu Ryoichi menoleh ke Naomi dan Akiko yang masih tertidur

beberapa saat kemudian Naomi mulai terbangun dan mulai membuka matanya dengan pelan

"Ryoichi? kau sudah bangun rupanya..." Naomi mulai duduk dengan lemas

Ryoichi tak merespon pertanyaan dari Naomi, Ryoichi bangun dan memakai jaketnya dan mengambil sebuah

"mau kemana?" tanya Naomi dengan penasaran

Ryoichi menoleh ke Naomi "kamu haus kan? pastinya Akiko juga haus, aku akan mengambil bantuan air bersih di pasar. tetaplah disini."

Naomi mulai menatap Ryoichi dengan ekspresi menggoda "oh? kau mulai menyukaiku ya?"

Ryoichi menoleh ke Naomi dengan ekspresi jengkel

"aku hanya kasihan dengan Akiko, bukan denganmu."

Naomi pun tertawa

"haha, terserah mu saja. omong-omong kau ada buku novel? aku tak ada kerjaan saat ini." Naomi terlihat bosan

"tidak, berbosan lah karna aku benar-benar tak memiliki apapun sekarang." Ryoichi mulai pergi dan keluar dari rumah sambil membawa ember

di luar kondisi langit masih hitam, angin berhembus dengan pelan, beberapa orang sudah memulai aktifitas nya

saat di luar rumah, saat sedang berjalan bibi Hisako mencegat nya

"hei Ryoichi! kemari lah."

Ryoichi datang

"bibi? ada apa?"

Hisako menepuk pundak Ryoichi

"hei, siapa wanita yang kamu ajak kemarin malam?"

Ryoichi kaget saat mendengar pertanyaan Hisako, dia tidak menyangka Hisako akan bertanya tentang wanita yang dia bawa pulang

"dia? dia hanya seorang wanita biasa."

Ryoichi mencoba untuk berbohong

*bibi Hisako tidak percaya*

"ayolah nak, katakan pada bibi, siapa dia?"

Ryoichi terdiam sejenak, dia bingung harus mengatakan apa

"dia hanya seorang ibu tunggal yang sendirian, aku membantu nya." Ryoichi berharap bibi Hisako akan mempercayainya

bibi Hisako kembali berkata dengan penasaran

"apa ibu itu bisa meyusui?"

Ryoichi terdiam lagi, dia tahu bahwa Hisako akan terus bertanya sampai dia memberikan jawaban yang jujur

"dia bukan anak dari ibu itu, kami mengadopsinya untuk sementara waktu."

Ryoichi berusaha untuk terlihat tenang

bibi Hisako terkejut

"bukan anak dari ibu itu? kau serius?"

Ryoichi mengangguk dengan wajah serius

"dia tidak punya keluarga, ibu dan ayah nya sudah meninggal. jadi aku hanya membantu dia saja."

Hisako pun mulai merasa kasihan

"kalian perlu bantuan?"

Hisako mampir ke rumah Ryoichi

Hisako memberikan susu ke Akiko karna Naomi tak bisa menyusui

Hisako meletakkan Akiko dengan pelan

"ah, kalian mengadopsi anak tapi kalian tak pandai cara merawatnya?"

Ryoichi terdiam saat melihat Hisako memberikan susu kepada Akiko, dia sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan Hisako selanjutnya

"Kami baru saja mengadopsi dia, jadi kami belum begitu berpengalaman dalam merawat anak."

Hisako mengeluarkan sebuah kantong yang berisi beras

saat akan di terima Ryoichi, Hisako menariknya lagi

"ini bukan untuk kalian, orang dewasa bisa makan apapun."

beras di berikan ke Ryoichi

"buatkan bubur dengan beras itu."

Ryoichi bingung saat bibi Hisako memberikan kantong beras itu kepada dia

"apa? aku tidak paham, aku tak tahu bagaimana membuat bubur dengan beras." Ryoichi mengamati beras tadi

Naomi dengan suara lembut berkata

"aku bisa membuat bubur, itu cukup mudah." Naomi tersenyum kecil ke Ryoichi

Ryoichi menoleh ke arah Naomi saat mendengar suara lembutnya

"kau bisa membuat bubur?" tanya Ryoichi dengan penasaran

Ryoichi terlihat sangat penasaran dengan kemampuan Naomi

sebelum di lanjutkan bibi Hisako pamit

"baiklah, aku pergi dulu" bibi Hisako keluar dari rumah Ryoichi

Ryoichi dan Naomi keluar untuk memberikan ucapan terimakasih ke bibi Hisako

"terima kasih banyak bibi, aku sangat berterima kasih." Ryoichi menundukkan kepalanya

Naomi hanya mengangguk saja, dia hanya diam saja

Ryoichi dan Naomi mulai masuk ke dalam rumah dan mereka berdua menghampiri bayi Akiko yang masih tidur

Ryoichi duduk di samping bayi Akiko yang masih tertidur, dia mulai memperhatikan bayi itu dengan sangat lembut

"dia sangat imut." Ryoichi mengusap kepala bayi Akiko

"kamu benar, omong-omong. apa yang akan kita lakukan sekarang?" Naomi memegang beras tadi

Ryoichi berpikir sejenak sebelum akhirnya dia menjawab

"aku belum tahu. tapi mungkin aku bisa membantu dia untuk makan."

Ryoichi melihat ke arah beras yang sudah disiapkan Naomi

Ryoichi menghela nafas dan berkata

"aku akan mencari beberapa pekerjaan, kamu bisa tunggu disini untuk menjaga Akiko. aku akan pergi besok."

Naomi mengangguk pelan sebelum berkata

"baik, aku akan menunggunya. tapi tunggu, kau tak akan keluar saat malam hari, kan?"

Ryoichi tertawa kecil

"tenang saja, aku akan pergi besok saat pagi hari. aku akan kembali paling lambat sampai jam 7 malam."

Naomi menghela nafas lega setelah mendengar jawaban Ryoichi

"baiklah, aku hanya ingin kamu kembali sebelum malam. aku tak ingin kamu terluka."

keesokan harinya

"baiklah, aku akan pergi sekarang. kamu tolong jaga Akiko disini, kamu jangan pergi meninggalkan rumah. kalau ada apa-apa kamu bisa hubungi bibi Hisako." Ryoichi memakai jaketnya untuk segera keluar mencari pekerjaan

Naomi mengangguk mengerti

"aku mengerti. aku akan selalu berada di sini, jaga baik-baik Akiko. kalau kamu tak kembali sebelum malam, aku akan menghubungi bibi Hisako."

Ryoichi tersenyum

"baiklah aku pergi dulu..."

Ryoichi beranjak dari duduknya dan keluar dari rumah, dia pergi ke tempat kerjanya

Naomi duduk sendirian di dalam rumah, dia berharap agar Ryoichi akan kembali dengan selamat

jam 5 sore, Tokyo di landa hujan yang cukup deras

Ryoichi pulang ke rumah dengan kondisi yang sangat basah kuyup

"ah sial! jaket ku jadi basah." *melepas jaket*

Naomi mendengar suara Ryoichi saat dia sedang berada di ruang tengah

"Ryoichi? kamu sudah pulang?"

Naomi terlihat khawatir saat melihat Ryoichi dengan kondisi yang sangat basah kuyup

Ryoichi memberikan jaketnya ke Naomi

setelah itu Ryoichi mengambil sesuatu dari tasnya, itu berupa sebuah kertas

"kau tau apa? aku mendapatkan pekerjaan dan bayarannya adalah 3000 yen." memberikan kertas itu ke Naomi

Naomi menerima kertas yang Ryoichi berikan kepadanya

"3000 yen? itu banyak. aku sangat senang untukmu."

Naomi melihat isi kertas tersebut, dia sangat bahagia untuk Ryoichi

tapi, saat Naomi melihat isi kertas lebih dalam, dia sadar kalau pekerjaan nya itu sangat berbahaya

"mem-membersihkan ranjau di laut? kau yakin ini bukan penipuan?"

Naomi menoleh ke Ryoichi dengan perasaan khawatir

"pekerjaan ini sudah di setujui oleh pemerintah, kamu tenang saja karna perahu yang disediakan katanya sangat aman untuk para pelaut, dan... bayarannya tinggi karna... resiko nya juga tinggi..." Ryoichi tertawa kecil

Naomi terdiam setelah mendengar penjelasan Ryoichi, dia jelas sangat khawatir untuk Ryoichi

"tapi... resiko nya sangat tinggi, kau tak akan dalam bahaya kan?"

Naomi menatap Ryoichi dengan tatapan yang sangat khawatir

Ryoichi menghela nafas

"hanya ini satu-satunya cara untuk mendapatkan uang, dan aku akan menjadi penembak jitu disana. dan itu sesuai dengan keahlian ku."

Naomi terlihat khawatir, Ryoichi sadar kalau Naomi sedang mengkhawatirkan nya

Ryoichi dengan lembut mengusap kepala Naomi

"tenang saja, aku akan baik baik saja. kamu bisa percaya denganku."

Naomi terdiam saat Ryoichi mengusap kepalanya, dia mulai tenang setelah mendengar ucapan Ryoichi

"baiklah... aku percaya padamu. tapi aku akan tetap menunggu di sini, jadi jaga baik-baik dirimu."

Naomi kembali memberikan tatapan khawatir kepada Ryoichi

Besoknya Ryoichi sudah mulai bekerja

"baiklah, aku akan pergi sekarang. tolong jaga Akiko dan rumah selama aku pergi. kalau ada apa-apa hubungi bibi Hisako."

Naomi mengangguk dengan kepala

"baiklah, aku akan selalu menjaga mereka berdua. jangan khawatir, aku akan menjaga Akiko dengan baik." Naomi tersenyum sambil menggendong Akiko yang masih tidur

Ryoichi tersenyum dan mulai keluar dari rumah

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 - tetaplah hidup
3 Bagian 2 - pekerjaan
4 Bagian 3 - Aman
5 Bagian 4 - mimpi
6 Bagian 5 - rasa
7 Bagian 6 - pernikahan
8 Bagian 7 - Cewek
9 Bagian 8 - Cewek II
10 Bagian 9 - Cewek III
11 Bagian 10 - keluarga
12 Bagian 11 - jangan di paksakan.. Ryoichi
13 Bagian 12 - Kamu sangat imut, tahu?
14 Bagian 13 - hari yang cerah bagi suami dan istri yang bucin
15 Bagian 14 - dapur
16 Bagian 15 - hal baru
17 Bagian 16 - renovasi rumah
18 Bagian 17 - masakan Naomi!
19 Bagian 18 - hari terakhir...
20 Bagian 19 - aku belum siap...
21 Bagian 20 - seseorang pasti membutuhkan kita
22 Bagian 21 - tanpa dia
23 Bagian 22 - ayah Akiko?
24 Bagian 23 - makam Ryoichi dan salju
25 Bagian 24 - salju pengampunan
26 Bagian 25 - sekolah
27 Bagian 26 - kerja keras
28 Bagian 27 - hati kecil yang berdebar
29 Bagian 28 - ketahuan!
30 Bagian 29 - setelah semak dan senyum
31 Bagian 30 - gambar diam-diam, dan acara amal
32 Bagian 31 - hujan dan tekad kecil
33 Bagian 32 - jejak hangat di jalan pulang
34 Bagian 33 - senyum di balik amal
35 Bagian 34 - hujan yang tak pernah usai
36 Bagian 35 - saat sosok ibu menjadi rentan
37 Bagian 36 - Bayang-bayang yang mengendap
38 Bagian 37 - payung untuk dua
39 Bagian 38 - surat rahasia
40 Bagian 39 - janji dan ujian
41 Bagian 40 - Hari yang Cerah di Musim Panas
42 Bagian 41 -Musim Panas Setelah Kelulusan
43 Bagian 42 - Liburan Musim Panas, Laut, dan Janji yang Tak Terucap
44 Bagian 43 - Di Atas Atap, Di Bawah Langit
45 Bagian 44 - Hari Pertama SMP
46 Bagian 45 - Saat Petir Menyelinap di Langit
47 Bagian 46 - Hari yang Sibuk di Pasar
48 Bagian 47 - Tinggi
49 Bagian 48 - Gambar dan Detak Jantung
50 Bagian 49 - Napas yang Tertahan
51 Bagian 50 - Dalam Pelukan yang Tak Mau Lepas
52 Bagian 51 - Tempat di Mana Aku Boleh Menangis
53 Bagian 52 - Karena Sekarang Aku Tidak Sendirian Lagi
54 Bagian 53 - Warisan Pesan Hati
55 Bagian 54 - Salju Terakhir Ibu...
56 Bagian 55 - Salju Tak Pernah Sama Lagi
57 Bagian 56 - Satu Bulan Tanpamu
58 Bagian 57 - Musim Baru, Hati Baru
59 Bagian 58 - Canggung di Antara kita
60 Bagian 59 - Diriku yang Asli, Hanya Untukmu
61 Bagian 60 - Salju, Panggung, dan Degup Jantung
62 Bagian 61 - Panggung Salju, dan...
63 Bagian 62 - Setelah Tirai Turun
64 Bagian 63 - Rumor yang menyebar
65 Bagian 64 - Sayur Segar dan Amarah yang Membusuk
66 Bagian 65 - Musim yang Menentukan
67 Bagian 66 - Langkah yang Sama
68 Bagian 67 - Hari yang Tak Akan Terulang
69 Bagian 68 - Hari Libur yang Patah
70 Bagian 69 - Di Antara Senja dan Rahasia
71 Bagian 70 - Malam yang Sunyi di Koganei
72 Bagian 71 - Kisah yang Terkubur dalam Senyap
73 Bagian 72 - Retakan di Balik Pintu Kayu
74 Bagian 73 - Pertemuan di Balik Kaca
75 Bagian 74 - Dosa di Bumi yang Terlupakan
76 Bagian 75 - Yang Tersisa Setelah Semua Berakhir
77 Bagian 76 - "Bolehkah Aku Menangis?"
78 Bagian 77 - Langkah Pertama di Pagi yang Baru
79 Bagian 78 - Riak dalam Hening
80 Bagian 79 - Senja di Taman
81 Bagian 80 - Hari Minggu dan Senyum yang Tak Disadari
82 Bagian 81 - Langit yang Tak Boleh Terbakar Lagi
83 Bagian 82 - Lebih Sulit dari Matematika, dan hujan
84 Bab 83 - Salju, Nilai, dan Janji Tahun Baru
85 Bagian 84 - Tahun Baru
86 Bagian 85 - Hari setelahnya
87 Bagian 86 - Janji Rahasia yang Tak Bertahan Lama
88 Bagian 87 - Bento Couple
89 Bagian 88 - Musim Semi dan Keputusan
90 Bagian 89 - Mesin Waktu Dua Roda
91 Bagian 90 - Kencan Pertama di Kota yang Sama
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 - tetaplah hidup
3
Bagian 2 - pekerjaan
4
Bagian 3 - Aman
5
Bagian 4 - mimpi
6
Bagian 5 - rasa
7
Bagian 6 - pernikahan
8
Bagian 7 - Cewek
9
Bagian 8 - Cewek II
10
Bagian 9 - Cewek III
11
Bagian 10 - keluarga
12
Bagian 11 - jangan di paksakan.. Ryoichi
13
Bagian 12 - Kamu sangat imut, tahu?
14
Bagian 13 - hari yang cerah bagi suami dan istri yang bucin
15
Bagian 14 - dapur
16
Bagian 15 - hal baru
17
Bagian 16 - renovasi rumah
18
Bagian 17 - masakan Naomi!
19
Bagian 18 - hari terakhir...
20
Bagian 19 - aku belum siap...
21
Bagian 20 - seseorang pasti membutuhkan kita
22
Bagian 21 - tanpa dia
23
Bagian 22 - ayah Akiko?
24
Bagian 23 - makam Ryoichi dan salju
25
Bagian 24 - salju pengampunan
26
Bagian 25 - sekolah
27
Bagian 26 - kerja keras
28
Bagian 27 - hati kecil yang berdebar
29
Bagian 28 - ketahuan!
30
Bagian 29 - setelah semak dan senyum
31
Bagian 30 - gambar diam-diam, dan acara amal
32
Bagian 31 - hujan dan tekad kecil
33
Bagian 32 - jejak hangat di jalan pulang
34
Bagian 33 - senyum di balik amal
35
Bagian 34 - hujan yang tak pernah usai
36
Bagian 35 - saat sosok ibu menjadi rentan
37
Bagian 36 - Bayang-bayang yang mengendap
38
Bagian 37 - payung untuk dua
39
Bagian 38 - surat rahasia
40
Bagian 39 - janji dan ujian
41
Bagian 40 - Hari yang Cerah di Musim Panas
42
Bagian 41 -Musim Panas Setelah Kelulusan
43
Bagian 42 - Liburan Musim Panas, Laut, dan Janji yang Tak Terucap
44
Bagian 43 - Di Atas Atap, Di Bawah Langit
45
Bagian 44 - Hari Pertama SMP
46
Bagian 45 - Saat Petir Menyelinap di Langit
47
Bagian 46 - Hari yang Sibuk di Pasar
48
Bagian 47 - Tinggi
49
Bagian 48 - Gambar dan Detak Jantung
50
Bagian 49 - Napas yang Tertahan
51
Bagian 50 - Dalam Pelukan yang Tak Mau Lepas
52
Bagian 51 - Tempat di Mana Aku Boleh Menangis
53
Bagian 52 - Karena Sekarang Aku Tidak Sendirian Lagi
54
Bagian 53 - Warisan Pesan Hati
55
Bagian 54 - Salju Terakhir Ibu...
56
Bagian 55 - Salju Tak Pernah Sama Lagi
57
Bagian 56 - Satu Bulan Tanpamu
58
Bagian 57 - Musim Baru, Hati Baru
59
Bagian 58 - Canggung di Antara kita
60
Bagian 59 - Diriku yang Asli, Hanya Untukmu
61
Bagian 60 - Salju, Panggung, dan Degup Jantung
62
Bagian 61 - Panggung Salju, dan...
63
Bagian 62 - Setelah Tirai Turun
64
Bagian 63 - Rumor yang menyebar
65
Bagian 64 - Sayur Segar dan Amarah yang Membusuk
66
Bagian 65 - Musim yang Menentukan
67
Bagian 66 - Langkah yang Sama
68
Bagian 67 - Hari yang Tak Akan Terulang
69
Bagian 68 - Hari Libur yang Patah
70
Bagian 69 - Di Antara Senja dan Rahasia
71
Bagian 70 - Malam yang Sunyi di Koganei
72
Bagian 71 - Kisah yang Terkubur dalam Senyap
73
Bagian 72 - Retakan di Balik Pintu Kayu
74
Bagian 73 - Pertemuan di Balik Kaca
75
Bagian 74 - Dosa di Bumi yang Terlupakan
76
Bagian 75 - Yang Tersisa Setelah Semua Berakhir
77
Bagian 76 - "Bolehkah Aku Menangis?"
78
Bagian 77 - Langkah Pertama di Pagi yang Baru
79
Bagian 78 - Riak dalam Hening
80
Bagian 79 - Senja di Taman
81
Bagian 80 - Hari Minggu dan Senyum yang Tak Disadari
82
Bagian 81 - Langit yang Tak Boleh Terbakar Lagi
83
Bagian 82 - Lebih Sulit dari Matematika, dan hujan
84
Bab 83 - Salju, Nilai, dan Janji Tahun Baru
85
Bagian 84 - Tahun Baru
86
Bagian 85 - Hari setelahnya
87
Bagian 86 - Janji Rahasia yang Tak Bertahan Lama
88
Bagian 87 - Bento Couple
89
Bagian 88 - Musim Semi dan Keputusan
90
Bagian 89 - Mesin Waktu Dua Roda
91
Bagian 90 - Kencan Pertama di Kota yang Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!