Budayakan Like Sebelum Baca🍻
-
"Papah, emang bener-bener jahat! Gue dikirim ke tempat terpencil kaya gini, dan Ck! Kenapa gue harus ketemu Tentara modelan kaya dia, kenapa juga harus ketemu sama si Nana! Udah tuh anak sok lugu banget sih, orang-orang gak tahu aja dia dulu kegatelan sama Bim--." gerutu Sinta tiba-tiba menggantung.
"Kok jadi nyampe ke, Bima sih?. Oke stop Sinta, lupakan Bima! Ikhlaskan, biarkan dia bahagia sama Clara." Sinta pun hanya bisa menarik napas dalam dan membuangnya dengan perlahan
"Lo, kenapa sin? Kok ngomong sendiri sih." Sinta terpenjat kaget dengan kedatangan Assiten pribadinya yang tiba-tiba
"Ngagetin aja lo!" Meyga terkekeh mendapat tatapan tajam Sinta
"Gak mandi lo?" Meyga bertanya sembari menata baju-bajunya ke almari di kamar mereka
"Jam berapa sih ini?" Sinta mengecek ponselnya, matanya melotot karna ini sudah sangat sore. "Udah jam 5.38 sore, gue mandi besok aja deh. Capek mau tidur," Meyga hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah majikannya
"Yang lain pada sibuk ke masjid sin, kita solat magrib yuk!" Sinta terkekeh mendengar ajakan Meyga
"Gaya lo, lo aja solat kalo pas kerumah gue doang," Meyga memanyunkan bibirnya karna sebuah fakta yang di ketahui Sinta
"Ya, kaya lo gak aja. Lo solat juga kalo pas dirumah, udah deh mending kita ikutan. Lo kan dokter sin disini? Mereka juga tahu kalo lo anaknya Jendral Kevin, dulu kan papah lo Alumni Pesantren, masa anaknya badgirl gini." Sinta berdecak kesal mendengar celoteh Meyga
"Ck. Lo itu emang kalo ngomog gak pake spasi, iya udah ayo!"
Sinta, pun akhirnya menurut. Sinta dan Meyga mengikuti langkah perawat lainnya menuju Masjid di dekat barak. Semakin dekat mereka ke masjid, semakin jelas suara adzan berkumandang
Para perawat wanita seolah terkesima dengan suara Adzan tersebut. Tak terkecuali Sinta, dirinya juga ikut terlena dengan suara merdu Adzan tersebut
"Suaranya adem banget kek ubin masjid." ujar Sinta tanpa sadar
Setelah mengambil air wudhu, Sinta pun masuk ke Masjid yang tidak terlalu besar. Batas antara pria dan perempuan hanya menggunakan tali yang di talikan antara laki-laki dan perempuan
Sinta, terkejut saat mengetahui siapa yang tengah mengumandangkan Adzan. "Gue tarik kata-kata gue yang udah muji-muji, Tentara songong itu!" batin Sinta
"Wah, Sin. Ternyata yang Adzan, Letnan Rama. Denger-denger dia yang paling ganteng disini," Sinta hanya memandang heran Assitennya tersebut
Sinta, dapat mendengar bisik-bisik perawat wanita yang menganggumi, Rama. Tak terkecuali Nana, Sinta dapat melihat Nana tersenyum menatap Rama
"Kalian itu disini di suruh solat bukan bergosip!" seketika bisik-bisik itu menjadi hening karna teguran ketus Sinta
Mereka, memilih diam karna tahu jika Sinta adalah dokter umum mereka yang baru. Solat berjama'ah pun di laksanakan, dengan di Imami salah satu Tentara paruhbaya yang paling tua disana
Solat, Magrib dan Isya telah mereka laksakan. Sinta dan Meyga berjalan keluar, tidak sengaja Sinta dan Rama bertemu di depan Masjid. Rama tengah bersama Rednan dan Satria
"Eh, ada Tentara songong." Sinta menatap sinis Rama
"Apaan lo? Dokter bar-bar." Rama tak kalah sinis menatap Sinta
"Eh, Pak Rama. Tahu tidak? tadi Sinta memuji suara Pak rama. Sinta bilang, suara Pak rama adem kaya ubin masjid." doubel shit! untuk Meyga. Sungguh tidak bisa bayangkan wajah Sinta kali ini
Buru-buru, Sinta menginjak kaki Meyga. Saat tersadar, Meyga langsung menutup mulutnya. Sedangkan, Rama yang mendengar tersenyum kemenangan
"Oh, makasih ya pujiannya." Rama tersenyum meledek ke arah Sinta
"Gak usah kepedean lo, gue tarik kata-kata gue tadi! gak jadi gue puji-puji lo!"
Rednan dan Satria yang mendengar perdebatan itu terkekeh, "Dapet fans baru lo, Ram."
Sinta, menatap tajam Rednan. "Enak aja, ogah banget gue ngefans sama modelan Tentara songong kaya gini, udah ah Mey kita pergi. Bye!"
Setelah kepergian, Sinta dan Meyga. Rama hanya menatap punggungnya sembari tersenyum
****
Malam kini berganti, Matahari mulai memunculkan diri dari ufuk timur. Para abdi negara yang sudah siap untuk olahraga pagi itu tengaj berbaris
Menggunakan, kaos Tentara membuat otot-otot Abdi negara itu tercetak jelas, dengan setelan celana Training. Seperti olahraga pada umumnya. Mereka melakukan olahraga ringan, seperti push up, shut up, dan lari
Keringat-keringat yang membasahi mereka malah terkesan seksi bagi kaum hawa yang melihat. Sinta, pagi-pagi sudah mendapat pemandangan indah semasa hidupnya. Sinta, bersiap untuk ke kamar mandi, dirinya sudah membawa tas kecil yang berisi baju ganti, handuk yang bertengger di bahunya, dan peralatan mandi
Kamar mandi tidak jauh dari barak, dengan sedikit bersenandung, Sinta melewati jalanan setapak menuju kamar mandi. Sinta tersenyum mendapati enam kamar mandi
Kamar mandi itu saling berhadapan. Selatan dan utara, 3 kamar mandi menghadap selatan dan 3 kamar mandi menghadap utara. Kamar mandi itu memiliki jarak sekitar 5 meter
Sinta asal masuk saja, ke kamar mandi menghadap utara. Dua pintu tertutup sudah di pastikan jika di pakai, pikir Sinta. Sinta hendak masuk ke kamar mandi paling kiri, saat pintu terbuka
"Aaaaa!!!" hewan kecil tak bertulang itu membuat, Sinta hampir pingsan
Bagaimana bisa? Di kamar mandi ada ulat bulu, Sinta yang memang sangat geli dengan ulat bulu, buru-buru menjauh. Sinta mendekat ke kamar mandi yang menghadap Selatan. Semua pintu tertutup, Sinta memilih menunggu di kamar mandi paling kanan
Ceklek
Pintu tiba-tiba terbuka. Sinta sangat terkejut saat yang keluar adalah pria tampan, bertubuh tinggi yang sangat menawan. Bertambah seksi dengan rambut basahnya, yang mengalir di lehernya
"Elo!!!" teriak mereka bebarengan
Rama, tidak bisa habis pikir jika pagi ini harus ditemukan dengan gadis cantik di depannya. "Lo ngapain di sini? Lo mau ngintipin gue ya?!!"
Tuduhan, Rama membuat Sinta melotot, "Enak aja siapa juga yang mau ngintipin lo, sorry gue bukan cewek begituan. Gue itu mau mandi minggir dong!" Sinta hendak masuk ke kamar mandi. Namun, di tahan oleh Rama
"Heh, ni kamar mandi masih gue pake. Lo seharusnya pake kamar mandi depan"
Sinta, terdiam jika dia kembali ke kamar mandi yang menghadap utara, maka dia akan bertemu dengan makhluk berbulu tak bertulang
"Ish, lo kan udah selesai mandi. Gue mandi sini aja" Rama tetap menghadang
"Oh, gue tahu lo jangan-jangan dokter mesum ya? Lo mau ngintipin gue mandi kan?!" Lagi dan lagi Rama menuding hal yang membuat Sinta kesal
Karna geram Sinta menginjak kaki Rama, "Sembarangan kalo ngomong. Gue cuma mau mandi juga"
Rama, menggeram menahan kesal. "Lo itu gak boleh mandi disini, ini kamar mandi laki-laki!!"
Deg!!
Jawaban Rama membuat wajah Sinta kini merah seperti kepiting rebus, "Ka--mar mandi laki-laki?"
Rama, tertawa melihat ekpreksi Sinta. "Iya lo mau ngintipin gue?"
Sinta, berdecak kesal. Hatinya kini merasa lega, saat pintu tengah kamar mandi perempuan terbuka. Karna tidak ingin di ledeki Rama, Sinta langsung masuk ke kamar mandi tengah
Ceklek
Pintu kamar mandi laki-laki yang tengah terbuka, keluarlah pria jangkung yang sudah rapi lengkap dengan seragam
"Ada apaan sih ribut-ribut?" tanya Rednan, sembari menyisir rambutnya
"Si dokter bar-bar, mau mandi di kamar mandi laki-laki" jawaban santai Rama membuat Rednan terkekeh
"Hahaha, terus lo ngapain juga masih debat-debat sama dia? Kalian itu setiap ketemu selalu kaya tikus sama kucing"
Rama terkekeh mendengarnya, "Dia aja tuh tikusnya" Rama berbicara dengan bergidik
"Jangan gitu lo, Ram. Ati-ati orang kalo awalnya bertengkar bisa jadi suka!"
Raut wajah, Rama. Kini berubah masam. "Dih, gue suka sama cewek kaya dia? amit-amit bro tipe gue itu cewek yang kalem gak bar-bar kaya dia."
"Ya, gue sih ngingetin aja. Jangan sampe jilat ludah sendiri!"
Setelah berkata, Rednan pun pergi meninggalkan Rama yang mematung
TBC🍻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
ⓔⓇⓙⓐ 🌸
lanjut thor
2020-09-02
0
mbuh
up
2020-08-15
0
Eky Dwi lestari
lanjut😍
2020-08-15
0