004 - Bertemu Biang Gosip

Bugh!! Bugh!!

Pukulan demi pukulan menghantam tepat pada kantung samsak berwarna hitam yang tergantung. Kantung samsak berisi pasir itu terombang-ambing, mempertanyakan apa salah dan dosanya sampai harus dianiaya lebih dari satu jam.

Biasanya pria itu hanya memukulinya selama lima belas menit setelah latihan angkat beban tiga puluh menit yang didahului dengan lari di atas treadmill selama tiga puluh menit juga.

Itulah yang ada di pikiran si kantung samsak, ia selalu setia menemani pria tampan itu memulai rutinitas pagi buta di ruangan gym pribadinya.

Si kantung samsak merasa sangat beruntung karena setiap pagi melihat tubuh atletis yang terpahat begitu sempurna berkat latihan intens.

Si kantung samsak merasa bahagia karena pria itu tiba-tiba makin menggila dan memukulinya bertubi-tubi begitu pria itu mengaktifkan gawai cerdasnya.

Bunyi pesan yang masuk secara brutal membuat pria itu menggila, memukuli kantung samsak hingga nyaris jebol.

Dan benar saja, kantung samsak itu akhirnya menyerah, tubuhnya terkoyak bersimbah pasir akibat pukulan dan tendangan yang semakin kuat.

"Sepertinya Anda punya bakat untuk menjadi atlet bela diri campuran setelah merusak lebih dari tiga kantung samsak dalam seminggu ini.”

Max, asisten pribadi Kris datang menghampiri sambil menyodorkan handuk.

Kris mengambil handuk dan menyeka keringatnya sambil menatap tajam ke arah Max.

"Max, rasanya aku sungguh akan gila! Tidak, aku benci menjadi gila!" geram Kris.

Kris masih menatap tajam pada Max.

"Kenapa malam itu kau biarkan Alex menemuiku? Kenapa kau tidak bersikeras melarang?" dengus Kris.

"Pak Kris, mohon maaf sebelumnya, bukankah saya sudah menjelaskan berkali-kali bahwa Alex sudah akan melompat dari atap jika Anda tidak datang menemuinya di sana," Max berusaha menenangkan Kris.

"Harusnya kau biarkan saja Alex melompat dari atap! Sehingga aku tidak perlu menghadapinya lagi!"

"Tapi Anda akan mendapat masalah lebih banyak lagi jika Alex sampai mati bunuh diri di depan Anda," Max membela diri.

"Ya, ya, lalu sekarang bagaimana denganku? Saat ini aku sedang menjadi topik utama pembicaraan di grup alumni sekolahku sebagai pria penyuka kaumnya sendiri!" gusar Kris.

"Anda cukup jelaskan kepada para tukang ghibah itu bahwa semuanya hanya salah paham," jawab Max diplomatis.

"Max, semakin aku berkelit, para tukang ghibah itu akan semakin memperkeruh keadaan!" Kris menyela.

"Tanpa penjelasan, keadaan semakin keruh," sahut Max.

"Lalu aku terpaksa harus menunjukkan pada mereka bahwa Alex bukanlah seorang pria dengan menikahinya! Oh, sungguh itu skenario terburuk, Max!"

"Saran saya, lebih baik Anda temui biang gosipnya, bicarakan baik-baik, minta dia untuk meminta maaf dan menarik semua gosip itu," ucap Max pada akhirnya.

"Huh? Bukankah kau lihat sendiri betapa keras kepalanya si biang gosip itu?"

Max mengangguk, entah sudah berapa banyak pesan dan panggilan yang dilakukan Max untuk menghubungi Kani.

"Apa perlu aku meminta pengacara agar wanita itu diundang oleh pengadilan?" tanya Kris.

"Saya rasa lebih baik dibicarakan dulu," jawab Max.

Max tidak bermaksud menghalangi bosnya mengirimkan pengacara untuk menuntut semua orang dalam grup alumni yang dengan sengaja menggunjing di depan orangnya langsung.

Jujur, Max harus mati-matian menahan tawa saat membaca semua komentar tentang bosnya yang diduga penyuka sesama jenis.

Cinta terlarang, justru lebih menantang.

Komentar itu benar-benar membuat Max jadi tertarik dengan Kani yang mampu membuat emosi Kris meledak-ledak.

"Di mana alamat wanita itu? Aku akan menemuinya, jadi, kosongkan jadwalku, Max," perintah Kris.

"Baik," jawab Max.

...*****...

Kris belum turun dari mobil mewahnya yang berhenti di depan sebuah ruko, tak jauh dari terminal keberangkatan bus antar kota.

Lokasi ruko itu berada di pinggir jalan utama sehingga banyak kendaraan berlalu lalang.

Tempat kumuh ini menjadi tempat persembunyian wanita jahat itu? Batin Kris.

Tok.. Tok..!

Seseorang mengetuk kaca mobil Kris, Kris menurunkan kaca mobilnya yang gelap.

"Permisi, tolong jangan parkir di depan sini, menghalangi jalan.”

"Oh, baik," kata Kris.

"Pak sopir, saya turun di sini," Kris berkata pada sopirnya.

Kris turun dari mobil, merapikan jasnya dan melangkah mantap memasuki ruko.

Di depan ruko terlihat orang-orang yang menunggu langsung menatapnya tanpa henti.

Kris menghampiri seorang penjaga loket.

"Ada yang bisa dibantu, Pak? Perkenalkan, nama saya Teguh," kata si penjaga loket.

Pria di hadapan Kris masih menunggu jawaban Kris.

"Apa bapak mau sewa mobil? Charter mobil ke luar kota? Atau mau tanya-tanya jadwal keberangkatan?" tanya Teguh.

"Ehem, saya mau bertemu pimpinan Anda," jawab Kris.

"Pimpinan?" tanya Teguh.

Kris menunggu saat Teguh terlihat berpikir.

"Bapak ini marketing dari bank apa? Marketing leasing yang mana?"

"Ehem, bukan," jawab Kris.

"Apa sebelumnya sudah janjian dengan bos saya?" tanya Teguh lagi.

"Belum," jawab Kris.

"Aduh! Gimana ya, Pak, bos saya biasanya tidak mau ketemu kalau tidak ada janjian," kata Teguh.

"Pak Teguh, bagaimana saya bisa membuat janji jika bos Anda tidak mau membuat janji dengan saya?"

"Hee?" Teguh terperangah.

"Karena bos Anda tidak menjawab telepon saya, makanya saya datang kemari," kata Kris.

"Kalau bos saya tetap tidak mau bertemu Anda?" tanya Teguh.

"Sampaikan padanya saya akan menunggunya, jika memang tidak mau bertemu, maka temui saya di pengadilan," jawab Kris diplomatis.

"Waduh!" ceplos Teguh.

"Tolong panggil bos Anda itu sekarang ya," ujar Kris.

"I-iya, tunggu sebentar, Pak," jawab Teguh.

Kris menunggu di lobi sambil mengabaikan tatapan dari para penumpang yang sedang menunggu.

Sebenarnya ada bangku panjang yang masih bisa digunakan untuk duduk, namun Kris lebih memilih untuk berdiri.

Kenapa wanita itu belum muncul juga? Apa dia sedang menguji kesabaranku? Batin Kris.

Teguh pun akhirnya muncul kembali di loket.

"Pak, tunggu sebentar ya, bos masih agak sibuk," kata Teguh.

Ekspresi Kris berubah masam, namun ia tetap berusaha menunggu.

"Pak, duduk saja dulu, berdiri terus apa tidak pegal?" tegur Teguh.

"Tidak apa-apa," sahut Kris.

Kris bolak-balik melirik jam tangannya, namun wanita itu belum juga muncul.

Hingga akhirnya wanita itu benar-benar muncul di depan loket.

"Kau..."

Kani mengabaikan kehadiran Kris dan justru menyambut kedatangan seorang pria paruh baya.

"Pak Suroto, akhirnya datang juga," sambut Kani dengan ramah.

"Iya, di jalan macet, Non," jawab pria paruh baya itu.

"Pak Suroto sudah makan? Atau mau minum kopi dulu sebelum berangkat?" tanya Kani.

"Tadi sudah, Non, saya langsung berangkat saja," jawab pria paruh baya itu.

"Baik, ini kunci mobil dan STNK-nya ya, Pak, hati-hati di jalan, selamat sampai kembali ke sini lagi ya," kata Kani ramah.

"Baik, Non, terima kasih.”

Kris menatap tajam ke arah Kani yang nampak mengabaikannya.

"Ehem, mau sampai kapan kau membuatku menunggu? Sungguh tidak sopan!" tukas Kris.

"Kalau tidak mau menunggu, pergi saja!" balas Kani dengan sengit.

Kris menghela napas berat, wanita ini kenapa tidak menyambutnya dengan ramah seperti menyambut pria paruh baya tadi?

"Baiklah, aku datang kemari dengan itikad baik, jadi, mari bicara baik-baik," kata Kris.

...*****...

Episodes
1 001 - Piala Bergilir
2 002 - Calon Istri
3 003 - Gosip Panas
4 004 - Bertemu Biang Gosip
5 005 - Itikad Baik
6 006 - Berencana Kabur
7 007 - Hutan Keramat
8 008 - Raga Yang Tertukar
9 009 - Ritual Penarik Sukma
10 010 - Sudah Saling Melihat
11 011 - Sepakat Bertukar Peran
12 012 - Kecurigaan Max
13 013 - Kepergok Video Call
14 014 - Keluhan Teguh
15 015 - Kedatangan Alex
16 016 - Taruhan
17 017 - Keputusan Kris
18 018 - Bima dan Ajudannya
19 019 - Calon Suami Kani
20 020 - Interogasi
21 021 - Kabar Kehamilan
22 022 - Pernikahan
23 023 - Kris Sakit
24 024 - Ajakan Pulang
25 025 - Makan Malam Bisnis
26 026 - Menjalankan Ritual
27 027 - Ngambeknya Kris
28 028 - Terlanjur Basah
29 029 - Nasi Padang
30 030 - Daisy
31 031 - Tak Bisa Mengelak
32 032 - Aku Bukan Seorang Wanita
33 033 - Sergio
34 034 - Keinginan Daisy
35 035 - Perseteruan
36 036 - Tentang Alex
37 037 - Penculikan Kris
38 038 - Kembalinya Raga
39 039 - Hikmah
40 040 - Kedatangan Kris
41 041 - Kita Sudah Berakhir
42 042 - Cincin
43 043 - Mario
44 044 - Jebakan Makan Malam
45 045 - Membuat Perhitungan
46 046 - Terjadi Lagi
47 047 - Eyang Putri
48 048 - Ritual Tambahan
49 049 - Cerita Max
50 050 - Ganti Rugi
51 051 - Petualangan Bima
52 052 - Ancaman Bima
53 053 - Isu Perselingkuhan
54 054 - Kesaksian Max
55 055 - Pria Penuh Drama
56 056 - Ritual Mandi Darah
57 057 - Algoritma Wanita
58 058 - Mendambakan Cintamu
59 059 - Kenyataan
60 060 - Menemui Max
61 061 - Mencoba Menerima Kenyataan
62 062 - Program Dari Mimpi
63 063 - Menemui Kani
64 064 - Sebuah Kesalahan
65 065 - Ingatan yang Terkunci
66 066 - Menjadi Penguntit
67 067 - Acara Pernikahan Kani
Episodes

Updated 67 Episodes

1
001 - Piala Bergilir
2
002 - Calon Istri
3
003 - Gosip Panas
4
004 - Bertemu Biang Gosip
5
005 - Itikad Baik
6
006 - Berencana Kabur
7
007 - Hutan Keramat
8
008 - Raga Yang Tertukar
9
009 - Ritual Penarik Sukma
10
010 - Sudah Saling Melihat
11
011 - Sepakat Bertukar Peran
12
012 - Kecurigaan Max
13
013 - Kepergok Video Call
14
014 - Keluhan Teguh
15
015 - Kedatangan Alex
16
016 - Taruhan
17
017 - Keputusan Kris
18
018 - Bima dan Ajudannya
19
019 - Calon Suami Kani
20
020 - Interogasi
21
021 - Kabar Kehamilan
22
022 - Pernikahan
23
023 - Kris Sakit
24
024 - Ajakan Pulang
25
025 - Makan Malam Bisnis
26
026 - Menjalankan Ritual
27
027 - Ngambeknya Kris
28
028 - Terlanjur Basah
29
029 - Nasi Padang
30
030 - Daisy
31
031 - Tak Bisa Mengelak
32
032 - Aku Bukan Seorang Wanita
33
033 - Sergio
34
034 - Keinginan Daisy
35
035 - Perseteruan
36
036 - Tentang Alex
37
037 - Penculikan Kris
38
038 - Kembalinya Raga
39
039 - Hikmah
40
040 - Kedatangan Kris
41
041 - Kita Sudah Berakhir
42
042 - Cincin
43
043 - Mario
44
044 - Jebakan Makan Malam
45
045 - Membuat Perhitungan
46
046 - Terjadi Lagi
47
047 - Eyang Putri
48
048 - Ritual Tambahan
49
049 - Cerita Max
50
050 - Ganti Rugi
51
051 - Petualangan Bima
52
052 - Ancaman Bima
53
053 - Isu Perselingkuhan
54
054 - Kesaksian Max
55
055 - Pria Penuh Drama
56
056 - Ritual Mandi Darah
57
057 - Algoritma Wanita
58
058 - Mendambakan Cintamu
59
059 - Kenyataan
60
060 - Menemui Max
61
061 - Mencoba Menerima Kenyataan
62
062 - Program Dari Mimpi
63
063 - Menemui Kani
64
064 - Sebuah Kesalahan
65
065 - Ingatan yang Terkunci
66
066 - Menjadi Penguntit
67
067 - Acara Pernikahan Kani

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!