Percuma punya wajah tampan, ternyata doyannya yang tampan juga!
Beruang kutub di kutub utara saja bisa membedakan mana jantan mana betina! Beruang kutub jadi-jadian itu malah sukanya sama pejantan! Hihh!
Wahh serius? Sungguh tak bisa diduga!
Di antara mereka berdua, siapa yang jadi betinanya ya??
"Haha!"
Kani tertawa jahat membaca semua komentar yang masuk dalam percakapan grup alumni sekolah.
Kani sengaja melakukannya karena ia tahu bahwa si beruang kutub itu juga bergabung dalam grup.
Tak mungkin pria itu tidak membaca ratusan komentar menanggapi unggahan yang dikirimkan oleh Kani.
"Cinta terlarang itu memang justru sangat menantang," Kani kembali memberi balasan komentar.
"Hahaha! Mampus kau! Beruang kutub sialan!" Kani tertawa lagi.
Sudah lebih dari seminggu percakapan tentang Ican si beruang kutub itu menjadi topik pembicaraan terhangat di grup alumni.
Selama si beruang kutub itu tidak memberi respon, semakin gencar gosip itu beredar.
Bahkan beberapa orang sampai ada yang mengunggah tangkapan layar dari akun sosial media milik si beruang kutub. Terlihat pertanyaan frontal yang mempertanyakan apakah benar pria itu adalah gay.
Kolom komentar pada unggahan terakhirnya sampai dikunci.
Itulah yang dipikirkan Kani saat melihat tangkapan layar yang menunjukkan akun sosial media pria itu.
Kani memang tidak memiliki akun karena ia tidak punya waktu untuk main sosial media yang jelas menyita banyak waktu.
Kani sudah lama menutup akunnya sebelum ia lulus dari kuliah. Itu pun terpaksa ia lakukan karena beberapa kali dilabrak oleh pacar teman kampusnya yang cemburu pada Kani.
Gara-gara si beruang kutub, Kani membuka kembali akunnya hanya untuk melihat akun sosial media pria itu.
Hanya ada sepuluh foto yang diunggah di laman tersebut. Foto-foto itu berupa pemandangan langit, laut, dan cangkir berisi kopi.
Satu foto berupa bayangan pria itu di tengah jalan mendapat jumlah suka sebanyak jumlah pengikutnya. Semua orang memberi komentar bahwa bayangan pria itu begitu tampan.
Si beruang kutub yang gembul itu sudah terkena pemanasan global, makanya jadi kurus begitu! Batin Kani.
"Mba Kani.”
Kani tersentak kaget saat mendengar seseorang memanggilnya.
Ia terlalu fokus memperhatikan akun sosial media sampai mengabaikan pekerjaannya.
"Mas Teguh, ada apa?"
Kani bertanya pada salah satu pegawai operasional yang bekerja di usaha travel dan rental mobil yang dikelola oleh Kani.
Usaha tersebut sudah dijalankan oleh Kani selama hampir sepuluh tahun dengan modal yang dipinjamnya dari sang ayah.
Meski saat ini bisnisnya sedang naik turun, namun selama sepuluh tahun ini, Kani bisa mengelola hampir selusin mobil.
Itu semua berkat kegigihan dan keuletan Kani serta salah satu pegawainya, yakni Teguh.
Teguh adalah salah satu pegawai yang sudah bekerja bersama Kani sejak Kani merintis usahanya itu. Pria itu menjadi tangan kanan Kani karena merupakan pegawai yang serba bisa. Selain andal dalam mengurus operasional di lapangan, pria itu juga jago dalam mengurus administrasi.
Dulunya Teguh adalah petugas kebersihan di perusahaan tempat Kani bekerja. Berkat dorongan dari Teguh, Kani memberanikan diri untuk memulai bisnisnya sendiri.
Awalnya bisnis Kani sangat ditentang oleh keluarga, namun Kani membuktikan bahwa ia pasti bisa sukses, meskipun saat ini ia berat untuk mengembalikan modal awal yang dipinjamnya dari sang ayah karena berharap sang ayah bersedia mendukung secara penuh.
"Ya, ayah akan anggap hutangmu lunas, kalau kau mau menikah dengan Mario".
Itulah janji sang ayah yang kini tak mungkin bisa direalisasikan mengingat Mario telah memutuskan untuk membatalkan pernikahan.
Huhh! Padahal Mario yang membatalkan pernikahan, tapi kenapa aku masih harus membayar utangku pada ayah, padahal kata ayah akan dianggap lunas! Keluh Kani.
"Mba Kani, unit nomor 9 sudah lewat tiga hari belum kembali dari mengantar penumpang ke Kota A, terakhir katanya sopirnya kehabisan bahan bakar sewaktu mau kembali, tapi ini sudah tiga hari belum ada kabar lagi," kata Teguh.
"Oh begitu, ada apa dengan Didin ya? Coba sebentar saya coba hubungi keluarga Didin," sahut Kani.
Selama menjalankan usaha travel, Kani tidak memiliki sopir tetap. Ia biasa merekrut pekerja lepas dari teman-teman yang dikenalnya. Pekerja lepas yang membutuhkan pekerjaan sampingan untuk sekadar mengisi waktu luang demi menghasilkan uang.
Ada juga orang-orang yang meminta bergabung keanggotaan sebagai mitra dengan membawa unit mereka sendiri.
Tak sia-sia Kani sering nongkrong dengan para pria sewaktu masih sekolah. Para pria biasanya memiliki rasa solidaritas pertemanan yang lebih kuat dan tentunya minim drama jika dibandingkan dengan para wanita. Makanya tak heran dulu Kani lebih suka berkumpul bersama para pria hingga tersebar rumor piala bergilir dari orang-orang yang iri pada popularitasnya.
"Oh, baik, baik, terima kasih infonya, kami di sini juga sedang mengupayakan untuk bisa menghubungi Didin. Nanti kalau ada info, akan kami kabari sesegera mungkin," ucap Kani sebelum menutup telepon,
Teguh menunggu sampai bosnya itu bicara padanya.
"Mas Teguh pernah ke daerah di sekitar Kota A?" tanya Kani.
"Belum pernah, Mba, tapi kenalan saya pernah ada yang pergi ke sana, katanya daerah sana memang terkenal angker-angker gimana begitu," jawab Teguh.
"Duh, Mas Teguh, yang paling angker itu, kalau unit nomor 9 belum juga kembali sampai minggu depan. Minggu depan ada penumpang yang akan charter langsung empat unit, sudah bayar uang muka pula," keluh Kani.
"Hmm, iya, Mba Kani, di depan ada tamu yang datang, katanya mau ketemu Mba, tapi belum janjian," kata Teguh.
"Terus?"
"Ya, saya bilang, harusnya janjian dulu, baru datang," jawab Teguh.
"Haha, terus?" tanya Kani seraya tertawa.
"Katanya, bagaimana mau janjian, Mba Kani tidak mau menjawab telepon, makanya beliau datang kemari," jawab Teguh.
Kani mendelik gusar.
"Katanya lagi, beliau tidak akan pergi sampai Mba Kani bisa ditemui," lanjut Teguh.
Sepertinya Kani tahu siapa tamu yang begitu ngotot untuk bertemu itu setelah Kani terus mengabaikan pesan dan juga panggilan teleponnya.
Kani memang sengaja melakukannya karena merasa jengkel dengan pria arogan itu. Ia merasa harus balas dendam karena pada awalnya Kani yang harus memohon agar mereka bertemu dan bicara baik-baik.
"Katakan padanya, aku masih sibuk," kata Kani.
"Tadi saya sudah bilang begitu, Mba," kata Teguh.
"Terus?" tanya Kani.
"Terus katanya, kalau Mba Kani tidak mau ketemu, nanti ketemu lagi di pengadilan," jawab Teguh.
"Hah? Apa?" Kani terperangah.
"Mba, apa beliau itu debt collector?" tanya Teguh.
Kani bersungut-sungut.
"Tapi, masa pria setampan itu debt collector? Apa aktor yang lagi pura-pura jadi debt collector?"
"Ya sudah, Mas, sampaikan padanya, tiga puluh menit lagi akan saya temui dia," sahut Kani.
Bisa-bisanya dia mengancamku seperti itu! Dasar beruang kutub gila!
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments