Kris, pria itu mendorong pintu sebuah restoran barbeque. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh meja yang dipenuhi para pengunjung restoran.
"Kris!"
Seorang pria melambaikan tangan sambil memanggil namanya.
Pria itu adalah Mario, seniornya di kampus yang mengundangnya makan malam bersama para senior di kampusnya.
"Kenapa kau lama sekali, Kris?" Mario menyambut dengan senang.
"Maaf, tadi masih ada pekerjaan," jawab Kris.
"Oh wah, pekerjaan di akhir pekan? Kau sungguh budak corporate sejati," ucap Mario.
"Oh ya teman-teman, ini Kris, dia junior kita di kampus, tapi dia lulus bersama angkatan kita," Mario memperkenalkan Kris.
"Oh, berarti kau yang menjadi lulusan tercepat itu ya?" salah satu teman Mario bertanya.
"Tidak hanya tercepat, tapi juga terbaik," sahut Mario.
"Haha, apa gunanya jadi lulusan terbaik dan tercepat, kalau ujung-ujungnya jadi budak corporate juga," celetuk teman Mario yang lain.
Kris hanya mengulas senyum tipis yang hampir-hampir tidak terlihat.
"Hei, kami hanya bercanda, bercanda," teman Mario cepat-cepat memberi klarifikasi.
"Tidak masalah, toh kenyataannya memang begitu," sahut Kris enteng.
"Kris, ayo makan," ajak Mario.
Kris hanya tersenyum tipis, yang pasti ia sudah merasa kenyang melihat banyaknya daging yang dipanggang di atas kompor.
"Oh ya, ngomong-ngomong, ada acara ya? Sepertinya ini bukan ulang tahunmu, Mario," tanya Kris.
Mario tersenyum sumringah saat semua mata tertuju padanya.
"Ahaa, ya, sebenarnya, aku mengundang kalian hanya untuk kumpul-kumpul sebelum aku menikah," kata Mario.
"Kau akan menikah?" Robin, salah satu teman Mario berseru kaget.
"Wah! Selamat, Mario! Kapan kau akan menikah?"tanya Ben.
"Masih bulan depan, tapi aku mau merayakannya lebih cepat karena ke depannya aku pasti akan semakin sibuk dengan persiapan pernikahan," jawab Mario.
"Lalu, siapa wanita beruntung yang akan menikah denganmu? Dia pasti sangat cantik sampai-sampai bisa meluluhkan hatimu," komentar Ben.
"Hmm, sebenarnya aku dijodohkan, tapi tidak masalah, karena dia memang secantik itu," nada bangga masih terdengar pada jawaban Mario.
"Haha, pantas saja kau bisa menikah, rupanya kau dijodohkan," sahut Robin.
"Yah, kalau tidak dijodohkan bisa dapat jodoh dari mana? Setiap hari yang kita hadapi hanya program komputer," Mario tertawa renyah.
Kris tidak berkomentar, ia hanya diam mendengarkan. Mario memang terkenal sebagai senior yang ramai dan ceria, sungguh tidak sesuai dengan citra mahasiswa jurusan teknik informatika yang cenderung serius.
Kris dan Mario menjadi akrab karena mereka pernah satu kelompok dalam menggarap proyek mata kuliah. Meski sekarang mereka sudah tidak seakrab sewaktu masih kuliah karena kesibukan masing-masing, namun mereka masih tetap menjaga komunikasi.
"Oh ya, ngomong-ngomong, coba perlihatkan calon istrimu, apa benar-benar manusia?" tanya Robin antusias.
Mario masih tersenyum sumringah usai merogoh saku celananya, mengeluarkan gawai cerdas lalu menunjukkan foto seorang wanita yang akan menjadi calon istrinya.
"Woaah! Cantik sekali! Serius ini bukan efek kamera jahat?"
Mario tersenyum bangga melihat teman-temannya terpana pada calon istrinya.
"Aslinya bahkan lebih cantik, makanya aku terima saja dijodohkan, hehe," Mario terkekeh.
Mario kini menunjukkan foto itu pada Kris yang sedang meneguk air mineral dari botol.
"Bagaimana menurutmu, Kris?"
Mata Kris tertuju pada foto di layar pipih, menunjukkan seorang wanita yang tersenyum dengan senyuman Monalisa.
Wanita dalam foto itu benar-benar membuat Kris terkejut. Ingatan masa lalu berputar cepat dalam kepala Kris.
"Uhuk! Uhuk!" Kris terbatuk karena tersedak.
Mana mungkin Kris bisa melupakan wanita yang pernah menjadi masalah dalam hidupnya di masa lalu, yang benar-benar ingin dilupakan oleh Kris setelah menguburnya dalam-dalam.
Wanita itu bahkan membuat Kris menerima julukan sebagai beruang kutub.
Tidak! Tidak mungkin dia adalah wanita itu! Pasti hanya mirip saja! Batin Kris.
"Wah, Kris, kau terkejut karena calon istriku begitu cantik ya? Hehe," Mario terkekeh.
"Ehem, wajahnya terlihat seperti seseorang yang dulu pernah kukenal," ucap Kris.
"Pernah kau kenal? Mantan pacarmu ya?" seloroh Ben.
"Bukan," jawab Kris dengan cepat.
"Siswi di sekolahmu yang sangat populer?" tanya Robin.
"Hmm, ya, Kanigara saat itu memang populer di kalangan pria, bahkan sampai dijuluki piala bergilir," lanjut Kris.
Mario terdiam mendengar ucapan Kris. Mario merasa tidak menyebutkan nama calon istrinya, apakah Kris sungguh mengenal Kani?
"Yah, wajar saja disebut piala bergilir, dia secantik itu," sahut Robin.
"Haha, paling hanya mirip karena sama-sama cantik," Mario tertawa.
Kris menatap ke arah Mario, dalam hati, ia merasa kesal karena Mario akan menikah dengan wanita jahat itu.
Jika wanita jahat itu menikahi Mario, itu artinya wanita itu nantinya akan muncul kembali dalam hidup Kris.
Tak terbayangkan rasanya jika wanita itu mengenalinya lalu memanggilnya dengan julukan beruang kutub. Atau kemungkinan terburuk adalah menceritakan aib Kris di masa lalu.
Selama lima belas tahun lamanya Kris bersusah payah untuk membangun kembali citranya sebagai pria sempurna tanpa cela dengan mengubur dan menghilangkan jejaknya di masa lalu.
Namun orang dari masa lalunya justru akan datang dan kemungkinan besar akan membongkar masa lalu itu.
...*****...
"Kau sungguh mengenal Kani, Kris?"
Mario bertanya sambil membolak-balik daging di atas panggangan. Sementara Ben dan Robin pergi ke luar untuk merokok.
"Harusnya yang lebih tahu tentang dia adalah kau yang notabene adalah calon suaminya," jawab Kris.
"Sebenarnya, aku baru bertemu dengannya tiga bulan yang lalu, itu pun karena perjodohan," jawab Mario.
"Kau tidak memeriksa sosial medianya?" tanya Kris.
"Kani tidak punya, katanya dia begitu sibuk sampai tidak pernah main sosial media," jawab Mario.
"Yah, memang alasannya terdengar aneh, memangnya ada orang yang tidak main sosial media sama sekali, seakan memang menyembunyikan sesuatu," ucap Mario lagi.
"Lalu, aku tidak tahu siapa teman-temannya karena aku tidak benar-benar mengenalnya. Dan tiba-tiba saja kau bilang, kau mengenalnya," lanjut Mario.
"Hmm, maaf, Mario, aku tidak bermaksud untuk memberi penilaian buruk terhadap calon istrimu. Tetapi, kalau aku jadi kau, aku tidak bersedia dijodohkan, meski wanita itu secantik bidadari. Bagaimana jika bidadari itu ternyata bidadari dari neraka?"
"Haha, ada-ada saja kau ini, Kris," Mario terkekeh.
Ya, sebaiknya kau batalkan pernikahanmu itu, Mario. Aku sungguh tidak ingin melihat wanita itu lagi! Batin Kris sambil menyeringai.
...*****...
Awalnya Kris pikir, ia tidak akan berurusan dengan wanita itu lagi.
Namun alangkah kagetnya ia saat wanita itu muncul dan mencarinya di grup alumni sekolah.
Karena wanita itu terus memaksanya untuk bertemu dan bicara secara langsung, akhirnya Kris menemui wanita itu.
Hanya saja, pembicaraan mereka berakhir dengan buruk.
Wanita itu terlihat marah pada Kris, daripada Kris menjadi sasaran kemarahan wanita itu, lebih baik Kris segera mengakhiri pertemuan mereka.
Toh sudah tidak ada hal lain yang perlu mereka bicarakan.
Hanya saja lagi-lagi dugaan Kris meleset.
Kris terkejut tatkala membaca pesan yang masuk dalam grup alumni sekolah.
Foto Kris bersama seseorang diberi keterangan.
Hot gosip! Ican si beruang kutub ternyata adalah gay!
...*****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments