BAB04 - Calon Istri.

—Bagiku, Ayah adalah sosok Pria yang ku sebut Cinta pertama.— Davina Sutedjo.

 

.

Davina keluar dari ruangan ICU dengan isak tangis. Tubuhnya bergetar hebat. Raungan serta jeritan kesedihannya, terdengar memenuhi koridor Rumah sakit. Tampak, pria yang sedari tadi menantinya untuk keluar dari ruangan ICU itu ikut merasakan kesedihannya.

 

 

Para team medis yang sempat meminta Davina melihat detik-detik Ayahnya melepas nafasnya. Suster memegangi tubuhnya dan memberikan kata-kata penyemangat, sabar dan ikhlas untuk menerima keadaannya. Hanya saja, Davina tidak bisa menerima apapun dari keadaan yang barusan di terimanya. Suster kewalahan, saat Davina terus meronta-ronta.

 

 

 

"Biar saya bantu Sus." kata Pria yang sempat memberikan Davina sapu tangannya. Melihat Suster itu tidak bisa menenangkan Davina, akhirnya pria itu menawarkan dirinya.

 

"Terima kasih Tuan." balas si Suster dengan mengalihkan tubuh Davina yang sempat di dalam genggamannya.

 

 

"Ada apa dengannya Sus?" tanya pria bernama Williams dengan mencengkram erat tubuh Davina yang sedang meraung sedih.

 

 

"Ayahnya barusan berpulang Tuan. Saya izin dulu, mengurus jenazah Ayah beliau." kata Suster ke Wliliams, dan mendapatkan jawaban dari Williams.

 

"Nona! kau harus tenang." ucap Wiliiams menyentuh pundak Davina.

 

"Aku mau bunuh diri aja! lepaskan Aku." teriak Davina meronta-ronta dan menangis sesunggukan.

 

 

"Kau harus kuat Nona. Bagaimana bisa Kau bunuh diri? Ayahmu baru saja berpulang, beliau akan sedih melihat keadaan kamu seperti sekarang."suara Williams terdengar meyakinkan untuk Davina.

 

"Aku tidak butuh kata-kata penghibur dari kalian! Lepaskan Aku!" teriak Davina sambil beranjak berdiri.

 

Williams dengan kuat menarik lengan Davina.

 

"Kamu jangan gegabah! Kamu harus tenang Nona." usaha Williams sia-sia. Davina dengan sekuat tenaganya, menarik lengannya dari cengkraman tangan Williams. Williams melepas cengkramannya, karena ia takut melukai Davina.

 

 

"Nona!" Williams mengejar Davina yang beruraian air mata.

 

 

Pria bertubuh atletis itu, tidak menyangka dengan respon tubuhnya, mau menyibukkan dirinya, mengurusi wanita yang sedang berlari di depannya.

 

 

Davina yang sedang kacau dan kalut, membawa dirinya keluar dari Rumah sakit. Davina berniat, untuk menabrakan dirinya di tengah jalan. Dengan begitu pula pikir wanita yang sedang larut dalam kesedihannya, bisa ikut bersama sang Ayah.

 

 

Williams dengan terges-gesa, menambah kecepatan larinya. Hingga tangannya mampu menggapai lengan yang berkucur keringat dan dingin dari sekujur kulitnya.

 

 

"Lepaskan Aku! Kau siapaaaa. Jangan ikut campur dengan masalahku!" ketus Davina dengan di barengi suara kesedihannya dan tatapan tajamnya ke Williams.

 

 

"Aku? Aku bukan siapa-siapa. Aku tadi hanya sedang lewat, dan tidak tega saja melihatmu sendiri merasakan kesedihanmu. Ayo saya bantu." kata Williams membujuk.

 

"Tidak usah! biarkan saja saya sendiri. Saya sudah terbiasa." Davina menolak dan hendak melepaskan lengannya dari genggaman tangan Williams.

 

 

"Saya tidak percaya. Ayo saya bantu." Williams mengulang ucapannya lagi seraya menarik tubuh Davina agar berjalan.

 

 

 

"Saya bilang lepaskan! jangan ikut campur dengan masalah saya!" isak tangisnya kembali pecah.

 

"Saya akan ikut campur, sampai kamu mau masuk ke dalam sana." tunjuk Williams ke arah rumah sakit, "Kalau kamu tidak mau, saya akan tetap ikut campur Nona." katanya dengan lembut dan sedikit tekanan.

 

Davina menangis dan menarik-narik tubuhnya. Memaksa, agar Williams melepasnya. Tapi tangan kekar pria tersebut, mampu menahan tubuhnya. Hingga Williams tidak punya pilihan lain. Williams yang terus di tentang Davina, pun menarik tubuh Davina ke dalam pelukannya dan mendekapnya sangat erat.

 

"Lepaskan Aku!" bentaknya sambil meronta di pelukan Williams.

 

 

"Aku tidak akan melepaskanmu." balas Williams semakin erat memeluk tubuh wanita asing di hadapannya. Entah kenapa, sebelumnya tidak pernah di rasakan Williams keadaan seperti ini. Memeluk tubuh wanita yang tidak di kenalnya dan ikut campur dengan masalah orang asing.

 

Hanya saja, Williams merasa penasaran akan wanita yang sempat menangis di sampingnya. Hingga tidak sadar akan keberadaan Williams yang duluan duduk di bangku koridor rumah sakit.

 

 

"Lepaskan aku." suara Davina melemah dan akhirnya tubuhnya yang dingin dan wajahnya yang pucat serta di genangi air mata, pun terjatuh tak sadarkan diri di dalam pelukan Williams.

 

 

"Nona... Nona." Williams menepuk wajah Davina.

 

"Nona bangun... apa kamu mendengar suara saya?" lagi-lagi, Williams mencoba menyadarkan Davina.

 

 

Tidak ada pergerakan dari Davina, segera pria tegap yang merasa ibah dengan keadaan Davina, membawa tubuh Davina ke dalam gendongannya. Secepat kakinya berlari, Williams memberikan pertolongan ke Davina.

 

Sesampainya di ruangan IGD, Williams terus melihat team medis memberikan pertolongan untuk wanita yang menarik hatinya.

 

"Semoga dia bisa kuat." gumam Williams.

 

 

Tubuh yang lemah itu, kini terbaring di atas ranjang rumah sakit. Tangan yang di pasang jarum infus, membuat Williams semakin ibah untuk menunggunya tersadar.

 

Tak lama, suara nada dering Williams terdengar. Pria yang sedang duduk di depan ranjang Davina, beralih ke arah saku celananya. Buru-buru dia mengambil ponselnya.

 

"Silvia?" gumam Williams, dahinya mengerut.

 

Williams memilih tidak menjawab dan mengalihkan ponselnya ke mode senyap. Pria tersebut, mengembalikan ponselnya ke dalam saku celananya. Pandangannya kembali menatap sendu wajah wanita di depannya dengan melipat kedua tangannya di atas bidang dadanya.

 

"Williams." suara seseorang mengagetkan Williams dari arah belakang. Williams menoleh ke arah suara dan beranjak dari duduknya.

 

Williams terkesiap, "Dave." ucapnya sambil membulatkan kedua matanya.

 

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dave penuh selidik, mendekati Williams dan ranjang Davina.

 

"Ouw... aku hanya menolong wanita ini. Tadi, saat Aku baru tiba di rumah sakit, tidak sengaja lewat di depan ruangan ICU. Aku melihatnya sedang berduka. Ya jadi Aku membantunya, karena dia ingin bunuh diri. Dan kau? apa yang kau lakukan di sini?" tanya Williams, alis kanannya terangkat.

 

 

"Williams." suara Nenek tua yang tak lain adalah Oma Alexa, turut menjadi perhatian Williams.

 

Ada yang tidak beres pikirnya. Wajah Dave yang awalnya biasa berubah tidak senang, pun bisa di tangkap Williams.

 

 

"Oma." Williams mendekati Oma Alexa dan memberikan salam untuk menghormati orang yang lebih tua darinya.

 

"Apa yang membawamu kemari Nak?" tanya Oma Alexa.

 

"Ouuu... Dave kan tau Oma. Wanda kena demam berdarah dan di rawat di sini. Jadi, Williams ke sini untuk melihat keadaan Wanda. Terus, saat melewati ruangan ICU, wanita ini sedang menangis. Williams tanya ke Suster, dia sedang berduka, Ayahnya telah tiada Oma. Jadi, Williams berniat menolongnya karena Suster kewalahan menahan tubuh Wanita ini. Dia terus menangis dan meronta-ronta, sampai ingin bunuh diri Oma. Kan Williams tidak bisa membiarkannya saja Oma." jelas Williams panjang lebar.

 

Oma Alexa tersenyum dan menepuk pundak Williams dengan lembut. Dave dia hanya mendengarkan, sedangkan kedua manik matanya menatap Davina yang terbaring lemah.

 

 

"Kau memang anak yang baik Williams. Oma bangga sama Kamu." balas Alexa.

 

"Agh, tidak seperti itu Oma. Williams hanya takut berdosa, jika saja Williams yang tau dan membiarkannya saja untuk bunuh diri."

 

 

"Dia mau bunuh diri?" Oma Alexa kembali mengulang ucapan Williams.

 

 

 

Williams menganggukan kepalanya.

 

"Iya Oma. Katanya, dia tidak bisa hidup tanpa Ayahnya. Sungguh malang sekali dia Oma, tidak ada keluarga lain yang menemani dirinya." kata Williams memandang wajah Davina.

 

Oma Alexa tersenyum dan menyentuh lengan tangan Williams.

 

"Tidak masalah Nak. Sekarang, Oma yang akan menjadi keluarganya. Namanya Davina, dia calon Istri Dave." perkataan Oma Alexa membuat Williams menatap kaget ke Oma Alexa.

 

 

"Calon Istri?" Williams mengulang ucapan Oma Alexa.

 

 

 

 

Bersambung.

 

 

***

 

 

**Hayyyy... Pembaca Mom. Tolong dong, kalau kalian suka, di like, di komen dan di VOTE. Jangan lupa di favoritkan serta di berikan binta lima. Karena regulasi di MangaToon ini, mengharuskan pembacanya aktif. Kalian lihat dong, itu bintangnya cuma 4,5. Padahal yang favoritkan hampir 1.000 pembaca. Jadi tolong dong, jangan jadi side reader. Saya kembali bawa judul baru di sini, karena gak tega buat ninggali kalian.

 

 

 

 

Jangan lupa untuk selalu dukung Mom ya 🥰**

Terpopuler

Comments

Risti Sari

Risti Sari

👍❤

2022-08-18

0

Akira Pratiwie

Akira Pratiwie

aq pernah diposisi itu..ibu meninggal..slang 30 menit ayah msuk ICU..yg ada dipkiranQ hanya 1..aq Ingin ikut mreka aq takut hidup didunia tnpa mreka..pdhal aq 4 brsaudra..aq bungsu..sediihhhh..Davina.huhuu

2021-09-23

0

Fhebrie

Fhebrie

william apakah suka ya sm davina.. suka sm ceritanya

2021-07-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB01 - Ikhlas.
2 BAB02- Kesedihan.
3 BAB03 : APAKAH ADA MUKJIZAT?
4 BAB04 - Calon Istri.
5 BAB05 - SAH
6 BAB06 - Surat dari Ayah
7 BAB07 - TERENYUH
8 BAB08 - Keluarga.
9 BAB09 – WAJAH POLOS.
10 BAB10 - KEHANGATAN
11 BAB11– SOK AKRAB.
12 BAB12 - Siapa dia?
13 BAB13 - ECCA
14 BAB14 - Berbeda
15 BAB15 - MARAH
16 BAB16 - LUCU
17 BAB17 - OMA ALEXA
18 BAB18
19 BAB19
20 BAB20 - Apa Kabarmu?
21 BAB21 - MEMAAFKAN
22 BAB22 - MENGGEMASKAN
23 BAB23 - ISTRIKU
24 INFO
25 BAB24 - SERIUS
26 BAB25 - DAVINA MENGHILANG.
27 BAB26 - MELINDUNGI
28 BAB27 - MENANGIS
29 BAB28 - MAAFKAN AKU
30 BAB29 - TATAPAN
31 BAB30 - BINGUNG
32 BAB 31 : KECEWA
33 BAB32 -JANJI
34 BAB33 - PERIH
35 BAB34 : SAKIT
36 VISUL DAVE, DAVINA, WILLIAMS
37 BAB35 : PENYESALAN LAGI
38 BAB36 : DI HAKIMI
39 BAB37 : Air Mata Davina
40 BAB38 : KEINGINAN KELUARGA DAVE
41 BAB39 : KEGILAAN DAVE
42 BAB40 : ANDAI ITU AKU
43 DIBACA YA PEMBACAKU^^
44 BAB41 : KEBERADAAN DAVINA
45 BAB42 : SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN
46 BAB43 : KITA LIHAT SAJA
47 BAB44 : HIDUPLAH BAHAGIA
48 BAB45 : DAVE
49 BAB46 : CIUMAN KERINDUAN
50 BAB47 : APA KAU MENYUKAI WILLIAMS
51 BAB48 : SELAMAT MALAM
52 BAB49: PAGI INDAH
53 BAB50 - DAVE MENANG
54 BAB51 - APA KAU CEMBURU?
55 BAB52 : TAMU TAK DI UNDANG
56 BAB53 - KRITERIA CALON ISTRI
57 BAB54 : AJAKAN
58 BAB55 : SEMOGA MASIH SAMA
59 BAB56 : AKAN MELAWAN
60 BAB57 : PERLAWANAN
61 BAB58 :Good Job Baby
62 BAB59 : Cake Ultah
63 BAB 60 : SEBUAH PERMINTAAN
64 BAB61 : TIDAK AKAN MELEPASKAN
65 BAB62 : DAVE JAHAT
66 BAB63: AIR MATA DAVE
67 BAB64 : MENYALAHKAN DIRI
68 BAB65: PESTA
69 BAB66 : SERIGALA
70 BAB67: HATI DAN PIKIRAN
71 TOLONG DI BACA
72 BAB68 : KARMA
73 BAB69 : MELAWAN
74 BAB70 : AKU MENCINTAIMU
75 BAB71 : NOMOR TIDAK DI KENAL
76 BAB72 : BERBOHONG
77 BAB73 : KAU JAHAT
78 BAB74 : MIMPI JADI KENYATAAN
79 BAB75: IBU
80 BAB76: OMA ALEXA
81 BAB77 : PERTEMUAN TAK TERDUGA
82 BAB78 : Bertemu Sahabat
83 BAB79 : BERSAMA SAHABAT
84 BAB80 : Woy!!!
85 BAB81 : PACARAN
86 BAB82 : Calon Istri
87 BAB83 : TERIMA KASIH
88 BAB84 : KEBAHAGIAAN SAHABAT
89 BAB85 : LAMARAN
90 BAB86: TAMAT
91 PENGUMUMAN
92 MCB05 : Ingatan Masa Kecil.
93 INFO
94 Judul Baru
95 Daviana Smith
96 Panggilan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
BAB01 - Ikhlas.
2
BAB02- Kesedihan.
3
BAB03 : APAKAH ADA MUKJIZAT?
4
BAB04 - Calon Istri.
5
BAB05 - SAH
6
BAB06 - Surat dari Ayah
7
BAB07 - TERENYUH
8
BAB08 - Keluarga.
9
BAB09 – WAJAH POLOS.
10
BAB10 - KEHANGATAN
11
BAB11– SOK AKRAB.
12
BAB12 - Siapa dia?
13
BAB13 - ECCA
14
BAB14 - Berbeda
15
BAB15 - MARAH
16
BAB16 - LUCU
17
BAB17 - OMA ALEXA
18
BAB18
19
BAB19
20
BAB20 - Apa Kabarmu?
21
BAB21 - MEMAAFKAN
22
BAB22 - MENGGEMASKAN
23
BAB23 - ISTRIKU
24
INFO
25
BAB24 - SERIUS
26
BAB25 - DAVINA MENGHILANG.
27
BAB26 - MELINDUNGI
28
BAB27 - MENANGIS
29
BAB28 - MAAFKAN AKU
30
BAB29 - TATAPAN
31
BAB30 - BINGUNG
32
BAB 31 : KECEWA
33
BAB32 -JANJI
34
BAB33 - PERIH
35
BAB34 : SAKIT
36
VISUL DAVE, DAVINA, WILLIAMS
37
BAB35 : PENYESALAN LAGI
38
BAB36 : DI HAKIMI
39
BAB37 : Air Mata Davina
40
BAB38 : KEINGINAN KELUARGA DAVE
41
BAB39 : KEGILAAN DAVE
42
BAB40 : ANDAI ITU AKU
43
DIBACA YA PEMBACAKU^^
44
BAB41 : KEBERADAAN DAVINA
45
BAB42 : SEMOGA HARIMU MENYENANGKAN
46
BAB43 : KITA LIHAT SAJA
47
BAB44 : HIDUPLAH BAHAGIA
48
BAB45 : DAVE
49
BAB46 : CIUMAN KERINDUAN
50
BAB47 : APA KAU MENYUKAI WILLIAMS
51
BAB48 : SELAMAT MALAM
52
BAB49: PAGI INDAH
53
BAB50 - DAVE MENANG
54
BAB51 - APA KAU CEMBURU?
55
BAB52 : TAMU TAK DI UNDANG
56
BAB53 - KRITERIA CALON ISTRI
57
BAB54 : AJAKAN
58
BAB55 : SEMOGA MASIH SAMA
59
BAB56 : AKAN MELAWAN
60
BAB57 : PERLAWANAN
61
BAB58 :Good Job Baby
62
BAB59 : Cake Ultah
63
BAB 60 : SEBUAH PERMINTAAN
64
BAB61 : TIDAK AKAN MELEPASKAN
65
BAB62 : DAVE JAHAT
66
BAB63: AIR MATA DAVE
67
BAB64 : MENYALAHKAN DIRI
68
BAB65: PESTA
69
BAB66 : SERIGALA
70
BAB67: HATI DAN PIKIRAN
71
TOLONG DI BACA
72
BAB68 : KARMA
73
BAB69 : MELAWAN
74
BAB70 : AKU MENCINTAIMU
75
BAB71 : NOMOR TIDAK DI KENAL
76
BAB72 : BERBOHONG
77
BAB73 : KAU JAHAT
78
BAB74 : MIMPI JADI KENYATAAN
79
BAB75: IBU
80
BAB76: OMA ALEXA
81
BAB77 : PERTEMUAN TAK TERDUGA
82
BAB78 : Bertemu Sahabat
83
BAB79 : BERSAMA SAHABAT
84
BAB80 : Woy!!!
85
BAB81 : PACARAN
86
BAB82 : Calon Istri
87
BAB83 : TERIMA KASIH
88
BAB84 : KEBAHAGIAAN SAHABAT
89
BAB85 : LAMARAN
90
BAB86: TAMAT
91
PENGUMUMAN
92
MCB05 : Ingatan Masa Kecil.
93
INFO
94
Judul Baru
95
Daviana Smith
96
Panggilan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!