Seusai di rasa tenang, tubuh wanita itu masih terguncang. Mendapati sang Ayah, yang kini berada di ruangan yang di atasnya bertuliskan ICU. Hati anak mana yang tidak hancur, melihat tubuh orang yang sangat di cintianya itu terbaring lemah dan tidak sadarkan diri.
"Davina, jangan bersedih. Ayah kamu akan sembuh," bisik Oma Alexa.
Wanita lemah itu, menoleh sekilas.
"Apakah ada sebuah mukjizat di dunia ini Oma?" tanya Davina dengan suara bergetar.
"Tentu saja ada, jika kau percaya anakku." balas Oma Alexa menyemangati hati dan tubuh yang sedang rapu.
Davina tersenyum dengan getir.
"Semoga aja Oma. Oma, ada baiknya Oma pulang, ini sudah siang. Davina sudah terbiasa sendiri kok Oma." Davina memberikan senyumannya.
Sejenak, Oma Alexa menoleh ke Dave. Dave juga membalas tatapan sang Oma.
"Baiklah... Jika sesutu terjadi pada Ayahmu, atau juga ada kabar baik dari Ayahmu, pastikan untuk mengabarkan Oma." balas Oma Alexa dengan mengelus puncak kepala Davina.
Davina menganggukan kepalanya.
"Baik Oma, terima kasih sudah mau datang menjenguk Ayah." balas Davina.
Oma Alexa tersenyum.
"Bukan hanya menjenguk, Oma akan membawamu masuk ke dalam keluarga kami, Nak."
Davina hanya berdiam tidak menjawab perkataan wanita tua berparas cantik itu. Hanya sedikit senyuman kesedihan dia berikan.
Sekilas, pandangannya beralih ke Dave. Ternyata, pria berbadan tegap dan tinggi itu, sedari tadi memperhatikannya.
Entah apa yang membuatnya menatap ke Davina. Saat Davina menangkap tatapannya, buru-buru dia membuang pandangannya.
"Oma hati-hati di jalan." kata Davina sebelum mereka meninggalkan Davina.
"Baik anakku, kau harus kuat. Semoga Ayahmu, cepat tersadar dan pulih." balas Oma Alexa, kemudian mendapatkan jawaban dari Davina. Lalu, Oma Alexa meninggalkan Davina dengan hati terenyuh di ikuti oleh Dave.
Davina, dia langsung saja mendudukkan tubuhnya.
"Aku harus kuat untuk Ayah." gumamnya, seraya memejamkan matanya.
Wanita tua itu, pernah berada di posisi Davina. Di mana, dia juga berada di depan ruangan ICU sampai tertidur di pinggiran area ruangan ICU, untuk menanti kabar baik dari Ayahnya yang juga tidak sadarkan diri.
Betapa sedihnya dia, yang di dapatnya bukanlah kabar baik, Ayahnya berpulang diam-diam untuk selamanya.
"Dave! segera urus pernikahan kalian. Apa sedikit, pun kau tidak sedih melihatnya yang kini sebatang kara?" tanya Oma Alexa ke Dave.
"Tapi cinta mana bisa di paksakan Oma. Untuk menikah saja, tidak pernah sedikitpun kepikiran sama Dave, Oma." Dave berjalan tepat di samping tubuh wanita tua yang terbilang sangat sehat. Masih berjalan dengan elegannya.
"Jika kau menentang, biar Oma bunuh diri!" ancam Oma Alexa.
"Baiklah... jangan mengancam Dave. Akan Dave persiapkan semuanya. Asal Oma, Opa dan Papa senang." Dave membuang nafasnya kasar.
"Baguslah! pilihanmu sudah tepat nak. Berikan perintah ke Sekretaris Freddy, pantau Davina selama dia sendiri di rumah sakit."
"Sepertinya, Oma sayang sekali dengan wanita yang bahkan Oma belum kenal dengan baik." ucap Dave dengan penuh sindiran.
Kini kedua kaki yang sempat melangkah dengan cepat itu terhenti. Kedua mata di balik kaca mata berlensa putih itu,menatap wajah cucu semata wayangnya. Sangat tajam, seperti burung Elang yang hendak memangsa lawannya.
"Kau harusnya bisa melihat! gadis yang kami jodohkan denganmu, adalah gadis yang baik-baik. Terlahir dari keluarga yang baik. Dan sangat jauh berbeda dengan Ecca! tidak ada beresnya, pakai baju aja kekurangan bahan terus! Kau ini, sungguh tidak tau di untung. Harusnya kau bangga Dave, Davina anak yang mandiri, tidak seperti Ecca. Terus saja menggerogoti dompetmu!"
"Oma! Ecca bukan seperti itu. Namanya juga dia artis Oma, mana mungkin pakaiannya biasa-biasa saja. Ecca juga gadis yang baik kok Oma." balas Dave dengan santai.
"Terserah kau saja! Ecca tidak akan pernah bisa masuk ke dalam keluarga kita. Oma yang pertama menentang hubungan kamu dengannya." balas Nenek tua itu sambil kembali berjalan menuju area parkiran.
"Semenarik apa sih wanita itu? sampai Oma, hanya sekali melihatnya, langsung jatuh hati." gumam Dave dengan pelan, lalu mengambil ponselnya dan menghubungi Freddy, Sekretaris keluarga Smith.
Yah, Dave Smith, anak tunggal dari keluarga terpandang. Apa yang tidak di miliki oleh keluarga ini, dalam dunia perdagangan, bisnis, ekspor-impor, bahkan di bidang Industri. Pasti, tangan emas sang Surya Smith, ikut bergabung mengambil andil. Surya Smith, adalah Opa si Dave, memperanakkan Hezron smith, Papanya si Dave. Hingga melahirkan cucu tunggal bernama Dave Smith, yang kini masih menjabat sebagai CEO di perusahaan sang Opa di Jakarta.
Berbicara soal keluarga Smith. Keluarga Smith berhutang budi, dengan Kakek dan Neneknya Davina. Saat Dave berusia 2 bulan, bayi mungil itu di tukar dengan boneka di dalam stroller. Saat, Mama dan Papa Dave membawa dirinya ke Royal Botanic Gardens, Melbourne Untuk mengisi waktu senggang mereka. Sejenak bersantai, di saat itulah Dave di curi oleh orang yang tidak di kenal.
Kakek dan Nenek Davina, yang bekerja sebagai tukang kebun, pun mengetahui adanya orang yang mencurigakan, saat mereka sedang melewati keluarga Smith. Dan di saat itulah, keduanya berhasil, mencegah si penculik membawa kabur Dave. Teriakan mereka, berhasil membuat keramaian sebelum akhirnya Dave di letakkan di atas taman hingga si penculik kabur.
Kabar itu sampai terdengar ke Surya Smith, Opa Dave. Memanggil, Kakek dan Nenek Davina untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang mereka berikan untuk cucunya.
Akhirnya, Kakek dan Nenek Davina, di berikan pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya. Hingga berakhir ke sebuah janji, yang di ucapkan sendiri oleh Surya Smith ke Kakek Davina.
***
Rumah Sakit.
Sore sudah menampakkan awan jingga. Davina masih saja menanti kabar yang tak kunjung di terimanya sejak dia sendiri menantinya.
Meskipun seperti itu, tidak menyurutkan niatannya, untuk terus menanti sebuah keajaiban dalam hidupnya. Dengan perut kosong, dan rasa lapar serta haus yang membuat tubuhnya semakin lemah, Davina terus bertahan tetap menunggu Ayahnya.
"Keluarga Pak Albert." panggilan yang tergesa-gesar dari pintu ICU, membuat Davina beranjak dari duduknya.
"Saya Suster." kata Davina dengan menguatkan dirinya.
"Maaf Dek... Kamu bisa masuk sekarang. Siapa tau, ada kata-kata yang bisa kamu ucapkan di akhir. Ayah kamu, sedang berjuang untuk melawan komanya. Kondisi Ayah kamu melemah."
Degggg....
Davina seperti di terjang angin yang menghempaskan tubuhnya. Maksud dari perkataan si Suster, membuatnya mematung. Bibirnya keluh, kakinya seperti terpaku dengan lantai. Air matanya yang mampu menunjukkan, betapa terpukulnya dia dengan kabar barusan.
"Ayo Dik, lihat Ayahmu." tangan Suster itu menarik lengan Davina. Davina hanya mampu menangis dan berjalan pasrah mengikuti Suster di sampingnya.
Bersambung.
***
Pembaca : Thor, kenapa gak Wedding Ring sih?
Author : saya masih bingung soalnya mau bawa dia ke mana. Jadi, sementara saya nyicil bab di app Wattpa*
Pembaca : Loh kok gitu sih Thor, mau download lagi jadinya.
Author : Gak usah. Kalian bisa baca langsung lewat google. Ketik di pencarian nama aplikasinya dan cari Wedding Ring.
Pembaca : oke dech Thor... Mau di VOTE gak thor?
Author : Ya boleh aja kalau kalian mau, ikhlas tanpa paksaan. Karena ini judul, saya kasi spesial buat kalian yang ada di aplikasi ini. Jadi, yang Banyaaaaaak ya.... hahahaha... oh ya ini gak up tiap hari. Soalnya saya lagi fokus ke DADDY KENDRICK 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Anyyta
semangat Thor
2021-01-08
0
❤ iRaa 🍌
baca ini serasa dejavu😭😭
2020-12-24
0
Yeskia Ade Putri
semangat thor
2020-11-24
1