Pagi kembali memperlihatkan kegagahan sang surya, yang terbit di ufuk timur. Menyambut pagi nya Davina yang baru membuka kedua matanya. Tepat di mana, Davina terbangun dari tidurnya. Ada yang berbeda, saat kedua matanya terbuka, tampak sang Ayah sedang duduk di atas ranjangnya sambil berbicara. Dan di ruangan itu, bukan hanya Davina, Ayahnya dan pasien lainnya.
Davina sejenak mengangkat wajahnya dan menelusuri ke arah lawan bicara sang Ayah, betapa kagetnya dia, saat kedua ekor matanya menangkap pandangan dingin dari sosok pria di samping wanita tua yang cantiknya gak seperti seusianya.
"Davina, kenalkan Nak. Ini Nyonya Alexa, sahabat opa kamu sayang." kata Ayahnya membuat Davina langsung beranjak dari duduknya. Dengan cepat, wanita tua nan elegan itu tersenyum ke arah Davina, dan menyambut kedatangan Davina yang memberikannya salim.
Berbeda dengan pria dingin dan tampan di sampingnya, dia teramat tidak merasa baik. Seperti ada kebosanan dari wajahnya.
"Selamat pagi Nyonya." sapa Davina ke Nenek tua itu.
Dia tersenyum dan mengelus pundak Davina dengan lembut.
"Jangan panggil nyonya, panggil saja Oma." balas Nyonya Alexa, "Oh ya, kenalkan ini namanya Dave, calon suami kamu." balas Nenek tua itu.
Kedua mata Davina menatap kaget, seakan tubuhnya terguncang, saat mendengar perkataan si Nenek tua di depannya
'Bagaimana pria ini menjadi suamiku kedepannya? tampangnya saja sangat angkuh, dingin. Tampan, tapi sifatnya tak mencerminkan ketampanannya. Gila, Aku bisa gila.'
"Kenapa diam? berikan salam ke calon suami kamu nak." kata Nyonya Alexa.
"Agh, maaf Oma." balasnya dengan mencoba duluan mengulurkan tangannya ke arah Dave.
"Salam kenal, namaku Davina." kata Davina gugup.
Dave hanya menatap nanar ke Davina, aura ketidaksukaannya tergambar jelas dari tatapan tajamnya yang di layangkannya ke Davina. Sang nenek, menyikut tubuh Dave hingga terguncang dan tersadar, sekilas dia menoleh ke Neneknya. Ada raut wajah yang mengancam dari mata dan bibir sang Nenek.
Dengan malas, dia mengulurkan tangannya ke arah Davina. Dengan cepat juga dia melepas tangannya dan membuang pandangannya ke arah lain. Ayah, di sana tidak bisa menangkap jelas, perkenalan Dave dan Davina karena tubuh Davina menutupi keberadaan Dave yang sedang duduk di atas sofa.
Davina langsung berbalik dan menuju tempat duduk di samping ranjang Ayahnya.
"Baiklah Tuan Albert, maksud kedatangan saya ke sini, seperti janji kita sebelumnya. Saya akan menjodohkan Dave dan Davina seperti permintaan mendiang suami saya dan papa anda. Dan saya menyetujuinya. " kata Nenek tua itu dengan elegan dan berkharisma. Seperti dia memiliki kekuatan dan kekuasaan besar akan dirinya dan cucu di sampingnya.
"Baiklanya Nyonya, saya akan mengikuti semua yang anda katakan. Anak saya sudah menyetujui permintaan anda kemarin dan kita hanya menunggu perintah selanjutnya." kata Tuan Albert dengan suara yang tersengal-sengal.
"Ayah, berbaringlah. Ayah tidak bisa banyak bicara. " Davina membantu sang Ayah untuk kembali rebahan, karena memang, kondisi sang Ayah belum menunjukkan tanda-tanda untuk sembuh.
"Oma, maafkan Ayah. Ayah tidak bisa mengobrol lama. Karena Ayah benar-benar tidak dalam keadaan yang seperti orang biasa." Davina membungkukkan setengah tubuhnya.
"Tidak apa-apa Nak. Kau memang anak yang sopan." balas Nyonya Alexa dengan tersenyum. Berbeda dengan pria yang di samping sang Nenek, lagi-lagi dia menatap tidak suka ke Davina. Davina tidak berani menatapnya hingga dia membuang pandangannya ke arah sang Ayah.
Tiba-tiba, sang Ayah semakin merasa sesak. Tubuhnya berguncang, seperti sangat susah bernafas.
"Ayah... ada apa Yah?" suara Davina terdengar ketakutan, tangannya mencoba membantu sang Ayah.
"Panggilkan Dokter Dave!" perintah sang Nenek yang merasa kondisi Tuan Albert berbeda dari sebelumnya.
Dengan cepat dan langkahan seribu, Dave mencoba membantu keluarga yang akan menjadi istrinya. Meskipun dia tidak suka, tapi di masih punya hati untuk membantu orang-orang di sekitar.
Davina terus menangis, melihat Ayahnya yang tiba-tiba tidaklah baik, keadaanya semakin menurun. Tidak ada perkembangan semenjak dari beberapa hari lalu sang Ayah masuk rumah sakit.
Betapa bersedihnya Davina, jika sang Ayah benar-benar meninggalkan dirinya, siapa lagi yang dia punya di dunia ini. Hanya sang Ayah, sisa keluarganya. Ibu nya, telah meninggalkan Ayah dan dirinya. Sejak, Ayahnya tidak lagi memiliki kehidupan yang mewah.
Ayah Davina sebenarnya pengusaha kuliner, yang terbilang sukses. Apa yang dia tidak punya saat itu, semenjak bisnisnya bangkrut karena Tuan Albert memiliki penyakit, uang dan hartanya terkuras untuk pengobatan Tuan Albert yang tidak murah, sang Istri yang sebelumnya sudah menikmati kehidupan mewah itu, pun pergi meninggalkan Davina dan Ayahnya.
"Tolong, semuanya keluar." suara Dokter yang di panggil Dave meminta Davina dan yang lainnya untuk keluar terkecuali pasien lain.
Davina dia menangis dan menolak untuk keluar.
"Dok! selamatkan Ayah saya." katanya dengan terisak, air matanya menggenangi wajah polosnya tanpa terpoles make-up sudah memancarkan kecantikan yang alami.
"Ayo Nak, kita keluar dulu. " Nyonya Alexa menarik lengan Davina dengan lembut.
"Tidak Oma! Aku harus di sini, Aku harus ada di samping Ayah. Cuma Davina, Oma yang Ayah punya." tubuhnya gemetar dan masih mendekati team medis.
Dave yang melihat wanita di depannya itu menangis, pun merasa jengah. Dengan cepat dia menarik lengan Davina dengan cengkraman tangan yang keras.
"Jangan mengganggu team medis untuk menolong Ayahmu! Jika kau mau Ayah mu selamat, ada baiknya Kau menunggu di luar. Kau di sini malahan menghambat kinerja mereka. Ayo keluar." katanya dengan datar dan tatapannya yang tajam sambil menarik lengan Davina dengan paksa.
Davina mau tidak mau, mengikuti Dave dan Omanya karena memang tangannya di cengkram dengan erat oleh Dave. Saat sudah di luar, Dave melempar tubuh Davina ke atas tempat duduk di depan pintu.
"Jangan kasar Dave!" ketus Nyonya Alexa ke Dave dan duduk di samping Davina yang sedang menangis.
"Kau harus tenang Nak." Nyonya Alexa menenangkan Davina dengan mengusap lembut pundak Davina.
"Oma! sampai kapan kita di sini? Dave benar-benar bosan! lebih baik Dave di perusahaan dari pada harus di sini, melihat wanita ini menangis!" ketus Dave pada Nyonya Alexa.
"Jaga bicaramu! Kau tidak melihat, wanita ini sedang merasakan kesedihan, karena Ayahnya sedang berjuang melawan sakitnya. Apa kau tidak punya hati sedikitpun?" mata Nyonya Alexa menengadah ke atas dengan tatapannya yang tajam, di mana Dave berdiri di depannya.
"Omaaa! ini kan kemuan Oma dan Opa serta mama dan papa. Bukan Dave yang mau Oma!" katanya dengan penekanan.
"Sekali lagi kau bicara! jangan harap kau bisa bebas!" ketus sang oma mengancam.
Dave pun mengalah, karena perintah Oma dan Papanya sesuatu yang sulit untuk dia tolak. Jika berani menolak, siap-siap saja dia akan di kurung. Kebebasan dan kekuasaannya bisa-bisa di tarik dari genggamannya.
"Oma. Jangan paksakan seseorang untuk menyukai kita. Tolong, kalian pulang saja, biarkan Davina sendiri di sini." kata Davina di sela-sela kesedihannya.
"Tidak Nak, ini sudah tugas kami untuk membantu kalian. Saat dulu, Oma dan Opa-mu sangat berjasa untuk kami. Oma dan Opa-mu la yang membantu merawat Dave, saat kami kehilangan dia. Selama sebulan, Dave berada di penjagaan oma dan opamu." jelas Nyonya Alexa.
Tiba-tiba, ranjang Ayah Davina tampak keluar dari kamarnya dengan terburu-buru dan tergesa-gesa, pihak medis membawanya keluar.
"Dok! kenapa Ayah saya di bawa keluar?" Davina beranjak dari duduknya dan di ikuti oleh Nyonya Alexa. Dave? dia hanya menoleh ke arah Davina.
"Maaf Nona, kesadaran Ayah anda menurun, kami akan membawa pasien ke ruangan ICU. Tolong berikan kami jalan." suara Dokter sekilas membuat tubuh Davina mematung, di iringi dengan ranjang yang sudah di dorong.
"Ayah.. Ayah...Ayah.. bangun Ayah." suara Davina tersadar dan mengejar ranjang sang Ayah.
Dave yang melihat getirnya perasaan dari Davina, tiba-tiba refleks beranjak dari duduknya dan menarik tubuh Davina dari arah belakangnya dan menahan tubuh Davina dengan melingkarkan kedua tangannya di perut Davina untuk menahan Davina.
"Lepaskan Aku!" teriak Davina dengan raungannya serta meronta-ronta, menarik kedua tangan Dave yang melingkar di perutnya.
"Biarkan mereka membawanya." balas Dave masih datar.
"Lepaskan Aku! Kau tau apa!" teriak Davina lagi dengan mencoba menoleh ke belakang menatap Dave. Air matanya sudah menggenangi wajahnya, benar-benar tangisan yang merasa frustasi dengan keadaan.
"Aku tidak tau apa-apa, yang aku tau, mereka sedang menolong Ayahmu! jadi Stop, tolong tenangkan dirimu dulu." perintah Dave dengan penekanan.
"Kau tidak akan pernah tau rasanya seperti ini! Karena dia bukan Ayahmu!" teriak Davina dengan kedua mata yang menajam, tersirat kebencian dari kedua manik mata yang memerah dan tergenang cairan kesedihannya.
Refleks Dave menarik tubuh Davina, memposisikan tubuhnya agar saling berhadapan dengan Davina. Tangan Dave menarik tangan Davina dan mencengkram erat tangan kurus Davina.
"Kau akan menjadi Istriku! Jika terjadi sesuatu dengan Ayahmu, itu juga merupakan kesedihan buatku! meskipun aku jijik menerima perjodohan ini. Kau gadis yang sangat menyebalkan! gadis yang sangat keras kepala! dengarkan sedikit saja, Ayahmu sedang di tolong oleh team medis, bisa kah sebentar saja kau untuk tenang!" teriak Dave ke arah wajah Davina.
"Dave! jangan kasar ke Davina!" Nyonya Alexa mengingatkan.
Air mata kesedihan itu terus menerus mengalir dengan di barengi kebencian terhadap Dave yang menghalangi Davina. Tetapi, akhirnya Davina perlahan berjongkok di atas lantai, tepatnya di depan tubuh Dave.
Davina menenggelamkan wajahnya di atas kedua kakinya, serta suara tangisannya pecah memenuhi koridor rumah sakit.
Bersambung.
***
Jangan lupa berikan Vote dan komentar kalian ya. Oh ya ikuti juga profil saya ya kakak semuanya ^^
"Wedding Ring" saya lanjut di Wattpa*, karena di sini takut gak bisa bapus bab. Mohon maaf, jadi saya ganti dengan judul baru dan tidak up tiap hari. Terima kasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
AiraCarolina Munthe
lanjut Thor...👍
2021-08-31
0
Cucu Siti Rodiah
👍👍 suka
2021-05-05
0
Annes Tasya Gapang
suka bangat ceritanya💕😥
2021-04-12
0