Keesokan harinya pak Badri membuka kunci pintu kamar anaknya itu, didapati Reva sedang tertidur pulas meringkuk diatas kasurnya. Kantung matanya terlihat jelas karena menangis semalaman.
" Nduk bangun, sudah pagi " kata Bu Heni membangunkan putrinya itu.
"Ehmmm iya bu.." jawab Reva yang masih merasakan kantuk pada dirinya.
"Cepatlah mandi dan bersiap, kita akan berangkat pagi ini " kata ibu.
"Berangkat kemana bu? " tanya Reva.
"Nanti kamu tahu sendiri " jawab ibu sembari melemperkan senyum pada putrinya itu.
Semua barang-barang Reva dan kebutuhannya untuk dipesantren sudah dipersiapkan oleh kedua orang tuanya. Kini hanya tinggal menunggu Reva bersiap-siap untuk segera berangkat.
Ya hari ini adalah hari dimana Reva akan diantar oleh kedua orang tuanya ke pesantren.
"Lho Nduk, kenapa pakai baju seperti ini? Kan sudah ada baju yang ibu persiapkan diatas kasur tadi." kata ibunya yang melihat Reva masih mengenakan setelan tomboi nya itu.
"Baju yang mana bu? Maksud ibu baju ini?" kata Reva sembari menunjukkan setelan gamis yang ada di atas kasur.
" Iya Nduk, pakailah yang itu biar kelihatan rapi.." kata bu Heni.
"Tapi aku nggak terbiasa pake pakaian seperti ini bu " kata Reva.
" Sudah jangan ngomong lagi cepat ganti sana, nanti kamu juga akan terbiasa " kata Bu Heni.
Tanpa membantah akhirnya Reva masuk kembali kekamar dan mengganti pakaiannya.
"Nah gitu kan kelihatan cantik anak wedok ibu " kata ibunya memuji.
Reva melempar senyum terpaksa kearah ibunya Karena ia merasa risih dengan baju yang dia kenakan saat ini.
"Ayo berangkat, nanti keburu siang.." kata pak Badri.
"Ayah, memangnya kita mau kemana? Kok buru-buru, trus sekolahku gimana?" tanya Reva kepada sang ayah.
"Nanti kamu juga akan tahu sendiri, masalah sekolahmu sudah Ayah urus " jawab ayahnya tanpa penjelasan yang lebih.
Reva tak lagi berkata-kata ia hanya menatap keluar jendela melihat pemandangan disepanjang jalan. Perjalanan yang cukup jauh ditempuh membuatnya merasa lelah dan tertidur didalam mobil, hingga tak terasa mereka telah sampai ditempat tujuan.
"Nduk bangun kita sudah sampai.." kata ibu.
"Sampai dimana bu? " tanya Reva memantapkan pandangannya.
"Sudah, ayo turun dulu.." kata ibu.
Reva yang masih berusaha untuk bangun dari tidurnya beranjak turun dari mobil dan berusaha memelekkan matanya melihat kesekitar tempatnya berdiri saat ini.
Ini dimana? Pesantren? gumam Reve dalam hati.
"Assalamualaikum " salam diucap oleh pak Badri ketika didepan pintu pesantren.
"Waalaikumsalam, mari silahkan masuk " jawab seorang kyai dengan ramah.
"Piye kabare pak yai? Sudah lama kita tidak bertemu " kata pak Badri yang sedang bersalaman dengan Kyai itu.
" Alhamdulillah baik, ayo pak kita ngobrolnya didalam saja biar lebih legowo " ajak pak kyai.
Kedatangan mereka kali ini disambut hangat oleh sanv pemilik pesantren, karena Kyai tersebut adalah guru ayahnya Reva dulu. Keakraban sangat terlihat antara pak kyai dan ayah Reva. Sementara Reva hanya duduk sambil sesekali memandangi sekitar, ia masih tampak bingung dengan keadaan saat itu.
Suara santri yang terdengar sedang mengaji dan menghapal kitab membuat hatinya sedikit terketuk. Entah ada perasaan apa tapi sekarang suasana hatinya sedikit tenang.
"Begini pak kyai, saya ingin menitipkan putri saya disini untuk belajar. Saya mohon pak kyai agar bersedia menerima putri saya menjadi murid disini " kata pak Badri memulai percakapan.
"Tentu saja saya menerima pak, kami sangat senang jika putri bapak ingin belajar dipesantren kami ini " jawab pak kyai.
"Terima kasih pak, saya senang jika putri saya diterima dengan baik. Saya harap putri saya bisa berubah menjadi wanita sholehah yang santun, sebab pak kyai kan sudah dengar sendiri cerita saya kemarin.." kata pak Badri.
"Insya Allah, mudah-mudahan putri bapak menjadi seorang wanita yang Sholihah " kata pak kyai sambil tersenyum.
"Cah ayu, siapa namanya? " tanya pak kyai pada Reva.
"Saya Reva pak bukan Cah Ayu " jawaban polos meluncur dari mulut Reva yang membuat semua orang tertawa...
Kenapa semua orang tertawa? Apa aku salah jawab?" gumam Reva dalam hati.
"Harap maklum pak, anak saya ini kurang paham bahasa jawa kita " kata pak Badri.
"Iya pak ndak apa-apa, saya juga maklum. Nanti juga akan terbiasa." kata pak Kyai manggut-manggut.
--------------------------------------------------------------------
Hari ini menjadi awal kisah baru untuk Reva, dia tidak akan lagi belajar disekolah melainkan melanjutkannya dipesantren. Meski masih merasa bingung ia tidak menunjukkan sikap penolakan.
Pondok pesantren yang akan menjadi tempat Reva menimba ilmu nanti adalah salah satu pesantren terkenal di Jawa Timur. Nama sang Kyai adalah sebut saja Kyai Hasan. Beliau adalah pimpinan dipondok pesantren ini.
Hari ini merupakan awal yang baru bagi Reva, lingkungan baru, suasana baru, teman baru, ia harus menyesuaikan diri disana. Karena ia adalah seorang santri baru, pak kyai menyuruh purtrinya sebut saja ia Aisyah untuk menemani Reva dan memperkenalkan sekitar lingkungan pesantren.
"Isyah, kemari nduk " kata pak Kyai memanggil putrinya.
"Nggeh pak, ada apa?" sahut Aisyah.
"Kamu tolong temani Reva dulu, ajak dia berkeliling disekitar pesantren kita " titah pak kyai.
"Baik pak "
"Mari Reva saya temani " kata Aisya sambil menyunggingkan senyuman manis diwajahnya.
Tanpa ragu Reva langsung berdiri dan mengikuti Aisyah untuk melihat-lihat sekitar area pesantren.
"Oh iya kita belum berkenalan, namaku Aisyah kamu bisa panggil aku Isyah" kata Aisyah memulai percakapan.
"Ya aku sudah dengar tadi, aku Reva " kata Reva singkat.
Mereka berdua berjalan menyusuri area sekitar pesantren dan terhenti di taman pesantren yang berhadapan langsung dengan pemandangan gunung yang sangat indah.
"Disini sejuk dan juga tenang ya, tidak seperti dirumah " ceplos Reva.
"Ya disini memang kalau pagi terasa sejuk, tapi kalau malem.. brrrr dingin " kata Aisya menggedik
Reva yang melihat reaksi Aisyah saat itupun tertawa.
"Kenapa kamu tertawa, aku serius lho. Sebaiknya kamu siapin selimut tebal dan jaket. Kalau tidak kamu akan kedinginan pasti.." lanjut Aisyah.
"Oh iya apa aku boleh tanya sesuatu? " kata Reva.
"tentu saja boleh. Memangnya kamu mau tanya soal apa? "
" Apakah disini tidak boleh sama sekali memegang ponsel?" tanya Reva.
" Boleh kok, tapi hanya hari tertentu saja seperti hari minggu. Karena aturan dipesantren ini santri diperbolehkan untuk memegang ponsel dihari libur." jelas Aisyah
"Oo begitu rupanya, disini juga ada hari libur ya?" tanya Reva lagi.
"Ya iya lah Va, masa kita belajar terus, hari liburnya hari minggu. Jadi kalo hari minggu semua santri bebas mau ngapain aja asalkan tetap mematuhi peraturan pesantren. "
" Oh gitu ya.. " kata Reva menganggukkan kepala tanda mengerti.
Apa aku akan betah disini? Apakah ayah membuangku ditempat ini... Entahlah uang pasti aku kecewa dengan keputusan ayah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Gustii
semangAt Reva
2020-10-06
0