Senin, 12 Juni 2015
Reva bersiap akan pergi ke sekolah, setelah selesai sarapan ia pun berpamitan dengan ibu dan ayahnya.
"Bu, Yah aku pamit mau berangkat sekolah " kata Reva mencium tangan kedua orang tuanya itu.
"Hati-hati dijalan, bawa sepedanya jangan ngebut-ngebut.." kata ibu mengelus kepala putrinya itu.
Tetapi berbeda dengan ayahnya yang tidak ada komentar karena masih kesal atas kejadian kemarin.
Reva pun berangkat menaiki sepeda menuju ke sekolahnya.
"Bu, apa sebaiknya Reva kita masukkan ke pesantren saja ya bu?" kata pak Badri sambil menatap kepergian putrinya itu.
"Kalau menurut ibu itu memang ide yang bagus yah, tapi nanti anaknya nggak mau " kata bu Heni.
"Ya habis gimana lagi bu, ayah sudah mumet ini tiap hari ada aja tetangga yang ngadu ke kita " kata pak Badri menepuk jidatnya.
"Iya ibu tau itu, tapi walaupun begitu Reva anak yang tahu sopan santun yah. Hanya teman permainannya saja yang kebanyakan laki-laki " kata bu Heni membela Reva.
"Ibu ini selalu membela anak nakal itu, wajar saja semakin hari semakin tidak karuan. Ayah sudah putuskan Reva akan masuk ke pesantren mulai besok " kata pak Badri emosi.
Ibu Reva hanya bisa tertunduk dan diam mendengar titah suaminya itu, beliau tak bisa lagi menyangkal. Karena sekali suaminya mengambil keputusan, itu tidak bisa diganggu gugat lagi mau berdebat pun juga percuma.
.......................................................................................
Disekolah Reva ternyata mendapat masalah karena ulah teman sekelasnya yang memang suka menjahili Reva. Saat itu bu Suci selaku wali kelasnya memanggil Reva ke ruang BK.
"Panggilan untuk Reva siswi kelas VIII harap segera ke ruang BK sekarang!!" terdengar suara Bu Suci menggunakan toa sekolah.
"Ada apa Rev, kok kamu dipanggil ke ruang BK? " tanya Bagas.
"Nggak tau, paling cuma urusan pelajaran.. Aku kesana dulu ya.." jawab Reva kemudian berlalu menuju ruang BK.
Tanpa ada rasa cemas atau pun takut Reva melenggang santai menuju ruangan tempat ia dipanggil tadi. Sesampainya disana ternyata ada 2 orang yang tadi sempat menjahili Reva digerbang sekolah.
Mereka mengadu kepada guru bahwa Reva lah yang telah memukul mereka terlebih dahulu.
"Reva, apa betul kamu memukul Riko dan Toni sampai seperti itu? " tanya bu Suci.
"Iya betul bu " jawab Reva.
"Tuh kan bu, dia ngaku sendiri kan. Sakit nih bu " sahut Toni.
"Kenapa kamu memukul mereka?" tanya Bu Suci lagi.
"Mereka duluan bu yang menjahili saya.." kata Reva membela diri.
"Bohong dia itu bu " sanggah Riko dan Toni.
Keadaan di ruang BK itu pun akhirnya menjadi perdebatan antara Reva dan teman yang usil tadi. Bu Suci sakit kepala dibuatnya. Akhirnya Bu Suci memutuskan untuk memanggil kedua orang tua mereka bertiga.
Tetapi betapa terkejutnya Reva saat seseorang dari arah pintu berkata " Tidak perlu dipanggil bu, saya sudah ada disini " kata Ayah Reva.
"Ayah!!" mata Reva membulat seketika melihat ayahnya berdiri diambang pintu itu.
"Silahkan masuk pak " kata Bu Suci mempersilahkan Pak Badri masuk.
Suasana hati Reva menjadi tak karuan tatkala ayahnya berada disekolah tanpa sepengetahuannya. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, Reva tak tahu. Saat ini dia hanya tertunduk dan gemetar merasa takut jika ayahnya akan menghukumnya dan salah paham atas kejadian ini.
Tetapi sebelum melanjutkan pembicaraan, Reva beserta yang lainnya disuruh kembali kedalam kelas seakan masalah yang Reva buat telah diselesaikan. Kini hanya tinggal Bu Suci dan ayahnya saja yang berbicara diruangan itu.
Hati Reva berkecamuk merasa khawatir akan nasibnya setelah pulang sekolah ini. Selama ini ia selalu berhasil menutupi ulahnya disekolah. Tetapi kali ini sepertinya Reva tidak bisa lolos lagi dari ayahnya itu.
Nah lho Reva.. Bakal dimarahin nanti sama ayah(author)
Aku udah tau, namanya juga nakal remaja(Reva)
Jam sekolah telah usai, kini Reva pulang bersama teman-temannya. Tetapi temannya merasa ada yang aneh pada Reva sejak ia kembali dari ruang BK tadi.
"Reva, kok bengong aja sih dari tadi. Mikirin apa? " tanya Fatur.
" Eh enggak kok, nggak lagi mikir apa-apa " kata Reva mengelak.
"Kalo ada masalah mending cerita sama kita, jangan dipendam sendiri Va" kata bagas.
"Nggak ada kok.. Aku pulang duluan ya soalnya tadi janji mau nemenin ibu kepasar " kata Reva berlalu meninggalkan teman-temannya
"Nggak biasanya Reva seperti itu ya, kayaknya lagi ada masalah deh sama dia " kata Rian.
Mereka hanya bertanya-tanya tanpa ada jawaban.
Sesampainya dirumah, keadaan rumah dari luar tampak sepi. Namun hati Reva tak begitu tenang, ada perasaan gelisah yang ia rasakan sejak tadi.
Didalam rumah ayah beserta ibunya sedang duduk dikursi menunggu kepulangannya..
"Reva, duduk dulu disini! " kata ibunya.
Reva mendudukkan dirinya dihadapan orang tuanya itu.
"Ayah sama ibu akan memasukkanmu ke pesantren mulai besok!" kata pak Badri.
Celetar... Seketika Reva terkejut akan perkataan ayahnya barusan.
"Apa? Pesantren? Nggak yah, reva nggak mau " bantah Reva.
"Apa peduli kamu hah, kamu itu disini cuma bisa bikin kepala ayah sakit tau nggak? Sudah berapa kali orang mengeluh dengan kelakuan nakalmu.." kata ayah emosi
"tenang yah, jangan emosi dulu.." kata bu Heni.
"Tidak bisa bu, anak ini harus ayah kurung. Biar besok dia tidak kabur, mau tidak mau dia harus masuk ke pesantren" kata Ayah Reva sambil menyeret tubuh mungilnya itu.
"Ampun yah, jangan masukkan Reva ke pesantren yah.. Reva nggak mau, Reva janji nggak akan nakal dan buat ayah marah lagi " kata Reva memohon.
"Sudah berapa kali janji yang kamu buat, tapi apa kenyataannya kamu cuma bisa buat ayah malu dihadapan tetangga.." kata ayahnya.
"Ampun yah.. jangan kurung Reva dikamar yah.. buka pintunya yah.." Reva menjerit meminta dibukakan pintu kamarnya.
Sementara sang ayah berjalan menjauh dengan rasa sedikit tak tega melihat putrinya yang menjerit seperti itu.
Maafkan ayah nak, ayah melakukan ini juga demi kamu. Agar kamu bisa menjadi wanita sholihah... Ayah harap kamu akan mengerti suatu hari nanti.." batin ayahnya.
"Ayah jahat, ayah nggak sayang sama Reva, dari dulu ayah nggak pernah perhatian sama Reva kenapa sekarang malah ingin membuang Reva.. " celoteh Reva diiringi isak tangis yang memderu-deru.
Sementara sang ibu hanya sesekali menyeka air matanya mendengar ucapan sang putri yang menganggap ayahnya jahat telah memperlakukannya seperti ini..
Sang ibu berharap putrinya tidak berpikiran jauh, dan berdoa agar kelak putrinya bisa menjadi seorang wanita yang diharapkan oleh suaminya itu...
Kamu pasti bisa melewati ini nak... Jangan anggap ayahmu jahat, kami seperti ini karena sayang padamu..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
αιиυи мαя∂ιαн
Sebenarnya bukan salah Reva sepenuhnya. Dia gitu juga karna kurang perhatian dan kasih sayang orang tua kalo gak mana mungkin dia jadi nakal
2020-11-12
2